Pages

Kamis, 15 Desember 2011

][ NAUGHTY KISS ][


* Kim Hyun Joong as Baek Seung Jo

* Jung So Min as Oh Ha Ni

* Lee Tae Sung as Bong Joon Gu

* Lee Si Young as Yoon He Ra

* Jung Hye Young as Hwang Geum Hee (Seung Jo’s mother)

* Oh Kyung Soo as Baek Soo Chang (Seung Jo’s father)

* Choi Won Hong as Baek Eun Jo (Seung Jo’s brother)

* Kang Nam Gil as Oh Ki Dong (Ha Ni’s father)

* Hong Yoon Hwa as Jung Joo Ri (Ha Ni’s friend)

* Yoon Seung Ah as Dok Go Min Ah (Ha Ni’s friend)

* Choi Sung Joon as Kim Gi Tae

* Jang Ah Young as Hong Jang Mi

* Bye Bye Sea as Bong Joon Gu’s followers

* Hwang Hyo Eun as Song Kang Yi (Ha Ni’s homeroom teacher)

* Song Yong Shik as Song Ji Oh

* Moon Hoe Won as Head Teacher Hwang

* Choi Sung Gook (???) as Wang Kyung Soo

* Yoon Bo Hyun (???)

* Abigail Alderete as Chris

Kisah dimulai saat Baek Seung Jo berada ditaman. Dia mencium harumnya bunga.

Tapi perhatiaannya teralihkan oleh sesosok gadis, Oh Ha Ni yang tengah tertidur dibawah pohon.

Seung Jo menghampirinya dan mencium bibir Ha Ni. Saat Ha Ni terbangun dia merasakan sesuatu yang terjadi.

Ha Ni melihat seekor kuda putih yang mulus dan mengikuti kemanapun kuda itu pergi.

Kuda itu menghilang, Ha Ni melihat Seung jo sedang berdiri dihadapannya. Seung Jo memajukan wajahnya hendak mencium Ha Ni lagi. Ha Ni pun sudah menyorongkan bibirnya, Namun semua itu hanya....mimpi.

Ha Ni terbangun dari tidurnya dan terburu-buru pergi kekelas karena bel berbunyi dan meninggalkan buku gambarnya, Ha Ni kembali lagi untuk mengambil bukunya.

Didalam kelas Ha Ni masih memikirkan mimpinya tadi, ibu Guru Song Kang Yi menggoda Ha Ni "Oh Ha Ni apa yang sedang kamu pikirkan pagi ini?" sementara itu Boong Joon Gu memandangi Ha Ni dari belakang. Guru Song kembali berkata "apakah kalian tahu betapa sulitnya menjadi seorang guru senior?"

Ha Ni bersama teman-temannya sedang berada di kantin mereka sedang membicarakan mengenai nilai-nilai mereka yang selalu berada di bawah.

Min Ah : "pembangunan rumahmu sudah selesaikan? kau tidak akan mengadakan pesta panas dirumah?"

Ha Ni : "aku belum bisa membereskan semuanya, karena ayahku pulang terlambat setiap hari, aku juga terlambat sampai rumah"

Joo Ri : "Berikan pada Bong Joon Gu sja, aku lihat tadi dia melihatmu seperti ini (Joo Ri mengekspresikannya), Dia terus melihatmu seperti ini" Ha Ni menepuk bahu joo Ri dan mereka tertawa bersama (ohh jadi inget masa-masa SMA, hehe)

Ha Ni : "Dia (Joon Gu) tidak.."

Joo Ri : "apa yang kau maksud dengan dia tidak? Bong Joon Gu baik seperti itu juga karena mu"

Min Ah bertanya pada Joo Ri apa dia tidak bosan makan itu.

Joo ri : Apa? ini? (menunjuk daging di tangannya)..ah..kalau anak penjual kaki babi bosan dengan kaki babi, lalu siapa yang akan makan? Ha Ni-ah..apa kau bosan makan mie, sebagai seorang putri pemilik restaurant mie?"

Ha Ni menggerakan jarinya pertanda tidak : "kau tidak akan pernah bosan makan mie ayahku"

Joo Ri menjawab dengan riang : "itu benar, miemu benar-benar lezat, aku setuju, aku setuju"

Min Ah : "aku setuju".

Hong Jang Mi and the gang lewat di depan meja Ha Ni and the gang. Jang Mi menyapa Ha Ni. dan Ha Ni membalas sapaannya. Joo Ri bingung dengan sapaan Jang Mi karena Jang Mi junior mereka. Jang Mi mencoba untuk mengambil minuman ringan dari dalam mesin namun minumannya tidak juga keluar. Ha Ni yang melihatnya merasa ini waktunya dia memamerkan bakatnya. Didukung dengan alunan musik dari teman-teman Joon Gu, Ha Ni menurunkan leggingnya dan berjalan menuju mesin minuman dengan yakin dan mantap. Ha Ni mengetuk-ngetuk mesin dan Sebelum melakukan gerakan akrobatik, Ha Ni meregangkan ototnya dulu dan Ha Ni menendang dan yeah minuman ringannya keluar. Ha Ni sukses bersama membuat Jang Mi Cheming (cheming: mikir) dan dia pun berbalik dengan bangga dan bersorak bersama teman-teman. Jang Mi mengambil minumannya.

Jang Mi duduk bersama teman-temannya dan mengucapkan "gomawo" pada Ha Ni. Salah satu teman jang Mi berkata kalau Baek Seung Joo Oppa dalam ujian tahun ke 3 berada di puncak lagi.

Joo Ri bertanya pada Ha Ni : "apa baek Seung Jo mendapat nilai penuh lagi? apakah dia manusia?"

Ha Ni : "dia pasti bukan manusia" Joo Ri dan Min Ah memandang Ha Ni dengan aneh

Ha Ni : "dia jin, jin dari hutan" Ha Ni mulai mengkhayal lagi, Min Ah dan Joo Ri hanya bisa menghela napas melihat sahabatnya itu.

Ha Ni menceritakan mimpinya "aku mengikuti kuda putih sampai tiba-tiba kuda putihnya menghilang dan muncul lagi dihadapanku, bagaimana mengatakannya ya, kecantikan kuda putih itu membuatku ingin mengigitnya"

Min Ah : "kamu mengigitnya?"

Ha Ni : "ya, itu pertama kalinya aku mengerti perasaan vampir. ah! apakah waktu perta perasaan vampir seperti itu juga? Karena leher satu-satunya perempuan yang dicintai begitu putih dan begitu indah. mereka harus mengigitnya kedalam"

Joo Ri : "ckckc, aigoo! Ha Ni-ah" Joo Ri menyuapi dagingnya kemulut Ha Ni.

Para siswi berteriakteriak saat Seung Jo masuk ke kanti. Mereka terus memanggil "Seung Jo Oppa, Seung Jo oppa" yang membuat perhatian Ha Ni, Min Ah dan Joo Ri terpecahkan. Ha Ni melihat Seung Jo dengan salting dan jantung berdebar saat Seung Jo lewat dibelakangnya.

Seung Jo menuju mesin minuman dam memasukan koinnya, tapi minumannya tidak juga keluar. Jang Mi mendekati Seung Jo. Jang Mi menawarkan minuman kalengnya pada Seung Jo dan berkata kalau dia belum terlalu lama membelinya. Seung Jo tidak memperdulikannya dan menekan tombol mesin namun masih tidak keluar juga. Jang Mi tertawa pelan. Jang Mi berkata lagi kalau ibunya ingin memberi salam pada ibu Seung Jo. Jang Mi memperkenalkan dirinya pada Seung Jo. Jang Mi mengatakan kalau ibunya dan ibu Seung Jo bersahabat.

Jang Mi menyadari kalau minumannya masih tidak keluar dan dia memanggil Ha Ni.

Jang Mi : " Ha Ni Sunbae! ini tidak keluar lagi" Ha Ni menelan ludah, Seung Jo menoleh ke arah Ha Ni. Jang Mi memanggil Ha Ni lagi.

Ha Ni berjalan dengan kakuke arah mesin dan tidak mau melihat Seung Jo. Ha Ni mengetuk-ngetuk mesin lagi tapi masih tidak keluar juga. Ha Ni bersiap menendang dan meregangkan kembali ototnya dengan ragu. Akhirnya Ha Ni melakukannya dan minuman pun keluar. Seung Jo sedikit terperangah dengan apa yang dilihatnya dan memandang Ha Ni. Ha Ni lemas dan pasrah saja akan imagenya dimata Seung jo. Jang Mi mengambil minumanya dan memberikannya pada Seung Jo. Seung Jo menerima minumannya dan pergi, Jang Mi masih mengikutinya. Joo Ri agak kesal dengan sikap Seung Jo dan dia berteriak-teriak memangil Ha Ni "Ha Ni-ah, Oh Ha Ni ! OH!HA!NI!"

Seung Jo berbalik dan berjalan mendekat, Ha Ni sudah memasang senyum namun Seung Jo malah mengambil koinnya didalam mesin, hehehe. Seung Jo pun pergi dan Ha Ni terdiam.

Didalam Kelas Ha Ni, Min Ah dan Joo Ri duduk bersama lagi. Joo Ri menyarankan agar Ha Ni mengaku saja pada Seung Jo tentang perasaannya karena mereka akan segera lulus.

Ha Ni : "itu benar, karena aku belum mengaku padanya, dia tidak tahu hatiku, itulah sebabnya dia tidak menunjukkannya, karena dia malu"

Min Ah menggunakan ponselnya. Joo Ri penasaran dengan apa yang dilakukan Min Ah dan bertanya apa yang sedang dilakukannya. Min Ah menjawab "aku sedang mencari makna 'pemalu'".

Ha Ni : "itu benar! aku harus mengaku perasaanku dengan baik, tapi bagaimana aku mengakui? harus pengakuan yang meninggalkan kesal mendalam pada dirinya"

Joo Ri menyarankan agar Ha nI menggunakan kostum menyeramkan dan mengaku pada Seung Jo kalau Ha Ni mencintainya. Ha Ni berkata kalau ide Joo Ri tidak buruk. Joo Ri berkata "kau mengatakan ini tidak buruk, apa maksudmu?". Min Ah masih berkutat dengan ponselnya, kali ini Ha Ni yang bertanya apa yang sedang dicari Min Ah. Min Ah menjawab kalau dia sedang mencari makna 'tidak buruk'.

Ha Ni bertanya pada Min Ah : "apakah kau memikirkan sesuatu? kau yang paling baik disekolah"

Min Ah : "ehmm, Hewan menari saat mereka mengaku"

Ha Ni : Menari?"

Min Ah : "ya, ikan, burung, pinguin bahkan lalat rumah juga melakukan ini juga.ketika hewan mengakui cintanya satu sama lain, mereka akan menari. Tarian kawin"

Ha Ni : "Tarian Kawin?" Ha Ni mengkhayal lagi.

Ha Ni menari balet dan Seung jo sebagai penari prianya. Saat Seung Jo mengulurkan tangannya Ha Ni menolaknya. Lalu Seung Jo mengangkat tubuh Ha Ni ke atas dan Seung Jo melemparkannya!. Ha Ni kesal dengan Khayalan.

Ha Ni masih dikelas dan sedang merapikan bulu-bulu. Jang Mi mendatangi Ha Ni (ini terlihat seperti senior yang ingin melabrak junior, tapi ini sebaliknya, hehe).

Jang Mi berkata kalau Ha Ni sudah kelas 3 dan seharusnya belajar (belajar itu bukan cuma waktu kelas 3 aja Jang Mi)

Joo Ri datang dan berkata "Kami tidak belajar". Jang Mi menghina Suara Joo Ri seakan-akan paru2nya mau keluar. Jang Mi berkata kalau itu sedikit...?. Ha Ni bingun apa yang dimaksud Jang Mi. Kemudian melihat kearah Ha Ni dan memperhatikan sesuatu. Ha Ni mengerti dia melihat payudaranya dan membandingkannya dengan melihat milik Jang Mi. Ha Ni berkata Seung Jo menyukai gadis yang dianugerahi kebaikan juga. Jang Mi membalas dengan berkata kalau Ha Ni harus berpikir, karena Seung Jo juga laki-laki. Jang Mi juga menanyakan kemana Joon Gu oppa, karena dia model untuk hari ini.

Dilorong sekolah Kelima anak muda sedang bergaya. Ternyata itu Joon Gu and the gang. Mereka berjalan menuju kelas. Mereka muncul dengan masing-masing kepalanya dari balik pintu. Joon Gu masuk kedalam kelas dan membawakan Ha Ni koper yang berisi makanan. Joo Ri penasaran dan menorobos untuk melihat isi panci dalam koper itu. Joon Gu mngatkan kalau isinya ayam. Joon Gu mengambil pancinya dari tangan Joo Ri dan memberikannya pada Ha Ni. Ha Ni bertanya kenapa Joon Gu menyuruhnya untuk memakannya. Joon Gu menjawab kalau Ha Ni begitun kurus. Jang Mi berkata kalau Joon Gu harus cepat karena dia modelnya hari ini. Joon Gu akan bersiap-siap dan menyerahkan supnya pada Ha Ni tapi Joo Ri ingin mengambilnya lagi. Joon Gu dengan sigap menghentikan Joo Ri dan berkata pada Ha Ni kalau dia harus memakannya sendiri.

Jang Mi mengatur bagaimana Joon Gu harus berpose. Para siswa mulai menggambar Joon Gu. Waktu berlalu dan Joon Gu mulai tidak tahan menahan posisinya itu. Tapi Joon Gu ingin bertahan karena Ha Ni sedang menggambarnya dan menatapnya juga, ini sakit tapi tidak apa-apa. Di kertas gambarnya Ha Ni menuliskan kata Pengakuan... Tarian Kawin.. Gollum.

Diruang guru, ibu Guru Song Kang Yi sedang tertawa menonton video dari layar ponselnya. Lalu seseorang mengambil ponselnya dan ibu guru Song agak terkejut. Pria itu adalah Wakil kepala sekolah, dia datang dan menegur ibu Guru Song dengan menunjukkan grafik semua siswa dan nilai-nilai mereka . Stiker putih mewakili mereka yang lulus ujian dan stiker biru adalah bagi mereka yang gagal. Tebak siapa yang mendapat stiker yang berwarna biru ?

Ibu Guru Song tidak peduli ... sampai wakil kepala sekolah mulai memuji Seung Joyang kebetulan masuke ruang guru untu mengumpulkan buku.

Kembali di kelas seni, Joon Gu sekarang bisa berhenti berpose walaupun ia membutuhkan sedikit bantuan dari anak buahnya . Jang Mi berjalan kesekitar para siswa dan memeriksa gambar semua orang ... kemudian ia berhenti di meja Ha Ni. Ternyata Ha Ni menggambar tubuh Joon Gu ... dengan wajah Seung Jo !

Setelah sekolah , Ha Ni pergi ke restoran mie ayahnya untuk membantu. Ha Ni meminta ayahnya menceritakan bagaimana ayahnya mengakui cintanya untuk ibunya . Dia bilang pada ayahnya bahwa cerita itu bukan untuk dirinya melainkan untuk temannya Joo Ri . Tapi ayahnya tidak cukup bodoh untuk tertipu atau dia cukup bodoh untuk membiarkan apa yang dia tahu . Ayah menceritakan kisah dramatis tentang bagaimana dia membawa ibunya keluar untuk berputar di mobil jelek dan bertanya , " Apakah kau ingin menciumku atau berkencan denganku ? Apakah kau ingin berencan denganku atau tinggal bersamaku ? Apakah kau ingin hidup denganu ... atau apakah kau hanya ingin mati bersamaku ? "

Ha Ni mulai berfantasi ... lagi. Dalam fantasi ali ini , kita melihat Seung Jo berlari dari kejaran geng haus darah ke sebuah gudang tua . Geng masuk , diikuti oleh seluruh anggota ... termasuk pemimpin mereka : Ha Ni . Ha Ni sekarang bergaya lengkap dengan smoy eyes dan rambut norak . Anggota gang mengelilingi Seung Jo ... dan Seung Jo melihat peti mati.

Ha Ni mendekati Seung Jo ( yang terlihat sangat takut! ) dan menanyakan pertanyaan :

Ha Ni : " Apakah kau ingin menciumku atau berkencan denganku ?... Apakah kau ingin berkencan denganku atau hidup denganku ?... Apakah kau ingin hidup denganku ... atau mati?" Dan ternyata Seung Jo memilih masuk ke dalam peti mati.

Rata Tengah

Untungnya, ayah memberi saran yang lebih praktis daripada teman-temannya dan menyarankan Ha Ni untuk membuat surat cinta. Ha Ni setuju dan keesokan harinya, surat jatuh dari loker Seung Jo saat dia membukalokernya. Kemudian, Seung Jo berjalan di sekitar ruang tunggu tapi tidak menunjukkan tanda apapun pada Ha Ni, ini membuat Ha Ni berpikir Seung Jo belum membaca surat itu. Joo Ri kembali melakukan aksi yang sama dengan hari kemarin dengan memanggil nama Ha Ni dengan suara keras dan kali ini, Min Ah juga ikutan. Seung Jo berkata, "Apakah kau Oh Ha Ni?" Seung Jo mendekatinya dengan amplop ditangannya.

Ha Ni mulai tersenyum, dan mengatakan ia tidak mengharapkan balasan dari Seung Jo. Ha Ni memutuskan untuk membukanya di depan teman-temannya yang sedang berkumpul dan dia membuka surat itu. Tapi saat dia membacanya, senyumnya diwajahnya perlahan tapi pasti memudar. Jang Mi merebut surat dari tangan Ha Ni dan tertawa. Ternyata Seung Jo tidak membalas suratnya melainkan Seung Jo memberi penilaian pada surat Ha Ni ... dan memberinya nilai D-!

Jang Mi mulai membaca surat itu dengan keras sampaimenghentikan langkah Joon Gu. Seung Jo berkata pada Ha Ni "maaf, aku tidak suka gadis bodoh"

Joon Gumeminta Seung Jo untuk meminta maaf dan Seung Jo membalas dengan dingin, "Untuk apa? Memperbaiki kesalahan-nya?"

Joon Gu: Apakah kau hanya melihat kesalahan? Jangan melihat suratnya. Lihatlah isinya!"

Joon Gu marah dan bersiap menyerang Seung Jo. Joon Gu mengayunkan tangannya tapi Seung Jo berhasil menghindar. Joon Gu akan melakukannya lagi tapi terhenti karena wakil kepala sekolah datang dan Wakepsek memerahi Joon Gu sementara Seung Jo yang menjadi anak emas dilepaskan begitu saja. Wakil kepala sekolah bahkan pergi jauh dengan mengatakan bahwa Seung Jo tidak boleh menjadi "orang seperti Joon Gu."

Seung Jo menunjuk poin grafik dengan jarinya yang menunjukkan setiap siswa dan nilai ujian mereka: Ha Ni dan teman-temannya berada diurutan terakhir. Lalu ia menunjukkan daftar dari 50 siswa yang diberi ruang studi khusus. Seung Jo mengatkan pada Ha Ni untuk kalau Ha Ni hanya membuang-buang waktu daripada memikirkan tentang hal-hal yang lebih penting:

Seung Jo: "Aku benci gadis yang tidak punya pikiran."

Hati Ha Ni hancur, Ha Ni adalah siswa skor terendah. Dia memilih berlari di sekitar sekolah, untuk menghilangkan rasa frustasinya. (wah kalau april sih pasti makan kalau ngilangin stress, hehehe) Ha Ni lelah dan terhuyung-huyung. Teman-temannya mendorong dia untuk berhenti, tapi dia bersikeras untuk menjalankan dua laps lagi, meskipun dia basah oleh keringat dan seragamnya berantakan. Teman-temannya memberinya tangan (harfiah) dan berjalan bersamanya di lap terakhir.

Peristiwa pertemuan memalukan Ha Ni dengan Seung Jo menyebar ke seluruh sekolah, membuat Ha Ni menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan. Saat di kantin semua siswa yang sedang antri makanan juga menggosipkan Ha Ni. Ha Ni yang berada dalam antrian hanya tertunduk saat dia meminta makanan pada ibu kantin.Ibu kantin memberinya porsi yang lebih. Ha Ni kaget juga dengan apa yang didapatkannya.

Ha Ni dan Ayahnya menetap dirumah mereka yang baru diperbaiki. Ayahnya melihat ekspresi wajah murung Ha Ni dan mengerti kalau proses pengakuan anak gadisnya tidak berjalan dengan mulus. Ayah mencoba untuk ceria dan membongkar sesuatu, ayah menemukan sebuah plakat tua yang dibuat saat Ha Ni masih bayi. Plakat itu berisi cetakan tangan orang tuanya serta tangan dan kaki bayinya.

Joo Ri, Min-Ah, dan Joon Gu datang ke rumah Ha Ni dan mengagumi rumah barunya, merea berjalan berkeliling dan menikmati pemandangan dari jendela lantai atas.

Kemudian mereka duduk untuk makan makanan lezat yang disiapkan ayah. Sambil makan, Ayah mendesah karena Ha Ni tidak mengambil kelas memasak. Joon Gu mengambil ini sebagai isyarat dari ayah dan memastikan ayah tidak perlu khawatir karena dia yang akan mengurus mereka berdua.

Yang lain menertawakan deklarasi Joon Gu dan menggodanya, yang membuatnya menangis dalam arti kata sikap yang berlebihan dan memukul kepalanya di dinding. Yang memicu serangkaian jerit ... dan bergemuruh

Berikutnya hal yang kalian semua tahu ... GEMPA terjadi! Lantai mulai bergocang semua benda-benda berjatuhan.

Mereka semua bergegas keluar rumah, Tapi kemudian Ayah ingat sesuatu yang penting dan berjalan kembali ke dalam (meskipun mendapat protes dari HaNi). Rumah Ha Ni hancur sementara bangunan disekitar rumah Ha Ni masih berdiri kokoh (kalau yang di versi Taiwan itu gempanya 2 skala richter kalau versi Korea kayanya ga dikasih tahu).

Untungnya, ayah selamat dan berpelukan dengan Ha Ni. Ha Ni kemudian bertanya kepada ayah mengapa plakat itu begitu penting. Semua orang bertepuk tangan, merasa lega.

Sementara itu, berita yang meliputi gempa bumi dan menunjukkan video close-up ayah memeluk putrinya. Wajahnya muncul di TV dan seorang pria botak memakai jam tangan berteriak, "Oh Oh Gi! Dong?"

Ayah melihat sekeliling dan melihat bahwa semua rumah lainnya berdiri utuh. Jadi hanya rumahnya yang ambruk? ayah tampaknya tidak terlalu senang tentang itu.

Seolah-olah semua yang terjadi pada Ha Ni belum cukup buruk, sekarang Ha Ni menjadi pusat perhatian yang tidak diinginkan lagi. Pertama, ada wanita aneh yang terus mengambil gambar dirinya dalam perjalanan ke sekolah. Kedua, semua siswa dan menatap, berseru, "Ini dia Itu dia!!" dan tertawa.

Joon Gu berdiri di depan sekolah dengan megafon atau bahasa kita mah toak sementara krunya memegang tanda-tanda dan membawa sebuah kotak. Joon Gu sedang meminta sumbangan!

Joon Gu bermaksud baik, tapi dia benar-benar tidak membuat sesuatu menjadi lebih baik. Ha Ni mencoba untuk pergi tanpa diketahui namun Joon Gu melihatnyadan menyeret dia masuk dalam acara amal Joon Gu.

Saat itu Seung Jo sedang berjalan dan dihentikan oleh Joon Gu, dia menuntut Seung Jo untu menyumbang, dan menyalahkan Seung Jo untuk masalah Ha Ni. Seung Jo menunjukkan bahwa bukan dia, itu adalah gempa bumi yang menghancurkan rumah Ha Ni. Dan bukan dia yang menyebabkan gempa bumi.

Joon Gu sempat sedikit emosi tetapi kemudian dengan cepat membalas kalau Seung Jo bertanggung jawab untuk gempa bumi dihatinya dan telah menyakiti Ha Ni. Seung Jo menawarkan untuk berkontribusi ₩ 20.000 ($ 20) dan akan memasukkannya ke dalam kotak ketika Ha Ni muncul dari bali tembo dan berkata pada Seung Jo untuk menyimpan uangnya dan mengatakan ia tidak akan menerima sumbangan itu jika ia adalah seorang pengemis tunawisma.

Tentu saja, ini tidak mempengaruhi Seung Jo tapi Ha Ni belum selesai. Dia meledak marah

Ha Ni: Siapa kau memandang rendah orang-orang seperti itu? Aku berani bertaruh denganmu, semua anak-anak ini terlihat seperti idiot, ya? Kau pikir kau mengejek kami? Apakah kau benar-benar hebat? Jadi kau memiliki IQ tinggi? Kau murid yang baik? Kau tampan dan tinggi dan ... "

Ha Ni melanjutkan "aku juga bisa belajar, aku hanya tidak mau repot-repot melakukannya!"

Seung Jo mengatakan kepadanya untuk membuktikannya.

Ha Ni tidak bisa menarik perkataannya dan harus membuktikannya pada ujian berikutnya untuk mendapatkan salah satu kursi di ruang studi khusus. Itu berarti Top 50! Seung Jo Jelas tidak percaya padanya, Seung Jo setuju untuk menggendong Ha Ni keliling sekolah jika dia berhasil.

Ayah dan Ha Ni berada didalam van, mereka dalam perjalanan menuju rumah seorang sahabat lama ayah yang menawarkan mereka tempat tinggal. Ayah senang karena akan bertemu kembali dengan sahabatnya yang sudah "seperti saudara" dari sejak lahir. Ha Ni dan ayah menyanyi didalam mobil.

Ketika mereka tiba di rumah besar milik sahabat ayah, Ha Ni mengagumi rumah besar itu. Ayah dan sahabatnya (yang ternyata orang botak!) Melompat-lompat, saling berpelukan seperti anak kecil.

orang botak itu bernama Baek Soo Chang dan istrinya bernama Hwang Geum Hee. Soo Chan berkata kalau Ha Ni jauh lebih cantik dari fotonya. Geum Hee mengaku ia sangat ingin tahu mengenai Ha Ni dan ia tidak tahan, akhirnya Geum Hee mencari Ha Ni di sekolah. Ha Ni menyadari, Geum Hee adalah wanita aneh yang mengambil gambarnya tadi pagi. Geum Hee lalu memanggil anaknya untuk membantu membawakan barang bawaan Ha Ni dan ayahnya ke dalam rumah.

Sementara Ha Ni sedang memberesan barang-barang bawaannya, si anak muncul di belakangnya dan bertanya apakah ia bisa membantu. Ha Ni berpiir itu anak Geum Hee dan dia berkata tidak apa-apa, Saat Ha Ni berbalik dan mendongak. Dia terperangah tak percaya dengan apa yang sekarang ada di hadapannya. Baek Seung Jo ada didepan Ha Ni.

Ha Ni berusah mengontrol emosinya dan bertanya "kau! kau..apa yang kau lakukan disini?"

Seung Jo dengan tenang menjawab "aku tinggal disini ini rumahku"

Ny.Baek (Geum Hee) berkata lewat speaker :"Seung Jo, Ha Ni ayo masuk ke Rumah!"

Ha Ni masih tidak percaya kalau dirinya akan tinggal satu atap dengan Seung Jo.

Ha Ni masih shock dengan kemunculan Seung Jo yang tiba-tiba didepan matanya.

Ha Ni : "kenapa kau keluar dari sana?"

Seung Jo : "Karena itu rumah kami"

Ha Ni : "Rumahmu..."

Ibu memanggil Ha Ni dan Seung Jo lewat speaker "Baek Seung Jo, kenapa kau tidak masuk, Ha Ni cepat masuk".

Seung Jo memberi isyarat pada Ha Ni untuk masuk ke rumah tapi Ha Ni masih lemas dengan kenyataan yang dia hadapi sekarang. Seung Jo bertanya pada Ha Ni apa dia harus membantu Ha Ni mengangkat barang bawaannya. Ha Ni menggelengkan kepalanya.

Seung Jo berkata dengan enteng : "ah, kau bilang bahkan jika kau hidup sebagai pengemis, kau tidak akan menerima bantuanku, bukan?".

Seung Jo masuk ke rumah sedangkan Ha Ni masih tidak percaya..

Ha Ni dan Seung Jo duduk bersama Tuan dan Ny. Baek serta Tuan Oh. Mereka semua sudah seperti keluarga. Ny. Baek berkata kalau dia merasa sudah lama mengenal Ha Ni. Tuan Baek juga bercerita kalau ternyata Ny.Baek lah yang memintanya mencari Tuan Oh dan juga Ha Ni. Ny. Baek juga lah yang mengusulkan untuk tinggal bersama saja.

Ny. Baek tanya apa Ha Ni dan Seung Jo tidak saling mengenal. Ha Ni menjawab kalau Seung Jo itu cukup terkenal. Ny. Baek malah berkata kalau anak-anak di sekolah bukannya membenci Seung Jo karena kepribadiannya yang aneh, Seung Jo juga sombong, dia juga selalu melihat ke bawah dan tidak punya popularitas dihadapan gadis. Ha Ni hanya bisa tertawa.

Baek Eun Jo (imut sekali) adik Seung Jo turun dari kamarnya. Ny. Baek tanya kenapa Eun Jo tidak tidur. Eun Jo menjawab kalau dia sedang belajar. Ny.Baek sepertinya tidak suka dengan jawaban Eun Jo dan berkata "Mengapa? melakukan itu, kau seperti kakakmu saja".

Ny.Baek menyuruh Eun Jo memberi salam pada Tuan Oh dan juga Ha Ni. Eun Jo memperkenalkan dirinya pada Tuan Oh dengan baik. tapi saat Ny. Baek memintanya memberi salam pada Ha Ni, Eun Jo tidak bersedia. Ny. Baek tanya kenapa tidak mau.Eun Jo menjawab kalau Ha Ni tampak seperti orang bodoh, hahaha. Ny.Baek langsung menjitak kepala Eun Jo karena berkata seperti itu.

Ny. Baek berkata pada Eun Jo kalau Ha Ni Noona belajar dengan baik. Eun Jo penasaran dan menguji Ha Ni dengan bertanya tentang pelajaran yang sedang dia pelajari. Ha Ni melihatnya, ternyata Eun Jo sedang belajar bahasa mandarin. Ha Ni melihat pertanyaan yang diajukan Eun Jo dan dia bingung menjawabnya. Lalu Ny. Bae klah yang menjawabnya "Han Woo choon Dong kau bertanya artinya apa?". Ha Ni mengulang perkataan Ny. Baek namun saat dia mau menjawab artinya apa, Ha Ni bingung lagi. Tuan Oh memberi tahu Ha Ni tapi Ha Ni tidak mengertti dengan isyarat ayahnya itu.

Lalu Ha Ni melihat ke arah Seung Jo dan Seung Jo langsung melihat Ha Ni, tapi Ha Ni langsung mengalihkan pandangannya dan mulain menjawab pertanyaan Eun Jo.

Ha Ni: "Daging sapi Korea (Han Woo) Itu benar-benar lezat tapi mahal, Tapi kau tidak punya uang sehingga kau tidak bisa makan itu, Tapi kau mendapatkan dorongan (Choon Dong) untuk makan daging sapi korea Jadi dengan kata lain kau ingin sesuatu yang berarti diluar "

Eun Jo tidak percaya begitu saja dengan jawaban Ha Ni. Eun Jo meminta Seung Jo untuk menjelaskannya:

Seung Jo: "'Han' berarti berkeringat 'Woo' berarti sapi, Jika kau membuat sapi menarik gerobak, maka akan keringat, tetapi balok akan mencapai Timur Dengan kata lain, tingkat usaha yang berhubungan dengan niat.... "

Ha Ni sekarang merasa telah ditolak oleh KEDUA saudara kandung. Eun Jo bahkan menolak untuk meminta maaf, mengatakan dia "membenci orang bodoh" (wooooow kakak beradik Baek yang kompak, hahaha).

Ny. Baek suka pada Ha Ni dan tampaknya dia akan sangat menyayangi Ha Ni. Ny.Baek menunjukan kamar untuk Ha Ni. Kamar itu didesain dengan indah seperti kamar impian para gadis seperti april, hehehe. Ny. Baek sangat bersemangat karena akhirnya dia memiliki anak perempuan. Dia benar-benar mengeluarkan semuanya untuk Ha Ni. Dia bahkan membelikan Ha Ni sepasang sepatu baru, Dia bahkan berseru tentang bagaimana menariknya jika mereka berdua bisa belanja dan hang out bersama.

Seung Jo datang dan mengganggu mereka dengan membawa tas Ha Ni . Ny. Baek turun kebawah. Seung Jo memandangi Ha Ni dan membuat Ha Ni salting.

Seung Jo : "awalnya ruang ini punya Eun Jo"

Ha Ni : "ah"

Seung Jo : "namun berkat seseorang, tempat tidur dan meja Eun Jo kita berdesakan disana (dikamar SEung Jo)"

Ha Ni : "maafkan aku"

Seung Jo : "jika kau menyesal, apa kau ingin meninggalkan aku sendirian, karena beberapa hari terakhir ini kau telah menganggu. Aku katakan jangan bicara padaku ketika disekolah"

Ha Ni : "berbicara? jangan khawatir, jika rumor aku hidup denganmu tersebar, ini akan menjadi sakit yang lebih besar bagiku bukan kau

Seung Jo: "Apa maksudmu hidup bersama Bukankah kau yang datang ke rumahku?? aku akan cuci muka dulu"

Seung Jo keluar menuju kamar mandi.

Ha Ni frustasi dia mulai memaki-maki Seung Jo dan berimajinasi lagi. Dalam imajinasinya kali ini, Ha Ni mengenakan pakain dengan jubah kulit hitam dia terbanga dengan memegang bantal dikedua tangannya. Lalu saat Seung Jo keluar dari kamar mandi, Ha Ni mulai menyerang Seung Jo dengan bantalnya. Sampai hidung Seung Jo berdarah. Ha Ni berteriak "aku benci pria pintar seperti kau!!"

Ha Ni terduduk dikasurnya dengan bulu berterbangan dimana-mana. Seung- o datang untuk melihat apa yang terjadi dan Ha Ni menjatuhkan diri di tempat tidurnya karena malu, yang membuat Seung Jo memutar matanya.

Sekarang giliran Ha Ni untuk menggunakan kamar mandi. Saat ia duduk di toilet, dia memperhatikan bagaimana hangat karena baru saja dipakai Seung Jo dan dia tertawa. Mereka sekarang punya istilah-berbagi kamar mandi. hehehe

Ha Ni ingin BAB tapi takut mengeluarkan suar sehingga dia menyalakan keran airsupaya tidak terdengar suaranya. Ketika dia hendak menyikat gigi, dia melihat sikat gigi Seung Jo, lalu dia meletakan sikat giginya disebelah sikat gigi Seung Jo. Ha Ni kemudian merasa sedih lagi ketika dia ingat semua kata-kata Seung Jo padanya.

Sarapan pagi di kediaman keluarga Baek, Ha Ni memakan sarapannya sambil melihat Seung Jo yang sedang membaca koran, saat Seung Jo melihatnya, Ha Ni langsung mengalihkan penglihatanya. Ha Ni berkata dalam hatinya kalau dia masih tidak percaya kalau dia sarapan bersama Seung Jo.

Ha Ni masih saja curi-curi pandang ke arah Seung Jo, Ha Ni merasa heran saat Seung Jo makan roti bakar dengan selai. Sementara itu Seung Jo terus saja melihat Ha Ni dengan pandangan sinis.

Tuan dan Ny. Baek memuji sup buatan Tuan Oh, Ha Ni tersedak karena salting dilihatin Seung Jo. Tuan Oh, Tuan Baek dan Ny. Baek langsung menolong Ha Ni.

Karena Ha Ni tidak tahu bagaimana caranya untuk sampai ke sekolah dari rumah Baek, Seung Jo dipaksa untuk pergi bersamnya. Pada awalnya Seung Jo mengatakan kepada Ha Ni untuk berjalan di belakangnya tapi kemudian Seung Jo berhenti dan Ha Ni menubruknya.

Ha Ni : "Hei kenapa kau tiba-tiba berhenti?"

Seung Jo : "Hanya untuk hari ini saja"

Ha Ni : "apa itu?"

Seun Jo : "pergi ke sekolah denganmu. jika ada yang melihat, ini akan merepotkan"

Ha Ni : "oke"

Seung Jo :"jangan mengatakan apapun"

Ha Ni : "aku tidak akan"

Seung Jo : "Jangan bertindak seperti kau mengenalku"

Ha Ni : "aku tidak akan memberitahukannya"

Seung Jo :"pergi jauh kebelakang"

Ha Ni menyipitkan matanya dan mulai memaki-maki Seung Jo lagi dengan mengatakan kalau Seung Jo itu berengsek dan mengerikan. Ha Ni tidak percaya kalau dirinya selama 3 tahun ini menyukai pria seperti Seung Jo, Ha Ni merasa telah membuang -buang waktunya dengan percuma.

Seung Jo tiba-tiba berhenti berjalan lagi.

Seung Jo : "mengapa kau begitu lambat?"

Ha Ni : "mengapa kau menunggu ketika kau mengatakan agar aku tinggal dibelakang"

Seung Jo : "menunggu katamu, kau jalan didepanku"

Ha Ni : "mengapa? kenapa kau terus berubah ubah?"

Seung Jo : "karena kau pendek, bukankah sulit bagimu untuk mengikutiku? aku tidak ingin disalahkan kalau kau terlambat, jalan didepanku, aku akan melihatmu dari belakang"

Ha Ni berjalan pergi dan Seung Jo melihat ke belakang, untuk memastikan menjaga jarak. Seung Jo tahu ada pria mesum yang bersembunyi di semak-semak. Jadi ini alasan Seung Jo meminta Ha Ni jalan duluan.

Di sekolah, Joo Ri bersiap untuk make over rambut Min Ah. Dia punya sisir, jepitan, gunting, yang lengkap. Ha Ni masuk dan mengumumkan bahwa dia akan belajar sangat keras dan masuk Top 50 dan membalas dendam untuk kebanggaan mereka yang telah dilukai. Min Ah, tentu saja, mengeluarkan ponselnya untuk mencari kata "kebanggaan". Joon Gu kemudian masuk dan dia bertanya tentang rumah teman ayahnya Ha Ni dan bertanya di mana itu. Joon Gu juga berkata mereka dapat berjalan pulang bersama-sama. Ketika Ha Ni bertanya mengapa, ia berkata:

Joon Gu: "Apakah masuk akal bagi seorang pria untuk tidak tahu di mana gadisnya tinggal?"

Joo Ri memukul Joon Gu. Dia tanya kenapa Joo Ri memukulnya.

Joo Ri: "? Apa kau ingin ditendang juga?"

Ini menyebabkan sedikit perkelahian antara Joon Gu dan Joo Ri.

Guru Song segera masuk dan memanggil kelas untuk memberinya perhatian. Joo Ri bergegas membersihkan semua peralatannya sebelum guru melihat tapi dia tidak berhasil dan guru melihat semuanya. Guru Song meminta Joo Ri untuk memotong rambutnya. Joo Ri dengan senang hati melakukannya. Joo Ri memberti tahu guru Song model rambut yang cocok untuknya. Tapi kemudian wakil lepala sekolah muncul dan berteriak : "Guru Song Kang YI!!. Teriakan itu menggemparkan sekolah.

Ha Ni dan beberapa orang lainnya tetap tinggal kelas setelah sekolah. Tapi dia adalah satu-satunya orang benar-benar belajar. Dia membalik buku catatan dan menyadari sesuatu yang besar ... dia tidak tahu apa-apa!

Dia memutuskan untuk melihat ruang studi khusus dan dia merasa takjub melihat betapa menakjubkannya kelas itu. Diruang itu ada AC, komputer pribadi, dinding kedap suara. . Seung Jo juga ada di kelas itu sedang membaca buku tapi bukan buku pelajaran. Seorang gadis menghampirin Seung Jo, Ha Ni yang melihatnya agak kesal. Ha Ni melihat data statistik nilai murid2. Dia menyadari betapa jauhnya jarak nilai dia dengan Seung Jo.

Seung Jo datang, Seung Jo bertanya pada Ha Ni apakah dia akan pulang. Ha Ni jadi semangat dia merasa Seung Jo ingin pulang bersamanya.

Tiba-tiba Joon Gu datang membawakan tas Ha Ni .. Joon Gu ingin mengantar Ha Ni pulang. Tapi Ha Ni tidak ingin rumahnya diketahui sehingga Joon Gu bersama Ha Ni di kereta bawah tanah lalu Ha Ni lompat keluar kereta meninggalkan Joon Gu .

Tapi kemudian Ha Ni pergi kembali ke sekolah dan berharap Seung Jo menunggunya. ternyata sekolah udah sepi tanpa ada Seung Jo atau siapapun hanya Ha Ni seorang. Ternyata Seung Jo sedang duduk di rumah, sambil makan buah ketika Ny. Baek bertanya di mana Ha Ni, Mengapa Seung Jo datang sendirian padahal Ha Ni tidak terbiasa dengan jalan- disekitar sini dan ada orang gila di malam hari?.

Seung Jo tampaknya masih tidak peduli. Tapi kemudian dia mengingat pria mesum sebelumnya saat dia duduk di luar. Seung Jo berkata betapa menyebalkan ini, dia berkata pada ibunya kalau dia akan keluar.

Benar saja, Ha Ni melihat pria mesum itu dalam perjalanan pulang. Pria itu meminta Ha Ni melihat alat kelaminya. (april juga pernah ngalamin tuh waktu pulang sekolah naik motor eh ada cowo yang begitu dah pokonya, hehehe geli plus jijik kalau diinget). Ha Ni mana mau, Ha Ni mulai bersiap berperang namun saat dia menendang sepatunya lepas dan pria itu membawa kabur sepatu Ha Ni.

Karena itu sepatu pemberian calon mertua, Ha Ni mau tidak mau harus mengejar pria itu sambil berteriak kembalikan sepatu ku!

Pria mesum akhirnya berhenti dan ingin membuat kesepakatan dengan Ha Ni: Dia akan memberikan kembali sepatu itu, asalkan Ha Ni mau melihatnya.

Ha Ni meminta waktu untuk menyiapkan diri lahir dan batin. Ha Ni memejamkan mata dan menarik napas panjang, Ha Ni membuka matanya. Pria itu mulai membuka kancing jaketnya dan Ha Ni mulai panik dia tidak ingin melakukannya tapi harus demi sepatunya. Mata Ha Ni melotot dan ketika dia berkedip, Seung Jo menutup matanya dan membalikan badan Ha Ni.

Saat pria mesum itu bugil tampak depan menunjukan apa yang dia miliki dan tidak dimiliki oleh Ha Ni yang melihatnya adalah Seung Jo. Seung Jo marah melihat itu.

Pria mesum itu kabur.Seung Jo melihat Ha Ni dan langsung mengejar pria mesum itu. Ha Ni masih deg-degan tapi dia menyadari ditangannya ada sesuatu ternyata itu belanjaannya Seung Jo. Pria mesum berlutut untuk memohon ampun pada Seung Jo. Pria mesum itu baru saja melakukan hal seperti itu dan dia juga memiliki sebuah keluarga. dia bersumpah tidak akan pernah melakukannya lagi.

Seung Jo membiarkan dia pergi ... setelah dia mendapatkan sepatu Ha Ni kembali. Ketika Seung Jo mengembalikan sepatunya. Ha Ni bertanya apakah Seung Jo datang karena dia khawatir pada dirinya.

Seung Jo: "Seakan!" (Memegang sebuah tas belanjaan) "Aku membeli ini."

Ha Ni: "Tapi bagaimana kau datang pada waktu yang tepat?"

Seung Jo: "Itu hanya nasib burukku."

Seung Jo kemudian menegur Ha Ni, dengan mengatakan bahwa biasanya orang akan senang kehilangan sepatu mereka dalam situasi seperti ini. Bagaimana mungkin Ha Ni...

Ha Ni : "karena ini hadiah dari ibumu, hari ini adalah hari pertama aku memakainya"

Ha Ni hanya tersenyum setelah dia, menanyakan apa yang dibeli Seung Jo Dia bertanya apakah dia boleh minta beberapa (pasti baik) karena tenggorokan Ha Ni kering . Seung Jo memberinya es loli.

Ha Ni : "Meleleh."

Ha Ni menengadah kepalanya untuk menghitung bintang dan kemudian berkata kalau jangkrik sedang "menangis." Seung Jo berkata padanya kalau mereka tidak menangis dan jika mereka gadis-gadis bodoh dan berkulit tebal, aku membenci mereka.

Dikamar, Ha Ni mencoba untuk belajar. Dia merasa terganggu oleh kilas balik saat Seung Jo menyelamatkan dia. Ha Ni tertawa penuh semangat. Tapi kemudian ida marah ketika ida ingat Seung Jo berkata: ". Aku benci gadis-gadis bodoh dan berkulit tebal" . Ha Ni memutuskan untuk mempelajari dan "menunjukkan kepada mereka bagaimana dia melakukannya."

Dia mulai dengan matematika ... kemudian memutuskan untuk memulai dengan bahasa Inggris ... kemudian Korea ... kemudian dia memutuskan bahwa dia tidak tahu apa-apa dan menyerah.

Ny. Baek datang dengan membawa snack malam yang terlambat dan meminta Ha Ni untuk beristirahat sebentar. Lalu Ny. Baek tertawa dan berkata kalau dia selalu ingin melakukan hal-hal seperti ini: membuat camilan larut malam dan mengatakan anak-anaknya untuk beristirahat sambil belajar.

Ha Ni: "Seung Jo tidak makan cemilan tengah malam?"

Ny. Baek: Tidak, bukan itu. Seung Jo tidak belajar sama sekali. "

Seung Jo yang luar biasa jenius yang mendapatkan nilai ujian yang sempurna dan mengetahui segala sesuatu tidak belajar.Emang sih orang yag jenius itu tidak akan mudah dikalah oleh orang pandai sekalipun. Ha Ni tersedak makanannya karena kaget dan mengatakan bahwa Seung Jo benar-benar jenius. Ny. Baek mengangkat bahu dan bertanya "Apa gunanya mendapatkan nilai ujian yang sempurna, Dia? Tidak menyenangkan sama sekali."

Ternyata Ny. Baek seorang blogger juga, hehehe. Lalu Ny, Baek menunjukan photo-photo Eun Jo kecil. Ha Ni berkomentar kalau Eun Jo terlihat sangat mirip Seung Jo dan Ny. Baek ingin melihat foto-foto Ha Ni ketika ia masih kecil.

Ny. Baek: "Ha Ni, apakah kau ingin melihat sesuatu yang lucu?"

Tiba-tiba, Ha Ni dan Ny. Baek sedang melihat gambar seorang gadis kecil.

Ha Ni terkejut melihat betapa banyak gadis itu tampak seperti Seung-Jo. Ny. Baek menyeruput tehnya dan bertanya, "Benarkah?"

Ny. Baek mengatakan kepadanya: semua gambar ini ... adalah dari Seung Jo!

Ny. Baek mengaku bahwa dia begitu ingin punya anak perempuan. Ketika dia hamil, ida begitu yakin itu adalah anak perempuan dan dia pergi keluar dan membeli pakaian gadis, sepatu, mainan. Tapi, tidak, itu ternyata anak laki-laki. Karena akan sia-sia hanya membuang semuany, maka dia mendandani Seung Jo dan memperlakukannya sebagai seorang putri. Ini berlangsung untuk sementara waktu ... sampai akhirnya di kolam renang. Ny. Baek berpikir bahwa itulah mengapa anaknya begitu dingin dan jauh. Ha Ni mata satu foto Seung Jo yang berpose memonyongkan mulutnya.

Keesokan harinya, Ha Ni tidak bisa berhenti tertawa tentang penemuannya baru-baru ini. Teman-temannya yang cepat tanggap melihat kelakuan anehnya dan bertanya padanya apa yang salah.

Tiba-tiba, Seung Jo muncul dikelas Ha Ni yang menyebabkan kegemparan.

Seung Jo : "Oh Ha Ni bawa seragam olahragamu dan ikuti aku"

Ha Ni : "seragam olah raga?"

Kemudian Ha Ni menyadari kalau seragamnya tertukar. Ha Ni dan Seung Jo keluar.

Sedangkan seluruh kelas sedang melihat melalui jendela kelas, Ha Ni dan Seung Jo saling bertukar seragam. HaNi tersenyum licik.

Ha Ni: "Mengapa kau tidak mau memakainya? kau harus menggunakan pakaian anak perempuan sekarang.?". Ha Ni menunjukan photo Seung Jo pake baju perempuan.

Ketenangan Seung Jo menghilang saat dia menyadari apa yang Ha Ni pegang. Seung Jo angsung mengejar Ha Ni untuk mendapatkan photonya kembali. ini terlihat seperti film india ada kejar-kejarannya, hehehe. Joon Gu dan Jang Mi yang panik ketika mereka melihat mereka main kejar-kejaran seperti sepasang kekasih! Mereka berdua mencoba untuk pergi sehingga mereka bisa mengganggu Ha Ni - Seung Jo, tetapi Min Ah dan Joo Ri menahan mereka.

Seung Jo membuat Ha Ni terpojok ditembok dan akhirnya Ha Ni setuju untuk memberikan photonya kembali, tapi ada syaratnya: Seung Jo harus menjadinya tutor nya untuk tes yang akan datang. Seung Jo mengingatkan bahwa tes tinggal seminggu lagidan dia bukan Tuhan. Ha Ni mendesah dan mengatakan dia mengerti ... kemudian mengangkat photonya agar semua orang dapat melihat.

Jika Ha Ni mendapat nilai yang baik, Seung Jo akan kehilangan taruhan dan dia harus menggendong Ha Ni. Ha Ni membatalkan gendongannya dan mengatakan bahwa dia tidak punya perasaan apa-apa lagi pada Seung Jo.

Seung Jo : "Benarkah?" Lalu Seung Jo mendekat seperti mau mencium Ha Ni.

Semua orang yang melihat di jendela shock Lalu .. ga ada apa-apa karena adegannya langsung pindah, hahaha.

Seung Jo dan Ha Ni sedang belajar. Sesi ini tidak berjalan dengan baik.

Seung Jo : "dengarkan aku baik-baik, pertama kau gunakan x untuk mencoba menemukannya"

Ha Ni : "apa itu x? aku bertanya apa yang x?"

Seung Jo : "alphabet!"

Ha Ni : "aku tidak tahu apa itu?"

Seung Jo : "kita tidak tahu, x adalah nomor yang tidak diketahui"

Seung Jo mengajari Ha Ni berbagai rumus logaritma.

Lalu Seung Jo berbicara tentang bilangan biner tapi Ha Ni malah menjawabnya dengan ngawur. Seung Jo frustrasi dan berteriak padanya: "YAH!".Saat itulah orang tua mereka terlonjak kaget dari pintu kamar tidur. Jadi ortunya nguping.

Seung Jo bertanya bagaimana bisa ada begitu banyak hal yang Ha Ni tidak tahu. Ha Ni membalasnya dengan berkata "Apa kau tahu segalanya?". Ha Ni memegang sebuah Poster dari Super Junior dan bertanya apa Seung Jo tahu siapa orang-orang ini. Ha Ni memiliki momen pintar sendiri saat dia mengatakan nama-nama anggota SUJU ... SEMUA 13 anggota-anggotanya.

Seung Jo kemudian mengajarkan sedikit trik nya yang akan membantu Ha Ni untuk fokus. Seung Jo menggambar titik hitam di langit-langit dan mengatakan kepadanya untuk mengambil napas dalam-dalam sambil memfokuskan pandangan pada titik itu. Dia mengatakan padanya untuk melakukan hal ini sampai ia hanya melihat titik. Ha Ni tetap terlambat dan muncul lingkaran hitam di kedua matanya. Teman-temannya khawatir tapi dia bilang dia baik-baik saja dan pulang ... untuk belajar.

Seung Jo dan Ha Ni belajar bersama lagi. Eun Jo berteriak padanya dengan mengatakan Ha Ni bodoh. Ha Ni tidak bereaksi sama sekali atas perkataan Eun Jo. Seung Jo terkesan karena akhirnya Ha Ni bisa belajar cara berkonsentrasi.

Seung Jo kemudian jatuh tertidur di meja Ha Ni sambil menunggu dia menyelesaikan tes praktek. Ha Ni membisikkan ucapan terima kasih, meskipun Seung Jo tidak bisa mendengar.

Ny. Baek masuk ke kamar Ha Ni membawa snack malam dan menemukan Ha Ni dan Seung Jo tidur di meja. Dia menjerit dan berbisik pada suaminya untuk memotret mereka berdua.

Sekarang hari ujian. Seung Jo berkata pada Ha Ni "Lakukan dengan baik". Ha Ni tersenyum senang mendengarnya.

Ha Ni mengerjakan test nya dan semua mungkin berjalan lancar.

Nilai diposting segera setelah semua test selesai. Ha Ni mengecek skor Seung Jo. Ha Ni lega karena Seung Jo masih menjadi nomer satu yang sempurna meskipun Seung Jo tidak bisa tidur karena membantu studinya.

Di sisi lain, Seung Jo memutuskan untuk memeriksa nilai Ha Ni. Mereka melihat satu sama lain dan Ha Ni mengucapkan selamat kepada Seung Jo. Seung Jo berkata Ha Ni melakukan pekerjaannya dengan baik. Ha Ni melihat nilainya dan ternyata dia berada di peringkat 50 berhak atas ruang study khusus itu.

Ha Ni berjalan ke arah Seung Jo dan Seung Jo menjulurkan tangannya. Ha Ni menjabat tangan Seung Jo dan gemetar penuh semangat, dia berterima kasih kepadanya. Seung Jo menarik diri dan mengatakan kepadanya bahwa dia tidak ingin berjabat tangan ... dia ingin photonya. GUBRRAAK!!

Ha Ni memberikan photonya dan Seung Jo mengambilnya. Seung Jo memberi peringatan untuk tidak memberitahu siapapun dan berjalan pergi.

Ha Ni terlalu senang, suasana hatinya juga baik Ha Ni berteriak pada Seung Jo, "Terima kasih!"

Senyum terpancar di wajah Seung Jo yang tak dilihat Ha Ni.

Tapi sesaat sebelum Seung Jo pergi, Guru Song muncul dan mengingatkan Seung Jo kalau dia kalah taruhan : "ka harus menggendongnya"

Ha Ni mencoba untuk menjelaskan kalau taruhan itu sekarang sudah batal tetapi para siswa dan guru Song menolak untuk mendengarkan Ha Ni dan mulai berteriak : "gendong!gendong!gendong!"

Seung Jo melihat Ha Ni dan belum bereaksi sedikitpun.

Teman-teman Ha Ni mulai berteriak “Gendong, Gendong”. Sementara itu Seung Jo diam tanpa ekspresi. Sedangkan Ha Ni panik sambil memegang bibirnya. Iya mendekati teman dan berkata STOP, kontan membaut temannya diam seketika.

Ha Ni mendekati Seung Jo dan berkata “ jangan salah paham, Aku tidak ada hubungannya dengan masalah ini”. “Oh Ha Ni aku tahu ini akan terjadi, seperti yang kukatakan, kau selalu terlihat menyedihkan” kata Seung Jo. “Apa? Seru Ha Ni terkegut. “Baiklah kalau begitu jika aku katakan bila kita hidup bersama?kau akan gila bukan? Ancam Ha Ni. Seung Jo melotot. “Lalu apa yang kau inginkan? Tanya Ha Ni. “Kau bertindak seperti kau begitu polos, namun pada akhirnya kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan, aku benar-benar tidak tahan” kata Seung Jo sinis. Sementara itu teman-teman Ha Ni melihat mereka dengan curiga.

Kemudian Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk naik ke punggungnya namun Ha Ni menyuruh Seung Jo untuk melupakannya. Seung Jo memegang tangan Ha Ni dan menyuruhnya untuk naik punggungnya namun Ha Ni tetap menolak. Tiba-tiba Joon Gu datang, “Baek Seung Jo apa yang kau lakukan, lepaskan tanganmu” kata Joon Gu. Seung Jo masih belum mau melepasnya, Joon Gu berlari arah Seung Jo dan melepaskan tangan Seung Jo dari tangan Ha Ni.”Kau lagi” Seru Seung Jo. “Ya benar,,kenapa?”tantang Joon Gu.

Joon Gu lalu mengalihkan perhatiannya pada Ha Ni. “Ha Ni, aku sudah mendengar berita itu dan aku benar-benar bangga padamu, aku benar-benar minta maaf kerena tidak percaya saat kau bilang kau sedang belajar keras, jadi aku akan menggendongmu keliling sekolah kapanpun engkau mau” kata Joon Gu sambil bersiap menggendong Ha Ni.Ha Ni tidak mau namun Joon Gu memaksa. Seung Jo menarik tangan Ha Ni namun Joon Gu melepaskannya. Teman-teman Joon Gu menaikkan Ha Ni ke punggung Joon Gu. Joon Gu akhirnya berhasil menggendong Ha Ni dan pergi berkeliling. (wkwkkw lucu, si Ha Ni sampai mukulin punggung Joon Gu minta turun).

Joon Gu menggendong Ha Ni berkeliling sekolah, sementara itu teman-teman Ha Ni mengejarnya, (haha kasian temen Ha Ni). Ha Ni minta Joon Gu menurunkannya namun Joon Gu tak menghiraukannya. Joon Gu akhirnya menurunkan Ha Ni di taman (lebih tepatnya di tempat yang biasa digunakan buat nonton pertunjukkan soalnya bentuknya kursi-kursi). “Joon Gu apa yang kau lakukan?mengapa kau lakukan itu disituasi seperti ini? Tanya Joo Ri. Joon Gu melihat Ha Ni yang cemberut “Apa aku melakukan hal yang salah?. “Tentu saja” jawab Joo Ri.

“Ha Ni apa kau masih menyukai Seung Jo, Meskipun ia telah menghinamu seperti itu” Tanya Joon Gu. “Tidak, aku tidak menyukainya. Apa yang hebat dari dia, dia mempunyai lidah yang tajam (maksudnya kalau ngomong nyakitin hati), ia mempunyai bakat dalam merendahkan orang lain, egois, angkuh dan tak berperikemanusiaan,” kata Ha Ni marah.

“Lalu apa sekarang kau membencinya? Tanya Joo Ri. “Tentu saja” jawab Ha Ni tegas. “Baiklah kalau begitu, mari tinggalkan semua, tetapi katakan padaku, dapatkah kau masuk ke kelas khusus? Tanya Min Ah. Ha Ni tersenyum dan mengangguk.

Teman sekolah Ha Ni mulai bergosip dengan berita masuknya Ha Ni ke dalam kelas khusus,mereka sangat iri pada Ha Ni. Sementara itu Ha Ni tersenyum mendengarnya. Namun senyum Ha Ni hilang ketika wanita itu mengatakan bahwa Ha Ni adalah wanita yang dipermalukan Seung Jo.

Akhirnya Ha Ni bisa meneguhkan hatinya untuk belajar di kelas khusus. Ia masuk ke ruang kelas, namun kelas ternyata sudah dimulai. Pak gurunya menyuruhnya cepat duduk, ketika Ha Ni berjalan ke tempat duduknya ia melihat Seung Jo yang sedang membaca buku dan berpura-pura tidak menyadari keberadaan Ha Ni.

Seung Jo mengajari temannya untuk mengerjakan soal, dan Seung Jo diberikan minuman, namun Seung Jo menolak, sementara itu Ha Ni yang melihat kejadian itu tertawa terpingkal-pingkal, pak guru memarahinya. Seung Jo menengok ke arah Ha Ni, namun Ha Ni menutupi wajahnya dengan buku.

Teman-teman Ha Ni pergi ke kelas khusus dan mengintip dari pintu belakang, mereka menyuruh Ha Ni keluar, namun mereka ketahuan pak guru, akhirnya mereka berdalih hanya ingin menyapa Ha Ni, Ha Ni pun membalas lambaian teman-temannya. Pak guru marah. “Oh Ha Niiiiii”…(gurunya itu wakil kepala sekolah), Ha Ni lalu kembali memegang bukunya.

Saat jam istirahat para guru berkumpul diruang guru, wakil kepala sekolah mempertanyakan keberadaan Ha Ni di 50 siswa teratas, karena biasanya dia berada di kelas bawah. Guru Yi Kang berkata dengan kerja keras kita bisa melakukan itu semua. Guru-guru yang lain juga curiga, bagaimana siswa seperti Ha Ni bisa masuk 50 besar. Mereka menganggap Ha Ni melakukan kecurangan. Guru Yi Kang membela Ha Ni. “Baiklah kalau begitu, kita hanya bisa menunggu dan kita lihat, jumat ini kelas satu akan pergi piknik dan kelas dua akan pergi untuk perjalanan lapangan, hanya saja kelas ketiga yang sedikit bermasalah, apa yang harus kita lakukan?” kata wakil kepala sekolah.

Guru Yi Kang mengangkat tangannya dan memberi ide untuk melakukan kompetisi atletik. Namun guru lainnya kurang setuju, guru Yi Kang berpendapat bahwa kompetisi ini akan meningkatkan konsentrasi siswa. Kelas guru Ji Song Ah akan melawan kelas guru Yi Kang. Guru Ji Song Ah protes. Namun guru Yi Kang bersikeras karena guru Ji Song Ah selalu mengatakan kelasnya lebih baik dari kelas guru Ji Song Ah. Dan wakil kepala sekolah setuju.

Guru Song Ah memberikan informasi itu kepada siswanya, dan bisa ditebak semua siswanya tidak sepakat, sementara itu guru Yi Kang juga memberikan info kompetisi itu kepada siswanya. Dengan semangat guru Yi Kang memberikan motivasi agar kelasnya memenangkan kompetisi itu dengan mempertaruhkan semuanya. Namun tak ada satupun yang merespon, Joo Gu menganggkat tanggannya “ibu menyuruh kami untuk memberikan semuanya, lalu apa yang kita dapatkan dari kompetisi ini”. guru Yi Kang berpikir sejenak, kemudian mengatakan bahwa mereka akan ditraktir makan pizza..semua siswa bersorak..

Siswa guru Yi Kang mulai melakukan latihan-latihan kecil untuk dapat memenangkan pertandingan tersebut. Alih-alih ikut latihan Joo Gu malah melatih teman-temannya untuk trik lari estafet. Ha Ni berusaha keras untuk melakukan sebaik mungkin.

Tiba-tiba Seung Jo lewat dan melihat latihan mereka. “Acara ini sangat lucu” kata Seung Jo. Ha Ni and the genk menoleh, “Hey Baek Seung Jo, apa yang kau lakukan disini? Apa kau memata-matai kami, jangan menangis bila kelas kami menang” kata Joo Gu, “Kelasku tidak tertarik dengan pertandingan ini, jadi kalian menang” kata Seung Jo. “Apa katamu?maksudmu kami menang karena kalian tidak serius” seru Joo Gu emosi. Ha Ni menahan Joo Gu, dan mengatakan bahwa kelas Seung Jo pengejut karena mereka yakin kalah, Ha Ni mengibaratkan mereka sebagai ayam yang kehilangan cenderung untuk membuat keributan. Seung Jo mati kutu…(hahahaha).

Sesampainya dirumah Ha Ni menceritakan pertandingan itu pada ibu Seung Jo. ibu Seung Jo sangat semangat untuk menghadiri pertandingan itu namun tidak dengan Seung Jo. sementara itu Eun Jo asik bermain disamping Seung Jo. ibu Seung Jo menyuruh Eun Jo untuk mengajari Ha Ni lompat tali, namun Eun Jo menolak karena ia merasa mengajari orang bodoh, . “pepatah mengatakan Jika kita bekerja keras maka kita akan bisa menggiling tongkat besi menjadi jarum” kata Ha Ni. Ibu Seung Jo kagum dengan perkataan Ha Ni. Ibu Seung Jo mengambil kan Ha Ni ayam dan Ha Ni menggigitnya sambil menatap Seung Jo. Seung Jo hanya bisa melongo,,

Keesokan harinya Ha Ni bersiap menggunakan kostum boneka untuk menyemangati kelompoknya. Ha Ni dibantu oleh teman-temannya. Ketika Ha Ni keluar ia berpapasan dengan Seung Jo. Ha Ni berbalik dan mengatakan ia tak menggenal aku,(ide jahat Ha Ni mau ngerjain Seung Jo) Ha Ni dengan PeDe mengerjai Seung Jo, ia menusuk bokong Seung Jo dengan tangannya, Seung Jo berteriak kesakitan. Ha Ni malah mengejeknya kemuadian Ha Ni kabur, belum beberapa langkah berlari, ia terjatuh dan tidak bisa bangun (hahah lucuu,,liat tingkahnya Ha Ni gak bisa bangun, keberatan kostum) Seung Jo membantunya bangun dan mendudukan Ha Ni di kursi. dengan susah payang Seung Jo membuka kepala boneka Ha Ni, dan taraaaa,,,,,itu Ha Ni, Seung Jo cukup terkejut ia kemudian mencubit pipi Ha Ni.

Pertandingan mau dimulai, namun baru beberapa menit Ha Ni sudah kepanasan memakai pakaian boneka, ia melepasnya, sementara itu dari jarak jauh Seung Jo melihatnya.

Pertandingan dimulai kelas Ha Ni sungguh sangat semangat menyamput pertandingan itu, sementara kelas Seung Jo pada ogah-ogahan,,haha ekspresinya pada lucu-lucu.

Pertandingan pertama : pertandingan jalan bersama dengan kaki di kaitkan satu sama lainnya.

Kelas Ha Ni dapat melakukan itu dengan kompak, dan akhirnya menjadi mereka menang, sedangkan kelas Seung Jo sering kali terjatuh..kelas mereka kalah.

Pertandingan kedua : tarik tambang. Kelas Ha Ni dan kelas Seung Jo berusaha keras agar mereka menang. Tiba-tiba ibu Seung Jo datang dan duduk di belakang Seung Jo. menyadari keberadaan Seung Jo, ibu Seung Jo lalu bersembunyi, Seung Jo menoleh ke belakang dan curiga. Kembali ke pertandingan, kelas Ha Ni hampir saja kalah,namun dengan semangat Joo Gu, teman-temannya bisa memenangkan pertandingan itu, semuanya bersorak.

Saking senangnya kemenangan kedua mereka Ha Ni sampai-sampai memeluk Joo Gu, Seung Jo yang melihatnya hanya bisa tertawa sinis,,(hahha cemburu)

Sementara itu ibu Seung Jo begitu semangat mengambil gambar dan melihat foto-fotoHa Ni. Tiba-tiba Jang Mi datang memberi semangat, ibu Seung Jo menyuruh mereka diam. Jang Mi mendekati ibu Seung Jo dan mengenalinya, namun ibu Seung Jo tidak mengenali Jang Mi. Jang Mi menjelaskan bahwa ia pernah ke rumahnya bersama ibunya.

Pemanasan putaran kedua dimulai, Joo Gu mengajak bicara Seung Jo, namun Seung Jo tidak merespon. (haha kasian nih Joo Gu).

Sementara itu guru Yi Kang dan guru Song Ah berduaan mereka saling sindir,,

Pertandingan ketiga : lari estafet.

Ha Ni dan Seung Jo akhirnya ambil bagian dalam pertandingan ini, pertandingan dimulai, pada pemain pertama kelas Ha Ni unggul, pemain kedua (pemainnya para guru) kelas Ha Ni kalah, bahkan guru Yi Kang berusaha menghentikan Song Ah dengan memegang celananya, (bwahaha sampe mau copot), namun tak berhasil, guru Yi Kang malah terjatuh.

Menyadari tidak akan cepat sampai, guru Yi Kang melempar tongkat Ha Ni, dan dengan baik Ha Ni berhasil menangkapnya, Ha Ni berlari sekuat tenaga dan berhasil menyusul pemain ketiga dari kelas Seung Jo, namun ketika mau sampai ke pemain ke tempat Joo Gu, tiba-tiba Ha Ni terpesona dengan tatapan Seung Jo yang menatapnya sambil mengulurkan tangannya. (jadi kan Joo Gu ada disebelah Seung Jo, tiba-tiba di mata Ha Ni hanya ada Seung Jo aja).

Akibat tidak fokusnya pandangan Ha Ni akhirnya tongkatnya meleset ke tangan Seung Jo. Seung Jo tidak memegangnya dia kemudian menggambil tongkat dari temannya, sambil lari melewati Ha Ni, Seung Jo mengatakan Ha Ni bodoh.

Ha Ni sempat bingung dengan apa yang terjadi. Joo Gu mengambil tongkat Ha Ni dan berlari menyusul Seung Jo namun sayang Joo Gu Kalah.

Kelas Seung Jo merayakan kemenangannya. Sementara itu Ha Ni berusaha kabur namun ketahuan teman-temannya, ia dipukuli temannya, sementara itu Joo Gu terkapar di tanah sambil menyesali kekalahannya. Seung Jo membantunya bangun, “Hey Seung Jo jangan pikir kau menang” teriak Joo Gu, “Hey apa kau selalu berteriak jika kau kalah bertarung” kata Seung Jo sedikit menyindir. Joo Gu marah besar sedangkan Seung Jo tertawa lega.

Pertandingan berakhir dengan skor 2-1, namun tidak ada pizza buat kelas Ha Ni, karena guru Yi Kang akan membelikan mereka pizza jika mereka menang 3 kali, semua siswa kecewa. Saat istirahat Ha Ni ternyata bersembunyi dibalik tempat duduk ia takut dengan teman-temannya, namun temannya memergokinya, penyidangan Ha Ni dimulai, semua temannya menyalahkan Ha Ni namun hanya Joo Gu yang membelanya..namun teman-temannya tidak mau tahu, gara-gara Ha Ni mereka tidak dapat traktiran Pizza. Joo Gu akhirnya mau mentraktir teman-temannya pizza namun karena uangnya tidak cukup akhirnya Joo Gu tidak bisa membelikan mereka Pizza.

Tiba-tiba ibu seung Jo datang dan mengaku sebagai fans Ha Ni, ibu Seung Jo akan mentraktir mereka semua pizza. Joo Ri bertanya pada ibu Seung Jo siapa dia namun ibu Seung Jo dan Ha Ni tidak menjawab. Dan akhirnya mereka semua berfoto dan bernyanyi bersama,,

Tiba-tiba ibu Seung Jo lewat dan mendengarkan perjakapan mereka. Awalnya mereka kecewa namun ibumu datang dan membelikan kami Pizza jadi semua berjalan lancar kata Ha Ni. “Apa ibuku membelikan kalian Pizza??ibuku adalah tukang pembuat onar dikeluarga” kata Seung Jo heran. Mendengar hal itu ibu Seung Jo cemberut, “Namun aku menyukai ibumu. Aku merasa sangat senang ibumu pergi ke sekolah, aku merasa bahwa ibuku sendiri yang datang, walapun ada ayah dan nenek namun aku lebih senang dengan keberadaan ibu” kata Ha Ni. Mendengar hal itu ibu Seung Jo tersenyum lebar.

Ibu Seung Jo sibuk melihat foto pertandingan Seung Jo dan Ha Ni di laptop bersama ayah Seung Jo..(huhh,,beneran ni maminya Seung Jo oks,,banget,,pingin banget punya mertua kaya dia..kwkwk). ibu Seung Jo punya ide untuk berlibur sebelum liburan musim panas.dan ayah Seung Jo pun menyetujuinya..

Seluruh keluarga Seung Jo dan Ha Ni makan malam sekaligus sebagai perayaan keberhasilan Ha Ni menempati peringkat 50 besar, ayah Ha Ni berterima kasih pada Seung Jo karena selama ini telah menjadi tutor buat Ha Ni. Sementara seluruh keluarga menikmati makanannya, Seung Jo hanya diam sambil mendengarkan ipodya dan memandangi Ha Ni sinis..(duh pandangan Seung Jo yang penuh arti).

Setelah makan malam ayah Seung Jo dan Ha Ni bernyanyi bersama. Ha Ni dan ibu Seung Jo terlihat sangat senang, berbeda dengan Seung Jo yang cuek,,sibuk dengan ipodya sendiri. Ha Ni menoleh ke Seung Jo, dia teringat masa sekolahnya dulu. (aku gak ngerti itu khayalan Ha Ni atau kisah masa lalunya).

Akibat kebanyakan minum Ha Ni mabuk dan berkata ngelantur.”ayah, dia mengatakan aku menyedihkan, dia berpikir kita menumpang dengan mereka” kata Ha Ni. “Benarkah?kata ayah Ha Ni, keluarga Seung Jo tak enak dengan hal itu semua, “Kau selalu menganggap remeh aku, dan selalu memberi komentar yang pedas,, aku membencimu kata Ha Ni, ibu Seung Jo sedih mendengar hal itu, “Apa kau benar-benar membencinya? Kata ibu Seung Jo, tentu saja tidak, ayah, ibu, Eun Jo aku menyukai kalian tapi Seung Jo, aku membencimu,,Benarkah? tantang Seung Jo. Seung Jo akhirnya membeberkan surat cinta yang pernah diberikan Ha Ni..Ha Ni marah dan ia sudah tidak kuat berdiri, Ha Ni akhirnya setengah pingsan..ibu Seung Jo menyuruhnya Seung Jo untuk menggendong Ha Ni.

Akhirnya Seung Jo pulang dengan menggendong Ha Ni, ibu Seung Jo sangat senang melihatnya... Ha Ni setengah sadar, ia kaget karena ia berada di punggung Seung Jo. “Turunkan aku, mengapa kau menggendongku” kata Ha Ni. “Bukankah kau sudah tidak menyukaiku tapi kenapa jantungmu berdetak cepat? Kata Seung Jo. Ha Ni memegangi dadanya.

“Oh Ha Ni tidakkah kau tahu jika kau seperti ini terus kalau nanti anakmu lahir, apa kau bisa membesarkannya dengan baik? Ha Ni panik dia mendorong Seung Jo dan akhirnya..Ha Ni terjatuh kebelakang.

Ibu Seung Jo membuka laptopnya lagi dan mencari beberapa gambar. Ibu Seung Jo ingin memberikan foto itu pada Ha Ni, namun Ha Ni masih tidur, akhirnya ibu Seung Jo memasukkan ke buku Ha Ni.(itu foto pas Ha Ni ma Seung Jo lagi ketiduran pas lagi belajar). Sebelum keluar ibu Seung Jo melihat jemuran celana dalam di kamar Ha Ni dan mengambilnya..(hahah dasar Ha Ni)

Ha Ni terbangun dan ia mengeluh sakit kepala. Ia melihat ibu Seung Jo ada dikamarnya dan meminta maaf, (dasar ni Ha Ni,,anak cewek bangun kesiangan). Ha Ni lalu duduk didepan kaca dan melihat dadanya, Ha Ni mengambil kaos kaki dan menyumpal dadanya,,ahahha Ha Ni ada-ada aja..Ha Ni keluar kamar, ia berpapasan dengan Seung Jo, Seung Jo melihat perubahan Ha Ni. Ha Ni tertawa puas.

Ha Ni pergi ke teras rumah dan Ibu Seung Jo mengajak Ha Ni makan bersama. Sementara itu Seung Jo mengajari Eun Jo bagaimana caranya lompat tali untuk tes atletik di sekolah adiknya. Ha Ni duduk dekat ibu Seung Jo, Eun Jo mengejek Ha Ni alcoholic. “Eun Jo” kata ibu Seung Jo. ibu menawari Ha Ni makan sup, ia memuji sup buatan Ibu. Eun Jo berlatih lompat tali, Ha Ni menyarankan untuk menahan agar ketiaknya tetap rapat.

Eun Jo malah memarahi Ha Ni, jika kau bisa tunjukkan padaku kata Eun Jo sambil membuang talinya. Ternyata Ha Ni memang ahli. Ibu langsung terpesona. Eun Jo mencobanya, dan Ha Ni mengajari Eun Jo dengan baik. Sedangkan Seung jo duduk sambil membaca, ia cuek saja dengan apa yang dilakukan Ha Ni, saking semangatnya Ha Ni mengajari Eun Jo, tidak sadar kalau gumpalan kaus kakinya jatuh. Seung Jo yang melihatnya pertama kali, apa ini? Kaus kaki? Ha Ni sadar, itu yang dari dalam bra-nya, ia memegang dadanya dan berteriak, lalu mengambil kaus kakinya sebelum ada yang menyadarinya. Semua keluarga Seung Jo bingung.

Susana kelas Ha Ni sangat ramai sementara itu Ha Ni sibuk ngobrol bersama Joo Ri yang sedang menata rambutnya, Joo Ri bertanya mengenai fasilitas di ruang belajar kelas khusus. “Apa benar ada AC-nya?” tanya Joo Ri, Ha Ni membenarkan, aku harus mengenakan lengan panjang karena dingin. Aku dengar kalian dapat komputer. Ha Ni membenarkan, internet-nya sangat cepat. Jika main game akan sangat menyenangkan.

tiba-tiba Joo Gu datang, dan seperti biasa Joo Gu memberikan perhatian yang luar biasa. (klo aku bilang Ha Ni beruntung). Ha Ni menyuruh Joo Gu mengambilkan bukunya. Ketika Ha Ni membuka bukunya foto yang diselipkan ibu Seung Jo terjatuh, Joo Gu mengambilnya. Betapa terkejutnya ia melihat foto Ha Ni bersama Seung Jo. begitupula Joo Ri dan Min Ah.

Ha Ni heran dengan kelakuan temannya, lalu mengambil foto itu. Ha Ni terbelalak dengan apa yang ia lihat. Joo Ri merebut foto itu, Ya! Oh Ha Ni apa ini? Mengapa kau tidur dengan Baek Seung Jo? teriak Joo Ri, kami tidak tidur bersama kata Ha Ni membela diri.

kabar tentang foto itu mulai tersebar diseluruh sekolah dan keadaan sekolah menjadi kacau, Ha Ni akhirnya mengaku pada temannya bila ia tinggal satu rumah dengan Seung Jo, teman-temannya shock. Teman-teman Ha Ni malah ingin mengunjungi rumah Seung Jo, tapi Ha Ni menolaknya. Tidak, tidak.

Seung Jo masuk kelas, ada pemandangan yang aneh. (hahah temen-teman kelasnya itu pada ngakses blognya ibunya Seung Jo yang ada potonya yang sedang tidur ma Ha Ni). Seung Jo lalu duduk dan membuka mejanya, betapa terkejutnya ia melihat foto itu menjadi wallpaper di computer kelasnya,

Ha Ni menunjukan rumahnya pada Min Ah dan Joo Ri, lalu Ha Ni menyuruh mereka untuk pergi dari sini karena kalau Seung Jo melihat maka akan buruk akibatnya. Bukannya pergi Min Ah dan Joo Ri malah bergerak maju menuju pagar rumah Seung Jo, mereka terpesona dengan bangunan rumahnya. Ha Ni mengajak mereka untuk pergi tapi mereka malah bertanya dimana kamar Ha Ni.

Ny. Baek lalu keluar dan bertanya apa Ha Ni sudah pulang dan Ny. Baek melihat Min Ah dan Joo Ri. Ny. Baek mengenali Joo Ri yang seorang lady gaga, haha dan Min Ahn yang waktu itu ikut lomba lari estafet. Ha Ni berkata kalau Joo Ri dan Min Ah hanya ingin tahu dimana mereka tinggal. Ha Ni mengajak mereka untuk pergi tapi Ny. Baek mengajak mereka untuk masuk ke dalam. Ny. Baek langsung menarik tangan Joo Ri dan Min Ah ke dalam.

Ha Ni lemas dan terkejut Joon Gu melihat mereka dari kejauhan dan dia menghela napas dan bertampang sedih.

Di dalam rumah Ny. Baek menyajikan es krim strawberry untuk Joo Ri dan Min Ah. Meraka berbincang dengan sangat menyenangkan, sampai akhirnya Seung Jo datang "kalian semua mengalami waktu yang menyenangkan disini".

Seung Jo : "menyebarkan berita itu tidak cukup, kau bahkan membawa temanmu pulang untuk bermain"

Ha Ni mencoba menjelaskan, tapi Eun Joo menyelanya dengan berkata apa ini rumah Ha Ni. Lalu Ny. Baek menjawab "akulah yang membawa mereka masuk, para siswi bertanya apakah aku ini ibumu atau kakakmu?"

Ha Ni hanya tersenyum mendengar perkataan Ny. Baek.

Seung Jo marah dan berkata dengan nada keras : "Oh Ha Ni, apa kau menguji kesabaranku? aku sudah bilang untuk tidak main-main denganku, berhenti melangkah dan mengganggu hidupku, berapa banyak lagi yang akan kau lakukan?kita harus belajar untuk menahan diri"

Ny. Baek berdiri mendengar perkataan putranya dan membalas : "kau pikir apa yang kau lakukan sekarang? aku orang yang mengambil menggambar, aku juga yang menyelipkannya ke dalam blog, mengapa kau begitu keras pada Ha Ni?"

Seung Jo : "Ibu, kau juga! tolong segera tutup blognya"

Ny. Baek : "apa hakmu mengganggu hobi dan minat ibumu?" (I Like Ny. Baek blogger sejati, hehe)

Seung Jo : "membuat anakmu terganggu, apa ini hobimu?"

Ny. Baek menghela napas : "yang ingin aku katakan adalah aku mendengar tentang hal itu sekarang, apa yang salah dengan rumor itu, apa yang sangat tercela tentang hal itu"

Seung Jo hanya menghela napas dan beranjak ke kamarnya.

Joo Ri dan Min Ah memutuskan untuk pulang saja. Tapi Ny. Baek meminta mereka pulang setelah makan malam saja. Ny. Baek juga mengatakan pada mereka kalau kita akan pergi ke pantai akhir pekan ini, Ny. Baek mengajak mereka untuk turut serta juga. Ny. Baek mengingatkan kalau mereka hanya perlu menyiapkan pakaian renang saja sisanya dia yang akan mengurusnya.

Joon Gu sedang berbicara ditelepon dengan seorang pria mungkin ayahnya. Joon Gu meminta tolong pada ayahnya. ayah tanya apa Joon Gu sakit, Joon Gu bilang dia tidak sakit. Lalu ayah tanya kenapa Joon Gu membutuhkan uang banyak. Joon Gu bilang 1000 tapi dia mengubahnya dan bilang 2000 tapi dia berubah lagi dan bilang dia butuh 3000. Joon Gu beralasan dia akan meyimpannya untuk pernikahannya nanti. ayah tanya lagi apa 3000 itu cukup. Joon Gu bilang cukup. Ayah berkata kalau dia akan mengirimkan uangnya nanti. Joon Gu berterima kasih pada ayahnya. Ayah tanya lagi apa yang sebenarnya akan dilakukan Joon Gu dengan uang 3000 itu. Joon Gu berpikir lalu dia tanya apa ayah sedang bercanda. Ayah teriak dan berkata "Iya Ayah bercanda, jangan bertindak seperti orang mampu, apa kau mencoba meminta 3 juta dariku, kau bahkan menyewa rumah, berhanti-hatilah berpikir hal yang tidak berguna, cepat pulang, semua orang di rumah khawatir tentangmu, apa kau mendengarkan aku". Joon Gu berkata aku akan tenang jika aku kaya.

Lalu dari belakang ada seorang pria bangun dari tidurnya dan berkata pada Joon Gu kalau ini daerah kekuasaannya. Pria itu mendekati Joon Gu dan tanya apa dia sedang jatuh cinta dan masalah uang. Joon Gu tanya kenapa ahjussi tahu. Ahjussi itu menjawab "jatuh cinta adalah karena kau berjuang melawan nasibmu, karena kau membayar semuanya itulah sebabnya kau merasa kesepian, ketika kau bosan hidup didunia ini atau ketika kau merasa hidup terisolasi, cinta adalah satu-satunya yang memiliki kekuatan utuk membuat dunia tampak indah?", Joon Gu bingung dan terus berkata apa?. Ahjussi itu berkata lagi "itu berarti kau tidak tahu cinta dapat membuat seseorang kesepian juga, itulah sebabnya kau menaruh kata-katamu seperti itu". Joon Gu masih tidak mengerti, ahjussi itu berdiri dan Joon Gu ikut berdiri juga. Ahjussi itu berkata lagi "apakah kau menyerah terhadap cintanya, hanya karena itu? dalam hidup mu dan harapanmu? tidakkah kau menyesal terhadap Van Gogh yang telah membuat hidupmu sengsara, lebih dari yang kami lakukan". Joon Gu makin bingung kenapa Van Gogh.

Ahjussi itu melihat ke dalam gedung disana ada lukisan Van Gogh.

Ahjussi : "apakah kau tahu tentang kisah cinta Van Gogh?" Joon Gu hanya menggelengkan kepalanya.

Ahjussi : "bahkan jka aku meletakkan semuanya untuk dipertaruhkan, bahkan jika aku kehilangan segalanya, aku tidak akan menyesal, kau hanya bisa mengatakan kau sedang jatuh cinta, kecuali kau dapat melakukan itu". Ahjussi itu pergi Joon Gu menghentikannya karena ingin berkata sesuatu tapi ahjussi itu tetap pergi.

Joon Gu sepertinya mendapatkan semangat kembali, dia berkata pada dirinya sendiri "itu benar Boong Joon Gu, bisakah kau hanya mengatakan kalau kau telah benar-benar jatuh cinta sebelumnya? sampai sekarang kau bahkan belum mengaku pada Ha Ni, bahkan jika kau benar-benar mengaku sebelumnya, apakah itu benar-benar penting? bahkan jika aku kehilangan segalanya, aku tidak akan menyesal mencintaimu"

Ha Ni keluar dari kamarnya dan dia berhadapan dengan Seung Jo yang juga keluar dari kamar mandi. Seung Jo melihatnya dengan tajam dan melewati Ha Ni begitu saja tapi Seung Jo kemudian berhenti dan berkata "Dengarkan baik-baik, ada sesuatu yang lebih aku benci di dalam hidup, ketika orang-orang sepertimu dengan otak kecil tidak tahu situasi, bahkan tidak memahaminya dengan jelas namun bertindak seperti kau tahu, marah dan mengganggu orang lain, jangan biarkan aku mengulang hal yang sama lagi, apa yang aku katakan sebelumnya, kau adalah orang yang super menyebalkan, itu bukan kata-kata kosong". Seung Jo pergi dan Ha Ni masuk ke kamar mandi.

Ha Ni menangis didalam kamar mandi. Dia berkata pada dirinya sendiri didalam hati " waktu itu dengan surat, bahkan didepan orang banyak, aku tidak pernah menangis ketika aku dimarahi oleh dia"

Seung Jo dikamarnya sedang melihat blog ibunya, dia menghela napas. Ha Ni sedang berbicara ditelepon dia berkata dia baik-baik saja dan bisa mengatasinya karena ini sudah sering terjadi, Ha Ni berkata kalau Seung Jo mungkin salah paham padanya dan dia juga akan marah kalau dia jadi Seung Jo dan ini suatu kejutan bagi Seung Jo. Seung Jo dikamarnya ternyata mendengar pembicaraan Ha Ni ditelepon.

Ha Ni kembali mengingat saat Seung Jo memberikan surat cinta yang ditulisnya, saat Seung Jo berkata kalau dia benci gadis bodoh, saat Ha Ni pergi ke sekolah bersama Seung Jo, saat Seung Jo menolongnya dari pria mesum, saat belajar bersama, saat Seung Jo mengejarnya karena foto masa kecil Seung Jo, saat Seung Jo tertidur ketika mengajarinya, saat berjabat tangan dengan Seung Jo, Saat Seung Jo menggendongnya dan saat Seung Jo marah-marah tadi. Ha Ni mengingat semuanya. Ha Ni dan Seung Jo ada di jendela kamarnya masing-masing merenungi semua yang terjadi diantara mereka. (Backsoun nya enak banget negna dihati seperti status april kemarin di FB, hahaha).

Pagi hari dikediaman Baek. Ny. Baek, Joo Ri dan Min Ah sudah bersiap-siap dengan rencana mereka ke pantai. Seung Jo turun dari kamarnya mengenakan seragam sekolah tapi dia tidak tampak begitu semangat. Ha Ni muncul dan mengajak mereka untuk segera berangkat. Ny. Baek meghampiri Seung Jo dan memintanya untuk bersiap-siap. Seung Jo tanya mau kemana. Ny. Baek bilang kalau mereka akan pergi 2 hari 1 malam untuk berkemah hari ini. Seung Jo tanya lagi bagaimana dengan sekolah. Ny. Baek jawab kalau dia sudah memberitahu sekolah.

Seung Jo mendapat Video call dari Eun Jo. Eun Jo berkata "Hyung, aku diculik saat bangun tidur aku sudah ada didalam mobil". Tuan Baek juga berkata "ayo cepat keluar, ini akan menjadi pilihan yang lebih baik untukmu". Ny. Baek juga sudah menyiapkan barang-barang Seung Jo.

Ada yang datang, Ha Ni melihat ke layar monitor, dia melihat ayahnya dan ayahnya bilang ada yang mau ikut ternyata itu Hong Jang Mi.

Dikelas 3-7, kelas terasa sepi karena tidak Ha Ni and the gang. Semua siswa tampak tidak bersemangat. Joon Gu bertanya pada temannya kenapa Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah belum datang. Lalu guru Song masuk ke dalam kelas. Joon Gu berkata pada guru Song kalau Oh Ha Ni tidak datang, Joon Ri dan Min Ah juga. Guru Song hanya menjawab kalau mereka sedang bersenang-senang dan pergi ke pantai. Joon Gu terkejut mendengarnya dia berkata pada gurunya apa guru tidak tahu betapa berbahayanya dunia saat ini? Karena para gadis pergi ke pantai. Guru Song menjawab Bukan hanya para gadis tapi Baek Sung Jo dan keluarganya juga. Joon Gu bangkit dari kursinya saat Guru Song berkata Baek Seung Jo.

Joon Gu keluar dari kelas membawa tasnya. Dia melihat isi saku kecelananya dan yang ada hanya sedikit uang saja. Joon Gu berpikir dia harus mendapatkan uang tapi dia bingung apa yang akan dia lakukan. Joon Gu melihat wakil kepala sekolah datang mengendarai vespanya, Joon Gu seperti mendapatkan ide hebat dikepalanya.

Joon Gu menghampiri kepala sekolah dan memperkenalkan diri. Tapi Wakepsek malah mengira dia baru datang. Joon Gu menjawab kalau dia pergi lebih awal karena ada keperluan mendesak. Joon Gu lalu berakting sedih minta dikasihani.

Joon Gu : “aku mendapat kabar kalau bibiku mengalami kecelakaan, mereka ingin aku pergi sekarang untuk melihatnya”.

Wakepsek mulai terpengaruh dan menyuruh Joon Gu untuk pergi sekarang. Joon Gu bilang kalau dia harus pergi secepat mungkin tapi dia tidak punya uang. Joon Gu meminta Wakepsek untuk meminjaminya vespa sehari saja. Joon Gu mengatakan kalau bibinya sedang sekarat. Joon Gu berhasil mendapatkan vespa sang Wakepsek, hehehe

Sekelompok anak-anak SD didampingi gurunya akan menyeberang jalan, sang guru meminta murid-muridnya untuk mengangkat kedua tangannya keatas untuk tanda kalau mereka sedang menyeberang jalan. Joon Gu berhenti sebentar untuk memberi jalan dan berkata mereka lucu. Saat dia akan melanjutkan perjalanannya dia dihentikan oleh seorang gadis. Gadis itu meminta Joon Gu berkunjung ke tokonya dan memberikan Joon Gu pemantik api plastik , gadis itu juga berkata kalau Joon Gu cute, hehehe. Joon Gu membaca tulisan yang tertera pada pemantik apinya “Rumah pijat”. Joon Gu melanjutkan perjalananya.

Di mobil keluarga Baek beserta Ha Ni and friends. Jang Mi duduk diantara Ha Ni dan Seung Jo. Ny. Baek tidak suka melihatnya dan Ha Ni juga cemberut, sementara Seung Jo asyik membaca buku. Jang Mi mengambil semangka miliknya dan menawarkannya pada Seung Jo. Jang Mi berkata pada Ny. Baek kalau dia membeli semangka itu sendiri dan rasanya seperti madu. Ny. Baek membalas “Semangka harus memiliki rasa semangka baru disebut semangka, jika itu rasa madu, apa itu masih semangka? Itu disebut madu”. Semua menoleh ke arah Jang Mi.

Joo Ri bertanya pada Jang Mi kenapa dia tahu kalau mereka akan pergi dan bermain dan kenapa Jang Mi mengikuti mereka. Jang Mi menjawab kalau dia punya cara alami sendiri. Jang Mi mengingat kembali saat dia mendengar Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah mencatat apa saja yang perlu mereka bawa untuk liburan.

Jang Mi melihat ada mesin karaoke didalam mobil. Jang Mi bertanya kepada Seung Jo apa mereka sebaiknya menyanyikan lagu saat berpergian. Ny.Baek menyela dengan berkata “apa kau pikir ini bis pariwisata? Maka kita menyanyi”.

Ha Ni berkata “lalu,apa kalian ingin memainkan permainan kata?” (permainan kata dimana frase berikutnya dimulai dengan kata terakhir dari kalimat orang sebelumnya). Jang Mi berkata itu kekanak-kanakan. Ny. Baek berkata sebaliknya kalau itu menyenangkan dan saran Ha Ni sangat baik.

Ny. Baek : “mari kita bermain menggunakan 4 idiom suku kata” (idiom terdiri dari 4 suku kata berdasarkan karakter cina). Dimulai dari Min Ah.

Min Ah : “I/Shim/Jeon/Shim” (kemampuan untuk membaca pikiran masing-masing)

Ny. Baek melanjutkan kata-kata Min Ah : “Shim/Shim/Pul/I” (sesuatu yang harus dilakukan ketika bosan)

Eun Jo tanya pada ibunya apa itu benar-benar idom 4 suku kata. Ny. Baek bilang tentu saja. Ny. Baek meminta Eun Jo untuk melanjutkan kalau tidak dia akan dihukum . Eun Jo merasa ini kekanak-kanakan. Ny. Baek menghitung 1, 2…

Eun Jo : “I/Shik/Jik/Go!” (katakana kebenaran berdasarkan fakta)

Lalu Seung Jo selanjutnya, Seung Jo tanya apa kita benar-benar memainkannya. Ny.Baek dan Ha Ni mulai menghitung 1, 2..

Seung Jo : “Go? Go/Jang/Nan/Myeong” (butuh dua tangan untuk bertepuk tangan)

Ha Ni tertawa mendengarnya dan berkata : “Go Jang Nan Byeong (sebuah penyakit) apa itu? Mengapa kau tidak mengatakan cha go jang nan (sebuah mobil rusak)”. Semua tertawa. Lalu Eun Jo membetulkan dengan berkata “bukan Go Jang Nan Byeon, tapi Go Jang Nan Myeong, ini berarti dibutuhkan dua tangan untuk bertepuk tangan”. Eun Jo berkata lagi orang-orang bodoh berkumpul (Eun Jo menunjuk ke arah Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah).

Lalu Ny. Baek mengalihkan pembicaraan dengan menyodorkan kata berikutnya pada Jang Mi, Ny. Baek menghitung 1, 2…

Jang Mi : “Myeong/Myeong/baek/baek” (tak terbantahkan/ tak terbantahkan). Selanjutnya Ha Ni, Ha Ni berpikir keras tentang Baek saat Eun Jo mengihitung 1, Ha Ni meminta tunggu sebentar. Eun Jo melanjutkan hitunganya dan Ha Ni langsung berkata “Baek/Seung/Jo/JJang” (Baek Seung Jo besar).

Semua tertawa terbahak-bahak mendengarnya dan Seung Jo tersenyum tipis.

Seung Jo : “apakan karena kau ingin mengatakannya, kau menyarankan untuk bermain permainan kata?”

Ha Ni : “tidak, kau gila, (Ha Ni menepuk bahu Seung Jo) aku mengatakannya karena aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan”. Ha Ni malu sekali.

Mereka tiba di pantai dan mulai mendirikan tenda. Jang Mi keluar dari mobil dengan memakai bikini yang seksi sementara Ha Ni dan yang lainnya pake baju renang yang biasa ajah. Ny. Baek menyuruh anak-anak untuk mengambil minumannya sendiri. Tuan Oh berkata pada Ha Ni bukankah dia membeli bikini. Ny. Baek menjawab kalau Ha Ni terlihat sangat murni dan cantik seperti itu, pesona gadis-gadis SMA harus murni.

Seung Jo datang bersama Eun Jo setelah ganti baju. Eun Jo berkata pada Ha Ni apa dia benar-benar membawa pelampung padahal Eun Jo juga sudah tidak membutuhkannya lagi. Ha Ni beralasan kalau dia tidak pandai berenang. Ny. Baek Tanya pada Seung Jo apa Ha Ni terlihat sangat murni, ini sebagaimana gadis SMA semestinya. Seung Jo menjawab kalau dia malah melihat Ha Ni seperti anak SD. Tuan dan Ny. Baek menghibur Ha Ni dengan berkata kalau dia sangat cantik.

Seung Jo memberikan Ha Ni sesuatu, ternyata itu kaus kaki. Joo Ri tanya kenapa Seung Jo memberikan itu. Ha Ni ingat saat Seung Jo melihat kaus kaki dan Ha Ni sadar kalau kaus kaki itu terjatuh dari pakaian dalamnya (disumpel di pakainan dalam wanita biar tampak lebih berisi kali maksudnya Ha Ni, wkwkwkwk). Ha Ni kesal meningat hari itu.

Ha Ni mentap Seung Jo dengan penuh kebencian dan kekesalan,Ha Ni juga berkata pada dirinya sendiri “Tuhan! Aku akan menyingkirkan orang itu hari ini dan kemudian pergi ke neraka”

Ha Ni berjalan ke arah Seung Jo duduk tapi dia malah tersandung dan jatuh tersungkur di depan Seung Jo. Seung Jo tanya apa Ha Ni baik-baik saja. Ha Ni bangkit dari posisinya dan mengejar Seung Jo, Seung Jo lari tapi Ha Ni jatuh lagi. Seung Jo tanya lagi apa kau baik2-baik saja? kau tidak harus menyakiti diri seperti ini, aku hanya memintamu memakai kaus kaki. Ha Ni kesal mendengarnya dan mengejar Seung Jo lagi.

Joon Gu masih dalam perjalanan menuju pantai dengan vespa Wakepsek. Tiba-tiba vespanya berhenti. Joon Gu mengira baterainya habis. Joon Gu menendang vespanya dia bingung apa yang harus dilakukannya karena dia tidak punya uang. Joon Gu melihat tangki bensinnya dan dia tidak melihat apa-apa karena didalam tangkinya gelap. Joon Gu mengeluarkan pemantik apinya yang tadi dan menyalakannya. Lalu dia mau melihat isi tangkinya dengan bantuan nyala api itu. Tapi pemantiknya malah jatuh kedalam tangki dan meledak mengeluarkan api. Joon Gu teriak. Ban vespanya melayang membuat nelayan takut. Dari TKP vespa Joon Gu keluar asap hitam pekat.

Ha Ni, Min Ah dan Joo Ri bermain air. Ha Ni memakai ban karet anak-anak dipinggangnya. Kemudian mereka berfoto (hah, jadi inget waktu ke anyer bareng temen-temen).

Jang Mi lewat ternyata dia mengambil bola yang sedang dimainkannya bersama Eun Jo dan Seung Jo. Jang Mi menggandeng tangan Seung Jo. Ha Ni kesal melihatnya.

Ny. Baek memanggil anak-anak untuk makan semangka. Mereka semua menuju Ny.Baek. Tapi Eun Jo menghentikan Ha Ni dengan memanggilnya. Eun Jo mengejek Ha Ni. Ha Ni kesal dia mengejar Eun Jo. Eun Jo mengatai Ha Ni “bong, bong, bong. Bong”. Mereka kejar-kejaran sampai ke tepi pantai. Eun Jo masuk ke dalam air dan meminta Ha Ni mengejarnya. Ha Ni takut karena dia tidak memakai ban karet. Eun Jo mengejeknya dengan berkata kalau Ha Ni tidak bisa berenang.

Lalu Ha Ni melihat Eun Jo seperti tenggelam. Ha Ni mengira Eun Jo sedang bercanda padahal beneran tenggelem. Eun Jo teriak “selamatkan aku, selamatkan aku”. Ha Ni baru sadar kalau Eun Jo sungguh akan tenggelam. Ha Ni berteriak-teriak meminta tolong. Ha Ni memberanikan diri terjun ke air. Ny. Baek berkata pada semuanya kalau dia meminta mereka naik untuk makan semangka tapi kenapa mereka (Eun Jo – Ha Ni) malah turun ke air.

Ha Ni berusaha menolong Eun Jo, dia menariik tubuh Eun Jo.Tapi dia juga tidak bisa berenang. Jadilah mereka berusaha selamat bersama-sama. Sementara itu orang-orang didarat belum menyadari apa yang terjadi pada Ha Ni dan Eun Jo.

Seung Jo melihat ke arah Ha Ni dan Eun Jo awalnya dia tersenyum karena mengira mereka sedang bermain tapi dia akhirnya sadar dan berlari ke arah mereka. Semua panik.

Seung Jo menyelamatkan Ha Ni dan Min Ah menyelamatkan Eun Jo. Ny. Baek khawatir dengan keadaan Eun Jo. Sementara itu Seung Jo batuk-batuk sepertinya dia meminum air laut dan Ha Ni masih shock.

Malam tiba, mereka semua membakar ikan laut. Eun Jo terserang flu. Jang Mi mendekati Seung Jo dan Seung Jo nampak kurang nyaman juga. Ny. Baek juga kesal melihatnya. Ny. Baek meminta Seung Jo untuk membawakan air hangat untuk Ha Ni. Jang Mi menawarkan diri untuk mengantarkannya. Tapi Ny. Baek bilang tidak perlu. Dan menyuruh Jang Mi untuk melanjutkan membakar daging. Seung Jo berdiri menjalankan perintah ibunya.

Tuan Oh menyelimuti Ha Ni yang tengah duduk sendiri. Tuan Oh berkata perasaanku masih tidak enak sampai sekarang, tadi aku kebetulan berada dipasir waktu itu. Ha Ni menenangkan ayahnya. Tapi tuan Oh sebagai ayah merasa gagal karena tidak berbuat apa-apa tadi, dia tidak bisa bergerak karena didalam pasir dan dia melihat Ha Ni berjuang didepan matanya. Ha Ni meminta maaf pada ayahnya.

Seung Jo datang mengganggu kemesraan ayah dan anak. Seung Jo menawarkan air untuk Ha Ni. Ha Ni menerimanya. Tuan Oh berterima kasih pada Seung Jo, karena jika tidak Karena Seung Jo, Tuan Oh tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Tuan Oh berkata kalau dia akan membuat makan malam yang lezat untuk rasa terima kasihnya. Tuan Oh meninggalkan Ha Ni dan Seung Jo.

Seung Jo berkata pada Ha Ni “kau bahkan tidak tahu bagaimana berenang dan kau bahkan tidak takut berbohong?”

Ha Ni : “lalu, apa yang harus aku lakukan? Aku berteriak tapi tidak ada yang mendengarku”

Seung Jo : “kau benar-benar pembuat masalah, sejak hari aku bertemu denganmu, tidak ada hari damai dalam hidupku”

Ha Ni : “kenapa kau memarahi aku lagi? Aku masih tidak enak badan”

Seung Jo : “tidak enak badan?”

Dari tempat memanggang terdengar teriakan keras. Ternyata Joon Gu datang dengan baju compang camping dan tubuh hitam legam akibat ledakan tangki tadi, hahahaha. Dalam keadaan seperti itu, Joon Gu masih memainkan jambulnya dan tanya dimana Ha Ni.

Ny. Baek mengecek ke dalam tenda disana dia melihat Tuan Oh da Tuan Baek yang akan tidur berdua sementara dia akan tidur dengan Eun Jo yang sedang sakit. Para wanita juga masuk ke dalam tenda yang lain bersama Eun Jo satu-satunya laki-laki yang ikut nimbrung. Ny. Baek tanya lagi apa Eun Jo tidak apa-apa. Eun Jo bilang tidak apa2-apa lalu Eun Jo melihat ke arah Ha Ni (Eun Jo mulai respect sepertinya terhadap Ha Ni karena sudah punya niat tulus menolong Eun Jo meskipun gagal pada akhirnya, hahah). Eun Jo ingat saat Ha Ni berusaha menarik tubuhnya, Ha Ni merasa Eun Jo melihatnya saat Ha Ni tanya kenapa, Eun Jo langsung buang muka.

Sementara itu Seung Jo tengah asyik main gitar. Joon Gu datang duduk disebelahnya. Joon Gu sudah berganti pakaian dan itu pakaian Seung Jo yang dipinjamnya. Joon Gu berkata kalau dia tahu Seung Jo menyelamatkan Ha Ni dan Joon Gu merasa seharusnya dia datang lebih awal. Lalu Seung Jo tanya “apa kau datang kesini karena Oh Ha Ni?” (Seung Jo mulai cemburu, hihi). Joon Gu menjawab “tentu saja, bahkan jika kau seorang pemuda jenius, kau masih seorang laki-laki yang berdarah panas, siapa tahu kita kau mungkin berubah menjadi binatang, tentu saja aku harus tinggal dan melindunginya”. Seung Jo tersenyum “kenapa kau tidak hanya datang dan tinggal dirumahku?”. Joon Gu “apa ada kamar kosong?”. Seung Jo kembali memetik gitarnya. Joon Gu memberi peringatan kepada Seung Jo untuk tidak berpikiran aneh, karena dia selalu mengawasi Seung Jo. Seung Jo memotong kata-kata Joon Gu “apa kau begitu menyukai Oh Ha Ni?”. Joon Gu merasa canggung untuk menjawabnya. Joon Gu “tidak peduli apapun, aku harus segera mandiri sehingga membiarkan Ha Ni ku bahagia, itulah keinginan terbesarku”. Seung Jo tersenyum “benarkah? Oh Ha Ni dan kau agak cocok”. Joon Gu senang mendengar pemikiran Seung Jo tentang dia dan Ha Ni. Joon Gu berkata “kau dan Ha Ni tidak cocok satu sama lain bahkan jika Ha Ni mengatakan kalau dia menyukaimu, itu hanya emosi sesaat, hei Baek Seung Jo,mari kita berteman”

Dibalik mobil Ha Ni mendengar semua pembicaraan Seung Jo dan Joon Gu. Ha Ni menghela napas panjang. Seung Jo menolak usulan Joon Gu untuk berteman. Joon Gu berkata terserah dan dia juga tidak ingin berteman dengan Sueng Jo dan akan baik-baik saja dengan Ha Ni.

Kembali ke sekolah, para siswa sedang melihat pengumuman tentang universitas. Ha Ni, Min Ah dan Joo Ri tampak lemas setelah melihatnya. Mereka bingung karena begitu banyak universitas tapi dimana tempat bagi mereka. Ha Ni meminta mereka masih bisa bekerja keras karena masih ada 2 bulan lagi. Lalu Joo Ri memandang Ha Ni dan berkata “apa ini keyakinan seseorang yang masuk 50 besar dalam waktu seminggu?”.Min Ah tersenyum sepertinya dia punya ide cemerlang.

Min Ah dan Joo Ri main ke rumah Ha Ni. Mereka belajar ditemani Ny. Baek serta makanan kecil. Ny. Baek menyarankan mereka untuk bertanya pada Seung Jo jika ada yang tidak dimengerti karena buat apa Seung Jo ada disini. Mereka tersenyum. Ny. Baek memberikan semangat dan keluar dari kamar. Min Ah berkata kalau tempat tidur Ha Ni sangat bagus. Ha Ni bilang ini gaya yang ibu suka. Joo Ri menggodanya oh, ibu… Ha Ni beralasan “Dia adalah ibu temanku.

Min Ah membuka buku pelajaran Ha Ni. Di dalam buku itu terdapat banyak catatan yang dibuat saat Ha Ni mengenai hal-hal yang harus dikerjakan dia dengan Seung Jo. Min Ah membacakannya : Namsan Tower, berciuman ditempat yang banyak orang, Berjalan dijalan yang indah sambil berpegangan tangan, berbicara ditelepon sepanjang malam, menikah. Ha Ni berusaha merebut bukunya tapi buku itu penuh dengan Seung Jo, hehehe. Joo Ri berteriak ke arah kamar Seung Jo “Ha Ni-ah!!!”. Joo Ri berkata kalau dia mengira pada awalnya Seung Jo itu kurus sekurus batang korek api, tapi setelah apa yang terjadi diperjalanan, Joo Ri menyadarai kalau Seung Jo benar-benar. Seorang manusia. Min Ah berkata “sepertinya dia bekerja keras, otot punggungnya terlihat sangat tegas”.Ha Ni malu tapi mesem-mesem mendengarnya, haha. Ha Ni mengajak teman-temannya untuk belajar.

Mereka mengerjakan pertanyaan pertama: ¼ dikalikan -8 dengan satu. Dan mereka bingung apa jawabannya. Lalu lanjut ke pertanyaan ke-2, tpi mereka tidak bisa juga. Min Ah dan Joo Ri memberi isyarat dengan menunjuk kamar Seung Jo. Ha Ni tidak mau, tapi Min Ah dan Joo Ri memaksanya untuk pergi pada Seung Jo.

Ha Ni mengendap-endap di depan kamar Seung Jo. Min Ah dan Joo Ri mengawasi dari balik pintu kamar Ha Ni. Ha Ni memohon untuk tidak melakukan ini. Terpaksa Min Ah dan Joo Ri turun tangan. Min Ah memegangi Ha Ni dan Joo Ri mengetuk pintu kamar Seung Jo. Seung Jo mempersilahkan untuk masuk. Joo Ri dan Min Ah mendorong Ha Ni ke depan pintu.

Ha Ni muncul dari balik pintu, didalam kamar Seung Jo sedang bermain dengan Eun Jo. Ha Ni tanya apa Seung Jo punya waktu luang. Seung Jo bilang tidak. Ha Ni tidak percaya. Seung Jo bilang itu benar. Ha Ni menutup pintu tapi Joo Ri dan Min Ah mendorongnya masuk ke dalam.

Ha Ni mengutarakan maksudnya pada Seung Jo kalau dia dan teman-temannya mengalami masalah saat belajar. Seung Jo bilang tidak mau. Ha Ni memohon hanya satu menit saja, tidak 30 detik saja. Seung Jo bilang 30 detik saja buang-buang waktu. Ha Ni “kenapa buang-buang waktu, 30 detik adalah nasib kami”. Seung Jo akhirnya mau juga.

Seung Jo : “apa yang tidak kau pahami tentang pertanyaan ini?”. Ha Ni bingung. Seung Jo terpaksa menjelaskan dari awal.Waktu bergulir tepat 30 detik selesai pekerjaan Seung Jo, hehehe perfect banget. Seung Jo menyuruh Ha Ni membawa bukunya. Ha Ni berterima kasih padanya.

Ha Ni and friends kembali ke kamar mempelajari apa yang sudah ditulis Seung Jo. Mereka merasa sangat mudah solusinya dan mudah dimengerti juga. Lalu mereka lanjut kepertanyaan selanjutnya dengan senang. Waktu berlalu mereka bingung lagi dan menghela napas bersamaan.

Eun Jo dan Seung Jo sedang belajar, Ha Ni muncul dibalik pintu dengan suara lirih. Seung Jo ngeh dengan keberadaan Ha Ni. Seung Jo melihat Ha Ni dan Ha Ni berkata ini satu lagi.

Seung Jo sudah siap untuk tidur, dia juga sudah masuk selimut, tapi Ha Ni muncul lagi dan Tanya apa Seung Jo akan tidur?. Ha Ni tanya pertanyaan berikutnya.

Sekarang Seung Jo sudah tidur, Ha Ni muncul lagi. Seung Jo kesal dia meminta Ha Ni datang setelah 15 menit. Ha Ni menunggu diluar, Min Ah dan Joo Ri bilang kalau Ha Ni harus pergi karena sudah 15 menit. Tapi Ha Ni takut, Joo Ri memintanya untuk cepat. Ha Ni berkata “aku benar-benar tidak bisa melakukannya”

Seung Jo keluar dari kamarnya, Ha Ni and friends merunduk semua. Seung Jo melemparkan buku Ha Ni dan berkata “jangan datang ke kamarku lagi”. Seung Jo menutup pintunya jebret,hehe.

Di sekolah, kelas 3-7 sedang ramai-ramainya. Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah sedang mempelajari apa yang mereka pelajari kemarin. Joo Ri dan Min Ah mengusulkan Seung Jo untuk menjadi guru mereka dan mereka berencana datang lagi ke rumah Ha Ni di akhir pekan. Ha Ni “kalian gila, kau melihat bagaimana dia dan kau berani seperti itu lagi?”

Salah satu teman Ha Ni mengambil buku Ha Ni. Teman sekelas Ha Ni jadi tahu kalau Ha Ni dibantu Seung Jo menyelesaikan soal-solanya. Teman-teman sekelas Ha Ni meminta ikut untuk diajari Seung Jo. (Seung Jo ngajarin Ha Ni, Joo Ri sama Min Ah ajah udah males gimana ngajarin anak sekelas, hahaha). Joon Gu berkata pada teman-temannya apa mereka tidak punya harga diri. Temannya menjawab bisakah Joon Gu menggunakan harga dirinya untuk masuk universitas. Joon Gu marah mendengar perkataan temannya itu. Gengnya Joon Gu berusaha meredam kemarahan Joon Gu. Lalu gengnya Joon Gu malah bergabung dengan murid-murid yang minta diajari oleh Seung Jo.

Dirumah, Eun Jo dan Seung Jo yang baru datang melihat begitu banyak sepatu dirumahnya. Seung Jo terkejut melihat murid-murid kelas 3-7 ada di ruang tamunya. Murid-murid dengan kompak berkata “ Halo Guru”. Eun Jo Tanya pada ibunya apa yang mereka lakukan disini. Ibu berkata pada Seung Jo kalau mereka datang untuk melihat Seung Jo. Ha Ni duduk selonjoran disofa . Murid-murid dengan kompak berkata “Baek Seung Jo, tolong ajari kami juga”.

Seung Jo menghela napas. Seung Jo berkata pelan dan lirih Oh Ha Ni. Lalu Seung Jo berkata pada murid-murid kalau dia tidak mau dan sangat lelah. Ibu menarik tangan Seung Jo dan memohon. Ha Ni bersembunyi di sofa. Seung Jo melihat Ha Ni “Oh Ha Ni, keluar!”.Ha Ni sembunyi dia tahu akan dimarahi Seung Jo. Min Ah dan Joo Ri membangunkan Ha Ni dan mendorongnya kedepan Seung Jo.

Ha Ni memelas “hanya sekali”

Seung Jo : “Oh Ha Ni, kau benar-benar…”

Ha Ni memohon : “hanya sekali,tolong selamatkan kelas 3-7 kami”

All murid : “kami tidak akan pernah melupakan kebaikanmu sepanjang hidup kami, kami tidak akan pernah lupa, tolong selamatkan kami”

Joon Gu mengamati rumah Seung Jo. Seung Jo mengajari teman-temannya Ha Ni. Ha Ni memandangi Seung Ko dengan penuh kekaguman

Seung Jo : “Ada objek yang ditempatkan 2kg di permukaan air. ditambahkan 10 newton gaya, akan mengakibatkan 4 newton gesekan. Pada saat ini, maksimum percepatan objek dapat diperoleh? Untuk pertanyaan ini, kita harus menggunakan rumus F = ma. F setara dengan Ma. "F" di sini berarti? Force , “M” adalah massa, "A" adalah percepatan, Apa yang kita inginkan adalah "a", Jadi "a" akan sama dengan F / m, dengan gaya 10 newton, dan 4 newton gesek, Sehingga daya bersih akan menjadi ...”

Ha Ni ke dapur dan membantu Ny. Baek menyiapkan peralatan makan. Ha Ni Tanya apa yang akan dimakan untuk makan malam. Ha Ni mengusulkan asam manis dan daging. Eun Jo bilang tidak. Ha Ni berpikir kalau Seung Jo tidak suka asam manis dan daging. Ny. Baek membenarkannya.

Seung Jo ke dapur. Ha Ni Tanya apa Seung Jo lelah. Seung Jo bilang tentu saja, Ha Ni Tanya apa Seung Jo ingin minum air. Ha Ni menawari Seung Jo tapi Seung Jo sudah mengambil airnya dari teko. Ha Ni bilang ini lebih dingin tapi Seung Jo bilang tidak apa-apa Ha Ni terus menawari Seung Jo airnya saja, Seung Jo tetap tidak menginginkannya dan pergi begitu saja. Ha Ni cemberut. Eun Jo mengejek Ha Ni dengan melet-melet. Ha Ni kembali membantu Ny. Baek tanpa semangat.

Ny, Baek menerima telepon. Ny. Baek sepertinya mendapatkan ide brillian. Ny. Baek mengatakan kepada lawan bicaranya kalau dia akan segera pergi kesana. Ny. Baek tampak repot.

Ny. Baek dan Eun Jo sudah berganti pakaian dan akan pergi. Ny. Baek berpesan pada Ha Ni untuk menyiapkan makan malam sendiri. Eun Jo Tanya kenapa Hyung-nya tidak ikut. Ny.Baek jawab kalau Seung Jo harus belajar karena sudah kelas 3. Ny. Baek dan Eun Jo pergi meninggalkan Ha Ni dan Seung Jo berdua saja dirumah.

Seung Jo akan pergi. Ha Ni Tanya kemana Seung Jo akan pergi. Seung Jo “pergi untuk membeli makan malam”. Ha Ni “aku akan membuatnya untukmu, terima kasih untuk hari ini dan kemarin”. Seung Jo tidak begitu percaya pada kemampuan Ha Ni.

Ha Ni membuka buku-buku resep masakan. Ha Ni melihat satu masakan namanya “Hawaii loco moco”

Ha Ni membaca resepnya “Tempatkan patty daging tebal di wajan panas. Kemudian tambahkan saus daging. Letakkan telur goreng setengah matang di atasnya. Titik utamanya adalah untuk memakannya dengan kuning telur”. Ha Ni merasa ini bagus dan dia akan menunjukan kemampuannya pada Seung Jo.

Sementara itu keluarga Baek kecuali Seung Jo pergi ke restoran ayah Ha Ni. Mereka makan malam bersama. Eun Jo protes dengan apa yang dilakukan ibunya. (wah keren nih acting ibunya Seung Jo). ternyata tujuan ibu Seung Jo meninggalkan Ha Ni dan Seung Jo dirumah agar mereka bisa berdua dan bisa bermesraan,,hahha, mendengar ucapannya ayah Seung Jo menutup telinga Eun Jo..

Seung Jo turun dari lantai atas untuk meminta makan malamnya karena dia sangat lapar, sesampainya didapur ternyata Ha Ni mengacaukan dapur ibu Seung Jo.

Seung Jo terkejut melihat kondisi dapur, apa yang terjadi? Tanya Seung Jo .Ha Ni meminta maaf, “aku sedikit menggosongkannya sedikit”.

kemudian mereka makan bersama, Seung Jo merasa heran masakan dengan buatan Ha Ni, “apa ini?” Tanya Seung Jo. “ Hawaian loco moco” jawab Ha Ni ragu. “Hawai..apa?? Tanya Seung Jo lagi. Ha Ni menirukan gaya tarian Hawai. Seung Jo mengangkat dagingnya yang berbentuk hati. “ini bukan makan malam” kata Seung Jo. “Apa kau tak suka? Tanya Ha Ni polos. Seung Jo menggebrak meja sambil berkata “Apa kau menyuruhku untuk memakannya?. Ha Ni langsung diam

Akhirnya Seung Jo membuat masakannya sendiri. Seung Jo mengocok telur, menuangkan sebagian telur ke wajan kemudian memasukkan nasi, Ha Ni mendekatinya dan memberikan saus. Ha Ni mencicipi masakan Seung Jo. Ha Ni sangat kagum dengan Seung Jo karena bisa memasak seperti direstauran. Seung Jo mengatakan kau harus punya otak pintar untuk memasak.

Ha Ni percaya, kalau demikian ayahku juga pasti pintar, dan Joon Gu juga. Seung Jo sedikit berubah air mukanya, apa Joon Gu pintar masak? Ha Ni berkata iya, Joon Gu pintar sekali masak, saat festival, ia bahkan membuat kue beras bumbu dan ubi karamel untuk dijual, enak sekali!. Seung Jo sebal dengan perkataan Ha Ni, ia langsung mengambil piring Ha Ni dan langsung menaruhnya ditempat piring kotor. (hahah padahal baru aja makan 1 suap)

Sementara itu, seluruh keluarga Baek malah pergi karaokean. Namun Eun Jo protes karena sudah malam. Haha kasian ni Eun Jo, korban ibunya ni

Ha Ni pergi ke kamarnya dan siap untuk belajar karena ada test bahasa Inggris. ”meskipun kita selalu bertengkar, tapi ia masih membantuku” kata Ha Ni pada bonekanya. Ha Ni mencari buku Inggrisnya, namun tidak ditemukan, ia membolak-balikkan buku lainnya namun tetap tidak ketemu, Lalu ia ingat buku itu ketinggalan di kamar Seung Jo saat ia dan temannya belajar bersama. Ha Ni panik karena di dalamnya ada rencana "masa depan" dengan Seung Jo.

Ha Ni pergi ke kamar Seung Jo dan masuk mengendap-endap. Ha Ni melihat Seung Jo sudah tidur. Ia mencari-cari dikamar Seung Jo dan akhirnya Ha Ni menemukan bukunya, lalu membuka buka bukunya, setelah itu melihat foto Seung Jo bersama Eun Jo. Ha Ni bersiap keluar kamar namun tiba-tiba Baek Seung Jo bangun dan memegang pergelangan tangan Ha Ni. Ha Ni kaget setengah mati.

“Apa yang kau lakukan? “ tanya Seung Jo. “Tidak, aku kesini mencari sesuatu” jawab Ha Ni. “Kau ingin aku percaya apa katamu? Saat tidak ada orang dan hanya kita berdua saja di rumah, kau dapat yang kau cari? Kata Seung Jo. Ha Ni terlihat gugup. Seung Jo menarik Ha Ni ke tempat tidurnya dan menindih Ha Ni. Ketika Ha Ni ditarik, ia menendang mainan Eun Jo berbentuk bola dan akhirnya jatuh berantakan.

“Joon Gu berkata bagaimanapun juga aku ini pria usia 19 tahun yang berdarah panas”kata Seung Jo. Ha Ni terlihat panik. “Apa, ada apa denganmu? Tanya Ha Ni ketakutan?”. “Bukankah kau masuk ke sini karena kau ingin ini terjadi? Dan sekarang di dalam rumah ini bukankah hanya ada kita berdua saja?

Ha Ni sangat kaget karena kepergok oleh Seung Jo dan dia tambah panik saat Seung Jo menahan tangannya. Seung Jo tanya kenapa Ha Ni ada di kamarnya, Ha Ni berusaha menjelaskan, tapi Seung Jo tidak percaya dan dia kemudian menarik tangan Ha Ni hingga Ha Ni terjatuh di kasur.

Bapak, Ibu Baek, Eun Jo dan Pak Oh sudah pulang ke rumah dan terus memencet bel, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Mereka mengira Ha Ni dan Seung Jo sudah tidur.

Di kamar Seung Jo, Seung Jo menindih tubuh Ha Ni (wkwkwk... jangan salah sangka ya ^^), Ha Ni jadi sangat gugup dan Ha Ni sudah GR kalau Seung Jo bakal menciumnya.

Ha Ni bilang kalau mereka seharusnya kencan dulu. Seung Jo berhasil menggoda Ha Ni, membuat Ha Ni panik, lalu Seung Jo bangkit dari kasur dan tertawa mengejek Ha Ni. Ha Ni malu dan langsung keluar kamar, celakanya dia tidak sadar sudah meninggalkan bukunya yang penuh dengan coretan dan nama Seung Jo.

Ha Ni bersandar di pintu di luar kamar, tapi langsung pergi saat melihat Eun Jo. Eun Jo juga melihat Ha Ni keluar dari kamar Hyung-nya, dan dia merasa ada yang aneh.

Saat di kamarnya, Ha Ni merenung dan membuka kembali surat cintanya untuk Seung Jo yang diberi nilai D minus.

Seung Jo mengambil buku Bahasa Inggris Ha Ni yang ketinggalan dan membacanya, lalu tersenyum [tulisan Ha Ni : Kau sangat berarti untukku, Kau sangat sempurna bagiku, Aku akan melihatnya setelah pelajaran ke-2]. Eun Jo masuk kamar dan bertanya pada Seung Jo kenapa muka Ha Ni memerah. Seung Jo menjawab aman pertanyaan Eun Jo bahwa dia juga penasaran.

Ketika Seung Jo senyum-senyum membaca curhatan Ha Ni tentang dirinya, Ha Ni justru sedang sangat kesal dan memaki-maki Seung Jo, Ha Ni menangis sedih dan curhat pada boneka Teddy-nya.

Di sekolah, para siswa bergosip tentang Ha Ni yang tidak lagi masuk dalam 50 peringkat teratas. Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah ngobrol tentang masa depan mereka setelah lulus dari SMU, mereka bingung dengan nilai mereka yang pas-pasan akan susah mencari universitas.

Ha Ni mengadakan bimbingan dengan gurunya, Bu Guru Kang Yi. Bu Guru Kang Yi menyarankan Ha Ni untuk masuk universitas melalui jalur khusus dan mencoba mencari bakat dan kelebihan Ha Ni, tapi Ha Ni tidak memiliki semua itu. Ha Ni menunduk pasrah di kursinya karena dia dan keluarganya tidak punya hal spesial yang bisa diajukan untuk masuk jalur khusus.

Bu Guru Kang Yi kesal dan hampir menyerah, tapi kemudian dia melihat bolpoin milik Ha Ni sebagai tanda bahwa Ha Ni pernah donor darah. Bu Guru Kang Yi menjadi semangat lagi dan tahu jurusan dan universitas apa yang tepat untuk Ha Ni, Universitas Parang!. Ha Ni juga gembira karena itu berarti dia masih ada harapan untuk bisa kuliah.

Ha Ni dan sahabatnya hang out ke kafe dan mereka melihat Seung Jo sedang bersama laki-laki asing. Ha Ni penasaran dengan pembicaraan serius mereka.

Saat teman-teman sekelasnya di kelas khusus sibuk belajar, Seung Jo justru melamun dan terlihat tidak bersemangat, akhirnya dia keluar dan duduk di bangku taman sambil berpikir tentang universitas yang akan dia pilih kelak [Seung Jo masih kebingungan menentukan tujuan hidupnya].

Bu Guru Kang Yi menuliskan formulir universitas untuk Ha Ni, dan dengan mantap mengisi tentang potensi khusus yang dimiliki oleh Ha Ni. Pak Guru Ji Oh bilang pada Bu Guru Kang Yi kalau Bu Guru Kang Yi sungguh bekerja keras. Bu Guru Kang Yi membalas," tentu saja, bagaimana aku bisa jadi guru yang baik jika aku bermalas-malasan, seperti orang lain [sambil menatap Pak Guru Ji Oh]". Secara tidak langsung Pak Guru Ji Oh merasa tersindir (hehehe... Pak Guru Ji Oh sih enak, soalnya dia pegang kelas khusus yang siswanya cerdas-cerdas, ga usah pusing-pusing mikirin nilai anak didiknya)

Bu Guru Kang Yi melihat Pak Kepsek dan meminta surat rekomendasi dari sekolah untuk Ha Ni agar bisa masuk universitas. Tapi Pak KepSek menolak karena peringkat Ha Ni yang rendah. Bu Guru Kang Yi membela Ha Ni kalau Ha Ni pernah masuk peringkat 50 teratas, Pak Kepsek kekeuh tidak mau memberikan dan baru akan mengakui kemampuan Ha Ni dan Bu Guru Kang Yi kalau Ha Ni berhasil masuk Universitas Parang. Dan Pak Kepsek pun berlalu pergi. Jelas saja Bu Guru Kang Yi kesal setengah mati dengan keputusan Pak Kepsek. Pak Guru Ji Oh melihat Bu Guru Kang Yi dengan iba [dan sayang ^^], lalu memberikan 1 butir vitamin C untuk Bu Guru Kang Yi. Bu Guru Kang Yi juga langsung GR dengan perhatian Pak Guru Ji Oh dan mengira Pak Ji Oh menyukainya (dari tatapan matanya emang kayaknya udah suka ama bu guru kok, hehehe... cuman masih jaim aja tuh pak guru)

Ha Ni sedang sibuk mengisi formulir pendaftaran universitas on line nya di kamar, tapi tiba-tiba komputernya error dan Ha Ni cemas kalau data-datanya hilang.

Coba lihat bagaimana tatapan curiga Eun Jo pada Ha Ni dan Seung Jo, imuutt..

Akhirnya Seung Jo turun tangan. Ibu Baek mencoba menenangkan Ha Ni yang panik, Seung Jo yang terganggu dengan tangisan Ha Ni menyuruh Ha Ni diam.

Ha Ni langsung menutup mulutnya begitu mendengar omelan Seung Jo. Syukur... Seung Jo berhasil memperbaiki komputer Ha Ni yang error.

Ha Ni sangat sangat gembira dan berterima kasih pada Seung Jo, Seung Jo tidak terlalu menanggapi dan menyuruh Ha Ni untuk cepat mengirimkan formulirnya. Ibu Baek lalu menggandeng Eun Jo turun untuk makan malam.

Eun Jo [sedikit] memberontak, dia masih curiga dengan hubungan hyung-nya dan Ha Ni. (Eun Jo pantes nih jadi detektif, instingnya jalan, hehehe ^^ suka suka suka Eun Jo)

Tinggal Ha Ni dan Seung Jo berdua di kamar, Ha Ni berterima kasih lagi pada Seung Jo yang sudah membantunya. Seung Jo menanyakan motivasi Ha Ni masuk universitas padahal Ha Ni tidak punya keahlian dan bakat khusus, Ha Ni sedikit heran dengan pertanyaan Seung Jo, tapi akhirnya dia menjawab "untuk belajar". Ha Ni sadar bahwa dia memang tidak memiliki kesempatan besar untuk masuk Universitas Parang, tapi paling tidak Ha Ni sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk hidupnya. Ha Ni menambahkan bahwa jika dia tidak belajar, dia tidak akan bisa menemukan tujuan hidupnya dan hal yang dia sukai.

Seung Jo masih penasaran [dan meneruskan interogasi pada Ha Ni],"Bagaimana kau tahu kalau kau menyukai sesuatu?". "Jantungmu akan berdetak lebih cepat jika kau menyukai sesuatu. Ayahku pernah berkata kalau jantungnya selalu berdetak cepat ketika mencium aroma mie yang baru diangkat".

Just so adorable ^__^

Seung Jo benar-benar menghayati omongan Ha Ni dan refleks memegang dadanya sambil bergumam,"Aku juga ingin merasakan perasaan seperti itu". Ha Ni heran melihat Seung Jo, Seung Jo jadi salah tingkah dan untuk menutupinya, dia menyuruh Ha Ni segera mengirimkan aplikasinya.

Keesokan harinya di sekolah, Bu Guru Kang Yi dengan semangat 45 yang berkobar-kobar (baileb ^__^) menunjukkan surat pada Pak Kepsek yang menyatakan bahwa Ha Ni dan Min Ah lolos seleksi administrasi universitas dan akan ke tahap selanjutnya, wawancara. Pak Kepsek shock melihat surat itu, karena itu artinya dia kalah dari Bu Guru Kang Yi yang sudah diremehkannya, Pak Guru Ji Oh berusaha menenangkan Kepsek. Pak Kepsek masih belum percaya bahwa keajaiban itu muncul dari kelas 3-7. Dan Bu Guru Kang Yi masih saja menyanyi dengan senang, hahahahaha...

Ya ampunn... lihatlah muke-muke Bye Bye Sea ntu

Ha Ni berkumpul dengan teman-temannya di ruang seni, mereka membahas wawancara yang akan dilakukan Ha Ni dan Min Ah besok. Ha Ni khawatir tidak akan lulus dalam wawancara karena dia tidak terlalu pintar bicara. Joon Gu menyemangati Ha Ni dan bilang kalau Ha Ni akan diterima, meskipun nanti akhirnya gagal, paling tidak Ha Ni sudah mencoba wawancara. "Ha Ni sunbae.. apa kau punya backing?",tanya Jang Mi pada Ha Ni. Ha Ni terdiam sejenak dan menjawab mantap sambil tersenyum,"Ya, Tuhan akan membantuku", Min Ah ikut senyum bersama Ha Ni (I miss my best friend ^^)

Tuhan benar-benar membantu Oh Ha Ni, Topan Rananim melanda Korea di hari wawancara Ha Ni. Pak Oh, Pak Baek dan Ibu Baek khawatir pada Ha Ni yang tetap bersikukuh untuk datang wawancara. Pak Oh menyarankan Ha Ni untuk membatalkan wawancara, Ha Ni mengira ayahnya tidak percaya pada kemampuannya, Pak Oh menyanggah bukan karena itu, dia percaya pada Ha Ni, tapi dia khawatir pada putri satu-satunya karena di luar sedang ada topan.

Ha Ni meyakinkan ayahnya bahwa dia baik-baik saja dan tidak akan melewatkan kesempatan langka untuk wawancara. Pak Oh sebenarnya ingin mengantar Ha Ni, tapi Ha Ni menolak dan akhirnya dia pamitan lalu pergi sendiri menerjang topan.

Kereta yang dinaiki Ha Ni tidak bisa meneruskan perjalanan karena ada banjir, karena itu Ha Ni harus pergi ke Universitas Parang dengan berjalan kaki menembus hujan deras dan topan. Ha Ni tidak menyerah dan terus berjalan, meskipun payungnya sampai terbalik-balik. (wow, semangat Ha Ni yang pantang menyerah ini patut ditiru, salut) Akhirnya... Ha Ni berhasil juga sampai di tempat wawancara.

Karena topan dan hujan deras itu, banyak peserta tes yang  tidak datang wawancara. Tiga orang juri sedang mewawancarai murid yang datang, rupanya murid itu rumahnya dekat dengan tempat wawancara sehingga dia tidak mengalami kesulitan saat menuju tempat wawancara. Juri laki-laki mengusulkan untuk menunda wawancara saja karena banyak peserta yang tidak datang, juri wanita yang terlihat galak  menolak dan akhirnya wawancara tetap dilanjutkan. Mereka memanggil peserta tes selanjutnya, Ha Ni masuk dengan ceria meskipun dia basah kuyup. Ha Ni duduk di depan para juri dan dia bersin! para juri melihatnya, Ha Ni hanya tersenyum.

Eun Jo merasa senang karena dia tidak perlu masuk sekolah hari itu. Ibu Baek merasa khawatir pada Ha Ni dan berharap semoga Ha Ni melewati wawancara hari ini dengan lancar. Seung Jo yang membaca koran merasa sedikit khawatir juga pada Ha Ni.

Juri laki-laki tertawa melihat foto Ha Ni, "Sepertinya kau punya pengalaman yang menarik. Jadi apa yang menarik perhatianmu akhir-akhir ini? ", tanya Juri laki-laki. "Baek Seung Jo, tentu saja", jawab Ha Ni dengan sangat semangat. Lalu dia sadar dan mengkoreksi jawabannya, "Emmm... maksudku, dia adalah orang",

Juri : jadi kau tertarik pada seseorang?

Ha Ni : Ya, itu benar seseorang!. Baru-baru ini saya berpikir, jika saya ingin memahami seseorang berapakah waktu yang diperlukan? Dalam kehidupan ini, meskipun hanya satu orang, apakah ada cara saya dapat sepenuhnya memahami dia?

Urai Ha Ni pada Juri, tapi dia langsung menggumam dalam hati. "Tidak mungkin aku bisa memahami Baek Seung Jo".

Juri wanita memeriksa CV Ha Ni dan bertanya, "Kenapa kami harus memilihmu?", Ha Ni bingung dengan pertanyaan juri. Juri wanita itu menyebutkan isi surat rekomendasi dari guru Ha Ni yang seperti sumpah darah dan dia heran bagaimana Ha Ni bisa lolos tes administrasi tahap pertama. Juri laki-laki membela Ha Ni dengan berkata bahwa Ha Ni pernah memperoleh nilai yang tinggi dan dia percaya diri, selain itu Ha Ni juga sangat kreatif. Juri wanita memotong kata-kata juri laki-laki dengan  tajam,"Kita tidak sedang memilih penulis lepas atau komikus kan?". Juri wanita bertanya lagi pada Ha Ni : Katakan padaku, apa alasannya kami harus memilihmu Oh Ha Ni? Kau punya sisa waktu satu menit!

Ha Ni bengong, masih bingung mau menjawab apa. Melihat Ha Ni yang diam saja, juri wanita itu akhirnya memutuskan,"Baiklah, kau tidak perlu mengatakan apapun, terima kasih". Juri itu lalu memanggil peserta lainnya untuk masuk.

Ha Ni mengerti dan bangkit dari kursinya tapi baru beberapa langkah, Ha Ni berbalik dan tersenyum berkata : Maafkan saya. Anda benar. Saya benar-benar tidak punya bakat. Saya juga  terkejut bisa melalui tes tahap pertama. Jadi sebenarnya, saya sudah sangat bersyukur. Tapi, ada sesuatu yang perlu saya katakan. Jika anda tidak memilih saya, melainkan memilih orang yang punya nilai baik dan memenangkan penghargaan. Jika anda memilih murid yang benar-benar mengesankan tetapi murid itu terlalu malas untuk kerja keras dan mudah menyerah karena cuaca buruk, itu akan jadi kerugian yang besar bagi universitas. Jika demikian, maka pilihlah saya. Saya mungkin selangkah lebih lambat di belakang orang kebanyakan, tetapi saya tidak pernah menyerah. Saya bertahan sampai akhir, karena itulah nama panggilanku adalah Siput Nuh. Kenapa anda tidak mencoba siput ini untuk perubahan [tradisi]?

Sisa waktu 1 menit Ha Ni habis bersamaan dengan selesainya kata-kata Ha Ni, juri wanita terlihat terkesan juga dengan pernyataan Ha Ni tentang dirinya itu.

Saat makan malam keluarga, Seung Jo membuat kaget semua orang karena dia bilang tidak akan mengikuti tes masuk universitas. Seung Jo bilang dia tidak akan masuk kuliah karena tidak ada hal yang dia sukai, jadi dia akan bekerja paruh waktu. Bapak Baek berteriak marah pada Seung Jo, Ibu Baek mencoba menenangkan suaminya dan menawarkan Seung Jo untuk berbisnis on line shopping dengannya. Seung Jo tentu saja tidak mau dan menolak mentah-mentah tawaran itu karena dia tidak mau ibunya mencampuri urusannya lagi. Lalu Bapak Baek juga menawarkan Seung Jo untuk belajar mengurus perusahaan game keluarga mereka saja jika memang Seung Jo tidak ingin kuliah. "Aku sedikitpun tidak tertarik dengan perusahaan ayah, karena itu tolong jangan berharap padaku", jawab Seung Jo dingin. Bapak Baek benar-benar kesal pada sikap Seung Jo yang seenaknya, Seung Jo pamit pergi ke kamar karena keadaan di meja makan sudah memanas. Bapak dan Ibu Baek sakit kepala.

Ibu Baek meminta suaminya untuk tidak terlalu khawatir dan tidak mengambil hati kata-kata  Seung Jo tadi karena dia belum menemukan tujuan hidupnya, selama ini semua kebutuhan Seung Jo selalu tercukupi bahkan melimpah, karena itulah dia belum tahu hal apa yang bisa membuatnya tertarik. Ha Ni lalu teringat perkataan Seung Jo waktu lalu bahwa dia juga ingin merasakan perasaan "suka" seperti Ha Ni.

Sepulang sekolah, Ha Ni dan teman-temannya makan di warung mie Pak Oh. Pak Oh menyiapkan menu khusus untuk mereka semua, "bubur lulus" [jadi di atas bubur itu memang ada tulisan tidak gagal, dalam artian lulus, dan dibuat dari wijen hitam] jika mereka makan bubur itu, maka mereka tidak akan gagal dalam tes. (Waaahhh buburnya kayaknya enak nih, jadi ngiler, laper juga, wkwkwkw) Joo Ri lalu dengan semangat makan bubur itu, Joon Gu dan Min Ah menasehati Joo Ri untuk tidak rakus makan.

Pak Oh menegur Ha NI yang diam saja, tidak makan buburnya, rupanya Ha Ni masih kepikiran Seung Jo. Joon Gu (yang sok tau) juga meminta Ha Ni untuk tidak gugup menghadapi tes dan makan bubur ayahnya yang "tidak gagal". Ha Ni akhirnya makan buburnya dan meminta ayahnya untuk membungkuskan 1 bubur [untuk Seung Jo tentu saja].

Ha Ni mengetuk pintu kamar Seung Jo dan  membawakannya bubur tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar. Seung Jo sebenarnya belum tidur, dia melamun di dekat jendela.

Ha Ni : Baek Seung Jo, besok kau akan pergi tes kan? Semua orang khawatir padamu, apalagi ayahmu. Dia jadi tidak semangat dan tidak banyak tertawa akhir-akhir ini. Ikuti saja tesnya, lalu putuskan kau akan kuliah di universitas atau tidak. Bisakah kau membuka pintunya? Kau bagus dalam semua hal, kemampuanmu seharusnya dibagi dengan orang lain. Menurutku, mereka yang memiliki lebih banyak [potensi] harus berbagi dengan orang lain. Aku sebenarnya juga ingin berbagi, tapi aku tidak punya banyak yang bisa dibagi jadi aku tidak bisa. (so sweet Ha Ni ^_______^)

Seung Jo tidak juga membukakan pintu untuk Ha Ni meskipun Ha Ni sudah mengoceh panjang lebar, akhirnya Ha Ni meletakkan nampan buburnya di depan kamar Seung Jo dan meminta Seung Jo makan bubur itu selagi masih panas. Setelah Ha Ni pergi, Seung Jo membuka juga pintu kamarnya dan mengambil nampan dari Ha Ni. Seung Jo menemukan kado dan ada garpu yang dihias cantik dengan pita, Seung Jo tersenyum!! dan dia tersenyum lagi saat  membaca memo dari Ha Ni.

Paginya, semua keluarga Baek dan Ha Ni H2C [harap-harap cemas] menunggu Seung Jo, Mereka semua sangat senang saat melihat Seung Jo turun juga dari kamarnya, tapi dia tidak kelihatan sehat dan batuk-batuk.  Ha Ni langsung memberikan obat untuk Seung Jo dan Eun Jo membawakan minum. Setelah meminum obatnya, Seung Jo bertanya pada Ha Ni,"obat ini tidak akan membuatku ngantuk kan?" Ibu Baek terkejut, Ha Ni juga dan dia membaca kemasan obat itu dan ternyata obat itu menyebabkan kantuk. (hahahah... Seung Jo ini sengaja mau mengerjai Ha Ni di saat penting itu ^__^) Ha Ni panik, lalu  mencoba mengeluarkan obat yang sudah diminum Seung Jo dengan mengorek mulut Seung Jo, Seung Jo kesal dan menyalahkan Ha Ni. Ibu Baek berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Pak Oh membawakan bekal untuk Seung Jo dan Ha Ni. Pak Oh memberi semangat untuk Seung Jo, lalu melakukan tos "fighting" dengan Ha Ni.

Ha Ni senang sekali karena semua keluarga terlihat senang pagi itu, dia mengikuti Seung Jo jalan menuju tempat tes. Seung Jo merasa risih dan menyuruh Ha Ni untuk melalui jalannya sendiri karena tujuan mereka berbeda. Ha Ni mengerti lalu berbalik arah, tak lupa memberi semangat untuk Seung Jo. Dan mengejutkan! Seung Jo membalas teriakan semangat Ha Ni itu dengan lambaian tangan dari belakang.

Ibu Baek penasaran bagaimana Seung Jo bisa merubah pikirannya, dan Eun Jo dengan gayanya yang cool menggumam, "aneh, aku merasa anehh".

Seung Jo terkantuk-kantuk, pengawas tes menegur Seung Jo dan melihat lembar jawaban Seung Jo yang masih bersih padahal waktu yang tersisa tinggal 15 menit lagi. Seung Jo mengerti dan langsung mengerjakan soalnya.

Ha Ni bercerita pada Min Ah dan Joo Ri tentang juri wanita yang mewawancarainya. Dia tidak yakin dengan hasilnya, selain itu dia juga khawatir dengan Seung Jo. Lalu Ha Ni melihat bulu mata palsu milik Joo Ri, Joo Ri memasangkan bulu mata palsu itu ke mata Ha Ni dan berkomentar bahwa Ha Ni memiliki mata yang besar dan cantik.

Saat menyenangkan itu kemudian dirusak oleh gangguan yang datang dari Jang Mi yang marah-marah pada Ha Ni karena Seung Jo tidak dapat mengerjakan tes dengan baik hari itu setelah minum obat yang diberikan Ha Ni.

Ha Ni jadi lesu dan merasa sangat bersalah pada Seung Jo.

Sepulang dari sekolah, Ha Ni masih gelisah dan dia mengintip Seung Jo yang sedang di kamar mandi sambil menggumam dalam hati : Itu tidak benar kan? Kau mengerjakan tesnya dengan baik kan? Baek Seung Jo yang tak terkalahkan. Jangan katakan [karena] obat flu itu, jangan katakan ku mohon. Katakan padaku kalau tidak ada yang salah.

Bu guru membagikan nilai pada murid-murid dan menyuruh mereka tetap semangat meskipun nilai mereka rendah. Tetapi saat giliran Joon Gu yang dipanggil, yang merasa sedih justru bu guru, sementara Joon Gu sendiri tenang-tenang saja dan meminta bu guru untuk tidak memperlihatkan ekspresi sedihnya karena dia sudah memiliki rencana untuk hidupnya sendiri, Ha Ni! (wakakakak... Joon Gu nih romantis dan cinta mati ma Ha Ni tapi sayang satu hal itu)

Pak Guru merasa aneh dengan ekspresi Seung Jo yang tampak kaget melihat nilainya. Pak Guru tanya ada apa, Seung Jo dengan PD nya menjawab, "Tidak, melihat ini. Aku pikir, aku pasti benar-benar jenius". (ya iyalah, gimana ga jenius, meskipun ngantuk tetap bisa dapet nilai bagus)

Pak Guru memberi selamat pada Seung Jo dan memeluknya, Seung Jo tersenyum dan teman-teman sekelasnya juga ikut bergembira.

Ha Ni mendengar nilai Seung Jo yang sempurna, dia sangat sangat senang (padahal sebelumnya lemah letih lesu tak bergairah, wkwkwkw lebay.co.kr) Ha Ni bersorak-sorak, horeee horee!!!...  hingga semua murid melihatnya dengan tatapan aneh. Joo Ri mengingatkannya,"Oh Ha Ni, dengan nilaimu seperti itu kau masih bisa bersorak hore?" Ha Ni jadi kembali lesu, tapi tidak lama kemudian ekspresinya langsung berubah semangat lagi, "Tentu saja aku bisa, kenapa? Baek Seung Jo horeee!!! Korea Selatan horeee!!" Joo Ri dan Min Ah hanya senyum-senyum saja melihat kelakuan sahabat baiknya itu.

Ha Ni terus saja memandangi ponselnya dan sangat gelisah menunggu telepon dari panitia tes masuk Universitas Parang. Akhirnya ponsel Ha Ni berdering, Ha Ni dengan semangat menjawab, tapi dia kecewa karena ternyata itu telepon salah sambung dari pelanggan resto bebek panggang. Telepon Ha Ni berdering lagi untuk kedua kalinya, dan itu telepon dari "Universitas Parang "yang menyatakan Ha Ni diterima di Univ Parang, tapi sesaat kemudian Ha Ni kaget,"Apa? aku mendaftar di Fakultas Sosial". Penelepon : Ahh, kau tidak mendaftar di Fakultas Apel?

Ha Ni tidak mengerti, lalu Eun Jo muncul di balik jendela sambil membawa apel dan bernyanyi sambil goyang-goyang,"Oh Ha Ni paabbooo..." terang saja Ha Ni dan Ibu Baek yang tadi ikut gembira jadi menjerit kesal pada Eun Jo.

Saat sendirian di balkon, Ha Ni masih saja memandangi ponselnya dan cemberut. Ponselnya berdering lagi, ternyata Min Ah yang menelepon dan memberitahu Ha Ni kalau dia diterima di Parang. Ha Ni sangat senang mendengar kabar itu dan dengan tulus memberikan selamat. Min Ah juga meminta Ha Ni untuk tidak menyerah karena dia pasti juga akan diterima di Parang. Seung Jo melihat Ha Ni yang duduk lesu di balkon (dia sebenarnya juga was-was tuh, jaim ajah).

Esok harinya, telepon dari Parang tidak kunjung datang juga padahal hari itu adalah hari terakhir pengumuman penerimaan, Ha Ni mengerti kalau dia tidak akan diterima karena juri yang mewawancarainya tidak menyukai Ha Ni. Ibu Baek menasehati Ha Ni untuk tetap semangat karena  Ha Ni masih bisa memilih universitas lain. Ha Ni bilang kalau nilainya tidak terlalu baik.

Lalu, telepon Ha Ni bunyi lagi dan orang di seberang telepon mengatakan kalau Ha Ni diterima di Universitas Parang. Ha Ni kaget tidak percaya, dia mengira dikerjai Eun Jo dan tidak ingin dibodohi lagi jadi Ha Ni teriak,"Yaa Baek Eun Jo lagi?!!!!" Eun Jo muncul dari belakang mereka dan bertanya kenapa Ha Ni memanggilnya. Ha Ni sadar kalau telepon itu benar-benar dari panitia Univ Parang. Dia minta maaf karena tadi mengira kalau telepon itu bohongan. Ternyata, Ha Ni diterima di Parang karena ada peserta lain yang mengundurkan diri, jadi tempatnya bisa diisi oleh Ha Ni. Mendengar kabar itu, Ha Ni menjadi sangat bahagia dan berteriak gembira, Ibu Baek dan Eun Jo juga ikut senang. Mereka berpelukan bersama.

Seung Jo yang mengamati Ha Ni dari luar jendela juga ikut tersenyum bahagia.

Ha Ni merayakan diterimanya dia di Univ Parang bersama Bapak Ibu Baek dan ayahnya di warung mie Pak Oh. Ha Ni masih tidak menyangka kalau dia bisa diterima di Parang dan Ha Ni merasa sangat beruntung lalu Pak Oh memberinya hadiah mantel cantik berwarna merah, dan Ibu Baek memberikannya tiket nonton drama musikal Goong. Ha Ni berterima kasih pada Bapak dan Ibu Baek atas hadiah mereka. Ibu Baek menyuruh Ha Ni untuk memegang dulu kedua tiketnya dan mereka janjian untuk bertemu di lobi teater.

Ha Ni mengenakan mantel merah pemberian Bapak Baek dan menunggu Ibu Baek di lobi teater. Ibu Baek yang sedang bersama Eun Jo menelepon Ha Ni dan bilang kalau dia akan terlambat datang karena jalanan yang macet. Eun Jo langsung nyahut kalau tidak ada kemacetan, dan tentu saja mulut Eun Jo langsung ditutup oleh ibunya itu. Ibu Baek meminta Ha Ni untuk masuk duluan dan menitipkan tiket satunya di konter tiket. Ha Ni mengerti, dia lalu masuk duluan ke gedung teater setelah sebelumnya tidak lupa menitipkan tiketnya. Ha Ni sangat menikmati drama musikal Goong karena dia tidak pernah nonton drama musikal sebelumnya dan  Ha Ni tertawa-tawa sendiri melihat pertunjukan itu.

Akhirnya kursi kosong di sebelah Ha Ni  terisi, dan yang duduk di sampingnya adalah Seung Jo! bukannya Ibu Baek. Ha Ni kaget tidak percaya dengan penglihatannya, konsentrasinya terganggu dan dia jadi fokus pada Seung Jo.

Seung Jo memberi isyarat pada Ha Ni untuk melihat drama musikalnya, bukannya melihat dirinya. Ha Ni tidak juga berpaling, akhirnya Seung Jo memegang kepala Ha Ni dan memutarnya agar Ha Ni melihat pertunjukan. (lucu banget ni scene)

Ha Ni berjalan di belakang Seung Jo dan masih mengira kalau dia bermimpi bisa nonton bersama Seung Jo, jadi dia mencubit pipinya dan ternyata pipinya sakit. (kamu emang ga mimpi Ha Ni...)

Ha Ni : Tapi, mengapa kau bisa datang?

Seung Jo : Kau pikir, bagaimana aku bisa?

Ibu Baek memuji dirinya sendiri yang bisa berakting bagus dan membuat Seung Jo  bisa nonton berdua dengan Ha Ni. Eun Jo menyanggah kata-kata ibunya, "Apakah benar-benar karena aktingmu bu?". Ibu Baek tidak mengerti maksud Eun Jo. [Jadi ibu Baek sudah menelepon Seung Jo dan bilang kalau dia ada di lobi teater dan ingin nonton drama musikal tapi tidak ada yang mau menemaninya, jadi Seung Jo bersedia datang dan menemani ibunya itu, wkwkwk...padahal Seung Jo juga tahu kalau sudah dijebak ibunya]

Ha Ni dan Seung Jo mengobrol berdua, Ha Ni bertanya tentang Univ Tae San yang akan dituju Seung Jo. Seung Jo jadi kesal karena dia tidak mau membicarakan masalah universitas lagi.

Ha Ni : Alasan kau sangat pintar adalah karena kau bisa melakukan banyak hal. Aku yakin itu da n untuk menemukan apa mimpimu, hal seperti itu memang sangat rumit. hanya saja buatlah hidupmu menjadi lebih menarik.

Seung Jo bingung,"menarik?" Lalu Ha Ni menjelaskan kalau neneknya yang sudah meninggal pernah menasehatinya, "Ha Ni, buatlah hidupmu menjadi menarik. Jadilah menarik dan buat orang lain bahagia". Ha Ni juga berkata kalau Seung Jo mau masuk Universitas Parang bersama dirinya, maka dia bisa membuat hidup Seung Jo jadi menarik. Ha Ni jadi tersipu malu dan melangkah duluan, Seung Jo mencerna kata-kata Ha Ni.

Mereka berdua berhenti di mesin boneka, Ha Ni menyemangati Seung Jo yang mengarahkan tombol ke sana ke mari untuk menangkap boneka. Akhirnya Seung Jo berhasil menjapit satu boneka, Ha Ni sangat senang dan berteriak-teriak, sampai dia tidak sadar sudah membuat Seung Jo tergetar hatinya karena sentuhan tangan Ha Ni.

Seung Jo yang mencoba menutupi perasaannya melemparkan boneka yang dia dapat tadi ke Ha Ni. Ha Ni bertanya apakah Seung Jo tidak mau mengambil boneka itu. "Apa kau pikir aku mencoba mendapatkannya karena aku ingin boneka itu?", jawab Seung Jo ketus.

Ha Ni bahagia karena dia mendapatkan hadiah boneka  dari Seung Jo, dia menganggap boneka itu sebagai ucapan selamat karena Ha Ni diterima di Parang.

Lalu Joon Gu dan kawanannya [Bye Bye Sea] memanggil-manggil Ha Ni. Joon Gu jadi sakit kepala setelah Ha Ni cerita kalau dia nonton drama musikal bersama Seung Jo. (haahaha... dia iri) Joon Gu memuji boneka Ha Ni [karena dia mengira Ha Ni yang membeli boneka itu] tapi setelah tahu kalau boneka itu dari Seung Jo, pendapat Joon Gu jadi berubah 180 derajat. Dia kesal pada Seung Jo yang memberikan Ha Ni boneka yang murahan. Ha Ni membela Seung Jo dan bilang kalau bonekanya tidak murahan, dan juga tidak semua orang bisa menangkap boneka di mesin boneka itu. Seung Jo tersenyum tipis mendengar pembelaan Ha Ni. Joon Gu jadi panas dan mencoba mempertunjukkan keahliannya [baca : pamer] pada Ha Ni.

Tanpa kata-kata, Seung Jo dengan cool membuang gelas plastik di tong sampah yang jaraknya lumayan jauh, dan dia berhasil. Ha Ni tentu saja langsung memuji Seung Jo. Joon Gu tidak mau kalah, dia juga membuang gelas plastik ke tempat sampah tanpa melihat tempat sampahnya, dia juga berhasil. Kawanannya bersorak gembira melihat bos mereka berhasil. Joon Gu langsung besar kepala. Seung Jo juga tidak mau kalah, dia bergaya lagi, kali ini menendang kaleng soft drink ke tempat sampah dari jarak yang lebih jauh, lagi-lagi Seung Jo sempurna. Seung Jo tersenyum juga bisa pamer di depan Ha Ni dan Joon Gu. Melihat Ha Ni yang terkagum-kagum pada Seung Jo, Joon Gu membalas aksi Seung Jo. Dia mencoba melakukan hal yang sama, hanya saja dia memakai gelas plastik, bukannya kaleng soft drink, tentu saja aksinya itu gagal karena dia  jatuh terjungkal. Kawanan Bye Bye Sea segera bangkit menolong bos mereka. Joon Gu kesal dan jadi malu karena gagal di depan Ha Ni. Ha Ni sendiri menertawakan kelucuan Joon Gu, sedangkan Seung Jo tersenyum meremehkan.

Melihat persaingan Seung Jo dan Joon Gu, Ha Ni berkhayal kalau dia menjadi putri cantik yang diperebutkan oleh dua pangeran. Putri Ha Ni dipaksa untuk bersama dengan Pangeran Joon Gu dan Pangeran Seung Jo menyelamatkannya. Melihat dua pangeran yang bertarung, Putri Ha Ni langsung berteriak,"TIDAK BOLEH!!!" tentu saja teriakan Ha Ni itu bukan hanya di dunia khayalan karena Seung Jo dan Joon Gu jadi melihat heran ke Ha Ni yang tiba-tiba berteriak sambil menyorongkan tangannya ke depan. Joon Gu [yang lola] bingung melihat Ha Ni, sedangkan Seung Jo langsung mengerti kalau Ha Ni pasti berkhayal lagi. Dilihat oleh orang-orang, Ha Ni jadi salting dan langsung pura-pura sedang melakukan gerakan senam. Oonnya lagi, Joon Gu ikut menirukan gerakan Ha Ni. (hehehe... aku jadi suka ama Tae Sun nih ^^)

Paginya, seluruh keluarga melepas kepergian Seung Jo yang akan pergi tes wawancara di Universitas Tae San dan memberinya semangat. Ha Ni ingat lagi perkataan Seung Jo setelah mereka nonton drama musikal, dia jadi cemas dan langsung memakai mantelnya ingin mengikuti Seung Jo. Ayahnya bertanya kemana Ha Ni akan pergi, Ha Ni menjawab dia khawatir dan cuma ingin memastikan Seung Jo sampai di Tae San dengan selamat, setelah itu dia akan segera kembali. Lagi-lagi Eun Jo merasa curiga dan menggumam lagi, "aneh, aku merasa aneh".

Seung Jo yang awas tahu kalau Ha Ni terus saja mengikutinya, meskipun Ha Ni sudah berusaha untuk sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan Seung Jo. Seung Jo hanya senyum tipis saat Ha Ni lari-lari mengikutinya. Saat menyeberang jalan, Ha Ni tidak sadar boneka pemberian Seung Jo jatuh. Dia bingung dan dilema antara terus mengikuti Seung Jo atau mengambil bonekannya dulu. Akhirnya Ha Ni memutuskan untuk mengambil dulu bonekanya setelah melihat lampu lalu lintas bagi pejalan kaki berwarna hijau, tiba-tiba terdengar suara decitan dan dentuman keras Bruuukkk...

Seung Jo berhenti, dia terpaku, membeku (lebay.com) mendengar dentuman itu. Lalu ada murid-murid yang teriak,"Apa kau melihatnya? tubuhnya terpental! Heii sepertinya dia seorang gadis". Seung Jo langsung menoleh.

Di RS Univ Parang, Ha Ni akhirnya tersadar dari pingsannya. Bapak, Ibu Baek dan juga Pak Oh senang melihat Ha Ni sudah sadar. Ha Ni menanyakan Seung Jo. "Dia seharusnya sedang tes sekarang. Dia pergi setelah membawamu ke rumah sakit", jawab Ibu Baek. Ha Ni tersenyum lega mendengar jawaban Ibu Baek.

Tapi pintu terbuka dan Seung Jo menyapa tanpa rasa bersalah,"Kalian semua di sini?" Seung Jo berhasil membuat Ha Ni dan Pak Oh, terutama Bapak, Ibu Baek sangat terkejut.

Ha Ni masih berada di rumah sakit. Ia bangun dengan perasaan yang tidak enak. Masih terdapat beberapa bekas luka di tangannya.Perasaan sangat bersalahnya membuat dirinya tidak ingin berbicara dengan siapapun, terlebih lagi dengan Seung Jo yang tidak mengetahui penyebab Ha Ni merasa hancur.

Duckie dan Min Ah datang untuk menjenguk Ha Ni, tapi Ha Ni malah menyuruh mereka pergi. Ha Ni tidak ingin menemui siapapun, dia ingin sendirian saat itu.

Setelah keluar dari rumah sakit, Ha Ni kembali ke rumah Seung Jo. Ha Ni masih merasa sangat berdosa sehingga ia sangat malu untuk menemui keluarga Seung Jo. Ha Ni berkata kepada ayahnya bahwa mungkin mereka harus segera pindah dari rumah Seung Jo. Ayah Ha Ni berkata bahwa keluarga Seung Jo sebenarnya sangat mengkhawatirkannya. Karena tidak berani bertemu dengan keluarga Seung Jo, Ha Ni melewatkan makan malam. Ha Ni mengunci diri di dalam kamar, dan Ibu Seung Jo sangat mengkhawatirkan keadaan Ha Ni. Ia mengkhawatirkan Ha Ni yang tidak kunjung datang ke ruang makan untuk makan malam bersama-sama.

Seung Jo berkata bahwa ia telah berbicara dengan Ha Ni. Ibu Seung Jo sangat gembira mendengarnya. Seung Jo berkata pada ibunya bahwa ia telah berterima kasih pada Ha Ni yang telah membuatnya gagal untuk mengikuti test wawancaranya. Ibu Seung- Jo berkerut mendengar hal itu. Karena kesal, Ibu Seung Jo mengambil makan malam yang disediakan untuk Seung Jo dan berkata bahwa ia tidak boleh makan apapun.

Ha Ni memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. Ia mengepak seluruh barang-barangnya dengan berat hati. Kemudian ia mengendap-endap untuk pergi melalui pintu belakang, tapi ternyata ada Seung Jo yang memperhatikannya dari taman.

Seung Jo berkata acuh tak acuh saat mengetahui Ha Ni akan pergi meninggalkan rumah. Ha Ni berkata agar Seung Jo tidak perlu menghentikannya. Seung Jo bahkan membiarkan Ha Ni begitu saja, tanpa berpura-pura untuk mencoba mencegahnya pergi. Seung Jo malah menawarkan bantuan untuk mengangkat koper Ha Ni yang terlihat sangat berat. Seung Jo kemudian memberikan kepada Ha Ni sebuah surat ke tangannya, surat itu dari universitas. Dan ternyata isinya adalah penuh dengan data beasiswa. Ha Ni membaca surat itu dan pastinya surat itu bukan untuk Ha Ni tetapi untuk Seung Jo sendiri.

Universitas itu sama saja memberikannya tawaran untuk pergi ke bulan dan kuliah di sana dengan beasiswa tersebut (really? haaahaa). Ha Ni berkata bahwa tentu saja Seung Jo akan mendapatkan tawaran beasiswa dari berbagai perguruan tinggi lainnya.

Seung Jo merenung, ia berkata bahwa akhir tahun ini adalah tahun yang penuh dengan gangguan, tahun yang kacau yang pernah ia lewati dalam hidupnya, tidak mengetahui apa yang diharapkan dan selalu menemukan sesuatu yang baru. Ha Ni ingin meminta maaf atas segalanya, tapi Seung Jo memotong perkataan maaf Ha Ni, Seung Jo berkata "Itu hal yang menyenangkan."

Hani berkata : "Jadi, semua itu karena aku?"

Seung Jo : "Bukan karena kau, tapi karena aku." Seung Jo berkata dengan meminjam kata-kata Ha Ni bahwa hingga ia menemukan apa yang ia inginkan dalam kehidupan, dia akan merencanakan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan.

Ha Ni meminta untuk kembali ke dalam rumah, dan Seung Jo membawakan kopernya kembali ke lantai atas. Ha Ni berkata bahwa ia merasa sangat bersalah karena mereka berada di sekolah yang sama. Seung Jo mengangguk seolah-olah hal itu bukanlah sesuatu masalah yang besar.

Ha Ni : "kenapa?"

Seung Jo : "Karena hal itu sangat menyenangkan. Kenapa? Apakah kamu tidak menyukai hal itu?"

Ha Ni : "Tidak. Aku menyukai hal itu."

Seung Jo : "Aku tahu."

Ha Ni senang mendengar pernyataan dari Seung Jo. Lalu ia berjingkrak-jingkrak senang tanpa bersuara untuk merayakan apa yang terjadi padanya tadi.

Duckie meminta ayah Ha Ni untuk mengajarinya bagaimana cara membuat mie yang lezat, dan sampai akhirnya Duckie membantu di restaurant. Ha Ni mengambil pekerjaan sambilan di sebuah toko yang nyaman. Ia bekerja paruh waktu karena ia kekurangan uang untuk membelikan hadiah yang pantas untuk Seung Jo. Bukankah Ha Ni seharusnya bekerja untuk ayahnya?

Ha Ni merasa sangat kelelahan karena ia bekerja sampai larut malam, hingga pada suatu hari tanpa disengaja Seung Jo mengunjungi toko tempat Ha Ni kerja part time. Ha Ni yang melihat Seung Jo kemudian terburu-buru untuk bersembunyi. Ha Ni takut kalau Seung Jo tahu ia bekerja di sini. Dan beberapa saat kemudian Seung Jo berjalan ke arah kasir. Agar tidak ketahuan oleh Seung Jo, Ha Ni memakai topeng mainan untuk menutupi wajahnya.

Seung Jo sangat kaget melihatnya, terutama saat Ha Ni menyuruhnya untuk mengambil uang kembaliannya sendiri. Dengan topeng yang berada di wajahnya ia tidak dapat melihat apapun,karena topeng itu menutupi seluruh wajahnya. Bosnya yang merupakan seorang pemilik toko dimana tempat Ha Ni bekerja, melihat kejadian itu. Tentu saja, tanpa pikir panjang, sang boss segera memecat Ha Ni.

Beruntungnya Ha Ni dapat langsung pekerjaan saat ia datang ke lantai atas tempat pemesanan ayam siap saji. Ternyata Ha Ni salah masuk, ia malah masuk ke ruangan yang diperuntukkan khusus untuk para pegawai. Dan kemudian, seseorang menyuruhnya untuk mengantarkan pesanan, Ha Ni melakukan hal itu karena ia mendapatkan uang yang lebih banyak ketimbang pekerjaannya yang sebelumnya. Ha Ni menyelesaikan semua pekerjaan mengantarkan ayam siap saji, kemudian untuk order yang terakhir ternyata dikirim untuk rumahnya sendiri (Seung Jo's home). Ha Ni kaget dan ia tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya, agar tidak diketahui oleh Seung Jo, maka ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Saat Seung Jo membuka pintu ia sangat kaget sekali melihat hal itu.

Di perjalanan pulang, Ha Nii mendapatkan telepon dari Min Ah. Min Ah mengatakan bahwa ia tidak dapat menemukan temannya Juri selama hari ini. Dia telah berkeliling untuk mencarinya. Mendengar hal itu, Ha Ni segera berkeliling untuk mencarinya.

Dia dan Min AH akhirnya menemukan Juri berada di sekolahnya. Mereka sangat mencemaskaan keadaan Juri. Kemudian mereka menyuruhnya untuk memilih hal yang ia bisa lakukan dengan baik. Dan akhirnya Juri sadar, ia memutuskan untuk pindah ke sekolah kecantikan.

Akhirnya Ha Ni dapat memberikan hadiah yang telah ia persiapkan untuk Seung Jo. Hadiah yang berupa 'head massager' (pemijat kepala otomatis). Seperti biasa, Seung Jo menolaknya, tetapi kemudian ibu Seung Jo mengatakan hal yang sebenarnya bahwa Ha Ni bekerja paruh waktu untuk mengumpulkan uang. Seung Jo tersenyum mendengar hal itu.

Ini adalah hari dimana perpisahan sekolah di mulai. Kepala sekolah berpidato panjang lebar dan mengumumkan bahwa Seung Jo dan Ha Ni akan bersama-sama masuk ke universitas yang sama yaitu Parang University. Seung Jo memberikan pidato singkatnya dengan mengagumkan dan terakhir dilanjutkan oleh nenek Ha Ni. Nenek Ha Ni memberikan beberapa ucap kata yang membuat para tamu terbahak-bahak.

Kemudian Ha Ni mendapatkan panggilan untuk maju ke atas panggung untuk menerima sertifikat diploma mereka. Khayalan Ha Ni langsung bekerja cepat, ia membayangkan tentang upacara pernikahan dirinya dan Seung Jo. Dan kemudian saat janji nikah diucapkan Ha Ni berteriak keras "I swear". Dan orang-orang di sekitar Ha Ni tertawa mendengar hal itu.

Seung Jo ingin sekali turun dari panggung secepatnya, tapi saat ia menuruni anak tangga, Ha Ni tergelincir dan jatuh tepat di atas punggung Seung Jo.

Semua orang ingin berfoto bersama dan memotret Seung Jo, tapi Seung Jo menolak itu semua. Ibunya ingin Ha Ni berfoto bersama dengan Seung Jo dan menyuruh Ha Ni untuk mengatakan hal itu pada Seung Jo. Ha Ni menghampiri Seung Jo dan menatapnya dengan penuh harapan.

Seung Jo malah mengejek Ha Ni, bahwa ia perempuan lancang untuk memintanya berfoto bersamanya. Mendengar hal itu Ha Ni langsung mengurungkan niatnya dan pergi, tapi Seung Jo langsung menariknya kembali dan merangkulkan tanganya ke bahu Ha Ni. Semua orang melihat mereka dengan pandangan iri, dan ketika Ibu Seung Jo sedang memotret mereka berdua, Seung Jo berkata persis seperti saat Ha Ni menyuruhnya untuk mengambil kembaliannya sendiri saat di toko. Ha Ni mendongakkan kepalanya dan ia merasa ngeri melihat Seung Jo tersenyum nakal ke arahnya.

Kelas 1-1 dan kelas 7-7 mengadakan acara perpisahan di sebuah restaurant yang sama. Duckie tengah sibuk merayu Ha Ni dengan menyanyikan sebuah lagu khusus untuk Ha Ni. Semua orang melihat Ha Ni dan ia sangat malu dilihat seperti itu. Seung Jo tertawa saat melihat Duckie bernyanyi sambil menari, saat ia melihat Ha Ni yang mulai senang dengan pertunjukan Duckie, Seung Jo cemburu. (cinta tumbuh niee.. haha)

Ayah Ha Ni sangat kerepotan di restaurantnya jadi ia menelpon Duckie untuk segera membantunya. Duckie tidak mau membantu ayah Ha Ni untuk saat ini saja, karena ia ingin menemani Ha Ni. Tapi akhirnya Duckie pergi juga ke restaurant ayah Ha Ni untuk memberikan bantuan dan meninggalkan Ha Ni sendirian.

Dan disaat itu juga Seung Jo mulai memperolok-olok Ha Ni di depan teman-temannya. Karena ia merasa Ha Ni sudah sangat mengganggu hidupnya. Ia mengatakan bahwa Ha Ni telah menulis namanya disetiap lembar kertas di bukunya, teman-temannya tertawa mendengar hal itu. Hati Ha Ni sangat hancur, menjelek-jelekkan seseorang di depan orang banyak adalah hal yang sangat menyakitkan. Ha Ni tidak habis pikir, Seung Jo dapat melakukan hal itu. Kesabaran Ha Ni habis, ia mengeluarkan senjata rahasianya.

Ha Ni memperlihatkan foto Seung Jo kecil dengan pakaian dan riasan wanita. Seung Jo tentu saja sangat shock, ia langsung menarik paksa Ha Ni dan menyudutkannya.

Seung Jo mendekatkan wajahnya ke wajah Ha Ni dan Ha Ni mulai takut, jadi dia mengatakan bahwa apa yang ia lakukan tadi adalah sebuah upaya balas dendam atas apa yang telah dilakukan Seung Jo padanya. Ha Ni tidak suka diperolok-olok di depan teman-teman Seung Jo.

Ha Ni mengatakan bahwa ia telah menyembunyikan perasaan lukanya karena Seung Jo dari sejak lama dan di akhir SMA ini ia akan mengakhiri perasaan sukanya pada Seung Jo dan mencoba keras untuk melupakannya.

Seung Jo : "melupakan? Kamu akan mencoba melupakan aku?" dan saat itu juga Seung Jo mencium Ha Ni. Seung Jo meninggalkan Ha Niseraya berkata "Try to forget me now." Setelah Seung Jo mencium Ha Ni, mana mungkin Ha Ni dapat melupakannya.

Ha Ni menyandarkan badannya ke tembok dan ia sangat shock atas apa yang baru saja terjadi. Dia berkata pada dirinya sendiri, "Aku. Mencium. Baek Seung Jo" Ha Ni tidak percaya hal itu, dia masih sangat shock.

Pagi harinya, Ha Ni bangun pagi-pagi sekali dan ia berdandan cantik. Ia sangat bersemangat pagi ini karena apa yang telah terjadi padanya kemarin.

Ha Ni tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana seharusnya saat ia bertemu dengan Seung Jo. Ha Ni berpikir, bagaimana kalau ia sangat gugup saat berhadapan dengan Seung Jo, tapi Ha Ni memberanikan diri. Ia berpapasan dengan Seung Jo yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ha Ni menatap Seung Jo, tapi sayangnya Seung Jo masih bersikap seperti sebelumnya, seakan tidak terjadi apa apa. Ha Ni mengerutkan kening, ia bingung dan terluka.

Seung Jo berangkat ke sekolah dengan buru-buru dan tanpa Ha Ni. Di sekolah Min Ah dan Juri bertemu dengan Ha Ni, mereka sedang makan malam. Saat ini semua orang memiliki ciri khas gayanya masing-masing, beranjak masuk keperguruan tinggi membuat mereka merubah dandanan mereka.

Min Ah dan Juri tahu bahwa Ha Ni telah mencium Seung Jo. Mereka mengetahui hal itu karena wajah Ha Ni terus menerus memerah.

Saat Ha Ni dan teman-temannya berjalan di luar, Ha Ni hampir saja tertabrak mobil. Tapi si pengendara pergi begitu saja.

Ha Ni mencoba mencari Seung Jo, ia mencarinya di ruang dosen dan saat ia membuka pintu, ia melihat He Ra dan Seung Jo sedang mengobrol. He Ra bertanya pada Seung Jo, apakah Ha Ni adalah pacarnya, Seung Jo menjawab "sepertinya."

Ha Ni tidak percaya dengan jawaban Seung Jo, jadi apa maksud dirinya mencium Ha Ni?

He Ra mengundangnya keluar untuk minum teh, dan Seung jo meninggalkan mereka. Ha Ni hanya tidak dapat menahan senyum mendengar jawaban dari Seung Jo. Dan reaksi He Ra tentu saja marah.

Ha Ni sangat ingin tahu tentang He Ra,maka ia menanyakan hal itu pada Seung Jo. Ha Ni terkejut setelah tahu bahwa He Ra seumuran dengannya dan ia berada di kelas yang sama dengan Seung Jo.

Ha Ni mencoba untuk tidak mengintimidasi siapapun dan ia juga berusaha keras agar perasaan gugupnya tidak diketahui oleh Seung Jo. Ha Ni menyangkal saat Seung Jo menanyakan apakah Ha Ni cemburu dengan He Ra.

Tetapi Seung Jo langsung dapat membaca pikiran Ha Ni. Ekspresi wajah Ha Ni sangat mudah dibaca. Ha Ni seperti sebuah buku yang sedang terbuka dan sangat mudah untuk mengetahui apa yang ia rasakan dan pikirkan. Seung Jo mendekatkan wajahnya ke arah Ha Ni, ia ingin membuat Ha Ni GR. Dan tentu saja Ha Ni langsung memejamkan mata dan ia berharap ini akan menjadi ciuman yang kedua kalinya, sampai Seung Jo tertawa melihat tingkah Ha Ni yang selalu gampang dibodohi.
Ha Ni menyadari bahwa Seung Jo hanya memainkan hatinya. Ha Ni patah hati karena Seung Jo tidak menganggap apa-apa tentang arti sebuah ciuman. Teman-teman Ha Ni sangat merasa kasian melihat keadaan Ha Ni. Tapi, sayangnya mereka tidak dapat menemani Ha Ni untuk makan siang, karena salah satu temannya yaitu Ju Ri telah mendapatkan pekerjaan di sebuah salon kecantikan. Maka Ha Ni makan siang sendirian.

Ini sebuah kejutan untuk Ha Ni, karena tiba-tiba Seung Jo menghampirinya dan duduk di samping Ha Ni. Sebuah kejutan lagi, bahwa seseorang yang berada di belakang counter- yang memberikan sedikit porsi nasi pada Seung Jo adalah Joon Gu. Ternyata Joon Gu mendapat pekerjaan di bagian makanan di kampus ini. Sebenarnya Joon Gu bekerja di sini untuk menjaga Ha Ni.

Mereka ingin sekali berbincang satu sama lain, lalu mereka mencari meja kosong dan Ha Ni menemukannya. Tapi sayang sekali, Seung Jo dan teman-temannya telah terlebih dahulu duduk di tempat itu tanpa sepatah kata pun pada Ha Ni.

Di taman, Ha Ni melihat Seung Jo duduk di sebuah bangku. Ha Ni menghampirinya, tetapi sama seperti apa yang ia lakukan Seung Jo malah pergi. Seung Jo bergabung dengan kakak tingkat -Kyung Soo- yang mencoba merekrut Seung Jo untuk ikut bermain di klubnya. Setelah bercakap-cakap panjang lebar, Seung Jo akhirnya setuju untuk ikut bergabung dengan mereka.

Ha Ni sangat ingin mengetahui club apa yang akan Seung Jo ikuti. Tapi karena Seung Jo tidak ingin Ha Ni mengikuti club yang ia ikuti, maka ia tidak memberitahunya. Karena Seung Jo tidak memberitahu club mana yang ia ikuti, maka diam-diam Ha Ni mengikutinya. Saat Seung Jo sedang menuju ke ruang rapat club, Ha Ni mengikutinya dari belakang. Tapi, tiba-tiba ia kehilangan arah dan akhirnya Ha Ni kesasar. Finally, Lucky girl Ha Ni dapat menemukan ruangan yang dituju Seung Jo. Itu adalah TOP SPIN (Sebuah club Tennis).

Seung Jo tidak terkejut mengetahui Ha Ni ikut masuk ke club tennis. Yang mengejutkan adalah Ha Ni bertemu dengan seorang yang familiar di club itu : He Ra. Di saat SMA, Seung Jo dan He Ra memenangkan sebuah pertandingan di bidang Tennis, itu alasan mengapa mereka saling mengenal satu sama lain.

Mulai saat ini, He Ra telah menganggap Ha Ni sebagai saingannya. Meskipun He Ra berbicara dengan nada ramah dan sopan tapi kata-katanya sangat menyakitkan, He Ra berkata pada Ha Ni agar tidak mengikuti club tennis ini kalau tidak tahu bagaimana cara memainkan tennis. Ha Ni menjawab bahwa ia mengikuti club ini hanya untuk mencari kesenangan.

Latihan pertama dimulai, Kyung Soo datang kemudian mengambil tempat sebagai pelatih mereka saat ini. Ha Ni tahu bahwa Kyung Soo adalah orang yang baik tapi He Ra dan Seung Jo malah menyeringai mendengar pernyataan dari Ha Ni.

Ternyata perkiraan Ha Ni salah, Kyung Soo berubah jadi sosok yang menyeramkan. Ia memberikan sebuah serves yang sulit. Ia mengadakan test keahlian masing-masing anggota satu demi satu.

Kyung Soo sangat gugup berada di dekat He Ra, karena kegugupannya ia melempar bola ke arah He Ra dengan lemparan yang sangat mudah untuk diterima. Ini kesempatan He Ra untuk memamerkan kemampuannya. Berikutnya adalah Seung Jo, dengan bakatnya yang sangat memukau Seung Jo tidak mendapat masalah apa-apa. Cara Seung Jo bermain tennis membuat semua orang kagum dan sedikit membuat Kyung Soo jealous.

Tinggal tersisa satu anggota yaitu Ha Ni. Ha Ni sangat ketakutan saat menerima bola tennis. Beberapa kali ia mencoba untuk menghindari bola itu, tapi kemudian satu bola menuju ke arah wajahnya dengan tepat. Mengetahui hal itu, Ha Ni segera melindungi wajahnya dengan raket dan ia terjatuh.

Kyung Joong bersimpati pada Ha Ni, ia memuji Ha Ni karena telah fokus dalam memukul bola tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri. Kyung Joong sedikit aneh. hahaa.

Di kafe, semua orang membicarakan tentang betapa sempurna bakat yang dimiliki oleh He Ra dan Seung Jo. Mereka memperkirakan bahwa mereka berdua adalah orang yang sangat populer saat SMA. He Ra berkata mengenai dirinya sendiri. Dia mencoba menyombongkan diri.

Ha Ni, Seung Jo dan He Ra mengikuti mata kuliah selanjutnya yaitu bahasa inggris. Tapi, hei, kenapa Joon Go juga ikutan di kelas itu? hehee.. Dia menyelinap masuk cuma untuk bersama Ha Ni. Ketika dosen menanyakan Ha Ni menggunakan bahasa Inggris, Ha Ni gugup. Ia tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh dosen itu. Lalu Ha Ni mencoba menanyakan hal itu kepada Seung Jo. Tapi Seung Jo malah tidak memperdulikannya, jadi Ha Ni meminta maaf dengan menggunakan bahasa inggris yang buruk.

Dosen melihat ke arah Joon Gu dan bertanya apakah dia murid di kelas ini. Joon Gu menjawabnya dengan bahasa inggris yang kelewat belepotan. Jadi He Ra segera berkata pada dosen bahwa Joon Gu bukan murid, ia ada di kelas ini karena ia menyukai Ha Ni.

Kemudia He Ra berkata kepada Joon Gu dengan nada yang ramah tapi inti kalimatnya sangat menyakitkan. He Ra berkata bahwa ia sangat benci cowok bodoh dan mendeskripsikan kebodohan Joon Gu dengan kata-kata yang sama saat Seung Jo mendeskripsikan kebodohan Ha Ni.

Ha Ni sangat murung dan dia berkata kepada ibu Seung Jo bahwa Seoung Jo menyukai gadis cantik dan pintar, gadis semacam itu sangat banyak di sekolah. Ibu Seung Jo segera mengerti bahwa orang ketiga telah menghalangi jalannya, dan menasehati Ha Ni bahwa ia dan Seung Jo adalah tipe orang yang harus selalu bersama untuk menjadi sempurna, seperti panci dan tutup, karena mereka akan saling melengkapi satu sama lain dan bukan seperti sebuah karbon yang saling menyalin satu sama lain.

Ha Ni memikirkan Eun Jo (adik laki laki Seung Jo) yang sepertinya sedang memiliki masalah dengan teman sekelas. Melihat kemurungan Eun Jo maka Ha Ni berpikir keras untuk menghiburnya. Maka ia memutuskan untuk mendekati seorang anak kecil perempuan dan mengajaknya untuk bermain di rumah. Eun Jo dan gadis kecil itu berada di ruang kamar untuk bermain dan tentu saja Ha Ni dan ibunya Seung Jo memata-matai mereka. Ternyata tidak ada perubahan yang berarti dari pertemuan antara Eun Jo dan gadis itu tidak berjalan baik. Gadis kecil itu merasa suntuk dan bosan-sampai akhirnya Seung Jo datang.

Tiba-tiba, gadis kecil itu langsung bergembira melihat Seung Jo (wow, gadis kecil itu terpesona sama ketampanannya oppa). Pada saat makan malam, dengan keberaniannya gadis kecil itu menanyakan apakah Seung Jo percaya pada 'Love at first sight.' Tentu saja Seung Jo tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Kemudian gadis kecil itu kembali berkata bahwa ia percaya adanya 'Love at first sight' saat ini kemudian ia meminta satu hal pada Seung Jo : "Oppa! Please just wait seven years!" (hehhe dasar the little hussy)

Eun Jo merasa sedih. Ibu Eun Jo mencoba memberikannya semangat dan mengatakan bahwa betapa mengagumkannya Eun Jo, tapi tentu saja kata-kata itu tidak memberikan efek yang berarti pada Eun Jo. Ha Ni menanyakan pada Seung Jo apakah ia peduli bagaimana perasaan Eun Jo.

Ini memberikan kesempatan pada Ha Ni untuk mencurahkan segala isi hatinya tentang He Ra. Seung Jo tersenyum dan mengetahui hal itu. Ia bertanya pada Ha Ni apakah hal itu berkaitan antara masalah He Ra dan Eun Jo. Ha Ni menjawab bahwa keduanya adalah masalah yang sama.

Eun Jo marah terhadap Ha Ni saat Ha Ni datang untuk berbicara dengan Eun Jo. Eun Jo berkata bahwa semua ini adalah salah Ha Ni. Ha Ni mengerti dan ia menyadari bahwa semua ini adalah salahnya dan ia meminta maaf atas hal itu. Eun Jo berkata dengan kasar pada Ha Ni "apa kau tahu?!"

Di satu sisi Ha Ni mengetahui dengan sangat baik apa yang Eun Jo rasakan karena ia juga selalu merasakan hal itu. Yaitu perasaan saat dimana dirinya tidak diperdulikan oleh orang yang disukai dan hal itu sangat menyakitkan. Ha Ni menghembuskan nafas dan berkata, "Eun Jo, Aku berpikir saat dua orang yang satu sama lain saling mencintai pada saat yang bersamaan hal itu adalah sebuah keajaiban. Suatu hari, akankah keajaiban itu datang padaku."

Ha Ni mengatakan hal itu dengan sangat sedih. Ayahnya tidak sengaja mendengar ucapan Ha Ni dari dalam, dan ia merasa gelisah. Kemudian ayah Ha Ni berpikir untuk segera menelepon Joon Gu. Ia menanyakan apakah Joon Gu sangat mencintai Ha Ni. Joon Gu menjelaskan bahwa ketika dia mendapatkan masalah dan dijauhi oleh anak anak lain, cuma Ha Ni yang selalu menemani dan menjadi teman terbaiknya. Terdengar sangat sedih saat Joon Gu berkata bahwa saat anak-anak lain belajar di kampus, tapi Joon Gu hanya bisa bekerja di restaurant. Joon Gu berkata hal itu tidak mengapa, karena ia bertekad untuk membangun hidupnya lebih baik lagi agar dia dapat segera melamar Ha Ni. (Sweet)

Seung Jo mengajak He Ra untuk mengerjakan tugas bersama di rumahnya. Mereka berdua mengerjakan tugas itu di balkon bagian luar rumah. Dan Ha Ni diam-diam memperhatikan mereka.

Projek tugas yang mereka kerjakan adalah mengenai budaya dan inti pokoknya adalah tentang filosofi dari Nietzsche's ideas. He Ra memiliki ide untuk menggunakan sebuah kamera untuk membantu tugas mereka kali ini, ketimbang menggunakan tulisan.

Ha Ni memperhatikan Seung Jo yang sedang serius mengerjakan tugas itu, Seung Jo terlihat sangat menikmati moment itu. Ha Ni tidak pernah melihat Seung Jo seperti itu sebelumnya.

Ibu Seung Jo kembali ke rumah dan Eun Jo (adik Seung Jo) mengatakan bahwa teman Seung Jo sangat cantik. Ibu Seung Jo segera teringat sesuatu, ia pikir itu pasti saingannya Ha Ni dan pasti Ha Ni saat ini sedang patah hati. Oleh sebab itu, Ibu Seung Jo bersikap acuh tak acuh kepada He Ra.

Ha Ni menceritakan isi hatinya pada ayahnya. Karena tidak ingin Ha Ni patah hati, Ayah Ha Ni memutuskan bahwa ini saatnya untuk mereka pindah dari rumah Keluarga Seung Jo. Ayah Ha Ni memutuskan hal ini dengan berat hati, ia tidak ingin anaknya terluka lagi.

Ibu Seung Jo tidak ingin Ha Ni pindah dari rumah mereka. Mereka berkata bahwa mereka sungguh-sungguh ingin Ha Ni tinggal di rumah mereka. Tapi Ayah Ha Ni menjawab bahwa dengan perginya mereka dari rumah ini, akan membantu Ha Ni dari keterputus-asaannya pada Seung Jo. Mereka semua tahu bahwa Seung Jo tidak tertarik pada Ha Ni.

Ibu Seung Jo bersiteguh bahwa suatu hari Seung Jo akan menyukai Ha Ni. Ibu Seung Jo berkata bahwa mereka sangat ingin Ha Ni menjadi bagian dari keluarga mereka. Ibu Seung Jo sangat menyayangi Ha Ni dan sikap cerianya.

Tanpa disengaja, Eun Jo mendengar pembicaraan itu. Ia kemudian pergi kepada Seung Jo dan memberitahu bahwa Ha Ni akan pergi, ia berkata bukankah ini suatu berita baik.

Mendengar hal itu, Seung Jo menuju ke kamar Ha Ni untuk menanyakan apakah ia benar-benar akan pergi dari rumah ini. Seung Jo hanya berkata "Well, Akhirnya aku akan kembali hidup normal."

Dengan sedih, She says she hopes so. Seung Jo meninggalkan Ha Ni dengan kata "Have a nice life." terlihat kekecewaan di wajah Seung Jo.

Kemudian, hari berikutnya adalah hari dimana saatnya Ha Ni dan ayahnya pergi meninggalkan rumah Seung Jo dan ini menjadi hari yang menyedihkan terutama bagi Ibu Seung Jo.

HaNi berterimakasih kepada Ibu Seung Jo atas segala rasa sayang yang telah ia berikan pada Ha Ni mulai dari membelikan pizza untuk teman-teman sekelasnya dan mengundang teman-temannya untuk piknik keluarga. Ha Ni berkata bahwa Ibu Seung Jo adalah seorang ibu yang sangat mengagumkan.

Sedangkan Seung Jo, ia berusaha untuk tidak terlihat sedih. Beberapa kali ia terlihat mengalihkan pandangannya dari Ha Ni.

Setelah Ha Ni pergi, Eun Jo bergembira menuju kamarnya. Sedangkan Ibu Seung Jo masih sangat sedih, ia menyalahkan Seung Jo bahwa semuanya adalah salahnya yang telah membuat Ha Ni pergi. Seung Jo tidak tahu harus berbuat apa, ia menuju ke kamar bekas Ha Ni tinggal. Ia menatap ke sekeliling, ruangan itu telah menjadi kosong. Dan ia menemukan boneka milik Ha Ni yang pernah Seung Jo berikan padanya. Ha Ni telah meninggalkan boneka itu.

Pembukaan pertama dari episode kali ini adalah flashback tentang semua hal besar dan kecil yang dialami antara Seung Jo dan HaNi. Ha Ni berkata bahwa masa kejayaannya di SMA telah berakhir dan sekarang ia telah memasuki usia 20 tahun. Dia ingat saat ia SMA,semua kejayaan yang ia miliki adalah karena Baek Seung Jo.

Ha Ni berkata walaupun semua hal itu sangat sulit dan menyakitkan karena Seung Jo yang beberapa kali menolaknya, tapi Ha Ni tidak dapat mengontrol hatinya. Ha Ni adalah bintang kecil yang selalu mengejar Seung Jo. Dan akhirnya Ha Ni berkata bahwa sekarang saatnya dirinya melupakan Seung Jo dan mengeluarkan Seung Jo dari hatinya.

Setelah pindah dari rumah Seung Jo, Ha Ni dan ayahnya tinggal digubuk tepat diatas restaurant mereka. Ayah Ha Ni datang ke kamar Ha Ni untuk melihat keadaannya. Saat ayahnya datang, Ha Ni tengah merenung dan menatap keluar dari jendela. Ayah Ha Ni berkata bahwa Ha Ni harus bersabar sampai rumah barunya siap untuk ditempati. Tapi, Ha Ni berkata dengan lembut pada ayahnya, bahwa ia menyukai tempat ini, para tetangga sangat dekat satu sama lain dan ini sangat nyaman.

Ha Ni turun ke lantai bawah untuk makan, dan Joon Gu senang sekali melihat Ha Ni datang. Joon Gu menyiapkan perlengkapan makan untuk Ha Ni. (Baiknyaaa Joon Gu)

Di rumah Seung Jo. Ibu Seung Jo masih sangat sedih atas perginya Ha Ni dari rumahnya. Ia terlihat sangat lesu. Seung Jo datang untuk mengajak ibunya makan, Ibu Seung Jo menjawab bahwa ia tidak nafsu makan. Melihat hal itu, Seung Jo menyarankan ibunya untuk keluar rumah dan bertemu teman-temannya untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. Ibu Seung Jo menjawab bahwa tidak ada yang ingin ia lakukan, dan tidak ada yang membuatnya senang lagi setelah kepergian Ha Ni.

Ibu Seung Jo menanyakan bagaimana keadaannya, Seung Jo menjawab bahwa dirinya baik-baik saja, dan ia merasa sangat nyaman setelah Ha Ni pergi karena semuanya terlihat sangat damai. Mendengar hal itu, ibu Seung Jo berkata bahwa yang dimaksud damai oleh Seung Jo adalah tidak ada hal yang diluar dari kebiasaan dan semuanya dibawah kontrol Seung Jo. Tetapi, bukankah itu yang membuat Seung Jo merasa bosan dan memilih untuk melanjutkan ke Parang University (parang?) daripada ke universitas unggulan. Ibu Seung Jo menegaskan bahwa sebenarnya Seung Jo bosan dengan kehidupannya yang damai (atau cenderung kesepian?)

Ayah Ha Ni dan Joon Gu merasa sangat khawatir melihat Ha Ni yang selalu murung. Kemudian Joon Gu berinisiatif untuk mengajak Ha Ni kencan dan berjanji pada Ayah Ha Ni bahwa ia akan mengembalikan senyum dan keceriaan Ha Ni. Joon Gu menelpon Ha Ni untuk memberitahukan rencananya tapi HaNi tak kunjung juga mengangkat telepon dari Joon Gu. Dan hasilnya Joon Gu merasa sangat sedih.

Eun Jo (adik Seung Jo) memberitahukan pada Seung Jo bahwa ayahnya telah memutuskan agar keduanya membantu membereskan rumah (ibu mereka benar-benar masih depresi karena kepergian Ha Ni).

 Seung Jo melepas jaketnya dan ia kembali teringat kado dari Ha Ni, sebuah sendok garpu yang diberikan Ha Ni saat hendak ujian masuk universitas.

Ha Ni memberitahukan pada teman-temannya bahwa dia telah membuat untuk berhenti mencintai dan menyukai Seung Jo. Ha Ni khawatir ia akan bertemu Seung Jo di kafe tapi teman-temannya berkata bahwa ia harus membiasakan hal itu.

Saat berada di kafe, tiba-tiba semua orang melihat ke arah Ha Ni. Dan mereka sangat penasaran sebenarnya apa yang sedang terjadi? Sampai mereka tahu penyebab hal itu karena Joon Gu menempelkan sebuah pemberitahuan di kafe bahwa Ha Ni tengah patah hati karena Seung Jo.

Seung Jo dan He Hera menuju kafe. Melihat apa yang sedang terjadi, He Ra merasa senang karena peristiwa kekanak-kanakan ini akan mengganggu Seung Jo. He Ra berpikir bahwa Seung Jo akan merasa terganggu terhadap apa yang terjadi saat ini. Tapi, ternyata, Seung Jo hanya membaca sekilas pengumuman yang dibuat Joon Gu kemudian dengan cepat mengabaikannya.

Ha Ni berkata pada Seung Jo bahwa saat ini dan seterusnya, Ha Ni tidak memiliki hubungan apapun dengan Seung Jo. Terlebih lagi setelah mereka tidak tinggal satu atap lagi. Seung Jo berkata bahwa ia pun menganggap Ha Ni sebagai orang asing.

Ha Ni terengah-engah karena sudah beberapa kali ia tidak dapat memukul bola dengan baik. Ketika Ha Ni kembali ke ruang club, Ha Ni bertemu dengan Seung Jo yang sedang duduk dan ia kaget.

Kyung Soo datang, ia memberitahukan pada Seung Jo untuk datang ke klub minggu depan ketika mereka pergi selama 3 hari 2 malam. Seung Jo yang merasa anggota istimewa di klub itu menolaknya. Kemudian Kyung Soo memutuskan untuk mengadakan pertandingan tennis. Seung Jo dan Ha Ni akan berada dalam satu team, melawan Kyung Soo dan He Ra. Bila Seung Jo dan Ha Ni menang melawan Kyung Soo dan He Ra, maka Seung Jo dapat menolak pemintaan itu.

Uaalaa.. Ternyata Ibunya Seung Jo tahu kalau Seung Jo dan Ha Ni akan dipasangkan dalam satu team. Dengan tekad yang bulat, Ibu Seung Jo berkunjung ke kampus dan mencoba untuk menemukan ruang klub tennis. Saat berada di kampus, Ibu Seung Jo bertemu dengan para mahasiswa-mahasiswi.

Sampai akhirnya Ibu Seung Jo menanyakan tentang Oh Ha Ni kepada salah satu dari mereka. Tentu saja mereka tahu tentang Ha Ni, pengumuman yang dibuat oleh Joon Gu di kafetaria sudah berhasil membuat Ha Ni dikenal di area kampus. Salah satu mahasiswa itu berkata pada Ibu Seung Jo bahwa mereka mengetahui tentang Ha Ni karena poster yang terpampang di kafe, poster yang isinya tentang putusnya hubungan Oh Ha Ni dan Baek Seung Jo. Ibu Seung Jo langsung berkata bahwa Seung Jo dan Ha Ni tidak putus, malah mereka semakin romantis. Ibu Seung Jo menyuruh mahasiswa itu untuk menyebarkan berita itu di kampus.

Sampai akhirnya Ibu Seung Jo bertemu dengan kedua sahabat Ha Ni. Keduanya berkata bahwa mereka sangat berharap bahwa Ha Ni dan Seung Jo dapat lebih dekat lagi setelah mereka berciuman sebelumnya. Berciuman? Ibu Seung Jo merasa senang sekali mendengar bahwa Seung Jo dan Ha Ni telah berciuman. Dan Ibu Seung Jo berharap agar ia dapat membawa Ha Ni kembali ke rumahnya. Kelak ia tidak akan memperdulikan perkataan Seung Jo tentang hal buruk apapun mengenai Ha Ni.

Pertandingan dimulai, Ha Ni dan Seung Jo bermain dengan gigih, tapi hasilnya mereka tetap saja kalah. Tentu saja penyebab kekalahan itu adalah karena permainan Ha Ni yang sangat buruk. Bahkan permainan tennis Seung Jo yang di atas rata-rata pun tidak dapat menutupi permainan tennis Ha Ni yang buruk. Seung Jo mengucapkan terimakasih kepada Ha Ni yang telah membuatnya kalah kali ini. Seung Jo berkata bahwa ini adalah pertama kalinya ia kehilangan segalanya.

Seung Jo yang tidak terima ia kalah mengajukan permintaan untuk melakukan petandingan ulang. Kyung Soo mengatakan bahwa mereka akan mengadakan pertandingan ulang minggu depan, jadi Seung Jo memiliki sedikit waktu untuk melatih kemampuan Ha Ni yang sangat buruk.

Mendengar hal itu, Ha Ni berlari ke arah Seung Jo. Seung Jo berkata pada Ha Ni bahwa Ha Ni hanya diberi waktu seminggu untuk menjadi lebih baik. Ha Ni berkata bahwa ia tidak yakin ia dapat melakukan hal itu. Ha Ni merasa tidak mampu melakukan hal itu dalam jangka waktu yang pendek. Seung Jo mengingatkan Ha Ni pada masa SMA, saat Ha Ni mendapatkan peringkat yang bagus di SMA dulu karena Seung Jo yang mengajarinya.

He Ra mengatakan kepada Seung Jo bahwa Ha Ni telah bekerja keras untuk latihan tapi

apakah mungkin ia akan berhasil hanya dalam jangka waktu yang pendek. Seung Jo tidak berpikir demikian, ia hanya fokus pada gerakan gerakan Ha Ni yang terlihat lucu.

Di rumah, Ha Ni tetap saja berlatih agar keterampilan bermain tenisnya bertambah. Mengetahui bahwa Ha Ni akan mengadakan pertandingan ulang dan berada satu dengan Seung Jo, tentu saja hal itu membuat Joon Gu khawatir. Joon Gu meminta izin untuk tidak bekerja di restaurant ayah Ha Ni. Joon Gu mengatakan bahwa ia akan mengikuti Ha Ni dan mengawasi keadaannya.

Ayah Ha Ni marah mendengar pernyataan Joon Gu. Ayah Ha Ni berkata bahwa mulai saat ini Joon Gu tidak boleh mengikuti Ha Ni kemanapun ia pergi.

Ketika Ha Ni pergi untuk mengikuti pertandingan ulang, Joon Gu berlari mengejarnya kemudian menghentikan Ha Ni. Joon Gu memberikan kotak makan siang special untuk Ha Ni. Dan Joon Gu berkata dengan serius bahwa ia akan menjadi sebuah rumah untuk Ha Ni. Ha Ni dapat datang kepadanya kapanpun ia mau, mungkin di saat Ha Ni lelah dan letih atau ketika Ha Ni kesepian dan sedih.

Ibu Seung Jo mengunjungi restaurant Ayah Ha Ni dengan mengendarai sepeda. Ibu Seung Jo bertanya apakah mereka menikmati hidup mereka saat ini. Ibu Seung Jo menceritakan bahwa sebelum mereka pergi dari rumahnya, ibu Seung Jo merasa sangat senang karena ia dapat seharian berada di rumah. Sedangkan saat ini tidak seperti itu lagi, kedua anaknya sangat penurut dan itu sangat membosankan sedangkan suaminya selalu telat bekerja. Sebenarnya Ibu Seung Jo membuat nyaman dirinya sendiri di rumahnya, kalau tidak seperti itu rumahnya akan sangat membosankan.

Ibu Seung Jo berkata bahwa sebenarnya Seung Jo dan Ha Ni adalah pasangan yang serasi. Mereka berdua saling melengkapi satu sama lain dalam kekuatan dan kelemahan. Ibu Seung Jo merasa bahwa Ha Ni pasti merasa kesepian saat ini. Ayah Ha Ni membenarkan hal itu dan Ayah Ha Ni khawatir bila Seung Jo sudah memiliki kekasih di kampus dan hal itu akan sangat membuat Ha Ni sakit hati. Jadi, mereka memutuskan untuk pindah dari rumah keluarga Seung Jo untuk menghindari hal itu terjadi.

Kyung Soo berkata bahwa Ha Ni tidak perlu datang di malam hari untuk latihan. Ha Ni adalah anggota regular, dia perlu ikut makan malam dengan anggota club yang lain setiap malam. Kyung Soo menyarankan Ha Ni untuk bersenang-senang. Seung Jo berpikir lain, ia mengira bahwa Kyung Soo mencoba untuk mencegah Ha Ni untuk berlatih.

Ha Ni mencoba untuk membuat hidangan untuk makan malam club, tapi sayangnya kemampuan memasak Ha Ni sama buruknya dengan kemampuan bermain tenisnya. Oleh karena itu Ha Ni meminta Seung Jo untuk membantunya memasak. Ha Ni berjanji bahwa secepat mungkin hidangan ini siap, secepat itu pula ia akan berlatih bersama Seung Jo. Akhirnya Seung Jo memasak bersama Ha Ni.

Semua orang merasa terkesima dengan hidangan makanan yang disiapkan Ha Ni. Mereka mengira hidangan tersebut benar-benar buatan Ha Ni. Seung Jo hanya tersenyum melihat anggota club memuji kemampuan masak Ha Ni. Ha Ni menepati janjinya, mereka akan langsung berlatih tenis bila masakan telah selesai dibuat.Di rumah Seung Jo, Ibu Seung Jo dan Ayah Seung Jo membicarakan tentang Ha Ni dan Seung Jo. Ibu Seung Jo berkata, apakah dengan adanya pertandingan itu Seung Jo dan Ha Ni akan kembali dekat. Dan Ayah Seung Jo berkata bahwa rumah ini menjadi sangat sepi sekali setelah ditinggalkan pergi oleh Ha Ni. Mereka berdua memutuskan untuk meminta Ha Ni dan Ayahnya kembali tinggal di rumah mereka. Eun Jo (adik Seung Jo) ternyata mendengar hal itu, ia adalah satu-satunya orang yang merasa sangat terancam bila Ha Ni kembali ke rumahnya. Karena Eun Jo akan kembali kehilangan kamarnya.

Saat latihan, Seung Jo terus memberikan pengarahan kepada Ha Ni dan mendorongnya untuk berlatih lebih giat. Ha Ni merasa sangat bersemangat dan ia berlatih dengan sangat rajin. Seung Jo yang melihat hal itu hanya tersenyum simpul (Seung Jo paling engga suka kalau ada orang yang mergokin dia senyum-senyum sendiri hehe..).

Kasian Joon Gu, ia berusaha menghubungi Ha Ni tapi tidak ada balasan dari Ha Ni. Joon Gu memaksakan senyum saat ia melihat foto Ha Ni di handphonenya.

Di malam berikutnya Seung Jo tidak membantu Ha Ni untuk membuat makan malam seperti malam kemarin. Alhasil Ha Ni bekerja sendiri dan daging panggang gosong pun jadi hidangan malam itu. Ha Ni meminta maaf dan berkata bahwa makan malam kemarin itu adalah buatan Seung Jo bukan buatan dirinya.

Saat makan malam, He Ra berjalan keluar dan Seung Jo mengikutinya. Mereka duduk dan He Ra mencoba untuk memulai pembicaraan. He Ra berkata kepada Seung Jo bahwa ia menyukainya dan He Ra menanyakan apa pendapat Seung Jo tentang He Ra. Dan ternyata diam-diam Ha Ni mendengar pembicaraan itu. Ha Ni bersembunyi dibalik tembok tak jauh dari tempat Seung Jo dan He Ra mengobrol. Ternyata bukan Ha Ni saja yang merasa penasaran dengan hubungan Seung Jo dan He Ra, Kyung Soo yang juga sangat menyukai He Ra ingin mengetahui apa yang terjadi.

Kedatangan Kyung Soo membuat sedikit kegaduhan, well tentu saja Seung Jo dan He Ra dapat mendengar kegaduhan itu. Seung Jo berjalan ke arah Ha Ni dan Kyung Soo untuk mengetahui apa yang terjadi.

Seung Jo melihat Ha Ni dan Kyung Soo, kemudian Seung Jo menarik Ha Ni dan berkata bahwa mereka harus segera berlatih. Seung Jo sama sekali tidak merespon pertanyaan dari He Ra.

Di pagi berikutnya, Seung Jo tersenyum senang karena akhirnya kemampuan tenis Ha Ni sudah bertambah baik. Ha Ni sudah bisa melakukan serves bola beberapa kali.

Ha Ni dapat melakukan servis dengan baik, ia merasa sangat (amat) senang. Ha Ni meluapkan kesenangannya dengan berloncat-loncat dan akhirnya ia tergelincir dan jatuh. Kakinya terkilir di bagian pergelangan kaki. Seung Jo segera datang dan memuji kemampuan tennis Ha Ni yang semakin membaik. Pujian Seung Jo membuat Ha Ni sangat senang bukan kepalang. Ha Ni telah bekerja keras untuk dapat melakukan hal ini hanya untuk melihat Seung Jo tersenyum kepadanya.

Seung Jo berkata bahwa kaki Ha Ni terkilir dan ia harus segera di obati. Hal ini dapat menyebabkan batalnya yang telah disepakati. Mengetahui hal itu, Ha Ni langsung meminta maaf kepada Seung Jo. Dan jawaban diplomatis Seung Jo adalah ia tidak lagi memikirkan tentang kemenangan pertandingan itu.

Seung Jo membantu Ha Ni untuk berdiri dan langsung menggendongnya. Kyung Soo berkata bahwa Seung Jo masih harus bertanding dengannya. Seung Jo berkata bahwa pertandingan dapat ditunda di lain waktu. Seung Jo langsung membawa Ha Ni pergi dan ia tersenyum (amat sangat) manis. Suatu keajaiban bagi Ha Ni bisa seperti ini.

Di restaurant, Joon Gu memiliki penampilan baru dengan stylist yang modern. Perbedaan penampilan antara Joon Gu yang dulu dengan Joon Gu yang sekarang adalah sekitar 30 persen (sedikit hehee). Banyak yang memuji penampilan Joon Gu saat ini. Joon Gu tentu saja melakukan hal ini semua hanya untuk Ha Ni.

Seung Jo berkata bahwa kaki Ha Ni terkilir dan Ha Ni harus banyak beristirahat agar kakinya dapat kembali berjalan seperti sedia kala. Joon Gu yang mendengar hal itu, ia mencoba memukul Seung Jo karena Joon Gu pikir, Ha Ni seperti ini karena Seung Jo. Tapi, Ha Ni segera mencegah perkelahian itu. Ha Ni berkata bahwa kakinya terkilir bukan karena Seung Jo. Mendengar hal itu, Joon Gu langsung pergi tanpa berkata apa-apa. Dan malam harinya, Joon Gu minum dengan sahabat-sahabat Ha Ni.

Sahabat Ha-ni berkata bahwa Ha Ni tidak akan mengomentari atau memuji penampilan baru Joon Gu yang baru karena kehadiran Seung Jo. Joon Gu sedih, ia mengenang masa-masa SMAnya, semua yang ia lakukan hanya untuk Ha Ni. Bahkan saat Joon Gu bekerja, ia mengingat Ha Ni untuk memotivasi dirinya sendiri.

Tanpa sengaja Ha Ni mendengar He Ra sedang mengajak Seung Jo untuk menonton. Ha Ni berpikir bahwa semua keinginan He Ra untuk berkencan dengan Seung Jo akan segera terwujud. Pasti bukan hanya menonton tapi juga pergi berbelanja dan minum kopi bersama.Akhirnya Ha N-ni memutuskan untuk mengikuti mereka berdua. Ha Ni penasaran dan khawatir apa saja yang akan mereka berdua lakukan. Agar tidak diketahui siapapun, Ha Ni menutup kepalanya dengan scraf dan memakai kaca mata besar.

Dan ternyata, bukan hanya Ha Ni saja yang ingin tau apa yang sebenarnya terjadi antara Seung Jo dan He Ra, tapi Kyung Soo pun ikut menguntit mereka. Akhirnya Ha Ni dan Kyung Soo sepakat untuk mengikuti Seung Jo dan He Ra bersama-sama.

Ha Ni dan Kyung Soo masuk ke bioskop, mereka berdua duduk di belakang Seung Jo dan He Ra. Mereka nonton filmnya Park Shin Hye yang baru 'Cyrano Dating Agency' hehee.

Setelah film selesai, mereka keluar dari gedung teater bersama-sama. Dan saat itu juga Ha Ni memutuskan untuk tidak mengikuti Seung Jo dan He Rlagi. Ia mengatakan pada Kyung Soo bahwa ia tidak ingin mengikuti kencan mereka, karena hal itu hanya membuat hatinya sakit. Ha Ni berlari menjauh, tapi tanpa sengaja ia menabrak seorang laki-laki yang menyebabkan es krim yang ia pegang jatuh mengotori jasnya.

Laki-laki itu tidak terima jas mahalnya kotor, ia meminta ganti rugi pada Kyung Soo dan mulai mengancamnya. Ha Ni mencoba menolong Kyung Soo, tapi ia malah didorong oleh laki-laki itu hingga jatuh. Seung Jo datang menghampiri Ha Ni dan berkata apakah Ha Ni baik-baik saja. Seung Jo memberi sinyal kepada Kyung Soo untuk membawa He Ra pergi, Kemudian dalam hitungan ketiga, masing-masing dari mereka (Seung Jo-Ha Ni, Kyung Soo-He Ra) berlari berlainan arah.

Kedua laki-laki itu terus mengikuti Seung Jo dan Ha Ni, sampai akhirnya Ha Ni dan Seung Jo bersembunyi di sebuah toko dan mereka berhasil lolos dari kejaran orang-orang itu.Seung Jo berkata pada Ha Ni, "Terimakasih telah memberikanku pengalaman seperti ini, aku tidak pernah memikirkan pengalaman seperti itu." Ha Ni tersenyum senang sekali mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Seung Jo.Ha Ni bertanya pada Seung Jo "Jadi, apakah kau tau bahwa kami mengikutimu?"

Seung Jo : "Sangat bodoh bagiku bila tidak mengetahui bahwa kalian mengikuti kami."

Ha Ni : "Aku tidak memiliki pilihan. Saat mengetahui bahwa kau akan akan menonton bersama He Ra. Aku tidak dapat berbuat apa-apa."

Seung Jo : "Apakah kau ingin pergi ke suatu tempat?"

Ha Ni : "Apa?"

Seung Jo : "Aku bertanya padamu, apakah kau mau pergi ke suatu tempat?"Dan hasilnya, Seung Jo dan Ha Ni pergi ke danau (mirip danau toba, haha.. airnya ijo.)

Seung Jo dan Ha Ni naik sebuah perahu bebek (namanya apa iah? saya lupa) Secara engga langsung Seung Jo mengajak Ha Ni kencan.

Seung Jo mengayuh dayung, Ha Ni terus menatap Seung Jo. Ha Ni masih merasa tidak percaya, ia bersama Seung Jo saat ini. Ha Ni merasa ini adalah hari yang paling menyenangkan. Dan Ha Ni amat sangat senang.Ha Ni : "Di sini adalah rekreasi untuk keluarga. Dan kita seperti seorang sepasang kekasih."

Seung Jo : "Tentu saja. Ada rumor yang mengatakan bahwa kita adalah pasangan yang putus setelah 6 bulan. Rumor itu sangat terkenal." (ini rumornya ibu seung jo haha)

Seung Jo: "Setelah semuanya, kita tidak akan baik lagi dan kita tidak memiliki hubungan apa-apa."

Ha Ni khawatir "Ayo, kita turun dari sini." Ha Ni mencoba untuk turun dari perahu dayung itu, ia berdiri di atas perahu hingga membuat keseimbangan kapal menjadi kacau dan alhasil Ha Ni terjatuh ke danau. (Haha..) Semua orang panik melihat kejadian itu dan Seung Jo mencoba menolong Ha Ni.Setelah terjatuh ke danau, di sebuah taman, Ha Ni mengeringkan rambutnya dan ia menggantung bajunya di kursi taman. Seung Jo datang dan memberikan sebuah bungkusan yang isinya berupa sebuah kaos. Seung Jo berkata bahwa itu kaos murah tapi lebih baik. Tentu saja, Ha Ni senang sekali mendapatkan kaos dari Seung Jo.

Seung Jo : "Itu di jual di atas kapal. Apa kau tidak menyukainya."

Ha Ni: Apakah itu sama dengan yang dipakai dengan Seung Jo.

Ternyata Seung Jo memberikan couple shirt. hehee..Seung Jo memberikan sebuah hamburger pada Ha Ni. Ha Ni berkata bahwa ia sangat lapar. Dan Seung Jo memberikan sebuah minuman pada Ha Ni. Ha Ni merasa bahwa hamburger yang diberikan Seung Jo lebih enak dari pada makanan Prancis.Seung Jo berkata "Makanlah, jangan dilihat saja."

Ha Ni berkata "Mengapa kau menolongku dan berlari bersamaku sedangkan kau sedang bersama dengan He Ra." Ha Ni mencoba mencari tahu apa alasan Seung Jo menyelamatkan Ha Ni saat di gedung teater itu dan bukankah Seung Jo sedang bersama He Ra saat itu.

Seung Jo : karena kau adalah orang terdekatku.

Ha Ni : "Terimakasih"

Ha Ni berkata bahwa ia selalu dalam masalah dan selalu membuat masalah.

Seung Jo "aku tidak pernah memiliki pengalaman yang menyusahkan dalam hidup. Tapi, saat kau datang dan membawa sesuatu hal yang berbeda untukku. "

Semua terlihat sangat menyenangkan saat Ha Ni datang. Dan Seung Jo mendapatkan pelajaran dari hal itu.Ha Ni : Jadi,karena kau membenciku, kau mencoba lari dariku. tapi kau merubah pikiranmu dan kau bersamaku sekarang.

Ha Ni kaget dengan kata-katanya sendiri, Ha Ni "Apakah kau akan bersamaku?"

Seung Jo : "Bagaimana kau dapat menyimpulkan seperti itu?

Seung Jo "Aku berkata bahwa aku tidak menyukaimu tapi aku juga tidak membencimu, tapi berada didekatmu bukan hal yang mudah untukku."

Ha Ni senang sekali dengan pernyataan Seung Jo bahwa Seung Jo tidak membencinya, Ha Ni berkata bahwa sejak SMA, Ha Ni hanya menyukai Seung Jo. Ha Ni memeluk lengan Seung Jo. Ha Ni mengungkapkan isi hatinya bahwa ia tidak bisa memasak dan ia juga bukan orang yang cantik. Ha Ni berkata bahwa ia akan selalu menjadi yang terbaik.

Seung Jo : "benarkah? aku mengharapkannya. Kau harus lebih pintar dariku. Aku sangat mengharapkan hal itu terjadi. Ujian semester sebentar lagi. Kau harus melakukan hal yang terbaik di ujian tengah semester."

Ha Ni tidak yakin ia akan mendapatkan hasil yang terbaik saat ujian tengah semester itu, Ha Ni berkata bagaimana kalau ia mendapatkan C.

Seung Jo : C? Bagaimana mungkin C?

Ha Ni: Bagaimana kalau C plus? (sama aja boong ahahaa..)Ha Ni merasa bahwa kata-kata Seung Jo selalu jahat tapi senyumnya sedikit berbeda dari sebelumnya. Dan Ha Ni merasa bahwa Seung Jo mulai dekat dengannya.

Seung Jo mengantarkan Ha Ni sampai rumah.

Ha Ni : "terimakasih kau telah mengantarkanku pulang. ini seperti kencan sungguhan.

Seung Jo : apakah kau baik-baik saja tinggal di sini?

Ha Ni : Seperti sebuah rumah tamu. ini sangat kecil, tapi dapat dimaklumi. Kami akan tinggal di sini sampai rumah kami selesai dibangun.

Di restaurant,Kyung Soo bersama He Ra. Kyung Soo sangat gugup dekat dengan He Ra. Ia memberanikan diri untuk berbicara pada He Ra, Ia meminta agar He Ra mendengarkannya karena ia sangat sulit berbicara karena gugup.

Kyung Soo memberitahu He Ra tentang perasannya. Bahwa ia selalu memikirkan He Ra, tapi He Ra tidak ingin mendengarkan perkataan Kyung Soo ia pamit untuk segera pergi dengan alasan kepalanya terasa pening. Tentu saja, Kyung Soo sangat sedih. Ia berkata pada dirinya sendiri bahwa ia bukan orang yang pantas untuk He Ra, tapi ia telah berusaha untuk tidak memikirkan He Ra, tapi ia tidak dapat melakukan hal itu.

Ha Ni berada di kamarnya, ia tersenyum sendiri mengingat apa yang telah dilakukannya seharian antara dirinya dengan Seung Jo. Ayah mengetuk pintu dan ia masuk ke dalam kamar. Melihat Ha Ni tersenyum sangat senang, Ayah Ha Ni menanyakan apakah ada hal yang menyenangkan hari ini?

Ha Ni : tidak. ada apa memang? (Ha Ni terus tersenyum pada dirinya sendiri).

Ayah : aku berharap ada hal yang baik untuk kita.

Ha Ni : apa yang terjadi?

Ayah Ha Ni sebenarnya ingin memberitahukan pada Ha Ni untuk kembali tinggal di rumah Seung Jo. Tapi, ia tidak dapat mengatakan hal itu karena ia merasa hal itu akan kembali menyakitkan Ha Ni.

Teman-teman Ha Ni datang ke tempat Ha Ni untuk mengunjungi Ha Ni. Joon Gu menyambut mereka. Teman-teman Ha Ni menggoda Joon Gu karena Joon Gu berubah menjadi cool. Teman-teman Joon Gu menasihatinya Joon Gu agar lebih mengerti tentang wanita. Mereka menjelaskan alasa-alasan, mengapa Joon Gu tidak disukai oleh Ha Ni..

Di kampus, He Ra berbincang dengan Seung Jo. Mereka menanyakan keadaan mereka masing-masing setelah kejadian kemarin.Di lapangan tennis, Kyung Soo memperlihatkan foto-foto He Ra pada Ha Ni. Kyung Soo menanyakan apa yang terjadi kemarin pada Ha Ni. Ha Ni berkata bahwa tidak terjadi apa-apa dan ia balik menanyakan kepada Kyung Soo apakah Kyung Soo melewati kencan yang menyenangkan dengan He Ra. Kyung Soo menceritakan yang sebenarnya ia tidak kencan, ia hanya makan bersama He Ra.

Ha Ni merasa kesal pada Kyung Soo, bahwa seharusnya ia mendapatkan kesempatan yang bagus untuk berkencan dengan He Ra kemarin. Kyung Soo memberitahukan pada Ha Ni bahwa sebenarnya ia ingin mengungkapkan perasaannya pada He Ra, tapi saat ia melihat He Ra tiba-tiba saja otaknya langsung kosong. Ha Ni mencoba untuk menasehati Kyung Soo untuk tidak terlihat memalukan di depan He Ra.

Masing-masing mereka berpura-pura menjadi orang yang mereka sukai. Ha Ni berpura-pura menjadi He Ra, agar Kyung Soo dapat berlatih tidak gugup di depan He Ra. Dan bergantian, Kyung Soo berpura-pura menjadi Baek Seung Jo, agar Ha Ni dapat menyatakan rasa sukanya pada Seung Jo. Tapi, hasilnya nol besar masing-masing dari mereka tidak dapat melakukan apapun.

Dan lucunya, Ha Ni bahkan menyuruh Kyung Soo untuk melakukan seperti yang dulu Seung Jo lakukan saat Seung Jo pertama kali mencium Ha NiTapi, para anggota club tennis melihat hal itu dan membuat rumor baru bahwa Ha Ni dan Kyung Soo memiliki hubungan. Parahnya, Seung Jo melihat juga hal itu. Ha Ni khawatir, ia tidak ingin hubungannya dengan Seung Jo memburuk lagi.Ha Ni menghampiri Seung Jo, ia mencoba menjelaskan semuanya tapi Seung Jo malah tidak memperdulikannya.Ha Ni tiba di rumah tiba-tiba ia mendengar sesuatu benda jatuh, Ha Ni pergi ke ruang keluarga untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Dan Ha Ni mendapati Eun Jo terbaring kesakitan di lantai. Eun Jo jatuh dari tangga, Ha Ni panik, Ayah dan Ibu Seung Jo sedang berada diluar kota, jadi tidak ada siapapun di rumah itu. Ha Ni mencoba menelpon Seung Jo. Dan Seung Jo berkata bahwa Ha Ni harus tenang dan tetap menjaga Eun Jo sampai mobil ambulance datang.Di rumah sakit, Seung Jo berterimakasih pada Ha Ni atas semua bantuannya sehingga Seung Jo bisa diselamatkan. Ha Ni mencoba menjelaskan tentang rumor yang beredar bahwa hal itu tidak benar, Seung Jo mengerti sebenarnya ia telah mendengar cerita yang sebenarnya.Ha Ni datang mengunjungi Eun Jo di rumah sakit. Di ruang rawat inap itu ada ibu Seung Jo yang sedang menunggui Eun Jo. Tapi Eun Jo terlihat tidak senang melihat kedatangan Ha- Ni. Eun Jo berkata bahwaHa Ni selalu tidak pernah absen untuk menjenguknya.

Ha Ni : Seung Jo belum datang?

Eun Jo : semua tentang Seung Jo?

Ibu Seung Jo : kau tidak boleh berbicara sepert itu. (Ibu Seung Jo kepada Eun \Jo)

Ibu Seung Jo : dia akan segera datang. Itu berarti Ha Ni akan kembali ke rumah lagi.

Seung Jo datang "lagi?"

Ha Ni : kau datang?

Seung Jo menanyakan kabar Eun Jo.

Di ruang tunggu, Ayah Ha Ni, Ayah Seung Jo dan Ibu Seung Jo saling berbicara mengenai anak-anak mereka. Ibu dan Ayah Seung Jo berkata bahwa akan sangat buruk jadinya, bila Ha Ni tidak menolong Eun Jo saat itu jug. Mereka juga membicarakan tentang rumah Ha Ni yang dulu.

Ayah Seung Jo memberikan sebuah buku tabungan. Sebenarnya buku tabungan itu adalah milik Ayah Ha Ni, ia memberikan tabungan itu pada keluarga Seung Jo untuk membayar uang sewa selama ia tinggal di rumah keluarga Seung Jo. Tapi, sekarang Ayah Seung Jo mengembalikan uang itu lagi, untuk membantu Ayah Ha Ni. Ayah Ha Ni tidak ingin menerima uang itu lagi, tapi ayah dan ibu Seung Jo memaksanya untuk mengambil tabungan itu kembali untuk membangun restaurant keluarga Ha Ni.

Ibu Seung Jo juga memohon agar Ha Ni dan Ayahnya dapat kembali tinggal di rumah mereka. Ibu Seung Jo memberitahukan bahwa sesungguhnya Ha Ni dan Seung Jo sedang menjalin hubungan, tapi mereka berdua menyembunyikannya dari orang tua mereka. Ibu Seung Jo memberitahu bahwa Seung Jo dan Ha Ni telah berciuman dan Seung Jo yang memulai pertama kali.Ha Ni datang untuk menjenguk Eun Jo. Eun Jo "kau datang lagi."

Ha Ni menyapa teman sekamar Eun Jo. Ha Ni membawakan makanan untuk Eun Jo. Dan hehee.. Ha Ni sulit sekali untuk mengucapkan nama teman Eun Jo. Namanya No Ri.

Eun J o menanyakan pada No Ri, apakah No Ri sudah lama tinggal di rumah sakit ini. No Ri menjawab bahwa ia sudah tinggal sekitar satu tahun dua bulan lebih. Ha Ni memberikan kue pada No Ri dan No Ri sangat senang sekali. No Ri cute friendly heheee..Di restaurant, Ayah Ha Ni tengah mempersiapkan hidangan restaurantnya, tiba-tiba Joon Gu datang datang dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Ha Ni. Ayah Ha Ni tidak ingin memberitahukannya kemudian menyuruhnya untuk kembali bekerja.

Dokter memeriksa keadaan No Ri (teman sekamar Eun Jo) Seung Jo, Ha Ni dan Eun Jo memperhatikan dokter itu saat memeriksa No Ri. Ternyata No Ri demam tinggi karena bermain dengan Seung Jo, Ha-ni dan Eun Jo. Ha Ni meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Tapi, No Ri merasa sangat senang karena dapat belajar banyak dari Baek Seung Jo dan dapat tertawa karena Ha Ni noona.

Ha Ni dan Seung Jo berjalan-jalan keluar rumah sakit. Ha Ni bertanya pada Seung Jo, sebenarnya No Ri memiliki penyakit apa? Seung Jo menjawab bahwa hanya ada sedikit masalah pada kesehatannya. Ha Ni merasa prihatin dengan keadaan No Ri.

Ha Ni bertanya apa yang dapat dilakukan Seung Jo untuk membantu No Ri. Ha Ni berandai andai, mungkin Baek Seung Jo dapat menjadi seorang dokter untuk No Ri. Seung Jo berkata bahwa itu adalah pemikiran aneh Ha Ni.

Di kampus, Ha Ni bercerita pada teman-temannya bahwa ia dapat selalu dekat dengan Seung Jo. Di rumah sakit, mereka selalu bersama-sama karena ibu mereka meninggalkan mereka berdua seharian.Ha Ni dan Seung Jo bermain-main dengan Eun Jo dan No Ri, mereka berputar putar dengan kursi roda dan salah satu suster yang melihat hal itu menegur mereka.

No Ri merayakan ulang tahunnya di ruang rawat inap bersama dengan Seung Jo, Eun Jo dan Ha Ni.Sudah saatnya Eun Jo keluar dari rumah sakit. Scene ini cukup mengharu biru, hehee.. perpisahan antara No Ri dan Eun Jo. Kasian No Ri harus sendirian lagi di rumah sakitEun Jo sudah dapat keluar dari rumah sakit, tapi ia harus berpisah dengan No Ri dan itu sangat menyedihkan. No Ri awalnya tidak menangis tapi akhirnya ia menangis sendirian.Keluarga Seung Jo menyambut kedatangan Eun Jo dari rumah sakit, bukan hanya itu saja mereka juga merayakan pindahnya kembali Ha Ni ke rumah mereka. Eun Jo tidak terima bila Ha Ni harus tinggal lagi bersama keluarganya, karena Eun Jo akan kembali kehilangan kamarnya.

Ha Ni membantu ibu Seung Jo di dapur, mereka selesai membersihkan piring. Ibu Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk segera tidur. Tiba-tiba Eun Jo datang, ia ingin mengambil minum. Eun Jo mengucapkan terimakasih pada Ha Ni karena ia telah melakukan banyak hal untuknya akhir-akhirnya. Cara Eun Jo mengucapkan terimakasih pada Ha Ni terlihat lucu, hahaaa... dia bilang terimkasih sambil lari.Ha Ni melihat Seung Jo berada di luar, Seung Jo sedang duduk di teras depan rumah.

Ha Ni : kau ada di sini rupanya.

Ha Ni ikut duduk di sebelah Seung Jo. Dan mereka saling memandang satu sama lain tanpa berbicara apapun. So sweet.Di restaurant Joon Gu sedang sibuk membuat kue, Ha Ni dan ayahnya datang. Joon Gu menyuruh Ha Ni dan ayahnya untuk kembali ke kamar mereka masing-masing terlebih dahulu, karena Joon Gu akan mempersiapkan kue untuk mereka. Kasian, Joon Gu, nasibnya selalu patah hati.

Joon gu memperlihatkan hasil masakannya, ia mengambilkan beberapa bagian untuk Ha Ni dan ayahnya. Ha Ni dan Ayahnya sebenarnya ingin memberitahukan pada Joon Gu bahwa mereka akan kembali pindah ke rumah Seung Jo. Tapi, mereka tidak tega untuk mengucapkan hal itu pada Joon Gu. Dan akhirnya Ayah Ha Ni memberitahukan pada Joon Gu bahwa mereka pindah. Joon Gu tetap tersenyum tapi raut wajah sedihnya sangat terlihat. Sediiih. Kasian Joon Gu.Di kamar mandi, Ha Ni merasa bersalah pada Joon Gu tapi ia juga sangat senang dapat kembali ke rumah Seung Jo dan dapat dekat kembali dengan Seung Jo. Ha Ni mencari underwearnya, (ha?) tadi ia telah membawanya ke kamar mandi tapi tidak ada. Ha Ni mencarinya diluar kamar mandi dan saat Ha Ni membuka pintu kamar mandi, Seung Jo langsung menyerahkan underwear itu di depan muka Ha Ni dan seperti kebiasaan Seung Jo, dia mencemooh Ha Ni. Seung Jo bilang Ha Ni terlalu kurus dan ia tidak memiliki tubuh yang bagus.

Ha Ni menuduh Seung Jo mencuri underwearnya tapi Seung Jo mengatakan bahwa Ha Ni telah menjatuhkannya di lantai tadi. Ha Ni kesal dan sedih karena Seung Jo mengolok-oloknya. Tanpa sengaja ayah Seung Jo melihat Ha Ni yang hanya memakai handuk dan Seung Jo yang berada di dekatnya, otomatis ayah Seung Jo berpikir hal yang tidak-tidak. Ayah Seung Jo berkata bahwa kedekatan mereka memang sangat baik, tapi sebelum menikah sebaiknya mereka tidak melakukan hal itu. Hahaaa.. Ha Ni malu dan ia langsung masuk kamar mandi lagi. Seung Jo tersenyum diam-diam.Seung Jo diantar pakai mobil oleh ayahnya, di mobil ayahnya menanyakan apa yang akan ia lakukan setelah lulus dari kuliahnya. Ayah Seung Jo menawarkan agar Seung Jo terjun ke dunia bisnis, tapi Seung Jo tidak memiliki minat untuk melakukan hal itu.Ha Ni naik sepeda ke kampusnya, ia bertemu dengan Seung Jo dan Ha Ni menyapa Seung Jo, tapi Seung Jo diam saja. Ha Ni sangat penasaran tentang Seung Jo, apakah Seung Jo benar-benar tertarik padanya atau tidak. Ha Ni menceritakan hal itu pada teman-temannya, dan salah satu temannya mempunyai cara untuk mengetahui hal itu. Cara untuk mengetahui apakah Seung Jo suka padanya atau tidak, cara itu disebut YAWNING METHODE

Jam pelajaran bahasa inggris. Ha Ni mengingat-ingat apa yang dikatakan temannya tentang YAWNING METHODE, teman Ha Ni bilang bila Seung Jo menyukai Ha Ni maka Seung Jo akan mengikuti Ha Ni. Ha Ni menguap, Ha Ni melirik ke arah Seung Jo apakah YAWNING METHODE itu benar. Dan tanpa Seung Jo sadari ia juga menguap. hehee.. Ha Ni senang sekali melihat hal ini tapi.. setelah Ha Ni memperhatikan semua orang yang ada di kelas mereka semua menguap. Hahaa.. Itu karena pelajaran bahasa Inggris yang disampaikan dosen sangat membosankan.

Seung Jo berbincang-bincang dengan He Ra, He Ra membicarakan tentang mereka tapi Seung Jo malah menceritakan tentang Ha Ni bahwa sejak kedatangn Ha Ni semua jadi terasa berbeda untuknya. Seung Jo mengucapkan terimakasih kepada He Ra, karena He Ra sudah mau mendengarkannya. He Ra tersenyum tapi raut kesedihan tetap ada di wajahnya.

Di rumah, Ha Ni membantu ibu Seung Jo bekerja mereka berdua terlihat sangat akrab. Ibu Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk mengambilkan pakaian Eun Jo di kamar Seung Jo. Saat Ha Ni sedang mengambil baju Eun Jo dikamar Seung Jo, tanpa sengaja ia melihat koran di atas tempat tidur Seung Jo. Ha Ni ingin tahu tentang koran itu, akhirnya ia membaca koran itu. Dan Ha Ni menemukan beberapa tanda dikolom pencarian pekerjaan. Seung Jo menandai beberapa pekerjaan paruh waktu di koran itu dan beberapa rumah sewaan.

Seung Jo masuk ke kamarnya, ia melihat Ha Ni sedang membaca koran. Ha Ni kaget melihat kedatangan Seung Jo. Ha Ni berkata bahwa ia mendengar berita dari Kyung Soo bahwa Seung Jo akan meninggalkan rumah ini. Dan Seung Jo menjawab bahwa hal itu benar. Ia akan meninggalkan rumah ini. Ha Ni kaget mendengar hal itu, Ha Ni menanyakan lagi apakah semua ini karena kepindahan Ha Ni ke rumah Seung Jo. Seung Jo menjawab bahwa itu tidak ada kaitannya dengan Ha Ni.

Ibu Seung Jo mendengar tentang hal itu dan ia kaget mendengar Seung Jo akan pindah dari rumah. Seung Jo, Ibu Seung Jo dan ayah Seung Jo berbicara mengenai perihal itu dengan Seung Jo. Ternyata alasan Seung Jo pindah dari rumah adalah karena ia ingin hidup mandiri dan tidak bergantung dengan siapapun. Ibu Seung Jo bertanya apakah ini ada kaitannya dengan Ha Ni. Seung Jo menjawab bahwa ini tidak ada kaitan sama sekali dengan Ha Ni, Seung Jo ingin mengatur hidupnya sendiri dan dapat mandiri. Ayah Seung Jo mengerti hal itu dan mengizinkannya, tapi ibu Seung Jo masih berat hati untuk menyetujui hal itu.Dan ternyata Ha Ni diam-diam mendengar pembicaraan mereka. Ha Ni sangat sedih, khawatir dan kecewa.

Akhirnya Seung Jo pergi meninggalkan rumah. Ibu Seung Jo dan Eun Jo mengantar Seung Jo sampai depan pintu.

Ibu: Seung Jo jaga dirimu baik-baik, makan makanan bergizi, sayuran dan buah-buahan. Dan jangan bergadang di malam hari

Seung Jo: aku tau. aku tau.

Ibu Seung Jo: telepon ibu bila kau memerlukan sesuatu

Seung Jo: aku tidak memerlukan apapun.

Ibu Seung Jo: bagaimanapun juga kau harus mengunjungi rumah sesekali.

Seung Jo hanya mengangguk.Ha Ni tidak dapat berkata apa-apa, ia menangis dan Seung Jo melihatnya dari jauh.

Seung Jo berkata kepada Ha Ni : aku akan pergi

Ha Ni tidak dapat menahan tangisnya, saat Seung Jo pergi.Ha Ni tidak dapat berkata apa-apa, ia menangis dan Seung Jo melihatnya dari jauh.

Seun Jo kepada Ha Ni: aku akan pergi

Ha Ni tidak dapat menahan tangisnya, saat Seung Jo pergi.

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri, "Dia telah pergi. Dia sungguh-sungguh pergi. Aku sangat senang dapat tinggal di rumah keluarga ini bersama dengan Seung Jo. Meskipun ia bersikap dingin dan kasar padaku, tapi aku sangat senang berada di dekatnya."

Ha Ni menghapus air matanya, Ibu Seung Jo datang untuk menghiburnya.

Ibu Seung Jo : Jangan menangis. Tunggulah. Dia tidak akan pergi jauh. Dia akan segera kembali.

Di angkutan umum, Ha Ni masih merenungi kepergian Seung Jo.

Ha Ni : Sekarang aku tidak dapat melihatnya dimanapun kecuali di kampus. Dia mungkin... Seung Jo mungkin akan melupakanku.Ha Ni termenung sendiri di kampus, sahabatnya memanggil Ha Ni tapi Ha Ni tidak mendengarnya. Sahabat Ha Ni memberi motivasi pada Ha Ni untuk segera bangkit dari kesedihan. Tiba-tiba Seung Jo muncul dan lewat begitu saja tanpa tahu Ha Ni tengah memperhatikannya. Sahabat Ha Ni menyuruh Ha Ni untuk memanggil Seung Jo, tapi entah mengapa Ha Ni sedikit takut untuk melakukan hal itu. Sahabat Ha Ni mengajak Ha Ni untuk segera makan Siang.

Di kafetaria, Ha Ni enggan untuk makan. Sahabatnya memesan sesuatu untuk Ha Ni, sama seperti pesanan saat mereka SMA dulu. Pada saat yang sama Joon Gu sedang melayani pelanggannya, ia memanggil Ha Ni tapi Ha Ni tidak meresponnya, Ha Ni malah pergi membawa makanan yang telah dipesankan untuknya. Kasian Joon Gu.

Sahabat-sahabat Ha Ni menanyakan tentang Seung Jo, dimana Seung Jo tinggal dan menetap setelah ia pindah dari rumahnya sendiri dan pekerjaan paruh waktu apa yang dilakukannya, tapi jawaban Ha Ni hanya satu, ia tidak tahu sama sekali tentang hal itu.

Saat berada di lapangan Tenis, Ha Ni juga merasa sangat tidak bersemangat saat ia melakukan tugasnya untuk mengumpulkan bola.

Saat bola tennis jatuh tepat mengenai Ha Ni, Ha Ni tidak merasakan apapun. Ha Ni sudah benar-benar linglung sekarang. Salah satu anggota yang melihat perubahan sikap Ha Ni langsung membicarakan tentang Ha Ni. Salah satu anggota club berkata mengenai penyebab perubahan sikap Ha Ni, bahwa Ha Ni sangat shock setelah ditinggal pergi Seung Jo.Ha Ni berkata pada dirinya sendiri, "Seung Jo tidak datang untuk berlatih dan dia tidak akan pernah datang."

Kyung Soo memanggil Ha Ni : Oh Ha Ni, apakah kau tidak memunguti bola dengan baik.

Kyung Soo merasa prihatin melihat keadaan Ha Ni yang sangat lesu.

Kyung Soo mencoba mengalihkan perhatian Ha Ni "Oh Ha Ni apakah kau mau membelikanku makan malam."

Ha Ni : tidak

Kyung Soo : benarkah? Itu sangat memalukan karena aku akan memberikan kau informasi tentang Seung Jo. Tapi, bila kau tidak mau, ya sudah. Ayo cepat berlatih.

Mendengar hal itu, Ha Ni langsung bangkit lalu berteriak "Baiklah, aku akan membelikan makan malam untukmu."

Ha Ni menghampiri Kyung Soo dengan semangat.Kyung Soo : aku tahu tempat yang bagus dan tidak mahal. Jadi kau tidak perlu merasa kesulitan."

Ha Ni : bagaimana dengan info mengenai Seung Jo?

Kyung Soo : Seperti yang engkau tahu bahwa Seung Jo tidak pernah menyembunyikan sesuatu dari ku, oleh karena itu aku akan memberikanmu informasi yang bagus.Kyung Soo dan Ha Ni datang ke sebuah restaurant. Kyung Soo berkata bahwa ini adalah tempat kerja Seung Jo, Kyung Soo yang mengenalkan Seung Jo pada manager restaurant itu.

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri, "Baek Seung Jo bekerja di sebuah restaurant keluarga?!. Aku tidak percaya."

Kyung Soo memasuki restaurant dan disambut oleh pelayan yang juga mengenal Kyung Soo, pelayan itu menanyakan pada Kyung Soo, apakah ia bekerja hari ini. Kyung soo menjawab, ia datang ke sini sebagai seorang pelanggan. Kyung Soo meminta meja untuk 2 orang. Pelayan itu menunjukkan mejanya.Ha Ni melihat ke sekeliling restaurant, ia mencari-cari Seung Jo. Melihat hal itu, Kyung Soo segera menawarkan Ha Ni untuk segera memesan makanannya. Dan Ha Ni memilih pesanannya dengan sedikit agak bingung, dan tiba-tiba.. taraaaa.. yang melayani Ha Ni saat itu adalah Seung Jo. Seung Jo memang benar-benar bekerja di restaurant ini. Hehhee.. Seung Jo melayani Ha Ni dengan pelayanan yang tidak memuaskan. Sepertinya Seung Jo tidak suka kalau Ha Ni tahu Seung Jo bekerja di tempat ini.Ha Ni merasa sangat terharu sekaligus senang. Kyung Soo menanyakan alasan kenapa Ha Ni merasa terharu.

Ha Ni : Sudah sangat lama sekali aku tidak berbicara dengan Seung Jo

Kyung Soo mengerti : Apakah kau berbicara dengannya tadi? Aku rasa, kau memesan makanan tadi bukannya berbicara dengannya.Seung Jo datang membawakan pesanan Kyung Soo dan Ha Ni.

Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : Kenapa ia juga sangat mempesona saat memakai seragam?

Ha Ni bertanya pada Kyung Soo : Apakah kau juga tahu dimana Seung Jo tinggal?

Kyung Soo : Rumah? Aku tidak tahu banyak tentang hal itu.Seung Jo datang mengantarkan pesanan Ha Ni. Seung Jo seperti tidak menghiraukan Ha Ni. Ha Ni menanyakan pada Seung Jo, apakah Seung Jo marah karena Ha Ni ada di tempat ini. Seung Jo menjawab bahwa sebenarnya ia sudah tahu sejak lama kalau lambat laun Ha Ni pasti akan mengetahui dimana ia bekerja.Ha Ni menanyakan alamat rumah dimana Seung Jo tinggal saat ini, tapi Seung Jo tidak memberitahukan hal itu. Ha Ni sedih, tapi tiba-tiba ia melihat sebuah pengumuman.Pengumuman mengenai dibutuhkannya karyawan baru, Ha Ni senang sekali melihat hal itu. Ha Ni kemudian menuju ruang manager dan menemui manager restaurant. Tapi, ternyata Ha Ni telat. He Ra sudah terlebih dulu mendapatkan pekerjaan itu.Ha Ni memohon pada manager restaurant agar tidak memperkerjakan He Ra. Tapi, manager restaurant itu mengatakan bahwa He Ra sudah lebih dulu mendapatkan job ini.Ha Ni tidak suka He Ra mendapatkan pekerjaan itu, He Ra memancing rasa cemburu Ha Ni. He Ra berkata bahwa Ha Ni hanya dapat bertemu dengan Seung Jo di lapangan Tenis, sedangkan He Ra bisa bersama dengan Seung Jo sepanjang waktu karena mereka berada di kelas yang sama dan bekerja paruh waktu di tempat yang sama pula.Ha Ni sedih, ia menceritakan bahwa He Ra telah terlebih dulu mengambil job itu. Kyung Soo mencoba menghibur Ha Ni.Ha Ni dan Kyung Soo sudah menyelesaikan makan mereka, Seung Jo datang menawarkan hidangan penutup yaitu secangkir teh. Ha Ni bertanya pada Seung Jo, apakah hidangan penutup itu boleh dinikmati besok? Karena besok Ha Ni akan kembali ke restaurant ini. Otomatis Seung Jo berkata tidak boleh. Ha Ni bertanya pada Seung Jo apakah besok ia boleh kembali ke restaurant ini lagi, Ha Ni berjanji bahwa ia tidak akan mengganggu Seung Jo. Seung Jo terpaksa membolehkan hal itu dengan syarat, Ha Ni tidak boleh memberitahukan bahwa Seung Jo bekerja di restaurant ini kepada keluarganya.Sebelum pulang, Ha Ni menyempatkan diri untuk melihat keadaan Seung Jo. Ha Ni melihat Seung Jo tengah mengobrol bersama He Ra. Ha Ni merasa cemburu, tapi ia senang sudah dapat melihat dan berbicara dengan Seung Jo hari ini.Ha Ni pulang dengan perasaan sangat senang. Ibu Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk segera makan malam.Ha Ni menceritakan kepada Ibu Seong Jo bahwa Seung Jo bekerja di sebuah restaurant keluarga. Ibu Seung Jo kaget mendengar hal itu. Ibu Seung Jo ingin sekali melihat Seung Jo bekerja, jadi ia merencanakan untuk menyamar agar bisa melihat Seung Jo secara diam-diam.Keesokan harinya, Seung Jo melayani tamu dengan sangat baik. Para tamu itu menyebutkan pesanannya masing-masing dengan sangat rumit. Tapi, Seung Jo berhasil menghafalnya tanpa perlu mencatat. Cool....Ha Ni, Ibu Seung Jo dan Eun Jo diam-diam memperhatikan Seung Jo bekerja. Mereka sangat kagum pada Seung Jo.

Eun Jo : Hyung, You're so cool.Eun Jo berkata : Apakah benar penyamaran ini tidak akan diketahui oleh Seung Jo?

Ibu Seung Jo : tidak, tidak akan. Seung Jo tidak akan mengenali kita.Otak Seung Jo itu jenius, Seung Jo engga bakal bisa dibohongin. hehee..Ibu Seung Jo memanggil Seung Jo : pelayan..

Seung Jo menghampiri ibunya, Seung Jo sebenarnya sudah tahu kalau itu ibunya. akhirnya penyamaran Ha Ni, Ibu Seung Jo dan Eun Jo dapat diketahui oleh Seung Jo.He Ra datang ke meja Ha Ni, Ibu Seung Jo dan Eun Jo. Ibu Seung Jo kaget melihat He Ra bekerja ditempat yang sama dengan Seung Jo.Setelah selesai makan, Ibu Seung Jo berbicara pada Seung Jo untuk sering-sering mengunjungi rumah.Ibu Seung Jo menyuruh Ha Ni untuk selalu berada di dekat Seung Jo.

Ibu Seung Jo : kau harus selalu ke restaurant ini setiap hari.

Ha Ni mengangguk mengiyakan perkataan ibu Seung Jo.

Eun Jo : Kasian sekali Hyung.Keesokan harinya, Ha Ni kembali ke restaurant tempat Seung Jo bekerja. Ha Ni membawa banyak buku pelajaran, ia akan belajar di restaurant tersebut.

Seung Jo : apakah kau menyewa tempat ini?

Ha Ni : Aku memiliki tugas yang harus dikumpulkan minggu depan

He Ra datang menghampiri Ha Ni dan Seung Jo : Aku yang akan melayaninya.

Seung Jo : ok.

Ha Ni tidak mau dilayani oleh He Ra.

Ha Ni berkata dengan kesal : kenapa kau datang tiba-tiba?

He Ra berkata dengan ramah bahwa ia menghampiri Ha Ni karena sepertinya Ha Ni terlihat sangat ingin memesan makanan. He Ra menanyakan kepada Ha Ni tentang menu yang akan Ha Ni pesan.

Ha Ni menjawab dengan kesal : berikan aku apapun.

He Ra : baiklah, aku mengerti. Tunggulah, mungkin agak sedikit... (He Ra tertawa.. aneh, tokoh antogonis yang selalu tertawa)

Beberapa menit kemudian pesanan Ha Ni datang.

Ha Ni kaget melihat pesanannya datang, beberapa jenis makanan mewah.

He Ra : dapatkah anda menggeser beberapa buku anda yang berserakan di atas meja?

Seraya menggeser beberapa bukunya Ha Ni bertanya : makanan apa ini?

He Ra : ini adalah makanan special dari restaurant kami.

Ha Ni memperhatikan makanan yang dihidangkan He Ra,

Ha Ni : Ini besar. Apakah ini daging bebek?

He Ra : oh, bukan. ini bukan bebek tapi daging ayam. Bukankah tadi kau bilang, boleh membawakanmu pesanan apa saja. Selamat menikmati makanan anda. Terimakasih, terimakasih!Ha Ni berada di restaurant sampai malam, ia masih belajar di restaurant sampai seluruh pengunjung pergi.

He Ra : pelanggan, haruskah saya memberikan anda lima gelas kopi?

He Ra : Jika kau meminum 6 gelas kopi hitam setiap hari, perutmu akan terasa sangat sakit.

Ha Ni : Terimakasih, apakah kau mengkhawatirkanku? Aku pikir itu tidak akan berefek apapun padaku.

He Ra mencoba menyinggung tentang Ha Ni : Lelaki mana di dunia ini yang menyukai melihat seorang gadis menunggunya terus dan selalu memperhatikannya. Jika aku seorang laki-laki, mungkin aku akan sangat lelah akan hal itu. Baiklah, terus bekerja keras.Ha Ni kaget sekali, ia harus membayar mahal untuk hidangan hari ini.Hheheee.. Ha Ni mengeluarkan seluruh uang yang ada di dompetnya, beberapa uang kertas dan banyak uang koin.Ha Ni ingin sekali mengetahui kapan Seung Jo pulang, maka ia menanyakan hal itu pada kasir. Kasir itu mengatakan bahwa Seung Jo selesai bekerja sekitar pukul 9 malam.Karena masih jam setengah delapan, Ha Ni menunggu Seung Jo sampai Seung Jo keluar dari restoran.Dan ternyata bukan hanya Ha Ni saja yang menunggu Seung Jo, tapi He Ra pun melakukan hal yang sama.Seung Jo dan He Ra pulang bersama, dan hal ini membuat Ha Ni cemburu. Tapi, Ha Ni mencoba meyakinkan dirinya bahwa Seung Jo dan He Ra mungkin tinggal di lingkungan yang sama.Tapi ternyata, Seung Jo dan He Ra tidak hanya tinggal di lingkungan yang sama tapi juga di apartemen yang sama.Ha Ni sangat shock melihat hal itu.Ha Ni sampai di rumah dengan perasaan sangat sedih. Ibu Seung Jo menanyakan keadaan Ha Ni, tapi Ha Ni mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.Di kamar, Ha Ni terus memikirkan Seung Jo dan He Ra. Ha Ni membayangkan hal negatif yang terjadi di antara Seung Jo dan He Ra.Pagi harinya, Ha Ni tidak tidur semalaman ia terlihat sangat pucat. Ibu Seung Jo menyarankan pada Ha Ni untuk tidak pergi ke kampus, tapi Ha Ni berkata semua akan baik baik saja. Ibu Seung Jo menambahkan bahwa bila keadaan Ha Ni bertambah parah, Ha Ni bisa menyuruh Seung Jo untuk mengantarkannya pulang.Ha Ni terlihat sangat lemas dan pucat, sahabat-sahabat Ha Ni menanyakan keadaan Ha Ni. Sahabat Ha Ni menanyakan apakah Ha Ni seperti ini karena Seung Jo. Ha Ni berkata pada teman-temanya bahwa dirinya akan menyerah untuk mendapatkan Seung Jo, kedua sahabat Ha Ni tidak percaya mendengar hal itu. Ha Ni menceritakan apa yang ia lihat semalam, bahwa He Ra dan Seung Jo tinggal bersama.Kedua sahabat Ha Ni sangat prihatin atas apa yang menimpa hati.Jam pelajaran di mulai, Ha Ni melihat ke tempat duduk yang biasa di duduki oleh Seung Jo. Tapi yang Ha Ni dapati hanya bangku kosong.

Haha.. ternyata bukan hanya Ha Ni saja yang mencari Seung Jo. Seung Jo pun melakukan hal yang sama, ia melihat ke sekelilingnya mencoba menemukan Ha Ni.Di lapangan tennis, Kyung Soo sedang melatih para anggota club. Saat berlatih tenis, Ha Ni pun merasa tidak bersemangat, pikiran dan hatinya masih belum bisa melupakan kejadian yang terjadi kemarin malam. Kyung Soo memperingatkan Ha Ni untuk tetap fokus.Di restaurant tempat Seung Jo bekerja, Seung Jo melihat ke sekelilingnya, uwah Seung Jo mencari Ha Ni.Di kampus, Ha Ni termenung sendiri sedangkan kedua sahabatnya heboh bergosip.Karena tidak tega melihat Ha Ni seperti itu, kedua sahabat Ha Ni memutuskan untuk berbicara langsung pada Seung Jo.

Kedua sahabat Ha Ni memanggil Seung Jo : Seung Jo! Siapa kau? Sudah sejak lama kita berteman. Kau tau siapa kami. Kami teman Oh Ha-ni. Kau memiliki IQ 200, tapi kau tidak dapat mengingat hal itu? Kita tidak berada di kelas yang sama tapi kita melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama.Seung Jo : Aku segera menghapus data-data yang lama. Ah, aku ingat. Kalian memiliki level otak yang sama dengan Ha Ni, bukankah begitu?

Akhirnya Seung Jo mengingat nama teman-teman Ha Ni.

Seung Jo menanyakan ada masalah apa?

Sahabat Ha Ni berkata bahwa hal ini masih tentang Ha Ni : Sudah sejak sepuluh hari yang lalu, Ha Ni seperti baru saja pergi dari neraka dan kembali. Sebagai teman, Aku tidak dapat duduk diam dan melihat Ha Ni seperti itu.Seung Jo : Sebenarnya apa yang kalian ingin katakan?

Kedua sahabat Ha Ni berkata secara bersamaan : tinggallah bersama! (ha? tinggal bareng?!)

Kedua sahabat Ha Ni berkata pada Seung Jo dengan nada tinggi bahwa kemarin malam Ha Ni mengikuti Seung Jo dan He Ra, ia menunggu Seung Jo di jalan lebih dari satu jam.

Kedua sahabat Ha Ni menyuruh agar Seung Jo berkata jujur. Tapi setelah Seung Jo berkata bahwa ia akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Ha Ni, kedua sahabat Ha Ni baru menyadari bahwa Ha Ni adalah tipe orang yang sensitif. Kedua sahabat Ha Ni mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud agar Seung Jo berhenti menyukai He Ra.

Setelah kedua teman Ha Ni pergi Seung Jo tersenyum, sepertinya ia tidak menganggap serius dengan apa yang dikatakan oleh mereka.Di kafe, Joon Gu membawakan banyak makanan untuk Ha Ni, mereka sengaja melakukan hal ini agar Ha Ni senang.

Kedua sahabat Ha Ni memberikan nasehat agar Ha Ni menjaga kesehatan tubuhnya dan mulai mencari cinta yang baru. Kedua sahabat Ha Ni berkata bahwa Ha Ni harus melihat ke sekelilingnya bahwa tidak hanya ada satu lelaki saja di dunia ini.Sudah dua minggu Ha Ni tidak bertemu atau melihat Seung Jo, bila Ha Ni tidak berusaha untuk mengetahui dimana Seung Jo berada pastinya tidak ada jalan lain untuk mereka dapat bertemu.Seung Jo datang. hahaa. akhirnya.

Seung Jo : sedang apa kau di sini? apakah kau menunggu seseorang? Lama tidak bertemu. Aku tidak pernah melihatmu akhir-akhir ini. (ternyata Seung Jo nyari juga he)

Ha Ni gugup, ia berusaha menghindari Seung Jo. Ha Ni pamit untuk pergi, tapi Seung Jo mencegahnya. Seung Jo berkata untuk menemaninya sebentar karena ia sedang menunggu seseorang.

Ha Ni mengiyakan.Ha Ni bertanya pada Seung Jo tentang makanan, Seung Jo berkata bahwa ia kadang makan ditempatnya kerja atau ada seseorang yang memasakannya.

Ha Ni cemburu mendengar hal itu. Ha Ni berkata bahwa bukankah saat tinggal di daerah yang asing akan terasa sangat kesepian?. Seung Jo menjawab bahwa ia dekat dengan He Ra jadi tidak terlalu sepi. Lagi-lagi Ha Ni merasa sakit hati. Seung Jo kalau ngomong asal. T.TSeorang anak perempuan datang menghampiri Seung Jo dan Ha Ni, ternyata yang baru saja datang adalah anak didik Seung Jo. Seung Jo mengajari gadis itu pelajaran matematika. Gadis itu langsung mengenali Ha Ni saat ia melihat Ha Ni. Gadis itu berkata bahwa sangat mudah untuk mengenali Ha Ni karena He Ra telah menceritakan tentang Ha Ni pada gadis itu. Ha Ni bertanya tentang apa yang diceritakan He Ra mengenai dirinya. Gadis itu berkata bahwa Ha Ni tidak pintar tapi berhasil masuk 50 besar saat SMA dan hal itu telah menjadi legenda.Beberapa menit kemudian, He Ra datang. Gadis itu langsung menghampiri He Ra, gadis itu berkata pada Ha Ni bahwa He Ra adalah guru bahasa inggrisnya dan Seung Jo yang mengajarinya matematika. Gadis itu terus saja berbicara bahwa Seung Jo dan He Ra datang ke rumahnya 3 kali dalam seminggu dan ibunya sangat menyukai mereka, engga jarang ibu gadis itu memasakkan makanan untuk Seung Jo dan He Ra.Ha Ni mengerti bahwa ternyata rasa cemburunya itu tidak beralasan, Seung Jo sebenarnya tidak tinggal dengan He Ra, tapi saat Ha Ni mengikuti mereka, Seung Jo dan He Ra sedang berada di rumah gadis itu untuk sebuah les privat. Ha Ni merasa malu dengan apa yang dipikirkannya, ia juga sangat senang bahwa hal yang ia pikirkan adalah tidak benar.Ha Ni membuat coklat special untuk Seung Jo. Saat tengah menyiapakan chocolate untuk Seung Jo, Ha Ni membayangkan--- Seung Jo dan Ha Ni berada di sebuah taman, kemudian Ha Ni memberikan chocolate buatannya, Seung Jo sangat senang sekali menerima chocolate buatan Ha Ni dan Seung Jo memberikan sebuah cincin untuk Ha Ni, Hahaa.. sayangnya itu cuma bayangan.----Ha Ni ingin pergi menemui Seung Jo, tapi hujan sangat deras sekali sedangkan Ha Ni tidak membawa payung. Ha Ni memang bernasib malang, taxi yang tengah ditumpanginya pun ternyata mogok. Akhirnya Ha Ni memutuskan untuk berjalan dari tempat taxi mogok sampai restoran tempat Seung Jo bekerja.Ha Ni sampai di restoran tempat Seung Jo bekerja dengan keadaan basah kuyup. Seung Jo sedikit tidak mempedulikannya. He Ra memberikan kopi kepada Ha Ni. Ha Ni menggigil kedinginan dan saat Ha Ni mencoba untuk berdiri tiba-tiba ia jatuh pingsang.Seung Jo : Ha Ni, Oh Ha Ni. (Seung Jo mengguncang-guncangkan badan Ha Ni tapi Ha Ni tidak kunjung sadar)

Akhirnya Seung Jo membawa Ha Ni ke ruang manager.Manager menanyakan keadaan Ha Ni dan Ha Ni menjawab bahwa ia baik-baik saja. Tapi, manager itu menyarankan pada Seung Jo untuk pulang dan membawa Ha Ni bersamanya.Seung Jo hendak mengantarkan Ha Ni pulang ke rumah keluarga Seung Jo, tapi saat hujan deras seperti ini tidak ada angkutan umum yang beroperasi, akhirnya Seung Jo memutuskan untuk membawa Ha Ni ke apartementnya.Di apartement Seung Jo (Seung Jo tipe cowok yang rapih. suka deh.)

Ha Ni : apakah He Ra pernah datang ke sini?

Seung Jo : tidak, kau orang pertama yang datang ke tempat ini.

Ha Ni tersenyum.

Seung Jo melemparkan handuk ke arah Ha Ni, Ha Ni mencium handuk itu, Ha Ni berkata : wangi Baek Seung Jo.

Seung Jo mendengarnya : Apa? bau ku? Handuk itu baru. (Hahaa.. )Seung Jo menelpon ibunya, ia memberitahukan ibunya untuk segera menjemput Ha Ni karena Seung Jo bersama Ha Ni saat ini. Ibu Seung Jo senang sekali mendengar Seung Jo dan Ha Ni bersama. Karena tidak ingin mengganggu mereka, maka Ibu Seung Jo berkata bahwa ia tidak mau menjemput Ha Ni dengan alasan hujan deras. (baguuus.. he.)Di restaurant ayah Ha Ni.

Telepon berdering dan Joon Gu mengangkatnya. Ternyata yang menelpon adalah Ibu Seung Jo. Ibu Seung Jo ingin berbicara dengan Ayah Ha Ni, tapi Joon Gu bilang kalau Ayah Ha Ni sedang sibuk. Ibu Seung Jo menyampaikan pesan pada Joon Gu untuk Ayah Ha Ni. Ibu Seung Jo menceritakan bahwa sekarang Seung Jo dan Ha Ni sedang bersama dan Ha Ni akan menginap di apartemen Seung Jo. Joon Gu schock mendengar hal itu.

Joon Gu bertanya pada Ayah Ha Ni dimana tempat Seung Jo bekerja, ckckc.. kasian Joon Gu. Sesampainya di restoran tempat Seung Jo bekerja, Joon Gu basah kuyup dan manager sedikit takut untuk menolong Joon Gu.Waktunya tidur XD

Ha Ni : Baiklah, aku akan tidur di lantai dan kau akan tidur di kasur.

Seung Jo : Tentu saja.

Ha Ni : Seharusnya kau tidak bilang seperti itu, kau seharusnya mengatakan pada anak perempuan --"kenapa kau bicara seperti itu, biar saja aku yang akan tidur di lantai dan kau tidur di atas kasur"--

Seung Jo : Aku tidak akan mengucapkan hal itu.

Ha Ni : Dasar kau bukan manusia, lelaki bodoh.

Seung Jo : apa?!Akhirnya Seung Jo tidur di lantai dan Ha Ni tidur di atas kasur.

Ha Ni : Hey.

Seung Jo : Apa?!

Ha Ni : Bisakah kau mematikan lampu?

Seung Jo : Aku tidak bisa tidur bila lampu menyala.

Ha Ni : Aku tidak bisa tidur bila lampu mati.

Akhirnya Seung Jo menyalakan lampu.

Ha Ni : Hey.

Seung Jo: apa lagi sekarang?!

Ha Ni : apakah kau kedinginan?

Seung Jo : tentu saja, punggungku terasa dingin. Sudah! tidurlah.

Ha Ni : tapii..

Karena risih mendengar Ha Ni yang tidak kunjung tidur, Seung Jo berkata : baiklah, aku akan tidur disampingmu.

Hehee.. Seung Jo tidur di samping Ha Ni. Tapi, ternyata Seung Jo pun tidak bisa tidur.

Seung Jo : apa kau gugup?

Ha Ni : kenapa kau tanya seperti itu.

Masih di dalam apartement Seung Jo dan masih mengenai tempat tidur (lho). Seung Jo yang tidur bersama Ha Ni merasa risih, karena gaya tidur Ha Ni yang kelewat mengganggu. (Haha.. Ha Ni.. Ha Ni..) Tanpa disadari oleh Ha Ni kakinya menendang Seung Jo, tangannya mengenai kepala Seung Jo (aduuh.. gaya tidur Ha Ni kelewat kacau.) Ha Ni tidur berguling-guling dan akhirnya jatuh dari kasur kemudian kembali ke kasur lagi. Seung Jo kesal dan akhirnya ia bangun.Seung Jo : Dia berbicara dalam tidurnya dan aku tidak bisa tidur? Kalau begini jadi, aku harus bagaimana?

Pagi harinya.

Seung Jo sudah bangun terlebih dulu dari pada Ha Ni. Sebelum membuka matanya Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : Benar, aku menghabiskan malam bersama dengan Seung Jo. Aku berpikir bahwa saat aku bangun Seung Jo akan ada di sampingku. Seung Jooo..

Ha Ni membuka mata dan ia tidak mendapati Seung Jo ada di sampingnya.Seung Jo : sudah waktunya bangun.

Seung Jo sedang membaca.

Ha Ni : apakah tidurmu nyenyak?

Seung Jo : Semalam, tidur bersamamu sangat mengerikan.

Ha Ni : kenapa?

Seung Jo : karena kebiasaan tidurmu yang sangat mengerikan.

Ha Ni : Apa yang kau bicarakan? Aku sebenarnya adalah orang yang suka tidur.

Seung Jo : Jangan bercanda denganku.Kemudian, Seung Jo dan Ha Ni sarapan bersama.Ha Ni mencoba memilihkan baju untuk Seung Jo.

Ha Ni : pakai yang ini.

Seung Jo : aku tidak mau.

Kemudian Seung Jo memilih sendiri pakaiannya.Seung Jo akan ganti baju, tapi Ha Ni masih berada di dekat Seung Jo.

Seung Jo : apakah kau akan terus memandangiku seperti itu?

Ha Ni : Ah, maaf. (Ha Ni membalikkan badannya, agar tidak melihat Seung Jo mengganti baju)Saat hendak berangkat ke kampus, Ha Ni mengambilkan sepatu Seung Jo. Seung Jo melihat hal itu dan ia menatap Ha Ni, Ha Ni mengerti tatapan Seung Jo mungkin Seung Jo tidak ingin memakai sepatu yang itu, jadi Ha Ni mengambil sepatu yang lain.

Seung Jo : Kelakuanmu seperti kau yang punya rumah ini.

Ha Ni tersenyum : benarkah?Seung Jo dan Ha Ni pergi ke kampus bersama, Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : pergi ke kampus bersama dengan Seung Jo. Ini perasaan yang sangat berbeda ketika saat aku tinggal di apartemen Seung Jo. Rasanya seperti kami tinggal bersama.Ha Ni mencoba menggapai pundak Seung Jo.

Seung Jo : Kau sedang membayangkan apa? Jangan melakukan hal yang berlebihan”tegas Seung Jo.Di restaurant ayah Ha Ni menunggu Joon Gu yang belum juga datang.

Ayah Ha Ni mencoba menghubungi Joon Gu tapi tidak ada jawaban.

Ayah Ha Ni : Dia tidak pernah telat untuk bekerja. Ada masalah apa?Di kampus.

Para mahasiswa ramai berkumpul di satu tempat, Seung Jo dan Ha Ni yang baru saja datang penasaran dengan apa yang terjadi, akhirnya mereka pun melihat kerumunan itu. Seung Jo dan Ha Ni kaget mengetahui apa yang terjadi. Ada sebuah pengumuman yang isinya mengenai Seung Jo dan Ha Ni yang bermalam bersama.Dua orang dari orang-orang yang berkerumun itu membicarakan tentang pengumuman tersebut. Seung Jo dan Ha Ni yang berada tepat di belakang mereka, ikut mendengarkan pembicaraan itu.

Girl 1 : Kau tahu gadis yang berasal dari club tenis.

Mereka melihat ke arah Ha Ni : Oh dia.

Boy 1 : Hey! Baek Seung Jo! Sejak kapan kau...? Beruntungnya kau.Hahaa.. Ibu Seung Jo kembali menyamar, ia ikut berkerumun diantara orang-orang itu.

Ibu Seung Jo : Ceritakan, ceritakan kepada kami secara detail. Jadi bagaimana yang sebenarnya?

Orang-orang yang berkerumun itu memperhatikan Ibu Seung Jo dan mereka tertawa melihat penampilan Ibu Seung Jo.

Ibu Seung Jo : Aku berkata beritahu kami kejadian yang mendetail.

Saat melihat ibunya yang sedang menyamar, Seung Jo langsung mengetahui hal itu dan ia langsung membawa ibunya pergi menjauhi kerumunan itu.Seung Jo : ibuu,

Ibu Seung Jo : Apa masalah mu? Kenapa kau memanggilku ibu?

Seung Jo : Ibu.

Semua orang yang berkerumun itu sekarang berganti mengerumuni Seung Jo dan Ibunya.

Seung Jo mengatakan pada ibunya untuk tidak mengganggunya lagi lalu melangkah pergi.Ibu Seung Jo menanyakan tentang kesehatan Ha Ni : Ha Ni, bagaimana perasaanmu setelah sakit dan semua hal yang terjadi padamu?

Ha Ni : aku baik-baik saja sekarang.

Ibu Seung Jo : benarkah? aku senang mendengarnya. Jadi, bagaimana?

Ha Ni : apa?

Ibu Seung Jo : bagaimana rasanya.

Ha Ni : Suara ibu terlalu keras, itu bukan sesuatu yang spesial.

Ibu Seung Jo : benarkah? Tipe lelaki seperti apa Seung Jo itu? Tidak bisa dipercaya. Ha Ni, apakah kau sudah memberikan coklat itu pada Seung Jo?

Ha Ni : ah iah, coklat. coklat. (Ha Ni mengingat sesuatu dan kemudian ia baru sadar kalau ia tidak memberikan coklat buatannya pada Seung Jo). Coklatnya hilang.

Ibu Seung Jo : Hilang bagaimana? Itu adalah salah satu tanda cinta.

Ha Ni panik. Ha Ni : apa yang harus aku lakukan, coklat untuk Baek Seung Jo!Di salon tempat bekerja Joo Ri sahabat Ha Ni . Joon Gu datang menemui Joo Ri. Joon Gu menceritakan apa yang telah terjadi pada Ha Ni dan Seung Jo. Joon Gu mengatakan bahwa Ha Ni dan Seung Jo telah tidur bersama. Joo Ri kaget tapi juga senang.Di kampus, Sahabat Ha Ni menanyakan pada Ha Ni, apa yang sebenarnya terjadi antara Ha Ni dan Seung Jo. Ha Ni mengatakan bahwa tidak terjadi apa-apa diantara mereka berdua. Di kelas, He Ra menyinggung soal Seung Jo dan Ha Ni yang tidur bersama, Seung Jo mengatakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa diantara mereka berdua. He Ra senang mendengar hal itu, ia langsung mengajak Seung Jo untuk makan malam setelah selesai kuliah.Di kafetaria, Ha Ni dan kedua sahabatnya berbincang-bincang.

Ha Ni : sepertinya aku akan mati karena ujian ini.

Min Ah : Aku tidak akan mampu mempelajari 12 mata pelajaran sekaligus.

Joo Ri : Jika Min Ah berkata seperti itu, maka tentu saja akan menjadi hal yang tidak mungkin untuk Oh Ha Ni.

Ha Ni : baiklah, aku telah membuat keputusan. Aku hanya akan mempelajari bahasa Inggris saja.Joon Gu menunggu hujan reda di kampus, ia bertemu dengan Kyung Soo. Kyung Soo dan Joon Gu tidak saling mengenal. Kyung Soo menanyakan keadaan Joon Gu yang terlihat lesu. Joon Gu menceritakan bahwa ia tengah putus asa dengan cintanya. Joon Gu menceritakan tentang kisah cintanya dengan Ha Ni, tapi Joon Gu tidak menyebutkan nama Ha Ni.Kemudian Kyung Soo menyuruh Joon Gu untuk menyatakan rasa cintanya itu. Hahai.. Kyung Soo mengajari Joon Gu mengenai cara Seung Jo saat pertama kali mencium Ha Ni. Joon Gu menyadari kalau ia ternyata belum pernah menyatakan cintanya pada Ha Ni. Setelah berterimakasih pada Kyung Soo, Joon Gu pamit untuk pergi.Di kamarnya, Ha Ni belajar dengan giat, ia menghafal beberapa rumus. Ia benar-benar sangat giat belajar (hehee...) dan akhirnya Ha Ni belajar sampai tertidur.Di apartemen Seung Jo, setelah selesai mandi tanpa sengaja Seung Jo menemukan coklat milik Ha Ni yang tertinggal. Seung Jo membaca note dari Ha Ni kemudian tersenyum. Ia mencoba mencicipi coklat itu, karena rasanya tidak enak Seung Jo berhenti memakannya. Tapi, akhirnya ia tersenyum juga. Hhaaha..Di kampus, Seung Jo dan He Ra sedang mengobrol di dalam kelas. Ha Ni datang tanpa mempedulikan mereka.

He Ra : Ha Ni, kau datang juga.

Seung Jo : kau terlihat tidak sehat.

He Ra mulai merendahkan Ha Ni, ia berkata bahwa Ha Ni tidak akan berhasil untuk ujian bahasa Inggris kali ini karena ini adalah ujian yang sangat sulit. He Ra malah menyarankan agar Ha Ni ikut test bahasa Inggris di tahun yang akan datang saja. Ha Ni hanya bisa menatap kesal ke arah He Ra.Saat ujian dimulai, Ha Ni tidak mengerjakan soalnya tapi ia malah sibuk memperhatikan Seung Jo. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : ini pertama kalinya aku ikut test bersama Seung Jo. Seung Jo terlihat sangat tampan saat sedang mengerjakan soal.Uaah.. Seung Jo cool.. Seung Jo sudah selesai mengerjakan soalnya kemudian ia langsung menukar jawaban miliknya dengan jawaban milik Ha Ni yang masih kosong. He Ra kesal melihat hal itu. *ternyata itu cuma khayalan Ha Ni saja.*Seung Jo dan He Ra sudah selesai mengerjakan test itu hanya dalam waktu 40 menit. Sedangkan Ha Ni, kertas ujiannya masih kosong.Setelah selesai tes bahasa Inggris, Ha Ni bertemu dengan Joon Gu yang sudah menunggunya dari tadi.

Joon Gu : aku datang karena.. aku ada suatu hal yang harus aku katakan padamu.

Ha Ni : benarkah? apa yang ingin kau bicarakan?

Joon Gu : meskipun kau tidak menceritakan apapun padaku, tapi aku tahu segalanya. Mungkin kau tidak tahu betapa sakitnya hatiku saat itu. Tapi tidak masalah betapapun aku memikirkan tentang hal itu, aku berpikir bahwa hal itu tidaklah benar. Sesungguhnya, aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri untuk berhenti menyukaimu, Ha Ni. Aku hanya ingin mengerti tentang semua yang telah terjadi.Setelah Joon Gu mengatakan seluruh isi hatinya dan ternyataaa.. Ha Ni tidak mendengarkan hal itu, ia malah tertidur. hahaai.. Joon Gu.. Joon Gu.Ternyata kedua sahabat Ha Ni sudah sedari tadi mendengarkan pembicaraan Joon Gu dan Ha Ni. Kedua sahabat Ha Ni memanggil Joon Gu dan Joon Gu menghampiri mereka.

Sahabat Ha Ni berkata, apa yang sebenarnya Joon Gu tawarkan untuk Ha Ni. Sahabat Ha Ni juga menjelaskan bahwa sebenarnya Seung Jo tidak melakukan apapun pada Ha Ni, mendengar hal itu Joon Gu sangat senang sekali.

Di lapangan tenis, saat Ha Ni sedang mengambil beberapa bola tenis dan memasukkannya ke dalam keranjang, tiba-tiba seseorang datang dan berkata : Ha Ni, Ayo berkencan.Ha Ni hanya termangu mendengar dan melihat orang itu. Kyung Soo memanggil orang tersebut dengan nama Gi Tae.

Kyung Soo : hai Gi Tae, kapan kau tiba? Kenapa kau mengatakan hal itu pada Ha Ni?

Gi Tae : aku tidak bercanda. Aku teman Kyung Soo dan akan mulai kuliah di tempat ini semester depan. Aku Kim Gi Tae, senang bertemu denganmu.

para anggota club tenis juga sangat penasaran dengan Gi Tae, Kyung Soo merasa risih dan ia menyuruh para anggota club untuk mengucapkan salam.Kyung Soo bertanya pada Gi Tae : Kau termasuk laki-laki yang sangat menyenangkan, sejak kapan kau mengenal dan kau ingin pergi dengannya, padahal kalian baru saja bertemu.

Kyung Soo berkata pada Ha Ni yang sedari tadi hanya diam : Hey, Ha Ni. Tidakkah dia tampan. Ketika kami pertama kali datang ke kampus ini, kami sangat populer di kalangan club tenis. Gi Tae yang tampan dan aku yang memiliki karisma.Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : ini terasa sangat aneh, aku sangat terkejut. ini pertama kalinya dalam hidupku ada seseorang menyatakan hal itu. Ini sangat mengagumkan.Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Ha Ni di lapangan tenis, kedua sahabat Ha Ni menanyakan kepastian tentang kejadian itu. Mereka sangat bahagia mendengar tentang kejadian itu, karena sebenarnya mereka tau kalau itu adalah pertama kali dalam hidup Ha Ni.Ha Ni dan kedua sahabatnya ingin tahu bagaimana reaksi Seung Jo saat mendengar hal ini. Kedua sahabat Ha Ni menceritakan kepada Seung Jo bahwa ada seorang laki-laki yang akan mengajak Ha Ni kencan.Diam-diam Ha Ni mendengarkan pembicaraan itu. Reaksi Seung Jo seperti biasa, ia tidak peduli dengan hal itu. Mendengar hal itu, Ha Ni sangat sedih. Padahal Ha Ni berharap, Seung Jo akan cemburu karena hal itu, tapi ternyata tidak sama sekali.Di rumah Ha Ni menceritakan kejadian tadi siang pada keluarganya, Ibu Seung Jo sangat terkejut mendengar hal itu.

Ibu Seung Jo : benarkah? Ia akan mengajakmu kencan.

Ha Ni : Iya, tapi hanya sekedar kencan tidak lebih.

Eun Jo : Jadi, apa yang akan kau lakukan.

Ha Ni kesal mendengar pertanyaan dari Eun Jo yang menyudutkannya, Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : Kenapa ia seperti kakaknya?!

Ibu Seung Jo shock mendengar hal itu : Hal yang paling aku takutkan akhirnya datang. Anak gadis semanis Ha Ni. Aku tahu aku akan kehilangannya segera. Semua ini karena Seung Jo.

Ayah Seung Jo menenangkan Ibu Seung Jo : Sudahlah sayang. Hal seperti ini adalah sesuatu kebebasan untuk orang lain.Ayah Ha Ni bertanya pada Ha Ni tentang bagaimana Kim Gi Tae itu.

Ha Ni : Dia itu adalah pengajar club tenis dan ia lebih tua satu tahun dariku. Dan kita berada di semester yang sama.

Ibu Seung Jo : apa?! pelatih tenis?

Ha Ni : Aku tidak benar-benar ingat bagaimana wajahnya.

Ayah Ha Ni mengira mungkin Ha Ni yang terlebihdahulu menggoda laki-laki itu sehingga ia bisa terbujuk. Ha Ni berkata bahwa ia tidak seperti itu.Dikamar Ha Ni.

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : mendapatkan sesuatu yagn lebih besar dari yang aku harapkan. Hari ini adalah hari yang sangat penting. Tapi, dia mengungkapkan hal itu, apakah dia tahu bahwa aku menyukai Seung Jo. Dia orang yang sangat berani. Aku tidak dapat mengingat wajahnya. bagaimana wajahnya.Saat Ha Ni mulai membayangkan wajah Gi Tae, tiba-tiba yang muncul adalah wajah Seung Jo.Di kampus, Gi Tae menemui Ha Ni. Gi Tae menghampiri Ha Ni, ia duduk di sebelahnya Ha Ni.

Ha Ni : kenapa kau datang?

Gi Tae : kau tidak dapat melupakan wajahku. Jadi aku datang untuk menunjukkan wajahku.Gi Tae merangkul pundak Ha Ni, tapi Ha Ni segera melepaskannya. Ha Ni duduk bergeser mencoba menjauh dari Gi Tae, tapi Gi Tae ikut bergeser juga ke dekat Ha Ni.

Gi Tae : Hey, Baek Seung Jo sekarang bekerja di sebuah restaurant, benarkah?

Ha Ni : iya, benar.

Gi Tae : beberapa waktu yang lalu saat aku pergi kau di sana juga. Aku dengar kalau kau pergi ke restoran tempat Seung jo bekerja setiap hari.

Ha Ni : Aku pergi ke sana beberapa kali.Gi Tae : tahukah kau kalau aku pintar juga. Tentu saja aku tidak akan menampakkan hal itu pada Seung Jo yang sempurna.

Ha Ni : Jadi, kau mendekatiku karena Seung Jo...

Gi Tae : tentu saja aku merasa iri pada Seung Jo yang memiliki bakat dalam segala hal, entah itu dalam belajar dan juga tenis. Sebagaimana aku khawatir pada Baek Seung Jo, rasa kekhawatiranku itu benar, saat aku melihatmu mengikuti nya kemana pun ia berada. Tiba-tiba tanpa aku sadari, sedikit demi sedikit, aku mulai melihatmu.

Ha Ni mengangguk senang.

Gi Tae : Kau akan terus maju meskipun ditolak oleh Baek Seung Jo. lagi dan lagi. Aku sangat tersentuh akan hal itu, Oh Ha Ni. Jadi, aku akan membebaskanmu dari hal itu. Sudahlah, ayo ikut aku pergi.Tanpa sepengetahuan Ha Ni dan Gi Tae, He Ra melihat mereka berdua. He Ra menghampiri Ha Ni dan Gi Tae. Ternyata He Ra sudah mengenal Gi Tae, mereka bertemu beberapa kali saat diadakannya pertandingan tenis.He Ra heran melihat Ha Ni dan Gi Tae akrab, He Ra berkata : apakah kalian saling mengenal?

Gi Tae : tentu saja, aku akan mengajak Ha Ni keluar.

He Ra senang bukan kepalang mendengar hal itu : Jadi, kau akan berhenti untuk mengharapkan Seung Jo sekarang?

Gi Tae : tentu saja.

Ha Ni memukul Gi Tae : Jangan katakan apapun sesuai maumu.

He Ra senang sekali mendengar hal itu. He Ra menyarankan pada Gi Tae untuk selalu menjaga Ha Ni dan meneruskan hubungan mereka, karena mereka sangat cocok.Huaaah.. Ternyata Ibu Seung Jo kembali menyamar, ia tengah memata-mati Gi Tae. Ibu Seung Jo mengambil beberapa gambar.Di rumah, Ibu Seung Jo mengamati foto-foto yang baru saja ia ambil.Ibu Seung Jo : ketampanan wajahnya berada di level 85 persen. Kepribadiannya terlihat sangat berkilau dan dia sangat antusias. Mungkin dimasa depan ia akan menjadi politikus atau pengacara.Ha-ni datang menghampiri Ibu Seung Jo, ia melihat beberapa foto Gi Tae yang berserakan di meja. Ha Ni bertanya apakah Ibu Seung Jo pergi ke kampus untuk melihat Gi Tae. Ibu Seung Jo tersenyum lalu ia berkata bahwa Gi Tae adalah saingan Seung Jo jadi ia harus menganalisa Gi Tae. Dan ternyata Ibu Seung Jo menyadari kalau Gi Tae lebih imut dari pada Seung Jo. (hehee..mereka berdua sama-sama cute) Kemudian Ibu Seung Jo merencakan untuk membuat Seung Jo cemburu karena kedekatan Ha Ni dan Gi Tae.Di lapangan tennis.

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : benarkah Seung Jo akan benar-benar cemburu akan hal itu?

He Ra datang dan duduk di sebelah Ha Ni. He Ra mulai memprovokasi Ha Ni untuk melupakan Seung Jo karena Gi Tae sama populernya dengan Seung Jo diantara para mahasiswi.Seung Jo menghampiri Ha Ni dan He Ra, Seung Jo mulai mengejek Ha Ni karena Gi Tae: Mungkin dia sakit mata atau dia sangat aneh.

Ha Ni membela Gi Tae, Ha Ni berkata bahwa Gi Tae sama pintarnya dengan Seung Jo dan sikap Gi Tae lebih baik kepada perempuan dari pada sikap Seung Jo.Di restaurant tempat Seung Jo bekerja.

Seung Jo : Kau mau pesan apa?

Ha Ni : Satu gelas ice tea.

Seung Jo : apakah kau ingin menghabiskan waktu dengan duduk di sini seharian lagi seperti waktu itu?

Ha Ni : Hari ini. Aku datang kemari bukan untuk melihatmu. Aku datang ke sini untuk janji yang lain.Ternyata Ha Ni janjian Gi Tae.

Gi Tae : Ha Ni, maaf. Jalan menuju ke sini sangat macet. apakah kau sudah menunggu lama?

Ha Ni : tidak, aku baru saja datang.

Gi Tae : Oh! hai Baek Seung Jo. Satu kopi untukku dengan es.

Seung Jo : baiklah. Ice Tea dan Ice coffee. Tunggu sebentar.Ha Ni memperhatikan Seung Jo saat ia pergi, sebenarnya Ha Ni sedang menjalankan misinya untuk membuat Seung Jo cemburu, tapi ternyata Seung Jo terlihat tidak peduli sama sekali. Saat Seung Jo pergi, Ha Ni dan Gi Tae berbincang-bincang. Gi Tae menanyakan apakah ini kencan pertama Ha Ni. Ha Ni menjawab kalau ini bukan kencan pertamanya. Iah, ini bukan kencan pertama Ha Ni karena di episode sebelumnya Ha Ni pernah berkencan dengan Seung Jo. Setelah pengejaran di bioskop yang Ha Ninya jatuh ke danau.

Ha Ni memikirkan saat ia dan Seung Jo berkencan.Gi Tae mencoba mendekati Ha Ni, ia merangkul pundak Ha Ni. Awalnya Ha Ni melepaskan rangkulan tangan Gi Tae, tapi karena Seung Jo datang jadi Ha Ni membiarkan Gi Tae tetap merangkul pundaknya. Seung Jo datang membawakan pesanan Ha Ni dan Gi Tae, Seung Jo melihat mereka berdua dengan tatapan kesal (hei, cemburukah dia? dia dia diaa.. hahaa) Setelah selesai mengantar pesanan Seung Jo pergi, Ha Ni sedih karena ia tidak melihat Seung Jo yang cemburu.Gi Tae mengajak Ha Ni untuk pergi ke beberapa tempat wisata dan akhirnya mereka pergi ke taman.

Uaaah.. Gi Tae keren. Dia sangat menjaga Ha Ni, saat ada sepeda yang melintas saat mereka berjalan, Gi Tae langsung menarik Ha Ni ke pinggir jalan agar Ha Ni tidak terserempet sepeda. Kemudian saat hendak memasuki pintu kecil, Gi Tae menadahkan tangannya di atas kepala Ha Ni kepala Ha Ni tidak terbentur.Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : Saat ia baik padaku, aku tidak tahu harus berbuat apa. Ini baru kencan sungguhan. Sifat seorang perempuan yang menghabiskan banyak waktu mereka untuk berkencan seperti ini.Gi Tae datang membawakan minuman.

Ha Ni : aku tidak pernah melakukan hal seperti ini.

Gi Tae : benarkah? Apakah itu karena ketika kau bersama Baek Seung Jo, kau merasa gugup?

Ha Ni : betul.

Gi Tae : Sudah berapa tahun kau menyukai Baek Seung Jo?

Ha Ni : Apa? Sepertinya sudah lebih dari 4 tahun.

Gi Tae : semenjak SMA. Aku kira ini akan menjadi pertarungan yang sangat panjang untukku.

Ha Ni : Apa?

Gi Tae : Tidak. (Gi Tae tersenyum) Jika kau menyukainya selama 4 tahun yang lalu, dan tiba-tiba aku datang padamu, itu tidak berarti hatimu tiba-tiba akan berubah. Meskipun jika kau hanya memikirkanku dari waktu ke waktu. Bukankah begitu? Aku sangat memakluminya.Ha-ni berbicara pada dirinya sendiri : Dia berbeda 180 derajat dari Seung jo. Aku mengharapkan Seung jo datang tapi Seung jo tidak pernah muncul.

Gi tae : Ha-ni, ayo pergi.Ha Ni melihat Seung Jo dari kejauhan, ia berkata pada dirinya sendiri : Aku tidak dapat melanjutkan seperti ini. Ini seperti sebuah isyarat untukku kalau Seung Jo benar-benar tidak memiliki rasa untukku. Jika hal ini akan seperti ini terus, sepertinya aku hanya akan memanfaatkan Gi Tae. Aku harus mengakhiri ini.Gi Tae datang dan Ha Ni terkejut. Gi Tae bertanya sedang apa Ha ni di tempat ini, apakah Ha Ni sedang memperhatikan seseorang. Gi Tae melihat ke sekeliling, Gi Tae tahu bahwa Ha Ni sedang memperhatikan Seung Jo. Gi Tae menyuruh Ha Ni untuk melupakan Seung Jo. Gi Tae mencoba mencium Ha Ni tapi Joon Gu datang menghentikannya.Kemudian Joon Gu memukul Gi Tae. Gi Tae balas memukul Joon Gu. Akhirnya mereka saling memukul. Ha Ni panik, ia tidak bisa menghentikan mereka. Akhirnya Seung Jo datang.Seung Jo: kalian berdua bertengkar bukan karena Ha Ni, benar?

Joon Gu : Baek Seung Jo, ini tidak ada hubungannya denganmu. Jadi, pergilah!

Seung Jo : meskipun kalian bertengkar atau saling membunuh satu sama lain pun, itu tidak menjadi masalah. Karena satu-satunya orang yang Ha Ni sukai adalah aku! (Seung Jo merangkul pundak Ha Ni) Jadi, jangan membuang-buang waktu kalian untuk bertengkar mengenai masalah ini. Ibuku mengatakan untuk menyuruh kami makan malam bersama. Ayo pergi.

Ha Ni bertanya pada Seung Jo, apakah Seung Jo cemburu. Seung Jo mengatakan bahwa ia tidak cemburu sama sekali, ia hanya melakukan apa yang disuruh oleh ibunya.Di rumah keluarga Seung Jo, seluruh anggota keluarga (Seung Jo, Eun Jo, ibu Seung Jo, ayah Seung Jo, Ha Ni, Ayah Ha Ni) berkumpul untuk makan malam bersama. Kemudian keluarga besar itu berkumpul di ruang keluarga. Ayah Ha Ni membuat beberapa lelucon. Lelucon yang garing, haha.. Seung Jo pamit untuk tidur.Sebelum Seung Jo pergi, Ayah Seung Jo ingin berbicara berdua dengannya.Ayah Seung Jo: Seung Jo, sekarang kau sudah dewasa. Bagaimana dengan masa depanmu? Apa rencanamu untuk masa depanmu sendiri? Sudah lama setelah beberapa waktu kau meninggalkan rumah. Aku rasa, sudah saatnya untuk menjernihkan pola pikirmu.

Seung Jo : belum..

Ayah Seung Jo : Seung Jo, Aku harap, kau dapat meneruskan perusahaan keluarga kita. Pertama, kau menjadi tangan kananku. Dan kemudian, kau menjadi seorang yang sukses di perusahaan. Apa yang kau pikirkan mengenai hal itu?Seung Jo : Sebenarnya kau tidak menanyakanku tentang apa yang aku pikirkan, tapi kau menyuruhku untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginanmu, bukankah begitu? Jadi kau yang memutuskan masa depanku seperti apa yang kau inginkan.

Ayah Seung Jo : bukan begitu.

Seung Jo : Jika kau sudah selesai, aku akan pergi ke kamarku dulu.

Ayah Seung Jo : baiklah, kau boleh pergi ke kamarmu.Saat Seung Jo keluar dari ruang kerja ayahnya, ternyata Ibu Seung Jo dan Ha Ni tengah menunggunya. Itu berarti mereka juga mendengarkan pembicaraan antara Seung Jo dan ayahnya. Seung Jo hanya pamit untuk menuju ke kamarnya.

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : Dengan datangnya hari libur, Seung Jo tiba-tiba menghilang, Dia tidak pernah terlihat di lapangan tenis bahkan mungkin dia keluar dari club tenis atau berhenti beberapa waktu dari pekerjaan part timenya di restoran keluarga itu. (Seung Jo.. dimana dikau??) Dimana Seung Jo pergi?

Daaaan..Seung Jo tengah memotret beberapa orang: satu, dua tigaa.. say cheese! Pemandangan di sini sangat bagus. Kami akan menyiapkan barbeque ketika kalian datang.

Mereka mengucapkan terimakasih dan pergi.Tiba-tiba Ha Ni dan Eun Jo datang.

Eun Jo: Hyung! kami datang.

Akhirnya Ha Ni bisa menemukan Seung Jo dan pekerjaan baru Seung Jo.

Seung Jo bertanya pada Eun Jo : Eun Jo, kau datang sendiri?

Eun Jo : Ayah tidak bisa datang karena urusan pekerjaan dan ibu tidak dapat meninggalkan ayah sendiri.

Ha Ni : Ibu sangat merasa kecewa.

Seung Jo : itu sangat jelas.Ternyata Seung Jo dan Kyung Soo bekerja bersama lagi, mereka seperi guide tour di sebuah tempat wisata. Kyung Soo melihat Ha Ni datang dan menyuruh para tamunya untuk beristirahat dulu. Kyung Soo melihat Eun Jo dan ia berkata bahwa Eun Jo mirip dengan Seung Jo.

Seung Jo berkata pada Kyung Soo : Pelatih, kenapa kau tidak membuka perusahaan broadcast milikmu sendiri?

Kyung Soo : Apa? apa yang kau bicarakan?

Seung Jo : Kau tidak menceritakan pada orang lain juga, benarkah?Wah, He Ra juga ikutan datang, setelah He Ra turun dari mobilnya, ia langsung menghampiri Seung Jo dan mendorong Ha Ni yang saat itu berada di dekat Seung Jo. He Ra berkata bahwa vilanya ada didekat area sini dan He Ra mengajak Seung Jo untuk makan malam bersama di vila.Ha Ni kesal, ia menghampiri Kyung Soo dan memaksa Kyung Soo untuk menceritakan hal yang tadi Seung Jo bicarakan mengenai perusahaan Broadcast. Kyung Soo dan Ha Ni pergi untuk membicarakan hal itu. Dari kejauhan Ha Ni melihat Seung Jo dan He Ra sedang berfoto dan itu membuat Ha-ni cemburu. Kyung soo berbicara pada Ha-ni mengenai rencananya untuk mendekati He Ra. Ha Ni yakin bahwa hal itu sangat sulit, karena He Ra yang selalu mendekati Seung Jo. Tapi Kyung Soo meyakinkan Ha Ni bahwa itu mudah, karena Kyung Soo sudah mempersiapkan dengan matang semua rencananya untuk mendekati He Ra.Kyung Soo mengarahkan para tamu ke dalam permainan yang merupakan salah satu strateginya untuk mendekati He Ra. Tidak ada yang benar-benar memahami permainan yang dibuat Kyung Soo untuk tamunya. Para tamu termasuk He Ra hanya sibuk dengan obrolan mereka sendiri. Terutama He Ra, He Ra melihat-lihat kesekeliling mencari Seung Jo yang tidak datang. Hanya Ha Ni saja yang bertepuk tangan. Aturan main dari permainan Kyung Soo adalah para anggota harus menemukan cap yang sudah disebar di beberapa titik daerah.Di tempat lain, dengan tekad kuatnya Joon Gu berjalan kaki untuk menyusul Ha Ni ke tempat penginapan. (semangat Joon Gu!) Joon Gu berhenti sejenak karena merasa lelah, ia berkata pada dirinya sendiri kalau ia akan menjaga Ha Ni.Ha Ni dan Eun Jo berjalan kaki masuk ke dalam hutan, mereka sedang mengikuti permainan Kyung Soo.

Eun Jo : Kenapa aku harus melakukan ini, Ha Ni?

Kemudian Ha Ni melihat cap yang digantung di atas pohon, Ha Ni bersorak karena ia orang pertama yang menemukan cap itu. Cap nomor 4, kemudian Ha Ni mengecap blangko permainan yang dibawanya. Eun Jo kesal, karena menurutnya ini permainan bodoh. Tapi, kemudian Ha Ni melihat cap yang bergantung lagi, Ha Ni berteriak senang. (suara Ha Ni kalau lagi teriak senang lucu kedengarannya.)Di tempat lain, Kyung Soo bersama He Ra. Dengan segala macam cara, Kyung Soo mencoba mendekati He Ra, tapi momentnya selalu aja salah. He Ra bertanya pada Kyung Soo, apakah ini semua rekayasa Kyung Soo, Kyung Soo menjawab bahwa ia tidak mungkin merekayasa hal ini. Tiba-tiba terdengar suara aneh, He Ra takut dan kaget refleks ia mendekati Kyung Soo.Di tempat lain, Ha Ni sudah berhasil mengumpulkan banyak stempel. Ia dan Eun Jo tengah duduk beristirahat, tapi tiba-tiba Ha Ni dan Eun Jo juga mendengar suara aneh yang sama. Ha Ni berpikir kalau itu adalah serigala tapi Eun Jo menjawab kalau serigala sudah tidak ada di negara ini. Lalu Ha Ni berpikir kalau mungkin saja suara itu adalah suara beruang. Suara yang semakin mendekat itu membuat Ha Ni dan Eun Jo berlari ketakutan.Dari semak-semak muncul Joon Gu, ia mendengar suara jeritan Ha Ni. Joon Gu berkata pada dirinya sendiri kalau baru saja ia mendengar jeritan Ha Ni. Joon Gu berlari ke arah sumber suara.Karena mendengar suara aneh tadi Ha Ni dan Eun Jo jadi berlari tidak tentu arah, mereka menuju sebuah tebing yang tidak curam. Ha Ni berjalan di depan Eun Jo, tiba-tiba Ha Ni tergelincir dan terperosok ke dalam tebing itu. Ha Ni kesakita, Eun Jo panik.

Eun Jo : apakah kau baik-baik saja?

Ha Ni : aku baik-baik saja, Eun Jo. (Ha Ni terlihat kesakitan tapi ia memang baik-baik saja)

Eun Jo : bodoh! (hahaa..!)

Ha Ni : tapi topiku hilang.

Eun Jo : Tunggu di sana. Aku akan turun ke bawah.Di bagian hutan yang lainnya, Kyung Soo bersama He Ra. Mereka melewati beberapa bagian hutan secara bersama, saat mereka memasuki kawasan mata air, Kyung Soo lupa dengan daerah itu. Tapi kemudian Kyung Soo melihat stempel yang bergelantung di pohon. He Ra menyuruh Kyung Soo untuk mengambil stempel itu, tapi Kyung Soo lambat akhirnya He Ra yang mengambilnya.Joon Gu menemukan topi Ha Ni, topi itu tersangkut di bagian ranting yang agak tinggi. Saat Joon Gu mencoba mengambilnya, ia malah terperosok dan jatuh.Saat Seung Jo sedang menyapu, He Ra dan Kyung Soo datang. He Ra membantu Kyung Soo berjalan karena badan Kyung Soo yang lemah.Seung Jo membantu Kyung Soo. He Ra berkata bahwa hutan di sini sangat menyeramkan ada suara-suara yang aneh yang terdengar. Seung Jo menanyakan keadaan Ha Ni dan Eun Jo pada He Ra. He Ra berkata bahwa Ha Ni dan Eun Jo sudah berjalan terlebih dulu dari pada mereka, tapi kenapa mereka belum juga sampai.Di dalam hutan, Ha Ni dan Eun Jo merasa kedinginan dan kelaparan.

Eun Jo : masalah besarnya adalah kita tidak dapat menemukan jalan pulang.

Ha Ni : Tidak ada signal di sini. Handphone tidak digunakan di hutan ini.

Eun Jo mengeluarkan selimut dan makanan, ia menawarkan semua itu pada Ha Ni.

Ha Ni : Baek Eun Jo, kau sangat mengagumkan. Untuk persiapan. Jika kau bersiap-siap kau akan bahagia.Ini analogii... (Ha Ni lupa itu analoginya siapa? haha)Eun Jo menyuruh Ha Ni untuk memakai selimutnya.

Ha Ni : Ini seperti bersama dengan Seung Jo junior.. (haahaa.. itu adiknya, bukan Seung Jo, Ha Ni)

Eun Jo : pertama kita harus menemukan tebing. Jika kita mengikuti arah jalan itu kita akan kembali.

Ha Ni : Bagaimana kalau kita menunggu Seung Jo datang saja?

Eun Jo : kau bodoh. Bagaimana dia akan tahu kalau kita ada di sini?

Ha Ni merasa kedinginan.

Eun Jo : apakah kau kedinginan?

Eun Jo menggenggam tangan HaNi, Eun Jo berkata : Kau dapat memegang tanganku.

Ha Ni : kau sangat mengagumkan.

Joon Gu terjatuh ke dalam tebing, kakinya terluka. Ia kesal karena matahari sudah mulai terbit tapi ia belum dapat menemukan Ha Ni. (Joon Gu perjuanganmu sungguh berarti). Joon Gu mencoba untuk mendaki tapi ia terjatuh lagi. Joon Gu berusaha sekuat tenaga untuk dapat keluar dari tebing bagian dalam itu, tapi perjuangannya tidak membawakan hasil. Joon Gu membayangkan bila ia tidak dapat keluar dari tebing ini, ia akan menjadi tengkorak. Joon Gu berteriak dengan memanggil Ha Ni.

Suara teriakan Joon Gu terdengar seram bila terdengar dari kejauhan. Ha Ni mendengar suara itu, Ha Ni dan Eun Jo merasa takut.

Seung Jo berlari di hutan, ia tengah mencari Eun Jo dan Ha Ni. Dari dua tempat yang berbeda, Seung Jo dan Joon Gu mendengar suara ketakutan Ha Ni. Seung Jo mempercepat larinya, sedangkan Joon Gu kembali berteriak. Lagi-lagi suara teriakkan Joon Gu sampai terdengar sayup-sayup di bagian hutan tempat Ha Ni dan Eun Jo berada. Suara itu seperti suara yang sangat menakutkan.

Ha Ni ketakutan, Eun Jo menyuruh Ha Ni untuk berlindung di belakangnya. Dan akhirnya Seung Jo dapat menemukan Eun Jo dan Ha Ni. Sedangkan Joon Gu, ia masih terperangkap di lembah itu dan belum berhasil keluar dari sana.

Dan akhirnya juga, Seung Jo berhasil menemukan Joon Gu. Seung Jo mengulurkan tali ke arah Joon Gu dan menyuruhnya untuk segera naik melalui tali itu, tapi Joon Gu merasa gengsi, jadi ia menyuruh Seung Jo pergi saja karena Joon Gu tidak membutuhkan bantuannya. Tapi, ketika Seung Jo pergi, Joon Gu kembali memanggilnya. Joon Gu berkata bahwa mereka harus menyelamatkan Ha Ni. Seung Jo menjawab bila Ha Ni sudah selamat dan ada di tempat penginapan saat ini. Joon Gu terharu mendengar hal itu, ia menangis terharu dan akhirnya Joon Gu meminta Seung Jo untuk membantunya,

Seung Jo dan Joon Gu berhasil kembali ke penginapan, mereka sangat kelelahan satu sama lain. Joon Gu merasa sangat berterimakasih pada Seung Jo, ia memberitahukan Seung Jo bahwa dari dulu tidak ada yang benar-benar peduli padanya selain Ha Ni. Joon Gu berkata bahwa kelak, ia akan membalas semua kebaikan Seung Jo ini.

Pagi harinya, Ha Ni menghirup udara pagi dan ia berjalan jalan di sekitar penginapan. Ha Ni duduk di sebuah kursi taman di bawah pohon yang rindang dan tiba-tiba Seung Jo datang.

Seung Jo : Apakah kau ingin berjalan-jalan? Kau sedang sendirian. Saat kau mengatakan bahwa kau menyukaiku dan segalanya tentangku. Tahukan kau perasaanku?

Ha Ni : perasaanmu... Tidak ada kesempatan bagi orang sepertiku..

Belum sempat Ha Ni melanjutkan perkataannya, Seung Jo memegang pundak Ha Ni daaaan.. Seung Jo mencium Ha Ni.

Tapi, ternyata semua itu mimpi..

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : tapi itu hanya mimpi, aku sangat terkejut. Kalau aku tahu itu hanya mimpi aku akan tidur lebih lama, tapi ciuman itu seperti..

nyata! Karena ternyata Eun Jo berdiri di dekat tempat Ha Ni duduk dan Eun Jo terlihat sangat gugup. Eun Jo seperti telah melihat sesuatu yang belum pernah ia liat sebelumnya.

Di rumah keluarga Seung Jo. Seung Jo akan meninggalkan rumah lagi. Ibu Seung Jo mengantarkan Seung Jo sampai depan pintu.

Ibu Seung Jo : Kau sudah akan pergi. Ini sudah telat, tinggallah dan tidur kembali.

Seung Jo : tidak terimakasih. Aku harus meminjam beberapa buku, jadi aku harus segera pergi.

Ibu Seung Jo : Seung Jo, kau harus menghentikan hal ini, kembalilah ke rumah sekarang. Aku tahu, kau tinggal sendirian seperti ini untuk masa depanmu. Tapi bagaimana dengan impianku untuk tinggal dengan bahagia bersama-sama. Kita semua tinggal dengan kebersamaan. Kau hanya membuat hal ini sulit bagi Ha Ni. Bila dilihat dari berbagai hal, Ha Ni mungkin berpikir bahwa dia adalah penyebab kau meninggalkan rumah. Jadi ubahlah sedikit sikapmu untuk lebih memperhatikan Ha Ni dan menjaganya.

Seung Jo : Ibu, tolong izinkan aku untuk memilih keputusanku sendiri. Aku tidak ingin dipengaruhi oleh siapapun.

Ibu Seung Jo : Seung Jo.

Seung Jo : Aku tidak ingin tinggal di rumah ini jadi kenapa aku harus tinggal. Kau membawa Ha Ni kembali ke rumah kita tanpa menanyakan pendapatku atau pertimbangan perasaanku. Jadi karena itu, lakukan apapun yang ingin kau lakukan ibu.

Ibu Seung Jo sangat sedih dengan kepergian Seung Jo dan dengan semua perkataan Seung Jo. Ayah Seung Jo yang melihat hal itu mencoba untuk menenangkan ibu Seung Jo. Ibu Seung Jo berkata bahwa Seung Jo pergi untuk belajar mandiri dan mencari impiannya, tapi sikap Seung Jo belum juga berubah sampai saat ini. Ia masih tidak peduli dengan lingkungannya. Ibu Seung Jo menyarankan agar Ayah Seung Jo dapat menasehati Seung Jo. Tapi, Ayah Seung Jo berkata, "biarlah Seung Jo yang memutuskan sendiri."

Ayah Seung Jo juga mengkhawatirkan keadaan kesehatan Seung Jo, ia menanyakan pada Ibu Seung Jo apakah Seung Jo makan dengan baik. Ibu Seung Jo teringat kalau wajah Seung Jo jadi agak kurusan. Ayah Seung Jo berkata, "paling tidak, sampai ia membuat keputusannya sendiri ia harus sehat."

Ha Ni dan kedua sahabatnya berada di restaurant milik ayah Ha Ni. Mereka tengah menikmati hidangan yang diberikan. Mereka juga saling berbagi cerita satu sama lain. Mereka saling menceritakan kesibukan mereka masing-masing. Ha Ni tidak melihat Joon Gu di restoran jadi ia menanyakan dimana keberadaan Joon Gu.

Ayah Ha Ni mengatakan kalau Joon Gu sedang sibuk dengan masakannya. Ha Ni dan kedua sahabatnya juga membicarakan tentang reuni SMA yang akan dilaksanakan, Ha Ni senang mendengar hal itu.

Ha Ni teringat Baek Seung Jo yang sangat tampan saat menggunakan seragam apalagi saat menggunakan seragam musim dingin.

Menuju ke kampus, Ha Ni menggunakan sepeda. Di jalan ia bertemu dengan Seung Jo, Ha Ni menghentikan sepedanya tepat di samping Seung Jo. Seung Jo berbalik melihat Ha Ni.

Ha Ni : Kau sudah dengar tentang hal itu?

Seung Jo : apa?

Ha Ni : Akan ada sebuah reuni SMA dan dress codenya adalah seragam sekolah kita yang lama. Bukankah itu sangat menyenangkan?

Seung Jo : Siapa yang menemukan ide kekanak-kanakan itu? Aku sudah mendengarnya dan aku tidak tertarik dengan hal itu.

Ha Ni : tapi, aku sangat bersemangat dengan hal itu. Kita akan bertemu teman-teman lama kita. Kenapa kau begitu kaku, Seung Jo?

Seung Jo : Jika kau menyukainya pergilah.

Ha ni berkata pada dirinya sendiri tapi kata-katanya terdengar oleh Seung Jo: dasar... Aku tidak dapat memahami apa yang sebenarnya ia pikirkan.

Mendengar apa yang dikatakan Ha Ni, Seung jo menatapnya dingin. Tapi ia tidak telalu menghiraukan hal itu, Seung Jo langsung pergi meninggalkan Ha Ni.

Di rumah keluarga Baek Seung Jo.

Ha Ni bercerita pada Ibu Seung Jo kalau Seung Jo tidak akan pergi ke pesta reuni itu, karena Seung Jo beranggapan kalau hal itu sangat kekanak-kanakan.

Ibu Seung jo jadi teringat saat ia dan Ayah Seung Jo berpacaran saat mereka SMA. Ibu Seung Jo menceritakan hal yang paling berkesan saat ia dan Ayah Seung Jo berkencan pada masa itu. Ha Ni pun mengungkapkan perasaannya tentang hal yang tidak pernah akan ia lupakan.

Ha Ni : Untukku, Aku tidak akan pernah lupa saat Baek Seung Jo berada di malam perpisahan SMA. Ketika dia berbicara di depan umum.

Ha Ni membayangkan kembali saat Seung Jo berpidato di malam kelulusan SMA. Seung Jo mengulangi kata-kata yang pernah Ha Ni katakan padanya.

Seung Jo : Aku akan melakukan hal yang aku sukai dan aku akan bahagia dengan melakukan hal itu.

Kembali ke keadaan nyata. Ha Ni meneruskan perkataan Baek Seung Jo, : Setiap orang, dimanapun itu berada, kau harus melakukan hal yang kau sukai.

Tiba-tiba Ibu Seung Jo memiliki ide agar Seung Jo pergi ke acara reuni itu. Belum sempat Ibu Seung Jo mengatakan idenya, Eun Jo langsung berkata bahwa ia mencium bau gosong. Refleks, Ha Ni dan Ibu Seung Jo berteriak bersamaan melihat baju yang tengah disetrika oleh Ibu Seung Jo menjadi gosong.

Ha Ni tengah mempersiapkan dirinya untuk pergi ke acara reuni itu. Saat tengah merapikan bajunya, Ha Ni menemukan sesuatu di dalam saku almamater SMAnya. Ha Ni menemukan sebuah daun. Ha Ni jadi teringat mimpinya saat pertama kali ia bertemu dengan Seung Jo.

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : ini adalah benda saat aku bertemu dengan Seung Jo di dalam mimpi adalah sebuah daun. (hah, berarti mimpinya nyata dong, kan daunnya ada di kehidupan nyata. he)

Menggunakan seragam SMA itu, Ha Ni jadi teringat tentang segala hal yang berhubungan dengan kisahnya di SMA. Saat Seung Jo memberikannya nilai D bukan nilai F.

Ha Ni datang ke pesta reuni SMAnya itu. Ia melihat kesekeliling tapi ia tidak bisa menemukan Seung Jo. Sepertinya Seung Jo tidak datang. Kemudian Ha Ni bertemu dengan kedua sahabatnya. Kedua teman Ha Ni menanyakan kenapa Ha Ni tidak menjawab panggilan mereka. Ha Ni berkata bahwa ia tidak diperbolehkan membawa handphone oleh Ibu Seung Jo.

Kedua sahabat Ha Ni bertanya, apakah Joon Gu datang juga ke acara reuni ini. Ha Ni bilang bahwa Joon Gu sedang sibuk di restaurant. Ha Ni menanyakan pada kedua sahabat Ha Ni mengenai kedatangan Seung Jo. Mereka menunjuk dimana Seung Jo duduk.

Seung Jo datang ke pesta reuni itu tapi ia tidak memakai seragam yang lengkap.

Seung Jo : kenapa kau tidak membawa handphone? (jjah.. ternyata Seung Jo cuma disuruh mengantarkan handphone Ha Ni oleh Ibu Seung Jo)

Seung Jo hendak meninggalkan pesta reuni itu tapi ia bertemu dengan sahabat lamanya, kemudian mereka saling berbincang satu sama lain mengenai kuliah mereka masing-masing. Mereka duduk tak jauh dari tempat Ha Ni duduk, jadi apa yang mereka bicarakan Ha Ni mendengarnya.

Salah satu sahabat Seung Jo menanyakan pada Seung Jo, apakah Ha Ni itu pacarnya sekarang.

Seung Jo : Pacar? Membosankan. Aku tidak akan melakukan hal yang tidak berguna itu.

Ha Ni kesal mendengar hal itu, ia langsung pergi menjauhi Seung Jo. Seung Jo memperhatihan saat Ha Ni pergi.

Pesta reuni diramaikan oleh sebuah band indie, saat tengah menonton performance band indie .

 Diam-diam Ha Ni memperhatikan Seung Jo dari jauh. Yang lain tampak bergembira tapi Seung Jo malah sebaliknya. Seung Jo terlihat murung, melihat Seung Jo seperti itu Ha Ni khawatir. Tapi Ha Ni mencoba untuk menikmati suasana, ia kembali mendengarkan band indie, beberapa saat kemudian saat Ha Ni menengok ke arah Seung Jo duduk, Seung Jo sudah tidak ada ditempatnya. Yang ada hanya jaketnya yang tertinggal.

Dalam perjalanan pulang, Ha Ni memikirkan Seung Jo. Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : Itu terlihat sangat menyenangkan setelah Seung Jo bertemu dengan teman-temannya, setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Tapi, tiba-tiba Seung Jo pergi tanpa pamit. Apakah ia sakit?

Seung Jo tengah memikirkan tentang masa depannya. Satu sisi ia harus mengelola perusahaan ayahnya, seperti yang ayahnya inginkan. Seung Jo membayangkan kembali perkataan Ha Ni, bahwa Seung Jo lebih pantas untuk menjadi dokter karena Seung Jo dapat membantu banyak orang.

Kemudian, Ha Ni datang. Ia membawakan jaket Seung Jo yang tertinggal di acara pesta reuni.

Ha Ni : apakah aku boleh duduk?

Seung Jo : seperti yang kau harapkan.

Ha Ni : Apa yang kau khawatirkan. Ayolah, ceritakan padaku. Bukankah lebih menyenangkan bagi mereka yang saling bercerita tentang kekhawatiran atau tentang kebahagiaan. Aku akan membantumu.

Seung Jo tersenyum mendengar perkataan Ha Ni.

Ha Ni : Seperti saat aku merasa sangat khawatir, kedua sahabatku pun tahu tentang kekhawatiranku. Aku merasa seluruh beban berat di pundakku terasa hilang.

Seung Jo : Aku akan terjun ke dunia kesehatan. Aku akan mendaftar untuk program kesehatan. Meskipun aku tidak tahu apakah itu baik atau tidak. Tapi, itu sangat cocok untuku. Untuk pertama kalinya, aku menemukan apa yang aku inginkan.

Ha Ni : Seung Jo ..

Seung Jo : Jangan ceritakan pada siapapun, terutama pada keluargaku. Jangan menyebarkan berita ini kesemua tempat. Apa kau mengerti?

Ha Ni : tentu. Kenapa aku harus menyebarkan rumor ini?

Seung Jo pergi meninggalkan Ha Ni. Ha Ni masih terus memperhatikannya. Dan ia tersenyum karena hanya dirinyalah yang mengetahui hal itu.

Di lapangan tenis, Kyung Soo sedang berpidato sendirian, hanya ada satu anggota grup yang mendengarkan. Mereka kemudian mendiskusikan tentang pesta peringatan anniversary tennis club. Kyung Soo menanyakan apakah He Ra akan datang ke pesta yang ia buat. Anggota tenis berkata bahwa bila Seung Jo datang maka He Ra akan datang juga. Maka Kyung Soo segera menyetujui hal itu dan ia pergi untuk meminta nasehat Ha Ni.

Ha Ni sedang berada di fakultas kedokteran. Ia ingin mengetahui seperti apa fakultas ini. Ha Ni berpikir bahwa fakultas ini adalah fakultas yang paling sibuk, Seung Jo harus berusaha keras untuk itu. Dan Ha Ni mungkin akan jarang melihat Seung jo bila Seung Jo masuk ke fakultas ini.

Ha Ni bertemu dengan Kyung Soo.

Kyung Soo menjelaskan pada Ha Ni bahwa tenis club akan membuat sebuah pesta dan Kyung Soo mengharapkan pada Ha Ni agar ia berbicara pada Seung Jo untuk datang ke pesta itu. Karena bila, Seung Jo datang maka He Ra pun akan datang.

Kyung Soo melihat Seung Jo dan ia langsung mendorong Ha Ni untuk berbicara pada Seung Jo.

Seung Jo : kenapa kau mengikutiku?

Ha Ni : tidak. (Ha Ni mengikuti Seung Jo dari belakang)

Sedangkan dari kejauhan Kyung Soo memohon-mohon pada Ha Ni untuk berbicara pada Seung Jo.

Ha Ni berbicara pada Seung Jo kalau ia pertama kali datang ke fakultas ini.

Ha Ni : kenapa kau datang ke sini? Padahal bukan saatnya untukmu memilih kejuruan.

Seung Jo : Aku datang ke sini untuk menemui profesor.

Ha Ni : untuk apa?

Seung Jo : Apakah kau akan mengerti bila aku menceritakannya?

Ha Ni : Jangan memandang rendah aku.

Seung Jo memberitahu Ha Ni bahwa hari ini ayahnya akan check up kesehatannya ke rumah sakit.

Keluarga Seung Jo berkumpul di ruang keluarga. Mereka tengah membicarakan tentang hasil kesehatan Ayah Seung Jo. Ibu Seung Jo membaca lembaran laporan kesehatan Ayah Seung Jo, tapi Ibu Seung Jo tidak mengerti dengan apa yang tertera di lembaran itu. Kemudian Seung Jo membacanya dan ia menguraikan maksud dari lembaran laporan kesehatan itu. Ibu Seung Jo sangat kagum melihat anaknya sangat jenius. Eun Jo bilang kalau Seung Jo bisa menjadi seorang dokter karena ia sangat jenius.

Ha ni datang ke restorannya, ia bertemu ayahnya.

Ayah Ha Ni menceritakan tentang perubahan sikap Joon Gu, Joon Gu menjadi sangat rajin. Joon Gu bekerja keras untuk membuat masakan yang sangat lezat. Ha Ni sangat senang mendengarnya.

Joon Gu menyiapkan hidangan khusus untuk Ha Ni. Ha Ni mencicipi masakan itu dan Ha Ni berkata "ini sangat lezat. Kau berhasil."

Joon Gu sangat senang, Joon Gu berkata "saat aku selesai membuat suatu makanan, aku ingin kau yang pertama kali mencicipinya, Ha Ni." Ha Ni tersenyum, ia sangat tersentuh.

Ha Ni memberanikan diri untuk bertemu dengan He Ra. Ia ingin membicarakan tentang pesta klub tenis. Ha Ni menanyakan pada He Ra apakah He Ra akan menghadiri pesta itu. He Ra menjawab tidak, karena He Ra pikir itu tidak penting.

Karena Ha Ni khawatir bila He Ra mengikuti pilihan Seung Jo (memilih fakultas kedokteran), lalu Ha Ni menanyakan pada He Ra fakultas apa yang akan He Ra pilih.

He Ra mulai curiga pada Ha Ni. He Ra bertanya apa alasan Ha Ni menanyakan hal itu pada He Ra. Ha Ni berkata, apakah He Ra akan memilih jurusan seperti yang dipilih oleh Seung Jo. He Ra tertawa, ia berkata "meskipun aku menyukai Seung Jo, aku tidak akan memilih jurusan yang telah ia pilih. Aku akan melakukannya sesuai dengan keinginanku. Karena ini hidupku."

Di kampus. Ha Ni sedang bersepeda, ia melihat Seung Jo hingga sepeda Ha Ni sedikit membentur kursi taman. Hampir saja Ha Ni jatuh, kalau keseimbangannya tidak sesuai.

Seung Jo: kau harus hati-hati.

Seung Jo berjalan ke arah kursi taman dan duduk di sana.

Seung Jo ; Sedang apa kau? kalau kau ingin di sini, duduklah.

Ha Ni : Joon Gu sedang berusaha keras untuk menjadi chef dan He Ra pun telah memilih apa yang seharusnya ia pilih. Kedua sahabatku juga melakukan hal yang sama.

Seung Jo : Dan kau belum melakukan apapun? Itukah maksudmu?

Ha Ni menggangguk.

Ha Ni : aku juga punya mimpi.

Seung Jo : apa? Melakukan segala sesuatu bersama denganku? Ceritakan padaku tentang mimpimu itu. Aku akan mendengarkannya.

Ha Ni : Seung Jo kau adalah dokter disebuah desa kecil dan aku akan menjadi perawat yang akan membantumu. Kau akan menetap di sebuah rumah sakit kecil. Dan aku akan sekuat tenaga membantumu. Seperti membantu menenangkan tangis anak kecil atau sesuatu hal yang lainnya.

Tapi.. Itu hanya sebuah mimpi. Contohnya, saat kau mengatakan kalau kau ingin menjadi seorang pilot kemudian aku akan menjadi seorang pramugari. Dan bila kau ingin menjadi seorang pemain golf, maka aku akan menjadi caddy. Intinya, mimpiku sangat sederhana, dan melakukan hal yang sangat menyenangkan.

Seung Jo menjelaskan bahwa impian Ha Ni itu impian yang tidak sesuai dengan kenyataan, tapi Ha Ni harus berusaha untuk mewujudkannya.

Di kelas. Seung Jo mendapatkan telepon dari Ayahnya, ia ingin berbicara dengan Seung Jo.

Ayah Seung Jo marah besar setelah ia tahu bahwa Seung Jo akan memilih fakultas kedokteran tanpa memberitahu keputusan itu pada Ayahnya terlebih dahulu.

Saat tengah meluapkan kekesalannya, tiba-tiba Ayah Seung Jo merasa kesakitan di bagian jantung. Dan akhirnya Ayah Seung Jo pingsan.

Ayah Seung Jo dibawa ke rumah sakit. Ibu Seung Jo dan Ayah Ha Ni membicarakan tentang penyakit yang diderita Ayah Seung Jo. Sudah lama kesehatan Ayah Seung Jo memburuk, tapi Ayah Seung Jo tidak menampakkan hal itu.

Ayah Ha Ni menyarankan Ibu Seung Jo untuk tabah.

Ha Ni pamit pada Ibu Seung Jo, ia harus kembali ke rumah untuk menemani Eun Jo yang tinggal sendirian di rumah. Ibu Seung Jo mengizinkannya dan ia menyuruh Seung Jo untuk mengantarkan Ha Ni. Besok mereka akan kembali ke rumah sakit.

Di perjalanan pulang. Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : ini sangat sulit untuk semua orang. Walaupun sedikit, aku ingin membantu juga.

Di lapangan tenis, setelah berlatih tenis He Ra menghampiri Kyung Soo. Mereka tengah membicarakan tentang pesta klub tenis yang akan diadakan, He Ra tidak mengatakan ia tidak akan datang dan ia malah memberikan uang pada Kyung Soo untuk biaya pesta itu. Karena He Ra tahu, Kyung Soo sudah menghabiskan banyak uangnya untuk pesta klub tenis itu. Lalu He Ra mengajak Kyung Soo untuk makan siang bersama, tapi Kyung Soo menolak, ia lebih suka makan hot dog karena menyehatkan. Walaupun Kyung Soo hanya memiliki satu hot dog, itu akan mengenyangkannya. Mendengar hal itu, He Ra pamit untuk pergi.

Seung Jo tengah membicarakan tentang penyakit ayahnya, Seung Jo tahu banyak tentang penyakit itu. Dokter mengatakan untuk memulihkan kesehatan Ayah Seung Jo, ia harus istirahat dalam jangka waktu yang lama.

Seung Jo kembali ke ruang inap ayahnya. Ia melihat ayahnya tengah berbincang-bincang dengan seseorang, ibu memberitahukan bahwa orang itu adalah tangan kanan ayah Seung Jo. Karena Seung Jo tahu, ayahnya tidak boleh banyak pikiran karena hal itu akan memperburuk kesehatannya, maka Seung Jo ingin menghentikan pembicaraan mereka tapi Ibu Seung Jo tidak memperbolehkannya. Ibu Seung Jo tahu bahwa ayah Seung Jo bukan orang yang mudah dibujuk bila mengenai pekerjaan.

Dan saat tengah berbincang-bincang, apa yang Seung Jo khawatirkan terjadi. Kesehatan ayahnya semakin memburuk. Beberapa dokter langsung segera menanganinya.

Agar kesehatan ayahnya kembali pulih, tidak boleh ada pengunjung yang mengunjungi Ayah Seung Jo. Ibu Seung Jo menceritakan penyebab sakitnya Seung Jo, ini mengenai keadaan perusahaan yang semakin memburuk dan kacau. Ibu Seung Jo tidak tahu harus berbuat apa, ia menangis. Seung Jo sadar apa yang seharusnya ia lakukan. Seung Jo memutuskan untuk mengurus masalah kantor ayahnya sampai ayahnya pulih. Walaupun Seung Jo tidak mempunyai pengalaman mengenai bisnis, sebisa mungkin ia akan berusaha untuk menghandle masalah yang terjadi di perusahaan keluarganya.

Ha Ni dan Ibu Seung Jo tengah mempersiapkan beberapa makanan untuk dibawa ke rumah sakit. Ibu Seung Jo memberitahu Ha Ni bahwa akhirnya Seung Jo yang akan mengurus perusahaan dan Seung Jo akan kembali ke rumah. Ha Ni bahagia mendengar hal itu. Ibu Seung Jo menitipkan rumah pada Ha Ni. Dan Ibu Seung Jo berpesan agar Ha Ni dapat menikmati waktu bersama dengan Seung Jo saat semua orang tidak ada di rumah.

Seung Jo datang ke perusahaan ayahnya, ia sangat kaget mengetahui keadaan kantor yang terlihat tidak beraturan. Manager atau tangan kanan ayahnya yang kemarin datang ke rumah sakit, mempersilakan Seung Jo untuk ke ruangannya. Manager itu juga memperkenalkan Seung Jo pada para pegawai. Beberapa perempuan dari mereka sibuk membicarakan ketampanan Seung Jo (hahai)

Seung Jo diberikan banyak dokumen mengenai perusahaan oleh manager. Dan mereka akan rapat jam 11. Setelah manager keluar dari ruangan Seung Jo, para pegawai yang lain langsung menghampiri manager itu dan menanyakan apa yang akan terjadi pada mereka, apa yang Seung Jo katakan, apakah akan ada perubahan struktur kepengurusan di perusahaan ini, atau ada beberapa dari mereka yang akan dipecat dan beberapa karyawan perempuan menanyakan apakah Seung Jo sudah punya pacar. Manager tidak menjawab pertanyaan mereka, ia hanya menyuruh mereka untuk kembali bekerja.

Hal ini cukup sulit untuk Seung Jo, ia tidak mempunyai pengalaman dalam bisnis bila ia salah dalam mengambil keputusan maka akibatnya akan sangat fatal.

Eun Jo merasa sangat lapar, ia ingin meng-order makanan dari restoran tapi tidak diperbolehkan oleh Ha Ni. Makanan restoran mengandung banyak zat yang tidak baik untuk kesehatan. Ha Ni mencoba memasak sesuatu, tapi Eun Jo tidak yakin kalau makanan yang dibuat Ha Ni tidak mengandung zat yang tidak baik untuk kesehatan juga.

Eun Jo : Lain kali, jangan bersikap seolah-olah kau tahu segalanya.

Ha Ni berlari ke arah pintu, ia mengetahui Seung Jo datang.

Ha Ni : apakah kau lelah, ingin mandi?

Ha Ni mencoba untuk membantu melepaskan jas Seung Jo.

Seung Jo : apa yang kau lakukan?

Eun Jo : Apa maksudmu? Dia sedang bertingkah seperti seorang pengantin wanita yang baru saja menikah. (haha..)

Ha Ni menyuruh Seung Jo untuk cepat berganti pakaian.

Ha Ni telah menyiapkan hidangan makan malam. Eun Jo mulai memakan masakan Ha Ni dan tentu saja rasanya aneh. Eun Jo menyarankan Seung Jo untuk tidak memakannya karena mungkin mereka akan sakit karena makanan Ha Ni.

Tapi Seung Jo tidak berkomentar apapun, ia terus memakan masakan Ha Ni. Seung Jo menyuruh Eun Jo untuk terus menghabiskan makanannya dan jangan berkomentar.

Ha Ni berkata pada dirinya sendiri : walaupun rasanya tidak enak tapi Seung Jo tetap memakannya tanpa banyak berkomentar.

Ha Ni tersenyum senang (kasian Seung Jo sama Eun Jo, kalau mereka sakit gimana? T.T )

Pagi harinya, Ha Ni meminta ayahnya untuk mengajarinya untuk membuat sekotak makan siang untuk Seung Jo. Joon Gu merasa tidak senang dengan hal itu.

Ha Ni memberikan kotak nasi pada Seung Jo, Seung Jo sedikit enggan untuk membawanya tapi karena Ha Ni memaksa maka Seung Jo membawa kotak nasi itu.

Eun Jo : kau mungkin akan memanggilnya 'hubby' (haha)

He Ra sengaja menunggu Ha Ni untuk menanyakan tentang keadaan Seung Jo. Awalnya Ha Ni tidak ingin berbicara apapun, ia hanya memberitahukan bahwa Ayah Seung Jo sedang berada di rumah sakit sekarang dan tidak boleh ada pengungjung yang mengunjunginya. Tapi, karena kebiasaan Ha Ni yang engga bisa meng-control bicaranya jadi Ha Ni bilang kalau Seung Jo sekarang sedang bekerja di kantor Ayahnya.

Seung Jo tersenyum manis saat ia membuka kotak makan siang dari Ha Ni, manager datang dan menanyakan apakah kotak makan siang itu dari pacarnya Seung Jo.

Dengan ragu ia bilang "ya." (uahaha.. jawabannya iya. walaupun ragu-ragu)

Setelah Manager pergi, tiba-tiba Joon Gu datang menukar bekal Seung Jo yang diberikan oleh Ha Ni . Seung Jo menerimanya dengan senang hati dan memakannya. Sedangkan Joon Gu memakan bekal buatan Ha Ni, Joon Gu senang sekali memakan bekal buatan Ha Ni yang berbentuk love tapi rasanya tidak enak. Joon Gu pun tetap memakannya.

Ha Ni : apa yang kau lakukan larut malam seperti ini tanpa menyalakan lampu?

Seung Jo : aku berpikir.

Ha Ni : apakah ada masalah? apa yang tengah mengganggumu?

Seung jo tidak menjawab

Ha Ni : aku dapat membantumu... Mungkin tidak. Baiklah kalau begitu aku akan kembali tidur.

Seung Jo : Ayah belum pulih juga.

Ha Ni : huh?

Seung Jo : Ia mungkin terkena penyakit jantung dan harus di operasi.

Ha Ni : Operasi jantung? Itu operasi yang sangat penting.

Seung Jo: Aku mungkin akan melanjutkan bekerja di perusahaan ayah untuk saat ini. Itu terlalu banyak untuk dikerjakan oleh ayah.

Ha Ni : Lalu, bagaimana rencanamu untuk masuk fakultas kedokteran?

Seung Jo : Tidak ada alasan untuk melanjutkan rencanaku itu.

Ha Ni : ada. bukankah ini pertama kalinya, kau ingin melakukan semua keinginanmu.

Seung Jo :Itu hanya sebuah mimpi, tapi saat aku ingin melakukannya aku tidak tahu harus bagaimana.

Ha Ni : apakah bekerja di perusahaan itu menyenangkan?

Seung Jo : tidak.

Ha Ni : lalu bagaimana kau akan menjalani hidup yang bahagia. kau sudah berjanji dihadapan semua orang, bahwa kau akan menjalani hidup yang bahagia karena pilihanmu sendiri.

Seung Jo : tidak mengapa jika orang lain bahagia.

Ha Ni berjalan ke arah Seung Jo lalu memeluknya.

Di kampus, berita mengenai keluarnya Seung Jo dari kampus sudah tersebar. Untuk itu He Ra mencoba untuk mengkorfimasi hal itu pada Ha Ni. He Ra tahu bahwa keadaan Ayah Seung Jo sedang tidak membaik. Dan He Ra akan berusaha mencoba membantunya. Ha Ni bertanya bagaimana He Ra dapat membantu Seung Jo. He Ra akan melakukan suatu hal yang Ha Ni tidak perlu tahu.

Di perusahaan Ayah Seung Jo yang bergerak di bidang pembuatan permainan, Seung Jo tengah sibuk membuat sebuah inovasi permainan baru dengan ide yang lebih fresh dan cemerlang. Para pegawai sangat menyukai cara berpikir Seung Jo, mereka mendengar bahwa Seung Jo memilik IQ 200 dan ternyata Seung Jo memang sangat mengagumkan.

Di rumah, Seung Jo pun masih sibuk dengan urusan pekerjaannya. Ia pulang larut malam tapi masih mengerjakan tugas kantor.

Ha Ni melihat Seung Jo diam-diam dari pintu. Ha Ni khawatir pada Seung Jo, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Ibu Seung Jo pulang ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian. Dan keadaan di rumah sakit sudah membaik.

Ibu Seung Jo berterimakasih pada Ha Ni karena telah menggantikan posisinya beberapa hari ini. Ibu Seung Jo berkata bahwa Ha Ni pasti sangat sibuk sekali, karena harus kuliah dan mengurus rumah. Ha Ni menceritakan pada Ibu Seung Jo tentang Seung Jo yang selalu berangkat pagi sekali ke kantor dan pulang di larut malam. Ibu Seung Jo khawatir, ia berkata "pasti ini sangat sulit untuknya"

Ha Ni ingin mengungkapkan suatu hal pada Ibu Seung Jo. Hal itu mengenai Ha Ni yang akan bekerja paruh waktu di perusahaan Ayah Seung Jo.

Ha Ni mengungkapkan keinginannya untuk bekerja di kantor Ayah Seung Jo, tentu saja Seung Jo tidak membolehkan akan hal itu. Tapi, apa boleh buat, mau tidak mau Seung Jo harus memenuhi permintaan Ha Ni.

Di kantor, manager mengenalkan Ha Ni pada seluruh pegawai yang ada. Sedangkan Seung Jo hanya memantau Ha Ni dari jauh. Seung Jo sedikit kesal karena mungkin pekerjaan akan terganggu karena ada Ha Ni di sini.

Seung Jo bertemu dengan presiden direktur. Presiden direktur sangat menyukai kerja Seung Jo yang sangat bagus. Walaupun memiliki umur yang masih muda, Seung Jo sudah berhasil membuat suatu inovasi yang sangat luar biasa. Presiden direktur sangat menyukai Seung Jo.

Ha Ni datang ke ruangan dimana Seung Jo dan Presiden direktur sedang berbicara. Ha Ni mengantarkan minum. Dan saat Presiden direktur menanyakan apakah di perguruan tinggi Seung Jo sangat terkenal. Ha Ni yang mendengar pertanyaan itu langsung menjawab dengan semangat. Ha Ni menceritakan semua kelebihan Seung Jo. Presiden Direktur tersenyum mendengar betapa terkenalnya Seung Jo.

Di rumah sakit. Seung Jo dan Ibunya sedang menunggui Ayah Seung Jo.

Kemudian, manager datang memberitahukan Seung Jo bahwa presiden direktur ingin Seung Jo bertemu dengan anak perempuan presiden direktur. Karena manager sudah terlanjur membuat perjanjian tersebut, maka Seung Jo harus datang. Presiden direktur sudah banyak membantu dalam segi finansial.

Saat Ha Ni datang membawa banyak sekali belanjaan, Seung Jo tiba-tiba datang dan membantunya membawakan barang-barang itu.

Ha Ni heran tapi kemudian ia tersenyum dan berterima kasih pada Seung Jo.

Seung Jo datang ke tempat pertemuan antara dirinya dan presiden direktur. Pertemuan ini seperti sebuah pertemuan pribadi antara Seung Jo dan anak perempuan presiden direktur. Inti utama dari pertemuan ini bukan tentang bisnis, tapi mengenai perkenalan antara Seung Jo dan anak perempuan presiden direktur.

Seung Jo kaget saat mengetahui bahwa He Ra adalah anak perempuan dari presiden direktur. Yang dimaksud anak perempuan di sini adalah cucu perempuan yang sudah dianggap anak oleh president direktur.

Seung Jo menemui presiden direktur di sebuah restoran khas korea. Siapa sangka pertemuan antara presiden direktur dan Seung Jo, melibatkan He Ra. He Ra adalah cucu perempuan kesayangan dari presiden direktur. Seung Jo kaget saat mengetahui hal itu.

He Ra : Kau tidak harus merasa kaget seperti Seung Jo. Aku pun sama kagetnya denganmu saat tahu bahwa kau adalah pengurus perusahaan yang baru.

Presiden direktur : aku tidak tahu bahwa He Ra dan kau sudah saling kenal satu sama lain.

Seung Jo : Ya. Kami di satu perguruan tinggi yang sama dan di semester yang sama juga. Kami teman.

President direktur : Aku merasa khawatir dengan He Ra, tapi sepertinya ini sebuah takdir antara kau dan He Ra.

Presiden direktur menyuruh He Ra untuk memilih makanan yang lezat untuk dipesan. He Ra menyebutkan ketidaksukaan Seung Jo terhadap makanan yang berminyak, jadi He Ra menyarankan Seung Jo untuk memesan daging panggang.

Melihat keakraban Seung Jo dan He Ra, presiden direktur memilih untuk meninggalkan mereka.

Di rumah, Ibu Seung Jo mencari Seung Jo.

Ha Ni : Seung Jo sudah pergi. Dia bilang ada sebuah janji. Ia menggunakan pakaian formal dan pergi. Ada apa?

Ibu Seung Jo tidak berkata apa-apa, ia hanya menatap Ha Ni dengan tatapan iba. Ibu Seung Jo sebenarnya ingin memberitahu Ha Ni tentang pertemuan antara Seung Jo dan He Ra.

Di sebuah taman.

He Ra : Kau merasa terkejut bukan?

Seung Jo : Ia. Sedikit terkejut.

He Ra : Kau terlihat sangat menyukai kakekku. Ini pertama kalinya aku dipertemukan dengan seorang laki-laki pilihan kakekku. Awalnya tentu saja aku tidak menyetujui pertemuan ini. Tapi saat aku tahu kalau laki-laki itu berasal dari perusahaan game di korea, aku yakin itu kau. Aku ingin tahu bagaimana reaksimu.

Seung Jo : bagaimana reaksiku..

He Ra : kau.. kau.. mm.. (He Ra tidak dapat mendeskripsikannya)

Seung Jo : lalu bagaimana selanjutnya, apakah aku harus menikah denganmu? perusahaan sangat membutuhkan dana dari kakekmu.

He Ra : Itu mungkin saja terjadi. Tapi aku yakin, kau tidak menyukai hal ini.

Seung Jo : Akankah kau tidak menyukai hal ini?

Seung Jo tengah meminum air dari keran taman. He Ra datang, awalnya He Ra pun ingin melakukan hal yang sama, yaitu meminum langsung air dari keran itu. Tapi, He Ra malah mengarahkan air keran itu hingga membasahi Seung Jo.

Seung Jo tertawa : kenapa kau bertingkah seperti anak kecil?

Seung Jo berjalan mendekati He Ra dan dengan cepat ia membalas He Ra, Seung Jo mengarahkan air keran yang mengalir pada He Ra.

Seung Jo : Kondisi seperti saat ini. Permainan tidak dapat dilanjutkan. Aku bersedia keluar bersama denganmu saat ini hanya karena urusan pekerjaan dan perusahaan. Karena saat ini aku berada di belakang orang-orang yang bekerja di perusahaan. Tapi, Karena kau adalah orang lain. Aku lega akan hal itu. Tapi, tidakkah kau tidak menyukai hal ini?

He Ra : Dengan menjadikan hal itu sebuah alasan? Aku tidak tahu bahwa kata-kata ini dapat keluar dari mulut Baek Seung Jo.

Seung Jo : benarkah? Hidup itu benar-benar ekstrim. Dan bukan sebuah permainan.

He Ra : tapi, aku keluar karena kau. Kau datang dan kau sangat senang bahwa itu adalah aku, tapi aku datang karena kau. Meskipun aku sudah mengetahui alasan kenapa kau datang. Hey, sejak aku tahu alasan yang sebenarnya, perasaanku jadi hancur. Jadi, aku melakukan hal yang benar dengan mengatakan tidak akan datang. Tapi, pagi ini, aku ingin keluar untuk mendapatkan kesenangan. Tidakkah kau terlihat seperti dirimu? Tapi, meskipun kenyataannya seperti itu, aku tidak akan melangkah sejauh itu. Ayo kita ambil kesempatan... di lain kesempatan.

Seung Jo : baiklah, itu terdengar bagus.

He Ra : benarkah? benarkah?

He Ra melompat-lompat senang, ia hampir terjatuh kalau Seung Jo tidak memegang tangannya.

Ibu Seung Jo akhirnya menceritakan pada Ha Ni tentang pertemuan antara Seung Jo dan He Ra.

Ibu Seung Jo berkata pada Ha Ni : Itu benar. Sabarlah. Mungkin mereka akan merasa ketakutan. Dia tidak baik dengan perempuan dan dia juga tidak menyenangkan.

Ha Ni memaksakan diri untuk tersenyum, sebenarnya hatinya sakit mendengar hal itu.

Seung Jo pulang.

Seung Jo : aku kembali.

Ibu Seung Jo dan Ha Ni menghampiri Seung Jo.

Ibu Seung Jo : Lekas, ceritakan sedikit mengenai pertemuanmu, Baek Seung Jo.

Seung Jo : bukankah kau akan mengunjungi ayah di rumah sakit. Cepat pergilah. Kita akan bicara nanti.

Ibu Seung Jo : Aigoo, lihat sikapnya yang seperti itu. Siapa yang akan menyukai pria dingin seperti itu.

Ibu Seung Jo berbicara pada Ha Ni.

Ibu Seung Jo : Ha Ni. Mungkin hanyalah kau orangnya yang dapat mengimbangi dan mengarahkan sikap Seung Jo. Jadi, kau harus kuat.

Ketika Ha Ni hendak ke kamarnya, ia bertemu dengan Seung Jo.

Ha Ni : Kau pulang cepat?

Seung Jo : iah.

Ha Ni : Maaf. Apa kau telah menghadiri sebuah pertemuan yang membicarakan tentang pernikahan?

Seung Jo : iah.

Ha Ni : Bagaimana?

Seung Jo : Apa kau sudah mendengar berita itu?

Ha Ni mengangguk.

Ha Ni : He Ra. Aku telah mendengarnya, He Ra adalah cucu dari pemilik Windy Media.

Seung Jo : ia. Bukankah itu hal yang sangat bagus.

Ha Ni berkata dengan terbata-bata : Apakah, kau akan... menikah dengannya?

Seung Jo : menikah? Mungkin saja. Biasanya, seorang menikah setelah mengadakan pertemuan pernikahan bukan?

Setelah berkata seperti itu, Seung Jo langsung menuju kamarnya. Ia meninggalkan Ha Ni yang menangis dalam kesendiriannya. Ha Ni sangat menyukai Seung Jo, tapi Seung Jo terlihat tidak memperdulikan perasaannya. Ha Ni menangis. (saya ikutan sedih) . Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Ha Ni, Eun Jo datang dan ia melihat Ha Ni menangis.

Hei, siapa bilang Seung Jo tidak mempedulikan perasaan Ha Ni. Di kamar, Seung Jo termenung.

Di kampus, Hani bertemu dengan kedua sahabatnya, Ha Ni mengatakan pada mereka bahwa Seung Jo akan menikah dengan He Ra. Di satu sisi, kedua sahabat Ha Ni merasa sangat prihatin dengan apa yang dirasakan oleh Ha Ni.

Tapi mereka berpikir bahwa saat Seung Jo menikahi He Ra, maka lambat laun Ha Ni akan melupakan Seung Jo.

Seung Jo menandatangani sebuah berkas yang dibawa oleh Manager. Setelah menandatangi berkas itu, Manager menanyakan sesuatu.

Manager : Maaf, pak. Bagaimana pertemuan antara anda dengan cucu perempuan dari presiden direktur?

Seung Jo : baik.

Manager : Aku dengar bahwa kalian berdua sudah saling kenal satu sama lain.

Seung Jo : Ya, benar.

Manager : Presiden Direktur ingin sekali kau menjadi menantunya.

Seung Jo tidak ingin membicarakan hal yang berkaitan antara hubungannya dengan He Ra. Jadi, Seung Jo mengalihkan pembicaraan mereka.

Seung Jo : Apakah tutorial dalam bentuk powerpoint sudah disiapkan dengan baik?

Manager : oh, ya. itu akan kami lakukan hari ini. Oh, baiklah. Aku akan meninggalkan ruangan ini.

He Ra's message for Seung Jo

Seung Jo mendapatkan pesan dari He Ra. Seung Jo mengabaikan pesan itu. Sepertinya Seung Jo teringat dengan Ha Ni. Seung Jo langsung mengirim sms pada Ha Ni.

Seung Jo's message for Ha Ni

Di perpustakaan. Ha Ni terlihat sangat pucat. Pesan yang dikirim oleh Seung Jo sampai ke Handphonenya. Tidak seperti biasanya, Ha Ni merasa kesal membaca sms Seung Jo.

Ha Ni berada di restoran ayahnya. Ia tengah bersama Joon Gu. Ha Ni sedang mencicipi masakan buatan Joon Gu.

Ha Ni : Hmm.. ini lezat. apakah semua makanan ini buatanmu sendiri?

Joon Gu : aku membuat ini dengan semua kekuatanku.

Ha Ni : bagaimana kau melakukan ini? Kau sangat mengagumkan Joon Gu.

Joon Gu : aku ingin kau yang pertama kali merasakan mie buatanku. Sebelum aku mulai memasak, terlebih dulu aku mencuci tanganku dengan amat bersih kemudian menyiapkan seluruh hatiku. Aku letakkan semua rasa di hatiku ke dalam masakanku itu.

Ha Ni terus memuji Joon Gu atas semua usahanya membuat masakan selezat ini. Joon Gu sangat senang mendengar pujian dari Ha Ni. Di sela-sela itu, Joon Gu dengan malu-malu mengajak Ha Ni untuk berkencan.

Dan Ha Ni tentu saja menyetujui ajakan Joon Gu itu. Perasaan Ha Ni sedang tidak enak, mungkin berkencan dengan Joon Gu akan membuat perasaannya sedikit membaik. Joon Gu senang sekali, Ha Ni menyetujui hal itu.

Pagi harinya. Eun Jo tengah sarapan pagi dan Seung Jo datang.

Seung Jo : dimana Ha Ni?

Eun Jo : Dia pergi berkencan.

Seung Jo : kencan?

Eun Jo : Dia benar-benar mempercantik dirinya sebelum ia pergi. Dengan jaket merah, sepatu merah. Dia pergi dengan segala yang ia pakai berwarna merah.

Seung Jo : benarkah? Kedengarannya seperti, dia pergi dengan laki-laki yang aneh.

Eun Jo memperhatikan Seung Jo. Eun Jo tahu kalau Seung Jo cemburu. Karena Seung Jo menghentakkan koran yang ia baca, saat ia tahu Ha Ni pergi berkencan dengan orang lain.

Joon Gu sudah datang lebih dulu dari Ha Ni. Joon Gu melihat ke sekeliling, ia tengah mencari Ha Ni. Dan tidak berapa lama kemudian, Ha Ni datang.

Ha Ni : apakah kau sudah datang dari tadi?

Joon Gu : tidak juga, aku datang sekitar 3 jam yang lalu.

Ha Ni : benarkah? Apakah jam ku salah?

Joon Gu: Bukan, bukan itu. Di rumah aku terus melihat jam tapi aku merasakan seperti waktu berjalan lambat. Jadi aku pergi lebih awal.

Ha Ni : benarkah?

Joon Gu : Kau telah benar-benar datang, Ha Ni. Aku rasa, aku akan benar-benar akan mati (lebay ^ ^)

Joon Gu memuji Ha Ni yang terlihat sangat cantik. Joon Gu telah menyiapkan dua tiket bioskop.

Waktunya bersenang-senaaaaang..

Di rumah sakit, Ayah Seung Jo, Ibu Seung Jo dan presiden direktur berbincang-bincang mengenai Seung Jo dan He Ra.

Ibu Seung Jo : menikah?

Presiden direktur : Ya. Aku tahu bahwa keduanya berasal dari universitas yang sama dan mendapatkan peringkat pertama atau kedua selama mereka kuliah di sana. Selama sekolah dulu, aku dengar mereka bertemu sekali di pertandingan tenis.

Ayah Seung Jo: Ya,

Ibu Seung Jo : Jika kau berpikir seperti itu, maka setiap pasangan di sebuah pertandingan merupakan sebuah takdir. Dan kalau begitu...

(Ayah Seung Jo memberikan isyarat pada Ibu Seung Jo untuk tidak melanjutkan perkataannya)

Ayah Seung Jo : Tapi, ini mengenai Seung Jo dan He Ra. Mungkin pernikahan dapat ditunda setelah mereka menyelesaikan pendidikan mereka.

Presiden direktur : bukankah mereka dapat melanjutkan pendidikan setelah mereka menikah? Akan lebih baik jika mereka melanjutkan pendidikan di luar negeri. Melakukan bisnis dan semuanya, aku belajar bahwa orang-orang seperti itu yang sangat dibutuhkan. Satu orang cerdas dapat memimpin 100 orang. Ketua Baek, janganlah kau memikirkan tentang uang.

Seung Jo dan He Ra tengah menonton suatu pertunjukkan badut. Mereka terhibur oleh atraksi yang dimainkan. Tanpa sengaja Seung Jo melihat dua orang tengah bermain bulu tangkis, daaaaan... Seung Jo teringat Ha Ni.

Seung Jo teringat kenangan saat Ha Ni memukul-mukulkan raketnya ke udara karena marah atas kedekatan antara Seung Jo dan He Ra.

Seung Jo kangen Ha Ni kah? (mungkin. ^ ^)

Ha Ni: ah, aku sangat kenyang. Seharusnya aku yang membeli makan malam.

Joon Gu : apa yang kau katakan? Sudah lazim bila laki-laki yang mentraktrik perempuan makan.

Ha Ni : Hari ini sungguh sangat menyenangkan. Filmnya juga sangat bagus.

Joon Gu : Ini adalah hari yang paling indah dalam hidupku.

Joon Gu : Ha Ni, senyummu adalah sesuatu hal yang sangat indah. Ketika aku ingin melihat senyummu setiap hari, aku mungkin tidak akan bisa memasak.

Ha Ni memperhatikan Joon Gu. Ha Ni tahu betapa tulusnya Joon Gu menyukai dirinya. Tapi, Ha Ni masih belum bisa melupakan Seung Jo.

Joon Gu : kenapa? apakah ada yang aneh di wajahku. Apakah aku terlihat aneh.

Ha Ni : terimakasih. Kau sungguh orang yang sangat baik. Akhirnya aku menyadari hal itu, aku sangat senang dengan kebaikanmu.

Joon Gu merasa tersanjung.

Joon Gu : Ha Ni, apakah kau pernah ke sungai?

Ha Ni : belum, aku belum pernah ke sana.

Joon Gu : Aku juga belum pernah ke sana, semenjak aku datang dari Busan. Apakah kau ingin ke sana?

Ha Ni : ok. (Ha Ni mengangguk dan tersenyum)

He Ra : wah! Sungai Han sangaat indah!

Seung Jo : benarkah?

He Ra : Seung Jo kau sedang tidak fokus, benarkah perkiraanku? Apakah perkembangan game di perusahaan berjalan dengan baik? Kakekku bilang kalau idemu dalam pembuatan game itu sangat bagus.

Seung Jo : benarkah? Aku akan membuatnya seperti kodok biru.

He Ra : kodok biru?

Seung Jo : Setiap orang selalu mengatakan sesuatu hal yang berkaitan dengan 3 dimensi, 3D, Aku akan melakukan hal yang berbeda dari 3 dimensi. Lebih seperti sebuah animasi.

He Ra: wah! ide yang sangat bagus. Semua orang selalu berpikir tentang bagaimana membuat sebuah game yang terlihat seperti nyata. Itu sama seperti sebuah animasi. Sebuah perlawanan.

Seung Jo : benar. Sebuah perlawanan. Mengambil kelemahan dari sebuah game dan menjadikannya sesuatu yang sangat kuat. Aku berpikir untuk membuatnya lebih seperti sebuah animasi.

He Ra : itu pasti alasan kenapa kakekku sangat menyukaimu. Kau sungguh jenius. Apakah kau ingin pergi ke club jazz?

Ha Ni dan Joon Gu menaiki sebuah jembatan penghubung.

Joon Gu : Ha Ni, tempat apa ini?

Ha Ni : tampaknya seperti sebuah kafe.

Joon Gu : kafe. Ha Ni, bagaimana kalau kita masuk ke dalam sana dan makan caramel macchiato.

Ha Ni : okey.

Joon Gu: ayo, cepat. Sebenarnya ini pertama kalinya dalam hidupku pergi ke tempat seperti ini. Jika aku tidak mengenalmu mungkin aku tidak akan pernah pergi ke tempat seperti ini. Tempat ini seperti yang ada di sebuah drama.

Ha Ni : apakah kau menyukainya?

Joon Gu : tentu saja. Aku sangat menyukai hari ini.

Akhirnya (lho?) Seung Jo- He Ra vs Ha Ni-Joon Gu bertemu di tempat yang sama.

Joon Gu : Ha Ni, apakah kau kedinginan? Kau harus memakai jaket yang hangat.

Ha Ni melihat Seung Jo dan Ha Ni sedih. Seung Jo melihat Ha Ni, ada raut cemburu di tatapan Seung Jo.

Joon Gu : Baek Seung Jo?

Seung Jo : apakah kalian sedang berkencan?

Joon Gu : Kau tidak lihat kami berdua seperti apa? Yaahh.. Lihat kalian berdua, sepertinya kalian juga sedang menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bukan?

Seung Jo : Yah, tentu saja.

Seung Jo ingin Ha Ni cemburu padanya seperti dirinya yang tengah cemburu pada Ha Ni.

He Ra : bukankah, Seoul itu kecil. Bagaimana kita bisa berada di tempat yang sama seperti ini?

Ha Ni : yah, aku kira seperti itu.

He Ra : Ah, ya. Apakah kalian ingin pergi bersama kami. Kami akan pergi ke sebuah jazz bar.

Joon Gu : Sebuah bar?

Seung Jo : Tidakkah kau salah? Mereka akan menganggu kita. Kalian berdua seharusnya pergi ke tempat yang buruk. Bukankah hal itu lebih nyaman?

Joon Gu: apa yang kau katakan? Kami berdua juga punya telinga dan kami dapat mendengarkan musik yang bagus juga.

Ha Ni : baiklah. Kami akan segera pergi. Joon Gu, ayo kita pergi ke tempat lain.

Seung jo : Oh Ha Ni. Kau terlihat sangat baik-baik saja.

Ha Ni diam tapi Joon Gu yang menjawab Seung Jo.

Joon Gu : benarkah? Dia sangat istimewa dan sangat sempurna.

Di Lain tempat, hati Ha Ni hancur, bagaimana tidak, orang yang disukainya berkencan dengan orang lain, bahkan mereka akan menikah. Ha Ni berjalan seraya menunduk, Joon Gu ingin mengatakan sesuatu tapi kata-katanya tersendat. Joon Gu sulit untuk mengatakan apa yang seharusnya ia katakan. Ia takut terluka Ha Ni bertambah parah. Joon Gu memanggil Ha Ni. Ha Ni mencoba untuk menutupi rasa sakit di hatinya, Ha Ni memaksakan diri untuk tersenyum, ia berkata pada Joon Gu "Joon Gu, terimakasih sudah mengajakku ke tempat ini." Joon Gu tersenyum. Dan akhirnya, Joon Gu mengucapkan apa yang sedari tadi ingin ia ucapkan.

Joon Gu : maukah kau menikah denganku? Aku melihatmu dan kau melihat Seung Jo. Itu sudah berlangsung lebih dari 4 tahun. Aku akan menunggumu, berapapun lamanya itu. Dia sudah menemukan pasangan hidupnya sekarang. Ha Ni kau jangan melihat masa lalu, kau harus membalik semuanya. Saat kau berbalik, aku ada di sini untukmu. Menikahlah denganku.

Ha Ni tentu saja terkejut mendengar pernyataan Joon Gu, hei, ini kencan pertama mereka, tapi Joon Gu sudah langsung mengutarakan isi hatinya. Ha Ni diam dan tidak menjawab.

Seung Jo sengaja membukakan pintu mobil untuk mempersilakan He Ra masuk ke dalam mobil.

He Ra : "kau punya tangan." Kau akan berbicara seperti itu pada Ha Ni, bukan?

Seung Jo : mungkin.

Di kamar, pikiran Ha Ni masih memikirkan ungkapan lamaran Joon Gu. Tapi, yang ada di pikiran Ha Ni hanya Seung Jo.

Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri: dia telat, Apa yang dia lakukan sekarang? Jazz bar. itu pasti sangat menyenangkan. Ah! Aku memikirkan Baek Seung Jo lagi.

Seung Jo baru saja datang. Ibu Seung Jo sengaja menunggu Seung Jo dari tadi.

Seung Jo : kau ada dirumah.

Ibu Seung Jo : jam berapa sekarang?!

Seung Jo : jam sebelas.

Ibu Seung Jo : Apa saja yang telah kau lakukan sampai selarut ini? Kau sudah melakukan pertemuan pernikahan tanpa memberitahu kami. Aku dengar kau pergi kencan juga hari ini. Apa yang sedang kau rencanakan? Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan saat ini!

Ibu Seung Jo : Dia mengatakan bahwa dia baik, jadi apa yang salah denganmu.

Seung Jo : aku tidak melakukan hal ini untuk ayah.

Ibu Seung Jo : pembohong.

Seung Jo : Aku tidak berbohong.

Ibu Seung Jo : kau melakukan hal ini untuk perusahaan ayahmu bukan?

Seung Jo : Tidak. Kau sungguh tidak mengenal anakmu.

Ibu Seung Jo : jadi, apa maksudnya menemui cucu presidentdirektur?

Seung Jo : kau benar-benar ingin tahu?

Seung Jo tahu kalau di atas Ha Ni tengah mencuri dengar pembicaraan mereka, jadi Seung Jo sengaja mengeraskan suaranya.

Seung Jo : Karena aku menyukainya.

Setelah berkata seperti itu, Seung Jo langsung menuju kamarnya. Ha Ni berniat untuk bersembunyi, karena Seung Jo datang. Tapi, kaki Ha Ni malah tersandung sofa. Ha Ni menyeringai kesakitan. Ha Ni mencoba bersikap wajar di depan Seung Jo. Ha Ni menyapa Seung

Jo.

Ha Ni berkata "kau pulang larut." Seung Jo menatapnya dingin.

Ha Ni :Dia sangat baik, dia tidak seperti orang yang selalu menyakitiku.

Seung Jo : Good luck.

Seung Jo membanting pintu kamarnya.

Eun Jo bangun mendengar Seung Jo membanting pintu. Eun Jo tahu segalanya, dia tahu seperti apa perasaan Seung Jo. Otak Eun Jo mencoba mencerna semua yang terjadi di hadapannya.

Di sebuah restaurant, Ha Ni makan bersama kedua sahabatnya. Ha Ni bercerita tentang Joon Gu yang melamarnya semalam.

Kedua sahabat Ha Ni : apa?! melamar? (Mereka berkata bersamaan dengan suara yang keras hingga mengundang perhatian orang-orang disekitarnya)

Joo Ri : Joon Gu sangat mengagumkan.

Min Ah : Menikah?

Joo Ri : Jadi, apa yang kau katakan?

Ha Ni : Aku tidak berkata apa-apa.

Joo Ri : Apa-apaan kau ini?!

Ha Ni : Aku tau, Joon Gu adalah orang yang sangat baik. Tapi, aku sungguh tidak memiliki perasaan apapun padanya. Meskipun, ia sudah mengatakan lamarannya.

Joo Ri: Dimana kau akan mendapati orang sebaik Joon Gu. Joon Gu hanya memikirkanmu, Ha Ni.

Ha Ni mengingat kembali kejadian malam kemarin, Seung Jo dan He Ra yang pergi berkencan bersama.

Joo Ri : Baek Seung Jo akan menikah dengan He Ra,

Min Ah : iah, Ha Ni. Sekarang saatnya kau memikirkan dirimu dan Joon Gu. Joon Gu sudah menantimu lebih dari 4 tahun. Tidak ada orang yang lebih baik dari pada Joon Gu.

He Ra dan Seung Jo sedang berada di sebuah mall. Mereka tengah memilih baju. Seung Jo sudah mendapatkan pilihannya, sebuah switer hitam yang langsung ia kenakan.

He Ra : Hitam? Itu sangat bagus.

He Ra sangat menyukai jaket pilihan Seung Jo. Dan He Ra meminta pendapat Seung Jo mengenai pakaian yang ia pilih.

He Ra : ah, Seung Jo. Mana yang lebih bagus?

Seung Jo ; Yang putih.

He Ra : Ah, aku juga berpikir seperti itu.

Di kasir pembayaran pakaian.

Cashier : Sudah siap untuk dibungkus.

He Ra : ia tolong bungkus secara terpisah.

He Ra hendak mengambil dompetnya, tapi Seung Jo berkata "Biar, aku saja yang bayar."

He Ra : benarkah? terimakasih. Ayo kita pergi makan malam, aku tahu beberapa tempat yang bagus.

Di tepi jalan Ha Ni terus memikirkan apa yang dikatakan kedua sahabatnya,

Ha Ni berbicara pada dirinya sendiri : Orang yang baik untukku adalah Joon Gu bukan Baek Seung Jo. Dan itu pasti Joon Gu. Meskipun hatiku hanya untuk Seung Jo, tapi aku merasa nyaman berada di dekat Joon Gu. Karena aku merasa, dia adalah bagian dari keluargaku.

Karena, terlalu memikirkan tentang perasaan, Ha Ni tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang pejalan kaki. Ha Ni dan pejalan kaki itu saling membungkuk, meminta maaf. Tas Ha Ni jatuh, saat Ha Ni hendak mengambil tasnya yang terjatuh tapi sudah tas itu sudah terlebih dahulu diambil oleh seseorang. He Ra. He Ra mengambil tas Ha Ni dan membersihkan bagian yang kotor dari tas itu.

Ternyata Ha Ni dan He Ra bertemu di tikungan jalan. Tentu saja Seung Jo ada di sana.

He Ra : Kita bertemu lagi. Kau sedang berbelanja. Kami akan makan malam bersama.

Seung Jo : kau mau ikut? (tawar Seung Jo dengan nada dingin seperti biasa).

Ha Ni hanya bisa menatap Seung jo. Tahukah Seung Jo, betapa hancurnya Ha Ni? Ha Ni sudah dua kali di waktu yang hampir bersamaan memergoki He Ra yang selalu bersama Seung Jo.

He Ra : iah, pergilah bersama kami.

Seung Jo : terserah kau saja, aku tidak akan memaksamu. (kata Seung Jo pada Ha Ni)

He Ra merangkul lengan Seung Jo dan berkata : Ya. Ayo kita pergi.

Tidak ada yang bisa Ha Ni katakan. Ia hanya berusaha untuk tidak menangis.

Di restaurant ayah Ha Ni. Joon Gu tengah asyik melihat fotonya berdua bersama Ha Ni saat mereka berkencan. Joon Gu tersenyum dan tertawa sendiri. Ayah Ha Ni yang melihat hal itu mencoba menegurnya.

Ayah Ha Ni : apakah kau akan terus melihat foto itu sepanjang hari?

Joon Gu tersadar : Maaf, chef.

Ayah Ha Ni : cepat, bersihkan meja dan piring-piring itu.

Dengan cekatan Joon Gu langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh ayah Ha Ni.

Saat Joon Gu tengah membersihkan meja. Ha Ni, Seung Jo dan He Ra datang.

Joon Gu tanpa tahu siapa yang datang mengucapkan salam "selamat datang."

Ayah Ha Ni menghampiri mereka

Ha Ni : Ayah.

Ayah Ha Ni : Oh Ha Ni.

Seung Jo mengucapkan salam dengan sopan pada ayah Ha Ni : Hallo.

Ayah Ha Ni dan Joon Gu sama kagetnya melihat siapa yang datang bersama Ha Ni. Ayah Ha Ni melayani mereka dengan ramah.

He Ra baru mengetahui bahwa ini ternyata adalah restoran milik Ha Ni.

He Ra : Apakah ini restaurant milikmu, Ha Ni ?

Ha Ni : iya.

Ayah Ha Ni berkata pada Seung Jo dan He Ra : Kalian berdua berteman?

Joon Gu langsung mengatakan dengan gembira : Teman? Mereka berdua akan menikah.

Ayah Ha Ni kaget mendengar hal itu. Ia menatap Ha Ni yang tengah tertunduk.

Ayah Ha Ni : benarkah? Oh, ayo silakan duduk.

Seung Jo, Ha Ni dan He Ra duduk di tempat yang telah disiapkan oleh Joon Gu.

He Ra : Aku mengetahui restoran ini dari internet. Dan aku sangat tertarik, jadi aku memutuskan untuk datang ke sini. Dan benar. restoran ini sangat cantik.

He Ra mengomentari Joon Gu yang sangat cekatan : Dia sangat berbeda.

Joon Gu menyediakan makanan special dari restoran ayah Ha Ni. He Ra sangat menyukai masakan itu. Saat He Ra hendak memakan hidangan itu, He Ra memakannya dengan cara yang salah. Joon Gu mengajari He Ra bagaimana cara memakan masakan itu dengan benar.

Saat Joon Gu pergi Seung Jo berkata,

Seung Jo : Kau harus bahagia, memiliki pacar yang mengetahui segalanya.

He Ra mencoba untuk mengalihkan suasana, He Ra menyuapi Seung Jo.

Di ruang rapat, Seung Jo tengah mempresentasikan mengenai ide animasi gamenya.

Seung Jo : Imaginasimu akan menjadi sebuah hal nyata. Hal itu akan direalisasikan melalui sebuah animasi. Ini akan menjadi satu gaya permainan dengan banyak sistem di dalamnya. Pengguna dapat menikmati banyak level, terutama karena konsep dasar dari setiap level imaginasi ini berbeda-beda.

Para investor sangat puas dengan presentasi Seung Jo yang sangat meyakinkan dan sangat mengagumkan.

Presiden direktur berkata dengan lantang : Seperti yang sudah kukatakan, ia sudah seperti animator film. Kau berhasil menyelesaikan proyek ini dalam waktu yang singkat.

Seung Jo : para pekerja bekerja keras sampai larut malam dalam pembuatan proyek ini.

Para investor keluar dari ruang rapat, Seung Jo berterimakasih kepada mereka dan melakukan salam perpisahan.

Presiden direktur datang menghampiri Seung Jo, ia berkata : Kau sudah bekerja keras. Haruskah aku menyuruh He Ra untuk datang kemari dan membiarkan kalian berdua makan malam bersama?

Seung Jo : tidak perlu. Ayahku sudah pulang dari rumah sakit. Jadi, aku harus makan malam di rumah bersama mereka.

Presiden direktur : baiklah, aku akan menyuruh He Ra untuk datang ke rumahmu. Lagi pula, He Ra butuh perkenalan dengan keluargamu, bukan?

Seung Jo tidak dapat berbuat apa-apa, raut wajahnya terlihat ingin menolak saran dari Presiden direktur.

Ibu Seung Jo datang ke ruang keluarga, untuk menemui He Ra yang sudah datang.

He Ra mengucapkan salam kepada Ibu Seung Jo : Halo..

Ibu Seung Jo : Ya, (ucapnya terdengar tidak ramah)

Ibu Seung Jo menghampiri Ha Ni yang berdiri dekat tangga.

Ibu Seung Jo berkata pada Ha Ni : Kenapa kau hanya berdiri di sana. Ayo kita duduk bersama.

Ibu Seung Jo menuntun Ha Ni untuk duduk di sampingnya.

Ibu Seung Jo: Aku pernah bertemu denganmu sebelumnya.

He Ra : benar. Aku Yoon He Ra.

Ibu Seung Jo : aku memang sudah bertemu denganmu tapi tampaknya kesanmu pertamamu saat itu buruk.

He Ra hanya tersenyum mendengar hal itu.

Ibu Seung Jo : Ah, Ha Ni. Kau tahu bahwa Ha Ni dan Seung Jo sudah tinggal bersama?

He Ra : oh, tentu saja aku mengetahui hal itu.

Ibu Seung Jo melihat kue di atas meja. Ibu Seung Jo pikir itu pemberian dari He Ra. Ibu Seung Jo berkata : Oh, kau membawa kue. Ayah Seung Jo dilarang memakan makanan yang mengandung banyak gula. Dan Seung Jo juga tidak menyukai makanan yang manis-manis.

Hahaii.. Ha Ni berkata : Aku yang membeli itu, itu untukmu ibu.

Ibu Seung Jo : Oh, benarkah (ibu Seung Jo tersenyum)

He Ra membuka makanan yang dibuat dari bahan dasar nasi. He Ra berkata : aku bawakan ini. Mohon dinikmati.

Eun Jo : berbeda sekali dengan Ha Ni.

Ibu Seung Jo membela Ha Ni : Nasi tetap saja nasi.

Ibu Seung Jo mengambil kue yang dibeli oleh Ha Ni kemudian memakannya.

Ayah Seung Jo : mengobrollah. Aku harus ke dalam dan kembali istirahat.

Eun Jo : aku juga.

Ayah Seung Jo dan Eun Jo meninggalkan ruang keluarga. HeRa memberikan salam kepada mereka.

Ibu Seung Jo mulai berbicara mengenai Seung Jo yang sebenarnya.

Ibu Seung Jo : Seung Jo adalah anakku, tapi entah kenapa ia sangat temperamen. Dia juga egois dan sangat angkuh.

He Ra menjawab dengan tersenyum : tidak. dia tidak seperti itu. Dia sangat baik.

Ibu Seung Jo : benarkah? Dia adalah tipe orang yang tidak banyak bicara, ia hanya berbicara sesuai dengan apa yang ada di buku. Apakah kau menyukai orang yang seperti itu?

He Ra : ya, tentu saja. Kami berdua adalah orang yang rasional dan sangat logik. Meskipun orang-orang berbicara seperti itu, tapi aku sangat senang dengannya.

Ibu Seung Jo : Dia tipe orang yang tidak ramah terhadap orang lain. Ia adalah tipe orang yang tega mengembalikan surat yang dibuat khusus untuknya.

He Ra : benarkah? benarkah kau melakukan itu?

Ibu Seung Jo : Kalian berdua masih muda. Bukankah Baek Seung Jo terlihat sangat pintar. Tapi, sebenarnya dia sangat bodoh. Dia tidak mengerti dan tidak tahu apa yang tengah ia rasakan. Bila Seung Jo menyukai seseorang, maka ia akan bersikap dingin dengan orang yang disukainya. Dan cenderung memusuhi orang yang di sukainya itu. Begitulah yang aku tahu. Itu artinya dia sangat kejam.

Ibu Seung Jo dan Seung Jo saling berbicara satu sama lain. Ha Ni datang menyediakan minuman untuk keduanya.

Seung Jo : kau kekanak-kanakan.

Ibu Seung Jo : apa?

Seung Jo : Aku tidak mengatakan kalau aku menyukai Ha Ni. Tapi, kenapa kau memaksaku untuk menyukainya?

Ibu Seung Jo : kau anakku. Aku tahu apa yang kau rasakan dan kau pikirkan.

Seung Jo : walaupun begitu, biarkan aku memilih jalan hidup dan cintaku sendiri. Tolong jangan campuri urusanku lagi.

Ibu Seung Jo : ikut campur? Bukankah aku selalu menghormati semua keputusanmu.

Seung Jo : begitu kah? Tapi, apa ini?

Ibu Seung Jo : Kau sudah mengetahui dengan benar bagaimana perasaan Ha Ni yang sebenarnya. Dan kau masih membawa He Ra kerumah kita? Masalah utamanya adalah tentang perasaan dan sopan santun. Apa kau anak kecil yang belum mengetahui tata krama dan sopan santun?

Ha Ni merasa bersalah, karena ia pokok masalah terjadinya pertengkaran Seung Jo dan ibunya.

Ha Ni berkata : Ibu, aku baik-baik saja.

Seung Jo : Tolong, hentikan ini, ibu.

Ayah Seung Jo datang, ia tidak rela bila Seung Jo berbicara keras pada ibunya.

Ayah Seung Jo : Baek Seung Jo, kau.

Seung Jo : Baiklah. Kau menghormati keputusanku, lakukanlah yang terbaik sesuai kemauanmu sendiri.

Ibu Seung Jo dan Ayah Seung Jo berbicara mengenai sikap Seung Jo. Mereka berbicara di depan kamar Eun Jo. Eun Jo yang tengah belajar, mau tidak mau pun ikut mendengarkan pembicaraan mereka.

Align Center

Ibu Seung Jo : Aku berpikir bahwa Seung Jo akan menyukai Ha Ni. Dia anakku. Jadi aku yakin itu. Aku percaya bahwa dia akan menyukai Ha Ni. Bukankah mereka cocok satu sama lain? Mereka saling mengisi kekurangan mereka masing-masing dan saling berbagi kelebihan yang mereka miliki. Bukankah seperti itu?

Ayah Seung Jo : Seperti itu juga yang aku pikirkan. Tapi, Seung Jo tidak melakukan hal itu. apa yang harus kita lakukan tentang hal ini?

Ibu Seung Jo : apa yang harus kita lakukan? Aku rasa, aku telah membuat kesalahan yang membuat renggang hubungan Seung Jo dan Ha Ni.

Ibu Seung Jo menahan tangisnya.

Eun Jo yang tidak tega melihat ibunya menangis, ia menghampiri Ibunya dan berkata

Eun Jo : Dia menyukainya.

Ibu Seung Jo : apa?

Eun Jo : Hyung menyukai Ha Ni. Jadi, jangan menangis, ibu.

Ibu Seung Jo : Eun Jo. apa yang barusan kau katakan?

Hehee.. Belum sempat Ibu Seung Jo mendapat penjelasan dari Eun Jo. Eun Jo langsung berlari menjauhi ibunya, Eun Jo tidak ingin ibunya menanyakan lebih jauh mengenai apa yang ia tahu tentang Seung Jo dan Ha Ni. Ibu Seung Jo mengejar Eun Jo. Tapi, Eun Jo bersembunyi di kamar Seung Jo.

Eun Jo langsung bertanya pada Seung Jo.

Eun Jo : Apakah kau benar-benar akan menikah dengan He Ra?

Seung Jo mengalihkan pandangannya dari buku yang tengah ia baca : bukankah ia cantik? Kau juga menyukai noona cantik kan.

Eun Jo : apakah kau benar-benar menyukai Noona itu?

Seung Jo : Bukankah nantinya seperti itu, jika kami terus bersama?

Eun Jo : tapi,, bukankah.. bukankah.. orang yang sukai itu adalah...

Seung Jo memutuskan kata-kata Eun Jo.

Seung Jo : Noona itu adalah gadis yang pantas untukku. Dia sangat cantik dan dia juga pandai bermain tenis.

Eun Jo : Hyung..

Seung Jo : jika kau bertemu dengannya sebagai dua orang yang saling berpasangan di masa yang akan datang, kau pasti akan menyukainya.

Eun Jo berbicara pelan ; pembohong.

Eun Jo tengah mencari serangga. Ia melihat ke sekelilingnya, kemudian mendapati Ha Ni tengah tertidur di kursi taman.

Eun Jo : Bisa-bisanya ia tidur ditempat terbuka seperti ini, Dia sungguh ceroboh. Benar. Menaruh serangga di atas tangannya. Oh Ha Ni kau pasti akan sangat terkejut.

Haha.. belum sempat Seung Jo melakukan niat jahilnya, Seung Jo datang menghampiri Ha Ni. Seung Jo melihat Ha Ni tengah tertidur nyenyak, kemudiaaan... yaap.. Eun Jo melihat Seung Jo mencium Ha Ni yang tengah tertidur.. Tentu saja, Eun Jo kaget melihat hal itu. Tanpa sengaja, Seung Jo melihat Eun Jo dari kejauhan. Seung Jo memberikan isyarat pada Eun Jo, agar ia tidak memberitahukan siapapun. Eun Jo mengangguk mengerti.

Eun Jo tengah berusaha untuk mengingat-ingat kembali kejadian itu.

Eun Jo : Kemudian, Hyung kembali ke penginapan. Hyung, mencium Oh Ha Ni. setelah melakukan itu,. aku melihat semua. tapi aku tidak mengatakannya pada ibu.. hyung mengatakan hal yang tidak benar. Keadaan yang sebenarnya adalah Hyung menyukai Oh Ha Ni.

He Ra berada di ruang kerja kakeknya. He Ra terlihat tengah memikirkan sesuatu.

Presiden direktur : Apakah ada sesuatu yang salah?

He Ra : tidak. Semua tidak berjalan salah dan tidak juga berjalan benar. Aku hanya tengah menjalaninya.

Presiden direktur : Ada apa dengan si Jenius He Ra? Haruskah kakek ikut campur tangan dan mempercepat semuanya.

He Ra : mempercepat?

Presidentdirektur : Ya. Kita adalah pemegang kendalinya. Kita di pihak yang memegang pisau, dan mereka adalah pihak yang tengah terancam.

He Ra : Aku tidak ingin hal yang seperti itu, kakek. Menakuti seseorang dan memaksanya untuk melakukan hal yang kita inginkan, hanya membuat perasaanku sakit.

Presiden direktur : jadi, kakek hanya harus tinggal diam di sini, tanpa berbuat apapun?

He Ra : ya. Tapi, jika aku berpikir aku tidak bisa melakukan apapun, aku akan menyuruh kakek untuk menghunus pisau.

Presiden direktur : Ya. Kau jangan memegang pisau.

He Ra : Aku tidak akan memegangnya.

Ibu Seung Jo sudah menyiapkan pudding untuk Eun Jo. Ini adalah salah satu usaha Ibu Seung Jo untuk mengetahui hal yang diketahui oleh Seung Jo.

Ibu Seung Jo : Baek Eun Jo. aku telah menyiapkan puding kesukaanmu. Ayo buka mulut.. enak kan. Eun Jo.. Eun Jo ceritakan padaku apa yang kau ketahui mengenai Seung Jo yang menyukai Ha Ni.

Eun Jo : Aku tidak akan makan lagi.

Eun Jo berlari menjauhi ibunya.

Ibu Seung Jo : Kau sedang menyembunyikan sesuatu, benarkah? kesini!

Jadilah, mereka saling kejar mengejar. haha. lucu liatnya.

Ayah Ha Ni : Mungkin karena cuaca sedang cerah sekarang, ada banyak bintang dilangit.

Ha Ni : Ayah. apa pendapatmu tentang aku yang berkencan dengan Joon Gu.

Ayah Ha Ni : Joon Gu? Ada apa? apakah ada sesuatu yang terjadi?

Ha Ni : Tidak. aku hanya berkata 'jika itu terjadi'. bagaimana pendapatmu?

Ayah Ha Ni : siapa yang tahu akan hal itu. Aku tidak terlalu menyukai Joon Gu, ia sedikit kasar dan bila dilihat secara keseluruhan dia itu seperti.. seorang laki-laki sejati. Dan saat ia sedang memasak dia sangat fokus. Hal yang paling penting adalah dia sangat menyukaimu, Ha Ni. Ha Ni mengangguk.

Kemudian pembicaraan mereka beralih tentang rencana pindahnya Ha Ni dari rumah Seung Jo. Mereka merencanakan untuk segera pindah dari rumah Seung Jo, karena sebentar lagi, Seung Jo akan menikah.

Joon Gu menelpon Ha Ni untuk datang ke restorannya, karena ia baru saja membuat menu khusus. Joon Gu ingin Ha Ni yang pertama kali mencobanya. Ha Ni mengiyakan, ia akan datang ke restoran setelah pulang dari kampus.

Seung Jo datang ke lapangan tenis, ia bertemu dengan Kyung Soo. Seung Jo datang untuk mengambil barang-barangnnya yang ada di locker.

Kedua sahabat Ha Ni datang ke lapangan tenis untuk melihat-lihat. Tapi, tanpa sengaja mereka bertemu dengan Seung Jo.

Kedua sahabat Ha Ni mencoba untuk memanas-manasi Seung Jo dengan mengatakan bahwa Ha Ni dan Joon Gu akan segera menikah.

Seung Jo hanya diam, tapi raut cemburu tergurat di wajah nya.

Ha Ni menikmati masakan Joon Gu. Joon Gu sudah sangat mahir membuat masakan yang lezat.

Ditengah pembicaraan mereka, suasana yang tadinya hangat menjadi dingin. Karena Joon Gu kembali mengungkit tentang lamarannya waktu itu. Tapi, Ha Ni hanya menyukai Seung Jo. Bagaimanapun, Ha Ni sangat menyukai Seung Jo. Joon Gu memaksa Ha Ni untuk menikah dengannya. Joon Gu mencoba mencium Ha Ni, tapi Ha Ni menolak dan ia pergi meninggalkan restoran.

Di jalan, ternyata Seung Jo sudah menunggu Ha Ni.

Ha Ni mengatakan kalau ia menyukai Joon Gu. Seung Jo tidak menyukai hal itu, Seung Jo berkata kalau Ha Ni hanya menyukai Seung Jo. Daaan Seung Jo langsung mencium Ha Ni.

Ha Ni berjalan lesu dibawah guyuran hujan deras, dan tampak Seung Jo duduk membawa payung menanti kedatangan Ha Ni. Ha Ni tersentak kaget melihat Seung Jo, ia pun menyapanya, "Apa yang sedang kamu lakukan disini?". Seung Jo menatapnya tajam, lalu membuka payung dan berjalan. Ha Ni masih diam terpaku, Seung Jo menatapnya lagi, sampai akhirnya Ha Ni ikut berjalan dibawah payung Seung Jo. Mereka pun berjalan berdua menembus derasnya hujan.

"Aku.... akan keluar. Aku akan melepaskanmu" ucap Ha Ni. Langkah Seung Jo terhenti dan menatap Ha Ni, kemudian berjalan dengan cepat sehingga Ha Ni tertinggal. Ha Ni berusaha mengejar Seung Jo dan meneruskan kalimatnya,

"Melegakan bahwa Joon Gu bekerja sangat keras. Ayahku juga sangat menyukainya. Sekarang. aku harus membantu ayahku di restoran dengan Joon Gu" ucap Ha Ni. Seung Jo menghentikan langkahnya dan menatap tajam Ha Ni lagi, "Kamu menyukainya? Bong Joon Gu?" tanya nya pada Ha Ni. Sesaat Ha Ni berusaha menelan ludahnya,

"Tentu saja. Selama 4 tahun dia hanya menyukaiku" jawab Ha Ni.

"Jika seseorang bilang dia menyukaimu, lalu kamu hanya menyukainya seperti itu juga?" seru Seung Jo mulai meninggikan suaranya.

"Kenapa? Tak boleh? Sekarang aku lelah mengejar-ngejar. Aku ingin memandang orang yang menyukaiku. Aku suka Joon Gu" seru Ha Ni ikut meninggikan suaranya.

"Kamu... menyukaiku. Kamu tak bisa menyukai orang lain selain aku" seru Seung Jo.

"Apa ini, begitu percaya diri?" ucap Ha Ni.

"Apa aku salah?" seru Seung Jo.

"Ya, kamu benar! Aku hanya menyukaimu. Lalu apa yang dapat kulalukan? Kamu tak pernah memandangku. Orang seperti aku..." seru Ha Ni kesal.

Seung Jo melepaskan payungnya kemudian mencium Ha Ni di bawah guyuran hujan.

"Jangan bilang bahwa kamu menyukai orang lain" ucap Seung Jo.

"Ini yang kedua kalinya" ucap Ha Ni tersenyum.

"Kedua apa?" tanya Seung Jo lembut.

"Ciuman..." ucap Ha Ni.

"Ini yang ketiga" ucap Seung Jo lalu memeluk Ha Ni, "Tak masalah. Aku tak akan menghitungnya lagi" ucap Seung Jo kemudian. Ha Ni pun tersenyum mendengarnya.

Sementara itu di rumah Baek Seung Jo, Kedua keluarga berkumpul.

"Ini masih belum waktunya. Mereka anak-anak. Tak perlu seperti itu" ucap ibu Seung Jo.

"Hanya karena pembicaraan pernikahan, bukan berarti semuanya akan langsung terjadi" ucap Ayah Seung Jo.

"Ini akan menjadi tak nyaman, tidak, aku yang tak nyaman" ucap ayah Ha Ni.

"Gi Dong-shi!" seru ibu Seung Jo.

"Terima kasih atas apa yang telah kalian lakukan. Sudah dua kali...Aku akan segera membayarmu" ucap ayah Ha Ni seraya menepuk tangan ayah Seung Jo.

Seung Jo dan Ha Ni memasuki rumah dalam keadaan basah, sang adik pun bangkit menghampirinya. kedua orang tua mereka pun langsung berbalik melihat mereka,

"Oh sayang! Apa yang terjadi pada kalian berdua? Kalian bisa terkena flu. Cepat, naik dan ganti baju" ucap ibu Seung Jo.

"Ya" ucap Ha Ni lalu mereka berdua pun beranjak naik tangga.

"Hyung! Oh Ha Ni akan keluar" ucap si adik. Ha Ni dan Seung Jo menghentikan langkahnya. dan memandang ke arah keluarga, ayah Ha Ni pun menjawab dengan anggukan.

Seung Jo langsung menggenggam tangan Ha Ni sehingga Ha Ni kaget. Ia pun langsung memandang Seung Jo.

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan" ucap Seung Jo.

"Padaku? Oke, ganti baju dulu, lalu..." ucap ayah Ha Ni memerintahkan mereka.

"Aku... ingin menikah dengan Oh Ha Ni" ucap Seung Jo yang tentu saja membuat Ha Ni, orang tua mereka dan Eun Jo terperangah kaget.

"Apa?" seru ayah Seung Jo terperangah.

"Seung Jo..." ucap Ibu Seung Jo kaget.

"Tentu saja, bukan sekarang, tapi setelah kami lulus,

dan perusahaan ayah mulai membaik, jika anda menerimanya, ayah" seru Seung Jo.

"A... apakah kamu serius sekarang?" tanya ayah Ha Ni kaget.

"Ya" jawab Seung Jo dengan mantap.

"Kamu sudah tahu, tapi Ha Ni tak pandai dalam segala hal" ucap ayah Ha Ni.

"Aku tahu" ucap Seung Jo.

"Dan dia tidak begitu cemerlang" ucap ayah Ha Ni.

"Aku tahu"ucap Seung Jo sambil tersenyum.

"Dan dia tak bisa memasak" ucap ayah Ha Ni sambil tersenyum.

"Aku tahu dengan baik"ucap Seung Jo.

"Dia sembrono dan mudah celaka" ucap ayah Ha Ni..

"Sangat" ucap Seung Jo tertawa.

"Meskipun begitu, Dia cemerlang dan sangat bagus dalam melakukan hal yang baik. Dia memiliki sisi imut dalam dirinya" ucap ayah Ha Ni dengan bersemangat.

"Ya. Aku sangat tahu itu" ucap Seung Jo sambil tertawa. Ha Ni tersipu malu di sebelahnya.

"Baiklah karena Ha Ni sangat menyukaimu" seru ayah Ha Ni terharu, namun belum selesai ia bicara, ibu Seung Jo langsung berteriak kesenangan seraya menghampiri Seung Jo dan Ha Ni.

"Ha Ni! Ini berubah sangat baik! Ini hebat! Hei Baek Seung Jo! Mengapa kamu sangat keren?" seru Ibu Seung Jo sambil memeluk Ha Ni. Ayah Ha Ni dan Ayah Seung Jo pun tertawa bahagia, Hanya Eun Jo yang tampak murung, kecewa dengan perubahan sikap abangnya.

Ha Ni berdiri di serambi kamarnya, memandangi pemandangan malam, Seung Jo muncul mendekatinya,

"Kamu tidak tidur?" tanya nya pada Ha Ni.

"Ya..." ucap Ha Ni tersenyum-senyum sendiri.

"Hujannya berhenti" ucap Seung Jo lagi.

"Oh..."ucap Ha Ni masih tersenyum sendirian.

"Karena hujannya telah berhenti, langitnya tampak jelas" ucap Seung Jo masih berbasa-basi.

"Betul" ucap Ha Ni membenarkan perkataan Seung Jo.

"Kamu tak dingin? Aku akan tidur duluan" ucap Seung Jo memandang Ha Ni kemudian berbalik arah ingin meninggalkan Ha Ni. Namun tangan Ha Ni meraih tangan Seung Jo, sehingga ia menghentikan langkahnya, "Apa?" ucapnya memandang Ha Ni. Ha Ni hanya tertawa.

"Apa ini?" tanya nya lagi.

"Hanya saja, kalau kamu pergi tidur seperti ini, saat pagi tiba, Bagaimana jika kamu kembali menjadi Baek Seung Jo yang dingin? Itu yang aku pikirkan" ucap Ha Ni sambil tertawa.

"Kalau begitu, kamu ingin kita tidur bersama malam ini?" tanya Seung Jo menggoda Ha Ni.

"B... bukan seperti itu" ucap Ha Ni malu-malu.

"Baiklah. Ayo disini sebentar lagi" ucap seung Jo lalu memeluk Ha Ni dari belakang.

"Bahkan aku tak bisa membayangkannya, bahwa kamu akan menyukaiku" ucap Ha Ni sambil tersenyum.

"Aku juga" ucap Seung Jo. Ha Ni berbalik arah dan memeluk erat Seung Jo, "Aku menyukaimu. Aku teramat sangat menyukaimu" ucap nya.

Sementara itu ibu Seung Jo ditemani Eun Jo sibuk merekam adegan mesra anaknya,"Ibu, akankah ibu hentikan itu?" rengek Eun Jo.

"Hei! Shh!" gumam sang ibu.

Joon Gu tampak stress di warung ayah Ha Ni. Ia terbayang kejadiannya bersama Ha Ni beberapa saat lalu.

"Kenapa aku melakukannya?! Jika aku tiba-tiba seperti itu, maka perasaannya padaku hanya akan berkurang. Joon Gu, sungguh, ada apa denganmu?" gumamnya sendirian sambil memukul meja.

Ha Ni masih terjaga di kamarnya, ia sibuk merenung membayangkan semuanya yang terjadi hari ini bersama Seung Jo. Ia tertawa sendiri. Di kamar sebelah Seung Jo juga tidak bisa tidur, ia merenung di tepi jendela. Seung Jo mendengar suara Ha Ni, ia pun menoleh ke arah kamar Ha ni, "Kamu tidak tidur?" tanya nya. Ha Ni kaget lalu ia bergegas pelan-pelan ke arah tempat tidur. Seung Jo tertawa mendengar suara gerak perpindahan Ha Ni.

Di kedai, Joon Gu sibuk menata makanan sambil bergumam sendiri,"Ha Ni...Aku salah kemarin. Makan ini dan maafkanlah aku, oke?"

Ayah Ha Ni pulang dari pasar, karena mendengar suara Joon Gu, ia berfikir sudah ada pelanggan yang datang. Ia pun mendekati Joon Gu,

"Aigoo! Hei Joon Gu! Kenapa kamu sudah ada disini?" tanya sambil meletakkan belanjaan.

"Oh Chef, anda sudah pergi ke pasar?" tanya Joon Gu.

"Ya, betul. Tapi apa ini semua? Pagi-pagi begini? Kenapa kamu membungkus makan siang? Yah, bahkan ada sayap ayam" tanya ayah Ha Ni sambil mencicipi sayap ayam.

"Aku mempersiapkannya untuk Ha Ni" jawab joon Gu.

"Ha Ni?" tanya ayah Ha Ni kaget.

"Ah, ya. Sebenarnya, aku... ke Ha Ni...Bukan apa-apa!" ucap Joon Gu kemudian.

"Ini sungguh indah" ucap Ayah Ha Ni memuji kreatifitas Joon Gu.

"Mereka juga sudah memiliki nama. Ini dipermanis dengan madu (honey), jadi ini disebut "Oh Ha Ni"." ucap Joon Gu menunjuk makanan yang dimaksudnya.

"Oh. Ha. Ni." ucap ayah Ha Ni tertawa.

"Fokus dari yang ini adalah sayap ayamnya, jadi ini disebut "Bong Joon Gu"" ucap Joon Gu lagi sambil menunjukkan makanannya.

"Oh Ha Ni, Bong Joon Gu" ulang ayah Ha Ni sambil tertawa.

"Bagaimana jika kita membuat Sok Pal Book Lunch box (kotak makan siang)?" ucap Joon Gu.

"Sok Pal Book Lunch box?" tanya ayah Ha Ni sambil berfikir."Ah, biarkan aku memikirkannya lebih dahulu" ucapnya kemudian.

"Ya! Oh Ha Ni~ Bong Joon Gu~ ! Selesai" ucap Joon Gu sambil bernyanyi kecil.

Ha Ni mengobrol bersama teman-teman di taman kampusnya,

"Apa? Apakah ini lelucon?" tanya temannya.

"Ini kenyataan! Dia mengatakannya didepan semua orang tua!" ucap Ha Ni bersemangat.

"Baek Seung Jo? Bukan Bong Joon Gu?" ulang temannya lagi.

"Ya" ucap Ha Ni sambil tertawa.

"Kenapa? Kenapa dia tiba-tiba ingin menikahimu?" tanya temannya lagi.

"Aku tak yakin. Mungkin akhirnya dia menyadari perasaanku. Dia mengetahui itu adalah cinta. Kisah cerita seperti itu" Ha Ni menjelaskan.

"Lalu kamu akan langsung menikah?" tanya si teman.

"Masih lama, tidak sebelum kami lulus." ucap Hani

"Wow, Oh Ha Ni, itu hebat! Hei! Aku ingin menjadikanmu guru hidupku!" seru si teman.

"Kenapa kamu ini!" ucap Hani Malu.

"Ngomong-ngomong, selamat, mengejar-ngejar selama 4 tahun akhirnya terbayarkan!" ucap teman satunya lagi.

"Akhirnya kamu mendapatkannya! Selamat!"jerit temannya.

"Terima kasih"ucap Ha Ni.

"Kamu sebegitu menyukainya?! Ya, dia menyukainya! Ah, lalu... bagaimana tentang Bong Joon Gu? Ah, benar. Dan Yoon He Ra...?" tanya si teman.

"Seung Jo bilang dia akan memberitahu He Ra. Dan aku harus memberitahu Joon Gu" ucap Ha Ni.

Joong Gu mendatangi kampus Ha Ni dan membawakan lunch Box yang sudah ia siapkan. ia melihat keramaian, lalu segera mendatanginya, ia kaget karena sumber keramaian itu adalah pengumuman pertunangan Ha Ni dan Seung Jo. Joon Gu tertunduk lemas memandangi lunch box nya.

Seung Jo berbicara dengan He Ra di taman,

"Ini lebih cepat dari yang kupikir. Aku tahu kalau suatu hari kamu akan menyadari perasaanmu yang sebenarnya, tapi hari ini datang lebih cepat dari yang kupikir" ucap He Ra.

"Aku juga tak tahu kalau ini akan terjadi. Kamu tahu?" ucap Seung Jo.

"Ibumu juga tahu, kan?" ucap He Ra

"Oh Ha Ni sungguh susah di pahami. Seperti menyelesaikan permasalahan tanpa jawaban.Itulah mengapa sangat susah" ucap Seung Jo sambil tersenyum. He Ra tersenyum mendengar pernyataan Seung Jo.

"Tapi kamu tak ingin mengakuinya, bukan? Bahwa Baek Seung Jo memiliki masalah yang seberapapun susahnya dia mencoba, dia tak bisa menemukan jawabannya" ucap He Ra.

"Bagaimana bisa kamu mengetahuiku sebegitu baiknya?" tanya Seung Jo. He Ra hanya tersenyum mendengarnya.

"Tapi sekarang tidak susah lagi?" ucap He Ra.

"Itu susah saat aku mencoba untuk tidak dikontrol oleh perasaan itu. Tapi saat aku mengakuinya, "aku sungguh menyerah pada bocah ini". Sekali aku pasrah, itu tak lagi susah. Sekarang ini menyenangkan" ucap Seung Jo sambil tersenyum.

"Hei! Kamu datang meminta maaf, tapi tidakkah kamu menyombong berlebihan?"ucap He Ra.

"begitukah? Oke. Aku dengan tulus meminta maaf. Tapi aku hanya bercanda. Aku sungguh merasa kita berdua sangat cocok. Saat aku bersamamu, aku sangat nyaman" ucap Seung Jo sambil memandang He Ra.

"Kamu kabur ke aku yang menyenangkan untuk menghindari si susah Ha Ni, hah?" ucap He Ra sambil merengut.

"Maafkan aku" ucap Seung Jo.

"Kamu tak bilang kamu tidak begitu. Tapi bagaimana lagi? "Aku baik-baik saja." Aku tak bisa bilang begitu" ucap He Ra. Seung Jo terdiam mendengar pernyataan He Ra.

"Takut? Oke. Aku menerimanya" ucap He Ra menggoda Seung Jo. Ia pun bangkit lalu mengulurkan tangannya, "Selamat atas pernikahanmu" ucapnya.

"Itu masih lama!" ucap Seung Jo.

"Aku mengucapkannya diawal, kalau begitu" ucap He Ra tersenyum.

"Oke" ucap Seung Jo lalu bangkit membalas uluran tangan He Ra.

"Apa ini? Aku berusaha membuang perasaanku. Mengapa tanganmu sangat hangat?" ucap He Ra tersenyum simpul.

"Kamu benar-benar gadis yang baik"ucap Seung Joo.

"Aku tahu" ucap He Ra. Mereka kemudian melepaskan tangan mereka, He Ra tersenyum getir, terlihat jelas kalau ia menahan perasaannya.

Di kedai, Joon Gu duduk sedih memandangi foto Ha Ni. Para karyawan lainnya menawari Joon Gu makan, namun ia menolak. Ia pun menyerahkan lunch box kepada para karyawan tadi. Para karyawan memuji masakan Joon Gu, namun Joon Gu malah memikirkan Ha Ni.

Ha Ni mencoba menghubungi ponsel Joon Gu, Sementara itu, Joon Gu sibuk bersih-bersih di kedai. Hp Nya berdering, Joong Gu pun melihat Hp nya, begitu ia tahu Ha Ni yang menghubunginya, ia mengabaikan panggilan tersebut. Ha Ni kepikiran kejadian semalam yg terjadi antara ia dan joon Gu, namun sesaat kemudian fikirannya beralih ke Seung Jo. Ia mendengar bisik-bisik temannya membaca pengumuman pertunangannya di mading, mereka ada yang memuji, ada juga yang mencela Ha Ni. Ha Ni hanya memasang wajah jutek mendengar semuanya.

Di tempat lain, He Ra mencoba melepas stress dengan bermain tenis,ia teringat semua akan memori kebersamaannya bersama Seung Jo, ia pun semakin kuat memukul bola tenis. sementara itu dari luar lapangan Senior Kyung So mengawasinya. Ia pun bergegas membeli minuman untuk He Ra. Namun karena ia tidak tahu apa minuman kesukaan He Ra, ia jadi stress sendiri. He Ra bermain tenis hingga malam hari, Senior menungguinya dari belakang sambil membawa minuman.

Tepat ketika He Ra hendak memukul bola terakhir, tangannya sakit, ia pun mengaduh. He Ra terduduk di lapangan, Senior pun menanyakan kondisinya, He Ra heran melihat senior membawa Bir. Namun karena haus, He Ra mengambil bir tersebut, tapi entah mengapa kaleng bir sulit terbuka. Senior menawarkan diri untuk membukanya, namun He Ra menolak. Ia mengutuk kesal dan meneteskan air mata. Senior yang melihatnya pun menyuruh He Ra menangis saja tak usah malu, He Ra pun menangis di pundak Senior. Senior pun ikut menangis, namun ia merasa canggung dengan keadaan ini, sebenarnya ia ingin memeluk pundak He Ra untuk menguatkannya, tapi ia segan.

Di tempat lain, Joong Gu bermain kembang api sendirian sambil minum bir. Ia pun bergumam," Ha Ni, aku sungguh ingin melakukan hal ini bersamamu". Lalu Hp nya berbunyi yang tak lain adalah telpon dari ayah Hani. Di tempat lain Ha Ni berjalan di keramaian malam.

Ha Ni mendatangi kedai ayahnya, ia memandangi Joon Gu, kemudian masuk menghampiri Joon Gu. Mereka merasa saling tidak enak, akhirnya Joon Gu memulai percakapan dengan menyerahkan dompet ayah Ha Ni yang tertinggal. Joong Gu sibuk kembali dengan pekerjaannya, Ha Ni memujinya. Lalu terdengar suara orang masuk, mereka pun menoleh ke arah datang suara, ternyata Seung Jo yang datang. Seung Jo menghampiri mereka. Seung Jo mengajak Joon Gu bicara, namun Joon Gu menolak dan menyuruh Seung Jo pergi, akhirnya Seung Jo berbicara di tempat itu juga,

"Aku...Menyukai Oh Ha Ni. Kami tak perlu ijinmu untuk berpacaran, tapi ini penting bagi Ha Ni. Akan jadi baik jika kamu melepaskannya. Jika kamu melepaskannya, maka semuanya akan menjadi baik" ucap Seung Jo yang membuat Ha Ni dan Joong Gu kaget.

"Hei! Itu hal bodoh yang harus diucapkan. Melepaskan... melepaskan apa? Hei Baek Seung Jo. Selama ini kamu telah sangat jahat pada Ha Ni.Sekarang apa yang sedang kamu coba katakan? Tampaknya kamu tak tahu. tapi selama 4 tahun, aku menyukai Ha Ni" seru Joon Gu kesal.

"Joon Gu. Maafkan aku" ucap Ha Ni lirih.

"Mengapa kamu minta maaf?" ucap Joon Gu.

"Tentu saja aku minta maaf dan bersyukur. Tapi sungguh..." ucap Ha Ni namun terpotong,

"Tak apa. Jangan ucapkan itu. Aku sudah tahu. Aku sudah melihatnya" ucap Joon Gu sambil membalikkan badan membelakangi Seung Jo dan Ha Ni.

"Ah Oh Ha Ni, sungguh..Kamu benar-benar tidak memiliki selera terhadap laki-laki. Nantinya, bahkan jika kamu menyesalinya,

Aku tak akan melakukan sesuatu. Kamu tak apa dengan itu? Lihat? Bahkan kamu tak bisa merespon dengan cepat" ucap Joon Gu, Ha Ni hanya terdiam sedih.

"Baek Seung Jo. Apa yang akan kamu lakukan? Ha Ni tak bisa memberi respon" ucap Joon Gu sambil berbalik memandang Seung Jo.

"Ya. Aku takut" ucap Seung Jo.

"Seung Jo. Cukup tahu kalau aku akan selalu mengawasimu. Jika kamu membuat air mata keluar dari mata Ha Ni, Aku akan membuat air mata darah keluar dari matamu" ancamnya pada Seung Jo.

"Aku akan mengingatnya" ucap Seung Jo.

Ayah Ha Ni ingin masuk ke kedai,namun karena melihat Ha Ni dan Seung Jo di dalam, ia batal dan bersembunyi. Seung Jo dan Ha Ni meninggalkan kedai. Sang ayah pun memandangi kepergian mereka. Lalu memandang ke dalam kedai.

Seung Jo berjalan ke arah mobilnya, dan Ha Ni kaget melihat mobil tersebut, "Apa ini?" serunya.

"Masuk" ajak Seung Jo. Ha Ni pun berjalan ke arah pintu mobil.

"Mobil apa ini?" serunya setelah masuk ke dalam mobil.

"Ini mobil perusahaan. Sekarang aku menggunakannya. Aku hanya merasa tak nyaman menggunakan mobil ayah" ucap Seung Jo menjelaskan.

"Wow...Ini bagus! Kalau begitu, haruskah kita pergi jalan-jalan?" seru Ha Ni sambil tersenyum.

"Jangan berpikir seperti itu. Mobil ini hanya untuk keperluan perusahaan saja" ucap Seung Jo ketus. Ha Ni pun memasang wajah jutek.

Di kedai, ayah Ha Ni mengajak Joon Gu minum.

"Chef..." seru Joon Gu.

"Ya, Joon Gu?" jawab ayah Ha Ni.

"Anda tahu, aku...ingin memanggilmu ayah. Aku benar-benar ingin memanggilmu "ayah mertua". Ayah mertua-ku." ucap Joon Gu sambil menangis. Ayah Ha Ni hanya bisa diam sambil menuangkan minuman untuk Joon Gu.

Di Kantor, Ayah Seung Jo sedang berbicara dengan direktur.

"Aku sungguh minta maaf atas apa yang terjadi dengan cucu anda. Ini sepenuhnya kesalahan saya. Bangkrut dan semuanya Seung Jo dapat dipercaya, tapi dia masih sangat muda. Dia tidak..." ucap ayah Seung Jo menjelaskan namun terpotong,

"Anda tak perlu berbasa-basi. Investasi saya sudah terdaftar, dan karena semua ini terjadi, investasi saya tak lagi ada. Simpel." ucap direktur.

"Tapi tetap... game ini hampir sempurna dan anda benar-benar menikmatinya.." ucap ayah Seung Jo mencoba menjelaskan kembali.

"Saya bukan orang sebaik itu. Saya tak bisa memisahkan bagaimana perasaan saya dan apa yang seharusnya saya lakukan! " ucap direktur masih bersikeras.

"Karena tertarik, game ini mungkin disukai." ucap ayah Seung Jo. pintu kantor di ketuk, Seung Jo pun masuk.

"Seung Jo!" bisik ayah Seung Jo.

"Kamu datang untuk menyaksikan hukuman untuk dirimu?" seru direktur.

"Tidak. Aku menyelesaikan masalah sendiri dengan cucumu. Hari ini, aku datang untuk berbicara mengenai bisnis." ujar Seung Jo.

"Seung Jo" bisik ayah nya.

"Apa?!" teriak direktur.

"Meminta maaf atas apa yang terjadi, aku tak yakin He Ra akan menginginkannya. Untuk alasan apapun, meletakkannya pada posisi yang disakiti...posisi untuk menerima permintaan maaf, aku tak yakin dia menyukainya. Aku memiliki pribadi mirip dengannya, jadi aku sedikit tahu tentang dia" ucap Seung Jo.

"Lalu? Kamu tak akan meminta maaf pada He Ra tetapi kamu masih ingin saya untuk investasi?" seru Direktur sambil tersenyum sinis.

"Ya"ucap Seung Jo.

"Seung Jo!" bisik ayahnya mengingatkan Seung Jo namun tidak di gubrisnya.

"Tolong berinvestasi. tapi anda tak perlu berinvestasi di perusahaan kami. Game kami, kami bisa menyerahkannya pada perusahaan lainnya. atau perusahaan anda bisa sepenuhnya menanganinya. Dimanapun itu, tolong ijinkan kami memiliki pelayanan game ini. Selama 2 bulan ini pegawai kami bekerja siang dan malam, bahkan mengesampingkan bayaran mereka. Mereka bekerja sangat keras dan hasilnya bagus. Tak apa jika anda ingin mencampakkan perusahaan kami, tapi tolong setidaknya ijinkan game ini menyaksikan lampu sorot dan tolong selamatkan para pekerja kami." ujar Seung Jo sopan. Ayah Seung Jo tertunduk mendengar penjelasannya, sedangkan direktur hanya tersenyum sinis.

"Menyerah pada hal dibawah saya karena anda tidak menyukai saya..."ucap Seung Jo lagi, namun di potong oleh direktur.

"Itu kekanak-kanakan? Kamu menguliahi saya sekarang, ya?" seru direktur.

"Bukan begitu" ucap Seung Jo.

"Baek Seung Jo! Saya tidak menyukaimu" bentak direktur sehingga ayah Seung Jo kaget.

"Aku sungguh minta maaf" ucap Seung Jo.

"Setidaknya kamu seharusnya memohon sesuatu. Berinvestasilah pada kami atau ini adalah akhir perusahaan kami. Aku bersalah pada He Ra. Tolong maafkan aku. Kamu harus memohon seperti itu, bajingan. Seperti itu maka aku akan tergerak dan menandatangani kontrak. Idiot." seru direktur kemudian ia meminta asistennya membawakan stempel untuk menandatangani kontrak. Ayah Seung Jo tersenyum pada Seung Jo.

"Terima kasih banyak" ucap Seung Jo sambil tersenyum.

"Kamu tak bisa mencuri uangku.Bayar aku kembali berlipat-lipat" seru direktur.

"Ya, akan saya lakukan" ucap Seung Jo bahagia.

"Terima kasih" ucap ayah Seung Jo.

Di rumah, semua anggota keluarga berkumpul di ruang keluarga membahas peluncuran game,

"Jadi peluncurannya minggu depan?" tanya ibu Seung Jo.

"Ya. Selama tak ada masalah" jawab Seung Jo.

"Seung Jo, kamu sangat menakjubkan" ucap ayah Ha Ni sambil menepuk pundak Seung Jo.

"Aku sungguh berhutang budi padamu kali ini. Aku sangat terkejut. Membuatku heran apakah kamu benar-benar anakku. Kamu keren. Tapi kamu tak bisa sombong di depanku. Kamu pikir aku telah melewatinya hanya sekali atau dua kali?" ucap ayah Seung Jo sambil tertawa.

"Ya, pasti telah seperti itu." jawab Seung Jo menanggapi ucapan ayahnya.

"Ya, itulah mengapa kamu harus keluar sekarang. Kamu sudah cukup mengerjakannya, jadi kamu bisa berhenti. Saatnya untukmu memilih jurusan untuk tahun depan. Kamu harus masuk sekolah kedokteran" ucap sang ayah sambil tersenyum. Semuanya tersenyum, Seung Jo heran tidak percaya.

"Tapi tak ada jaminan bahwa game ini akan sukses. Lalu, kita baru saja berhutang, dan kesehatan ayah..." ucap nya namun terpotong oleh ucapan san ayah.

"Barusan kubilang jangan menyombong! Aku sangat terkenal di dunia industri game di negara ini! Kamu jangan coba-coba melewatiku! Seung Jo, jangan kamu berani mencuri tempatku. Aku akan menjalankannya selama dua puluh tahun kedepan." ujar ayahnya sambil pura-pura marah. Seung Jo tertawa melihat sikap ayahnya.

"20 tahun? Dan setelah itu?" ucap ayah Ha Ni sambil tertawa.

"Ada aku! Aku lebih hebat soal game dibandingkan hyung (kakak). Dia tidak suka game, dan dia tidak jago memainkannya. Jika aku bekerja keras dari sekarang, aku bisa jadi ahli waris yang handal." ucap Eung Jo bersemangat, semua keluarga tertawa mendengarnya, Ha Ni langsung mengelus kepala Eun Jo.

"Jadi, Seung Jo hyung, jadi dokter. Jadilah dokter dan sembuhkan anak-anak seperti No Ri.No Ri sakit lagi" ucap Eun Jo kepada Seung Jo.

"Aku dengan cepat menyelamatkan perusahaan ini, tapi tampaknya aku dengan cepat dikeluarkan." ucap Seung Jo sambil tersenyum.

"Ya, dan sesegera game ini diluncurkan, ayo masukkan dia ke sekolah kedokteran!" ucap ibu Seung Jo. Ha Ni tersenyum sambil memandangi Seung Jo.

Ha Ni duduk di taman kampus bersama dua orang temannya, sambil mengobati luka temannya, mereka pun mengobrol masalah kesibukan aktifitas mereka. Sementara itu Seung Jo sedang mempresentasikan gamenya. dan acara peluncuran game pun berjalan sukes.

Di ruangan kerja direktur, He Ra dan kakeknya menonton acara wawancara Seung Jo.

"Sesuai harapan! Tidakkah dia baik, kakek?" ucap He Ra sambil tersenyum pada kakeknya.

"Ya. Dia sangat dibutuhkan" ucap sang kakek.

"Tentu saja! Akankah aku menyukai orang yang sepele/biasa?" ucap He Ra sambil memasang wajah manja.

"Itu masa lalu. Kalau begitu, kamu sudah menghapus perasaanmu? Kamu sangat kecewa dengan akhirnya" ucap sang kakek.

"Melihatnya lagi, aku jadi serakah lagi. Ah, melelahkan" ucap He Ra.

Di kedai, Joon Gu sibuk mencuci piring sambil menonton acara wawancara Seung Jo, ia pun bergumam sendiri sambil tersenyum, "Baiklah, Baek Seung Jo. Mari kita berusaha yang terbaik"

Ayah dan Ibu Seung Jo, Eun Jo, dan Ha Ni sedang makan bersama sambil membahas acara peluncuran game,

"Di internet, respon dari game ini meledak" ucap ibunya

"Bahkan walau dia adalah anakku, Seung Jo sungguh menakjubkan" ucap si ayah.

"Ha Ni, Aku melihat webtoon yang Min Ah pasang di internet. Sungguh lucu" ucap ibu Seung Jo pada Ha Ni.

"Begitukah? Belakangan webtoon nya sangat populer. Kurasa pada waktunya dia bisa berada diantara kartunis yang paling terkenal" ucap Ha Ni sambil tersenyum.

"Itu hebat" ucap ibu Seung Jo.

"Aku tahu. Aku senang karenanya" ucap Ha Ni.

"Kulihat karena dia sangat berbakat dia sudah menciptakan namanya sendiri. Kudengar mendapat pekerjaan setelah lulus sangat susah belakangan ini, jadi mereka mewawancarai gila-gilaan. Baik untuk dia. Walaupun susah begitu, aku dengar didunia ini ada banyak murid yang tidak peduli. Temanmu itu pasti sangat bekerja keras" ucap ayah Seung Jo sambil tersenyum kepada Ha Ni.

"Ya, mereka bekerja keras" ucap Ha Ni dengan senang karena temannya di puji.

"Murid yang "tidak peduli sama sekali" itu, juga ada satu orang dirumah kita." celetuk Eun Jo.

"Kamu... lagi-lagi!" ucap ibunya sambil menyenggol pundak Eun Jo.

"Oh, Ha Ni, ada sesuatu yang dikirim kampus untukmu. Eun Jo, ambilkan barang yang ada di paling atas sana" ucap ibunya sambil menunjuk letak amplop. Eun Jo pun bergegas mengambil amplop tersebut.

"Ini" ucap ibu Seung Jo sambil menyerahkan amplop pada Ha Ni. Ha Ni pun membuka amplop tersebut.

"apa itu: tanya ibu Seung Jo.

"Kartu laporan..." jawab Ha Ni. Eun Jo pun mulai mengolok-olok Ha Ni.

Ha Ni duduk di tempat tidur dalam kamarnya, ia tampak stress melihat hasil lapornya.Beberapa saat kemudian Seung Jo masuk ke dalam kamarnya.

"Bagaimana ini?!" rengeknya kepada Seung Jo sambil memegang tangan Seung Jo. Seung Jo hanya diam saja memandangi Ha Ni. Ha Ni tersadar kemudian melepaskan tangannya dan kembali duduk di tempat tidur sambil terdiam.

"Aku kalkulasi kreditku dan menenangkan diri. kurasa tak apa-apa. Kreditku tidak cukup" ucap Ha Ni sambil memasang wajah memelas.

"Kalau begitu mungkin ada kesalahan dalam menghitung kreditnya" ucap Seung Jo.

"Hah? Tampaknya seperti itu. Apa yang harus kulakukan?" ucap Ha Ni kaget.

"Kalau kreditmu tak cukup, maka terpaksa kamu harus menjalaninya lagi. Tak ada gunanya datang padaku dan menangis. Kamu sendiri yang menyebabkan hasilnya seperti itu, jadi kamulah yang harus menanggungnya" ucap Seung Jo mulai jutek.

"Aku tahu sekali" ucap Ha Ni tertunduk lesu.

"Kalau begitu, baiklah." ucap Seung Jo lalu berbalik arah meninggalkan kamar Ha Ni.

"Tunggu..." ucap Ha Ni, Seung Jo pun menghentikan langkahnya dan memandang Ha Ni.

"Kupikir aku hanya tak bagus dalam belajar. Haruskah aku menyerah sekolah? Aku telah berusaha dengan caraku sendiri. Tampaknya levelku tak meningkat" ucap Ha Ni.

"Karena jika kamu melakukannya maka kamu bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengekoriku?" seru Seung Jo sambil menatap tajam Ha Ni.

"Tepatnya bukan seperti itu" ucap Ha Ni.

"Bagaimana dengan ketika semua orang belajar mati-matian demi nilai yang bagus supaya mereka bisa memperoleh pekerjaan? Apa yang kamu lakukan? Sudahkah kamu memikirkan karir masa depanmu? Kamu tak berpikir masalah menuju kehancuran dan itulah kenapa perhitunganmu salah dan kreditmu tidak bertambah" ucap Seung Jo.

"Baek Seung Jo!" ucap Ha Ni lirih.

"Aku salah?" ucap Seung Jo sambil melotot.

"Kamu tak tahu perasaanku. Kamu pandai dalam segala hal bahkan tanpa kamu mencobanya, baik dalam tingkatan maupun olahraga. Kamu terkenal diantara para gadis. Baek Seung Jo, kamu tak mengerti perjuangan orang lain. Orang sepertimu tak bisa mengerti perasaanku" ucap Ha Ni kesal.

"Kalau kamu tak punya ketekunan, apa yang tersisa darimu? Kalau begitu kamu...tidak punya daya tarik" ucap Seung Jo. Ha Ni mulai memasang wajah jutek mendengar ucapan Seung Jo tersebut.

"Kamu orang yang sedingin ini. Baek Seung Jo" ucap Ha Ni lalu berdiri memakai mantelnya.

"Kamu mau kemana?" tanya Seung Jo.

"Kemana saja" jawab Ha Ni kesal.

"Ada tempat yang bahkan bisa kamu datangi di tengah malam seperti ini?" tanya Seung Jo. Ha Ni berfikir sejenak,

"Ada. Aku bisa saja pergi ke pria lain" ucap Ha Ni kesal.

"Jadi kamu punya keberanian macam itu? Bong Joong Gu atau...Kyung So sunbae?" ucap Seung Jo sambil tersenyum.

"Bahkan walau kamu nanti menyesalinya, aku tak akan peduli" ucap Ha Ni.

"Silahkan lakukan" ujar Seung Jo kemudian meninggalkan kamar Ha Ni.

Ha Ni meninggalkan rumah Seung Jo sambil membawa koper besar, ia bergumam sendiri,"Kamu kelewatan, Baek Seung Jo! Aku sudah marah karena kreditku, dan kamu bertindak kelewatan. Secerianya aku, aku juga masih bisa terluka. Yang aku inginkan adalah kamu sedikit menenangkanku. Baek Seung Jo berdarah dingin!"

Seung Jo mengambil minuman, sang ibu menghampirinya,

"Kamu bilang apa pada Ha Ni? Dia tipe gadis yang tak mudah menyerah, bahkan saat kamu menjahatinya. Beritahu. Kamu bilang apa padanya? Apa yang kamu ucapkan hingga dia bisa pergi?" tanya ibunya

"Mungkin dia pergi ke tempat temannya. Disamping itu, aku tidak berkata berlebihan. Aku hanya memberinya motivasi karena tampaknya dia diberi peringatan akademik" ucap Seung Jo.

"Kamu sungguh, ibu kira kalian baik-baik saja. Kenapa kamu seperti itu lagi?" ucap ibunya.

"Ini kesempatan yang bagus. Dia perlu berpisah dariku untuk sementara, jadi dia bisa memikirkan dirinya sendiri" ucap Seung Jo.

Ha Ni mendatangi salon tempat kerja Jo Ri, Jo Ri sedang menyapu sisa potongan rambut. Ha Ni memanggil Jo Ri, Jo Ri kaget melihat kedatangan Ha Ni membawa koper besar.

"Ha Ni! Kenapa kamu disini?" tanya nya heran.

"Aku...Aku kabur dari rumah" jawab Ha Ni.

"Apa?" seru Jo Ri kaget.

Ha Ni, Jo Ri, dan Min Ah pergi ke cafe, mereka pun minum untuk menghilangkan stress.

"Kamu gagal di salah satu kelasmu, ya? Jadi kamu bertengkar dengan Baek Seung Jo? Pertengkaran kekasih?" ujar Jo Ri

"Hei! Aku sedang tidak mood bercanda!" ujar Ha Ni kesal.

"Bahkan walau kamu benar-benar marah, siapa yang akan pergi dari rumah begitu saja?" ucap Min Ah.

"Dia mungkin akan datang mencarinya" ucap Jo Ri.

"Benarkah?" ucap Ha Ni senang.

"Aku tak tahu. Sudah lama kita tidak minum bir sebaik ini, ayo minum!" ucap Min Ah.

"Ya! Minum!" ucap Jo Ri, Mereka pun mengadu gelas minuman mereka. Namun Ha Ni terlihat murung.

"Jangan cemas dan minum saja. Kamu bisa bermalam ditempatku" ucap Min Ah.

"Terima kasih" ucap Ha Ni.

Setelah bosan minum, mereka bertiga pulang naik taksi, Jo Ri tertidur di bahu Ha Ni, Sedangkan Ha Ni terlihat sedang berfikir, ia bergumam dalam hati, "Apakah Seung Jo sudah tidur? Tidak, tak mungkin. Karena aku pergi seperti itu, dia pasti cemas hingga tak bisa tidur. Akankah dia datang mencariku? Haruskah aku mengirimnya pesan agar setidaknya dia tahu aku ada dimana? Bagaimanapun juga, tampaknya aku kelewatan. Berkata kalau aku akan pergi ke pria lain. Besok dia akan mencariku, kan? Mungkin dia sedang intropeksi, kan? Baek Seung Jo, Aku kesepian tanpamu. Ini mengecewakan, tapi...Aku merindukanmu, Seung Jo!"

Keesokan harinya, Ha Ni pergi ke kampus dengan ceria bersama kedua temannya.

"Oh Ha Ni, tampaknya kamu tidak tidur nyenyak. Kalau kamu merindukan Seung Jo, pulanglah ke rumah" goda Min Ah.

Aku tak bisa menyerah sekarang karena aku sudah sejauh ini. Ini kesempatan yang baik untuk membuat Seung Jo sadar betapa berharganya kehadiranku. Aku tak bisa terus-menerus jadi satu-satunya yang berkata aku menyukainya" ucap Ha Ni sebal.

"Aigoo, Oh Ha Ni! Baru sekarang kamu menyadarinya? Aku harus pergi. Aku bisa terlambat" ucap Jo Ri. Mereka pun berpisah. Tinggallah Ha Ni dan Min Ah, Min Ah meraih tangan Ha Ni lalu berkata, "Ya, kamu berpikir dengan benar. Kamu seharusnya juga bisa melakukannya".

"Tapi bagaimana keadaan Seung Jo? Haruskah aku mengintipnya dari jauh?" ucap Ha Ni cengengesan.

"Oh Ha Ni!" rengek Min Ah.

"Kenapa? Ini menyenangkan! Melihat wajah penuh perjuangan Seung Jo karena dia merindukanku. Ayo pergi, oke?" ucap Ha Ni penuh percaya diri. Min Ah menutup telinganya, namun apa daya, akhirnya ia ikut menemani Ha Ni mengintip Seung Jo. Seung Jo sedang berkumpul bersama teman-temannya.

"Tampaknya dia bersenang-senang. Dia tidak tampak kesusahan sama sekali." ujar Min Ah memanas-manasi Ha Ni. Ha Ni merasa kesal.

"Aku benar-benar tak akan pulang ke rumah! Tak akan pernah!" ujar Ha Ni kesal.

Sementara itu, di rumah Ayah n Ibu Seung Jo beserta ayah Ha Ni sedang berkumpul minum teh, Ibu Seung Jo tampak murung, ia pun mendesah kecewa.

"Kamu mendesah lagi?" ucap sang suami.

"Ha Ni pergi kemarin dan belum menelepon" ucap ibu Seung Jo.

Seung Jo memasuki rumah, "Aku pulang!" serunya.

"Oh, kamu pulang lebih awal! Bagaimana Ha Ni? Kamu menemukannya?" tanya ibunya dengan antusias.

"Tidak" seru Seung Jo.

"Bagaimana kalau mengakhirinya saja dan bawa dia pulang ke rumah? Ha Ni juga sedang keras kepala sekarang. Dia ingin pulang tapi tak ada kesempatan, jadi dia kesusahan. Bahkan kamu tak tahu itu?" ucap sang ibu merayu putranya. Seung Jo cuek lalu bergegas naik ke kamarnya.

"Bagaimana bisa orang sedingin itu? Oh kasihan Ha Ni!" ucap ibu Seung Jo sedih.

"Ah biarkan saja mereka" ujar ayah Seung Jo.

"Pada akhirnya, ini adalah permasalahan mereka. Tidakkah akan ada hal yang baik terjadi karena Ha Ni berpisah sementara?" ujar ayah Ha Ni bijak.

"Kalau Gi Dong shi juga berkata begitu, apa yang bisa ku lakukan? Ha Ni! Dia baru pergi satu hari dan aku sudah sangat merindukannya" ujar ibu Seung Jo dengan wajah murung.

Min Ah berbicara pada Ha Ni, ia merasa tidak enak harus meminta Ha Ni keluar dari rumahnya karena keluarganya mau datang.

"Maafkan aku. Keluargaku tiba-tiba datang. Kamu akan pulang ke rumah, kan?" ucap Min Ah,

"Hah?" seru Ha Ni kaget.

"Jangan seperti itu dan pulanglah ke rumah. Dia mungkin sudah sedikit kelewatan, tapi kurasa dia mengatakan itu semua demi kebaikanmu. Pulanglah" rayu Min Ah.

"Oke. Kamu pulang duluan" ucap Ha Ni sambil tersenyum.

"Maafkan aku, Ha Ni. Semangat!" ucap Min Ah sambil memegang pundak Ha Ni.

"Aku pergi." ucap Ha Ni kemudian berjalan membelakangi Min Ah, namun beberapa saat kemudian ia menengok kebelakang melihat Min Ah. Min Ah memberinya semangat, ia pun menghampiri Min Ah,

"Masuk duluan. Mereka menunggumu" ujarnya sambil mendorong tubuh Min Ah.

"Hah? Aku pergi. Pulanglah." ucap Min Ah sambil berlari meninggalkan Ha Ni.

Ha Ni berdiri termangu di jalan, ia bergumam sendirian, "Aku akan kemana sekarang? Baek Seung Jo jelek! Bahkan dia tidak cemas! Bagaimana bisa dia bahkan tidak menelepon?"

Di rumah, Seung Jo sedang belajar dikamarnya, namun pikirannya tidak tenang, ia meraih Hp nya dan mencoba menghubungi Ha Ni, namun ia urungkan niatnya.

Ha Ni berjalan di keramaian malam, tiba-tiba ada orang mabuk yang menabraknya, ia ketakutan sehingga berjalan cepat. Dan duduk di pinggir jalan.

Seung Jo menuruni anak tangga, tiba-tiba ibunya lewat dengan tergesa-gesa,

"Ibu mau kemana tengah malam begini?" tanya Seung Jo.

"Karena kamu tidak mencarinya, setidaknya yang bisa kulakukan adalah pergi dan mencarinya sendiri" ucap Ibunya memasang wajah sebal.

"Aku juga cemas. Tapi karena ini terjadi, ibu harus membiarkannya menyelesaikan masalahnya sendiri. Demi kebahagiaan Ha Ni, ini hal yang baik." ucap Seung jo.

"Aku mengerti. Tapi kamu... kamu tahu...? Perasaan seseorang tidak memiliki jawaban seperti permasalahan matematika. Jawaban yang benar... Aku juga tak tahu." ucap ibunya lalu bergegas meninggalkan Seung Jo.

Ha Ni berjalan menyusuri tepi jalan sambil bergumam dalam hati, "Kata-kata Seung Jo benar... Aku selalu bergantung pada orang lain. Aku tak pernah memikirkan diriku sendiri atau melakukan sesuatu untuk masa depanku. Aku masih belum bisa pulang. Aku yang seperti ini tidak berubah sama sekali. Tunggu saja, sebelum kita menikah, aku akan menjadi wanita yang berharga bagimu, Seung Jo". Tiba-tiba perut Ha Ni bersuara, ia pun pergi warung makan di depannya, kebetulan disana sedang membutuhkan tenaga kerja, sehingga Ha Ni bekerja disana.

Keesokan harinya Min Ah cerita kepada Jo Ri bahwa Ha Ni kerja paruh waktu, dan tiba-tiba Seung Jo sudah muncul dihadapan mereka. Mereka pun terkejut.

Sementara itu Ha Ni sibuk bekerja di Restoran. Ha Ni mnegantar pesanan, dan tidak sengaja bertemu He Ra, ia mencoba menghindar, namun He Ra menarik tangannya.

"Oh Ha Ni? Tunggu. Bukankah kamu Oh Ha Ni? Apa yang sedang kamu lakukan disini, Ha Ni? Kamu sedang bekerja?" tanya He Ra.

"Sejenis itu. Ku dengar kamu masuk ke program hukum. Kamu pasti belajar untuk ujian lisensi, ya? Kudengar itu sangat susah." ucap Ha Ni berbasa-basi.

"Jika kamu bukan orang seperti si jenius Baek Seung Jo, maka akan susah untuk melewatinya dalam sekali coba. Bahkan ada orang yang telah mengambil tes selama 12 tahun" ucap He Ra.

"Kalian sangat beruntung segalanya sangat mudah bagi kalian" ucap Ha Ni sambil tersenyum pahit.

"Banyak orang bilang seperti itu. Tapi tak peduli betapa pintarnya kamu, sangat susah mengikuti massa. Aku tak yakin, tapi Seung Jo mungkin juga sedang berusaha sangat keras sekarang ini. Tak ada yang gratis didunia ini, nak. Karena kamu kesusahan dalam belajar, kamu mencoba menemukan hal lain untuk dikerjakan? Apa ya? Mungkinkah...ibu rumah tangga? Itu sempurna, Ha Ni. Kamu dan baki itu tampak sempurna bersama-sama. Bekerja keraslah. Aku bersumber padamu. Eonnie (kakak) harus pergi. Aku harus belajar. Silakan lanjutkan." ucap He Ra menggoda Ha Ni kemudian pergi meninggalkannya.

Ha Ni hanya bisa mencibir He Ra, kemudian mengangkat bakinya dan pulang ke restoran.

Sesampainya di Resto, Ha Ni diminta mengantarkan pesanan di meja 9. yang tak lain adalah Seung Jo. Namun Ha Ni dengan polosnya mengantarkan makanan tanpa melihat siapa pemesannya. Seung Jo mencicipi Sup tersebut.

"Ini tak ada rasanya" ucap Seung Jo sambil membanting sendok. Ha Ni kaget ia pun kembali ke meja tersebut,

"Masa? Aku akan membuatnya lagi" ucap nya sambil menunduk.

"Bahkan walau kamu membuatnya lagi, mungkin rasanya akan sama saja"ucap Seung Jo memandang Ha Ni.

"Seung Jo" seru Ha Ni kaget begitu tahu orang yang dihadapannya adalah Seung Jo.

"Temanmu bilang makanan disini enak? Ada apa dengan rasanya?" gerutu Seung Jo.

Seung Jo dan Ha Ni bicara di luar, Seung Jo duduk di bangku, sementara Ha Ni berdiri terpaku,

"Oke. Apa yang akan kamu lakukan dimasa depan?" tanya Seung Jo.

"Berpisah darimu selama beberapa hari...Aku sadar betapa melelahkannya aku didepanmu dan betapa kekanak-kanakannya aku. Kurasa aku berlebihan memikirkan kesenanganku.

"Jadi, Kamu telah membuat keputusan setelah memikirkannya?" tanya Seung Jo.

"Apa hal yang paling ingin kulakukan? Aku telah memikirkannya" ucap Ha Ni.

"Apa itu?" tanya Seung Jo.

"Seung Jo, mungkin kamu pikir ini konyol dan menertawakanku. Tak peduli seberapa banyak aku memikirkannya, cuma ini hal yang ingin aku lakukan.

Membantu pekerjaan Baek Seung Jo" ucap Ha Ni malu-malu. Seung Jo mulai tersenyum, ia pikir memang Ha Ni tidak pernah jauh-jauh dari mengekorinya.

"Aku akan menjadi perawat" ucap Ha Ni, Seung Jo kaget mendengarnya, ia pun memandang ke arah Ha Ni.

"Karena ini harus dijalankan dengan hidup (kehidupan), mungkin kamu berpikir ini berlebihan untukku Walaupun begitu, aku serius memikirkannya. Aku ingin menjadi istri yang serasi denganmu" ucap Ha Ni.

Seung Jo tersenyum, kemudian bangkit mendekati Ha Ni dan mengelus kepalanya.

"Jadi kamu sudah banyak memikirkannya. Berusahalah yang terbaik untuk menjadi perawat" ucap Seung Jo.

"Seung Jo" panggil Ha Ni lirih, Seung Jo pun memeluk Ha Ni.

"Berhentilah dan pulanglah kerumah sekarang." ucap Seung Jo.

"Tak apa aku melakukannya? Sejujurnya, aku sangat merindukanmu sampai kukira aku akan mati" ucap Ha Ni.

"Aku tahu, aku tahu semuanya" ucap Seung Jo tersenyum.

Di rumah Kedua keluarga besar sedang makan bersama.

"Kamu pasti sangat sibuk dengan sekolahmu, Seung Jo. Akan susah untuk melihatmu" ucap Ayah Ha Ni.

"Tampaknya aku akan kesusahan sampai kelulusan." ucap Seung Jo.

"Aku..."ucap Ha Ni mencoba bicara namun terpotong dengan perkataan ayah Seung Jo.

"Benar! Game yang dikembangkan Seung Jo, akan menuju game Amerika tahun depan!" ucap ayah Seung Jo.

"Wow! Hebat"ucap semuanya.

"Ada yang ingin aku katakan pada semuanya. Tolong kosongkan jadwal kalian untuk rabu yang akan datang" ucap ibu Seung Jo bersemangat.

"Rabu? Aku ada janji bermain golf dengan Kepala Yoon hari itu" ucap ayah Seung Jo.

"Pegawai restoran dan aku akan pergi" ucap ayah Ha Ni.

"Aku juga tak bisa. Aku diundang ke pesta ulang tahun"ucap Eun Jo.

"Aku juga" ucap Seung Jo. Hanya Ha Ni sendiri yang tidak punya agenda.

"Oke. Kalian batalkan semua" ucap ibu.

"Apa ini? Ada apa pada hari itu?" ucap Seung Jo.

"Pernikahanmu!" ucap Ibu.

"Pernikahan?!" ucap semuanya terkejut.

Keluarga Seung Jo dan Ha Ni bekumpul di meja makan bersama.

“Aku punya sesuatu yang perlu diberitahukan pada kalian semua. Pada hari Rabu, kalian semua harus libur ”seru ibu Seung Jo.

“Rabu? Aku ada janji bermain golf dengan presiden Yoon pada hari itu”ucap ayah Seung Jo.

“Karyawan restoranku dan aku akan berlibur juga”ucap ayah Ha Ni.

“Aku juga tidak bisa. Aku harus datang ke pesta ulang tahun”ucap Eun Jo.

“Aku juga”ucap Seung Jo.

“Oke. Batalkan semua itu”ucap ibu Seung Jo.

“Apa?”ucap Eun Jo.

“ Mengapa?”tanya ayah Seung Jo.

“Ada acara istimewa apa pada hari itu?”tanya Seung Jo.

“Apa? Upacara pernikahan?”tanya ayah Seung Jo, ayah Ha Ni, Eun Jo dan Ha Ni bersamaan.

“Upacara pernikahanmu”jawab ibu Seung Jo seraya menoleh ke arah Seung Jo.

"Ah, Tolong berhenti mengatur kami sesuai dengan kemauan-mu" ucap Seung Jo pada ibunya.

"Apa! Siapa yang memutuskan?? Kamu bilang kamu mau menikah" ledek ibunya.

"Saya bilang setelah wisuda" ucap Seung Jo.

"Kapan itu? Kamu harus magang, mengabdi untuk masyarakat, dan menjalankan wajib militer. Apa gunanya menunda? Lebih cepat lebih baik, ketika kamu masih muda (prima)" ucap ibunya.

"Tapi..." ucap ayah Seung Jo mengelak,

"Pesta ulang tahun..." gumam Eun Jo kesal.

"Berhenti! Jangan katakan apa-apa lagi dari sekarang! Taukah kamu berapa sulit untuk memesan tempat pernikahan? Tepat pada hari itu, batalkan semua jadwal kalian, dan kita harus saling membantu, oke?" ancam ibu Seung Jo kemudian meninggalkan meja makan. Seung Jo hanya bisa menghela nafas, Ha Ni tersenyum sendirian.

Ibu Seung Jo bergegas naik ke kamarnya, namun ia melihat ayah Ha Ni duduk termenung di beranda, ia pun menghampirinya,

"Kamu belum tidur?" tanya nya.

"Belum" jawab ayah Ha Ni.

"Kenapa? Apakah aku keterlaluan dengan apa yang kuinginkan?" tanya ibu Seung Jo.

"Itu... Tidak juga. Kita sudah tinggal bersama. Aku pikir mereka lebih baik menikah, dan juga lebih baik dimata orang lain" ucap ibu Seung Jo.

"Ya, saya tahu. Sejujurnya itu sedikit menggangguku juga. Terima kasih untuk semuanya" ucap ayah Ha Ni.

"Tapi... Kenapa kamu seperti ini? Kamu tidak terlihat senang" tanya ibu Seung Jo.

"Tidak, aku baik. Hanya saja aku bingung harus mulai mempersiapkan darimana" ucap ayah Ha Ni.

"Apa yang harus di persiapkan? Kita sudah tinggal bersama, jadi tidak ada yang harus di beli. Dan juga tempat pernikahan sudah di pesan. Kita hanya perlu gaun dan cincin. maka semuanya siap" ucap ibu Seung Jo menjelaskan.

"Hmmmm..." ucap ayah Ha Ni sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Di kedai Ha Ni bercerita tentang rencana pernikahannya yang akan dilaksanakan rabu depan. Min Ah dan Jo Ri terkejut. Mereka bertanya apakah Ha Ni menikah karena sudah hamil duluan, tentu saja Ha Ni bilang bukan . Mereka juga bertanya apakah Joon Gu sudah dikabari, karena Joon Gu tampak bekerja dengan lesu.

Beberapa saat kemudian datanglah seorang pelanggan asing yang tak lain adalah Chris, Jo Ri pun menyuruh teman-temannya cepat makan dan pura-pura tidak melihat. Si pelayan pun melapor kepada ayah Ha Ni dan Joon Gu. Ayah Ha Ni pergi ke depan untuk menyambut, namun karena minim nya penguasaan bahasa inggris, ia memaksa Ha Ni untuk melayani pelanggan tadi. Mau tidak mau Ha Ni melaksanakan perintah ayahnya, dengan modal bahasa Inggris seadanya, ia menyapa Chris. Chris keheranan, ia pun mengatakan dalam bahasa Korea, kalau ia ingin makan mie. Semuanya (Ha Ni, ayahnya, Jo Ri, dan Min Ah) terkejut mendengar kalau si pelanggan bisa bahasa Korea dengan bagus.

Akhirnya Chris makan mie dengan ditemani Jori, Min Ah, Ha Ni dan ayahnya.

"Apa ini?"tanya Chris.

"Ini jamur. Jamur Pine." jawab ayah Ha Ni.

"Ah, Jamur Pine. Aroma ini... Aroma yang enak" ucap Chris sambil mencium jamur tersebut.

"Dia bilang Jamur Pine. Logatnya sangat lucu" ucap Jo Ri sambil menertawakan Chris.

"Ini juga baik untuk kesehatanmu. Ini disebut Tiram" ucap ayah Ha Ni.

"Ah ya, Tiram. Aku biasanya tidak makan ini. Rasanya sangat enak" ucap Chris sambil memakan tiram.

"Bagaimana kamu bisa bicara bahasa Korea dengan lancar?" tanya Min Ah.

"Ibuku orang Korea, tapi ayahku orang Inggris. Aku datang ke Korea untuk melihat kampung halaman ibuku. Aku harus kembali dalam 10 hari" jawab Chris.

"Ah... ya" ucap Min Ah.

"Ini enak.. Sangat sangat enak." ucap Chris sambil mengunyah timun.

"Itu Timun Kimchi. Orang itu yang membuatnya" ucap ayah Ha Ni sambil menunjuk Joon Gu.

"Rasanya sangat enak" seru Chris kepada Joon Gu. Joon Gu menjawab Chris hanya dengan anggukan.

"Dia dari Busan, jadi dia sedikit pendiam" ucap Ayah Ha Ni menjelaskan.

"Ah... Ya..." ucap chris.

Ha Ni pergi ke toko perhiasan, dan sedang memilih-milih cicncin ditemani Seung Jo.

"Bagaimana dengan yang kita lihat sebelumnya?" tanya Ha Ni pada Seung Jo.

"Itu terlalu mencolok" jawab Seung Jo.

"Benarkah?" tanya Ha Ni.

"Bagaimana dengan yang ini? Ini sangat cantik" ucap Ha Ni sambil menunjuk cincin di depannya dengan bersemangat.

"Aku tidak menyukainya. Itu sangat berkilau" seru Seung Jo. Penjaga toko pun tertawa mendengarnya. Ha Ni tersenyum kecut mendengarnya.

"Kalau begitu, kamu saja yang memilih" ucap Ha Ni mengalah.

"Yah! Haruskan kita punya cincin?" ucap Seung Jo. Sesaat Ha Ni melirik penjaga toko yang tersenyum mendengarnya.

"Apa yang kamu bicarakan? Ini tanda cinta" ucap Ha Ni sambil tertawa.

"Tanda cinta? Hei! Bagaimana mungkin sesuatu yang begitu materialistis menjadi tanda cinta? Aku tidak mau melakukannya!" seru Seung Jo.

"Tidak! Kamu harus! Ini diperlukan sebagai tanda kamu sudah menikah" ucap Ha Ni memaksa.

"Jadi itu sebenarnya bukan tanda cinta melainkan hanya sebuah ikatan" seru Seung Jo kemudian meninggalkan Ha Ni. Ha Ni sebal dengan ulah Seung Jo, ia melihat pasangan lainnya sedang mencoba cincin, Ha Ni pun menghela nafas panjang.

Ha Ni menarik Seung Jo mendatangi sebuah butik pakaian pengantin, kemudian memandang Seung Jo.

"Aku sudah punya jas" seru Seung Jo sambil membalikkan badan berniat meninggalkan Ha Ni lagi.

"Ayolah! Masuk kedalam! Aku ingin mencoba gaun" ucap Ha Ni.

"Kemudian beli dan kembalilah. Aku akan pergi ke suatu tempat dan menunggumu" ucap Seung Jo, kemudian meninggalkan Ha Ni.

Ha Ni mengejar Seung o dan meraih tangannya.

"Oke! Lalu, ayo pergi ke studio" ajak Ha Ni.

"Studio? Kenapa?" tanya Seung Jo.

"Kenapa? Itu untuk pengambilan foto" ucap Ha Ni.

"Pengambilan foto? Yah! Aku tidak mau itu. Mempelai pria lihat ke sana, mempelai wanita senyum sedikit...Kamu ingin aku melakukan hal bodoh? Jangan harap!" ucap Seung Jo sambil melepaskan tangannya dari Ha Ni.

"Ini tidak adil. Kamu tidak mau melihat cincin. Kamu juga tidak mau mengambil foto sebagaimana mestinya.Kenapa kamu mau keluar denganku, kalau kamu seperti ini?" tanya Ha Ni kesal.

"Kamu pikir aku keluar denganmu atas kemauanku?" seru Seung Jo.

"Kamu keluar, setidaknya tidak bisakah kamu ikut saja dan membantu? Kamu hanya mengeluh ini dan itu!" seru Ha Ni kesal. Mereka pun perang mulut di jalanan, sehingga orang-orang sekitar melihat pada mereka.

"Hei, kenapa kamu bicara begitu dijalan? Ini memalukan" ucap Seung Jo begitu menyadari pandangan orang sekelilingnya.

"Memalukan? Aku lebih malu! Apa yang dipikirkan penjaga toko cincin itu tentang kita?" ucap Ha Ni.

"Tidak, lalu?" ucap Seung Jo.

"Jika tidak... Gimana kalau aku tidak tahan?!" ucap Ha Ni.

"Sekarang aku mengerti mengapa banyak pasangan yang putus bahkan sebelum menikah" ucap Seung Jo kemudian meninggalkan Ha Ni.

"Apa?" gumam Ha Ni kesal.

Ha Ni duduk dalam mobil bersama Seung Jo,

"Ku beritahu. Bahkan setelah menikah, aku tidak dapat hanya fokus terhadapmu. Aku tidak dapat beradaptasi seperti itu untukmu" ucap Seung Jo.

“Kapan kau pernah beradaptasi untukku?”tanya Ha Ni.

“Ah, benar-benar. Karena ibu kau telah berubah”keluh Seung Jo.

“Ini bukan karena ibu. Kalau seperti ini kenapa kau repot-repot mengatakan ingin menikah?”protes Ha Ni.

“Yeah, aku tidak tahu bisa menjadi seperti ini, aku benar-benar menyesal. Bahkan sekarang aku masih merasa bahwa akan lebih baik jika kita kembali mempertimbangkannya”ucap Seung Jo. Lalu mereka berdua pun terdiam.

Di salon tempat Jo Ri bekerja, Jo Ri kaget mendengar curhat Ha Ni.

“Benarkah? Jadi kamu masih belum memilih gaun pengantin?”tanya Jo Ri.

“Dia tidak bicara denganku di rumah dan jika kami saling berpapasan, ia akan menghindariku”jawab Ha Ni.

“Apa ini…. tinggal beberapa hari lagi”seru Min Ah.

“Dia bilang menyesal telah mengatakan pernikahan dan ingin kami mempertimbangkannya kembali” keluh Ha Ni.

“Ini tidak seperti itu, Baek Seung Jo tidak selalu pilih-pilih” hibur Min Ah.

“Dia mungkin telah mengatakan seperti itu, namun dia tidak akan melakukannya”seru Jo Ri ikut menghibur.

Ha Ni hanya bisa mendesah lalu meminum tehnya.

Di restoran, ayah Ha Ni sibuk membaca-baca buku. Tiba-tiba seseorang masuk.

“Kami sudah tutup”seru ayah Ha Ni seraya menoleh kea rah pintu. Dan ternyata yang datang Seung Jo.

Seung Jo memberi hormat pada ayah Ha Ni. “Oh Seung Jo,masuk”ajak ayah Ha Ni. Seung Jo pun duduk di sebelah ayah Ha Ni.

“Apakah anda membaca?”tanya Seung Jo.

“Yeah, buku tentang apa yang ayah lakukan untuk anak perempuan mereka dan lain-lain”jawab ayah Ha Ni.

“Tapi kenapa kau di sini saat ini?tanya ayah Ha Ni.

“Aku punya sesuatu untuk dikatakan”jawab Seung Jo.

Di rumahnya Seung Jo, ibu Seung Jo memperlihatkan barang-barang antik perlengkapan rumah tangga pada Ha Ni.

“Bukankah ini cantik?”tanya Ibu Seung Jo seraya memperlihatkan cangkir pada Ha Ni yang tertunduk lesu.

“Kalian berdua, minum kopi pakai ini, bukankah itu bagus?”lanjutnya sambil tersenyum.

“Yeah, itu bagus”jawab Ha Ni seraya tersenyum.

“Mengapa ekspresi dari orang yang akan jadi pengantin seperti ini? Seung Jo memarahimu?”tanya Ibu Seung Jo.

“Tidak…ah ini benar-benar cantik”seru Ha Ni mengalihkan perhatian seraya tersenyum manis.

Tiba-tiba Hp Ha Ni berbunyi, Ha Ni pun mengangkatnya dan yang menelepon ternyata ayahnya.

“Ya, Ayah?”seru Ha Ni.

“Ha Ni apa yang sedang kamu lakukan?”tanya ayah Ha Ni.

“Ah, aku lihat. Lalu datang ke sini untuk sementara waktu?”pinta ayah Ha Ni.

“Sekarang? Mengapa? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Ha Ni.

“Tanggal? Oke, aku akan pergi sekarang”lanjut Ha Ni.

Ha Ni pun sampai di restoran ayahnya, ayahnya telah menunggu di depan pintu.

“Ayah”sapa Ha Ni.

“Ah, kau di sini”seru ayah Ha Ni.

Lalu Ha Ni menghampiri ayahnya, ketika ia melihat ke dalam dilihatnya Seung Jo duduk menunggunya.

Seung Jo, Ha Ni dan ayah Ha Ni pun pergi ke suatu tempat.

“Ke mana kita pergi?Tampaknya agak jauh”tanya Ha Ni.

“Kamu akan tahu saat kita sampai di sana”jawab Seung Jo.

Ternyata mereka pergi ke pemakaman ibunya Ha Ni dan neneknya. Seung Jo meletakkan karangan bunga yang dibawanya di atas makam ibunya Ha Ni.

“Seung Jo mengatakan ia ingin menyapa nenek dan ibumu. Aku terlalu sibuk dan tidak pernah memikirkannya”ucap ayah Ha Ni.

“Ini pertama kalinya kami bertemu, Ibu. Nenek, cucu mertua anda ada di sini, anda senang?”sapa Seung Jo. Ha Ni pun menoleh ke arah Seung Jo.

“Ha Ni kita mulai menjadi tidak patuh, itu menjadi masalah besar. Meskipun demikian, jangan khawatir aku akan merawatnya” ucap Seung Jo.

“Hmm, aku tidak suka kamu” guman Ha Ni, yang sayangnya terdengar Seung Jo.

“Kamu tidak menyukaiku?”tanya Seung Jo.

Ha Ni pun menggelengkan kepalanya dan berkata,”Aku menyukaimu. Terima kasih”

Seung Jo pun tersenyum. “Ibu, nenek aku akan menikah”ucap Ha Ni pada pusara ibu dan neneknya.

Ha Ni dan Seung Jo berjalan di sekitar pemakaman berdua sambil berbincang-bincang.

“Sebagai tuan rumah, kita akan mengundang sunbae Kyung Soo sebagai pembawa acara, kita tidak punya kan?seru Seung Jo.

“Dan…. Bagaimana dengan bulan madu kita?”tanya Ha Ni.

“Apakah kita harus? Bahkan kita tidak punya banyak waktu”jawab Seung Jo.

“Pokoknya kita harus pergi?”seru Ha Ni.

“Oke, oke. Di mana? Apakah ada tempat yang ingin kamu kunjungi?”tanya Seung Jo.

“Yeah, Italia? Jika tidak, Roma?”jawab Ha Ni bersemangat.

“Roma? Roma, kamu hanya bisa terus bermimpi”ejek Seung Jo.

“Aku sedang bercanda. Jika kita tidak bisa pergi ke luar negeri. Itu akan lebih bagus jika kita pergi ke sebuah pulau”ucap Ha Ni member alternatif.

“Sebuah pulau?Baiklah. Bagaimana dengan pulau Yeo Eui”seru Seung Jo.

“Pulai Yeo Eui?”ucap Ha Ni.

“Mengapa? Pulau Yeo Eui. Jika tidak Pulau Dor. Ah, pulau Ddook”ucap Seung Jo.

“Pulau Ddook?”keluh Ha Ni

“Ahh menganggu. Baik mari kita memutuskan dengan ini. Jika gambar yang keluar tiga-tiganya sama . Kita akan pergi ke mana kau mau”seru Seung Jo seraya mengeluarkan Hpnya

“Oke. Apakah tidak ada hanya kemungkinan kecil?”tanya Ha Ni

“Tidak”jawab Seung Jo. Seung Jo pun mulai mengacak gambar di Hpnya.

“Pulau Jeju, Pulau Jeju, Pulau Jeju”seru Ha Ni berdo’a.

“Pulau Yeo Eui”ucap Seung Jo.

“Pulau Jeju”pinta Ha Ni.

Dan hasilnya pun kemenangan untuk Ha Ni.

“Ini pulau Jeju! Yay! Aku menang! Aku menang! Pulau Jeju”sorak Ha Ni kegirangan seraya mengintari Seung Jo. Seung Jo pun tersenyum.

Kedua sahabat Ha Ni menginap di rumah Seung Jo mereka tidur di kamar Ha Ni, dan ketiga sahabat ini mengobrol mengenai persiapan pernikahan Ha Ni yang di adakan besok dan bulan madu mereka.

“Bagaimana persiapanmu? Untuk besok?”tanya Jo Ri.

“Aku masih belum tahu, aku belum merasakan itu?”jawab Ha Ni.

“Apakah kau sudah berkemas. Yeah, semua dari yang dasar-dasar”tanya Min Ah.

Ha Ni pun mengangguk, lalu Jo Ri dan Min Ah saling berpandangan dan memberi kode. Lalu mereka berdua mengambil sekotak hadiah yang disembunyikan di belakang mereka. Lalu diberikannya kotak hadiah itu pada Ha Ni.

“Apa ini?”tanya Ha Ni.

“Cepat buka!”seru kedua sahabatnya.

Ha Ni pun membuka bungkusan kado itu. Dan ternyata isi kado itu seperangkat baju tidur pengantin baru lengkap dengan parfum wkwkkwkwkw.

“Hey! Apa yang kalian maksud dengan ini?”protes Ha Ni.

“Kami browsing di internet dan mereka menyebutkan bahwa pakaian dalam dan pakaian tidur, barang yang penting untuk malam pertama bulan madu!”jelas Jo Ri.

“Sama halnya…wangi!”lanjut Min Ah seraya mengambil parfum untuk member contoh.

Jo Ri pun mengajari Ha Ni cara menggunakannya.

“Kamu mandi terlebih dahulu, Seung Jo oppa! Kemudian, kamu memakai pakaian seksi, seperti ini. Selanjutnya, kamu semprotkan sedikit parfum”seru Jo Ri seraya memberi contoh.

“Pakai make up juga!”seru Min Ah menambahi.

“Yang terpenting, ketika kamu mandi”seru Jo Ri memberi petunjuk.

“Apa itu?”tanya Ha Ni.

“Kamu tidak bisa bersenandung untuk diri sendiri”jawab Jo Ri.

“Mengapa?”tanya Ha Ni.

“Pria merasa takut jika kamu terlalu berisik”jawab Min Ah.

“Hei, apakah ciuman Baek Seung Jo baik?”tanya Jo Ri.

“Hey…..”ucap Ha Ni malu-malu.

“Beritahu kami! Apakah ciumannya baik?”seru Jo Ri.

“Hey!”seru Ha Ni tersipu-sipu malu menghindar.

“Apakah dia baik? Apakah dia baik?”desak kedua sahabat Ha Ni seraya menggelitiki Ha Ni.

“Berhenti”teriak Ha Ni. Tapi kedua sahabat Ha Ni makin menggoda Ha Ni.

Ayah Ha Ni memberikan dua kotak hadiah pada orang tua Seung Jo.

“Apa ini?”tanya Ibu Seung Jo.

“Ini perak dari Cina satu set”jawab ayah Ha Ni.

“Hey! Mengapa kau membelinya?”tanya ayah Seung Jo.

“Meskipun aku tidak seharusnya melakukan apa pun, aku pikir aku harus. Aku membeli satu set selimut juga . ada dalam ruangan dan aku tidak tahu apakah kalian akan menyukainya”jawab ayah Ha Ni.

“Oh, kamu…”guman Ibu Seung Jo.

“Besan, harap jaga kami dengan hati-hati!”ucap ayah Seung Jo seraya menjabat tangan ayah Ha Ni.

“Yeah, silahkan merawat ku juga, Besan !”ucap ayah Ha Ni. Mereka pun tertawa bersama.

“Apa yang kita lakukan”seru ibu Seung Jo seraya membuka hadiah yang diberikan ayah Ha Ni.

Seung Jo dan Eun Jo tidur sekamar dengan kasur terpisah.

Eun Jo tidak bisa tidur. “Hyung”seru Eun Jo.

“Ya”ucap Seung Jo.

“Kamu sudah tidur?”tanya Eun Jo.

“Belum”jawab Seung Jo.

“Hal yang terjadi kau dan Oh Ha Ni?”tanya Eun Jo.

“Tampaknya seperti itu. Mengapa? Tidak menyukainya?”seru Seung Jo.

“Tentu saja. Oh Ha Ni bodoh dan ceroboh, dan dia bodoh dari apa pun. Dia berusaha menyelamatkanku meskipun dia tidak bisa berenang. Bahkan jika kau dingin kepadanya, dia masih tersenyum. Aku akan menikah dengan gadis yang jauh lebih pintar dan cantik dari Oh Ah Ni”ucap Eun Jo.

Seung Jo pun hanya tersenyum mendengar kata-kata adiknya. “Semua berhak”seru Seung Jo.

“Tapi, aku setuju Hyung menikahi Oh Ha Ni. Meskipun aku benar-benar sepertimu. Tetapi aku harus jujur, memang benar bahwa Hyung memiliki masalah dengan sikap Hyung selama ini. Itu sebabnya, aku merasa bahwa Hyung harus dapat menikah dengan seseorang seperti Oh Ha Ni. Hyung berbuat baik, selamat!”ucap Eun Jo lalu menarik selimutnya dan bersiap tidur.

Seung Jo pun tersenyum bahagia mendengar nasihat adiknya.

Malam hari, Joon Gu memperhatikan rumah Seung Jo dari kejauhan. “Ha Ni aku sangat bahagia sekarang. Karena kamu, Hani sangat senang sekarang bukan? JIka kamu bahagia, aku akan bahagia juga. Selamat Oh Ha Ni. Mimpi yang indah dan aku akan melihatmu besok”ucap Joon Gu lalu berjalan melewati depan rumah Seung Jo. Saat di depan rumah Seung Jo tepat Joon Gu melambai-lambaikan tangannya lalu berlari pergi. (Joon Gu so sweet hehehe).

Ha Ni selesai mandi, lalu masuk kamarnya dan melihat kedua sahabatnya tertidur pulas.

“Apa ini? Bagaimana bisa ngobrol sampai tengah malam?”guman Ha Ni lalu menyelimuti kedua temannya. “Selamat malam”ucap Ha Ni seraya mematikan lampu dan menutup pintu kamar.

Ayah Ha Ni duduk termenung sendirian sambil minum soju di meja makan. Ha Ni menuruni tangga dilihatnya ayahnya sedang duduk sendirian. Ha Ni pun menghampirinya.

“Ayah”sapa Ha Ni.

Ayahnya pun menoleh dan berkata,”Apa yang kamu lakukan di sini dan tidak tidur?”tanyanya.

“Aku tidak bisa tidur”jawab Ha Ni. “Bagaimana dengan mu?”lanjutnya.

“Aku juga”jawab ayahnya.

Ha Ni pun menggenggam tangan ayahnya, “Ayah!”serunya.

“Yeah?”ucap ayahnya.

“Terima kasih telah membesarkanku dengan baik”ucap Ha Ni. Ayahnya pun mengangguk dan tersenyum.

“Kamu tidak bisa menangis atau matamu besok akan bengkak dan semua orang akan menertawakan pengantin karena tidak cantik”seru ayahnya.

Ha Ni pun mengangguk seraya menahan tangisnya yang akan pecah. Tapi pecah juga tangis Ha Ni.

“Aku bilang jangan menangis. Mengapa kamu menangis. Aku akan tersenyum. Besok kamu harus tersenyum juga. Ayah seorang diri membesarkan anak perempuan. Itu akan menjadi jelek jika kita menangis besok”ucap ayah Ha Ni.

“Ok, aku akan tersenyum”seru Ha Ni seraya mencoba tersenyum.

“Itu benar”ucap ayah Ha Ni.

“Ayah!”seru Ha Ni.

“Yeach?”ucap ayahnya.

“Haruskah kita berlatih?” tanya Ha Ni.

“Ya, tentu”jawab ayahnya.

Ha Ni dan ayahnya pun berlatih berjalan menuju altar, sebelum melangkah Ha Ni bersandar pada pundak ayahnya.

“Mari kita mulai”ajak ayahnya. Ha Ni pun mengapit tangan ayahnya dan melangkah pelan-pelan. Ha Ni tersenyum bahagia.

Hari pernikahan Seung Jo dan Ha Ni pun tiba, Seung Jo bersama kedua orang tuanya menyambut para tamu yang datang. Begitu juga ayah Ha Ni mereka menerima ucapan selamat dari sahabat, dan rekan kerja.

Sedangkan Oh Ha Ni pengantin wanita berfoto ria dengan para sahabatnya. Min Ah berugas mengambil foto hehehe. Dan mereka pun bergantian foto bersama.

Tiba-tiba Guru SMA mereka datang bersama guru Seung Jo.

“Sensei”teriak Ha Ni dan kawan-kawan ketika melihat pintu terbuka.

“Selamat, Ha Ni”seru guru Ha Ni seraya menjabat tangan Ha Ni.

“Sensei! Anda sedang mengandung?”tanya Jo Ri.

Guru Ha Ni pun mengelus-elus perutnya lalu menunjuk ke arah guru Seung Jo.

“Itu bagus!”teriak Ha Ni, dkk. Guru Seung Jo pun tersipu malu.

“Ini benar-benar memalukan. Ha Ni, selamat. Bisa menikah dengan Baek Seung Jo, kau hebat. Kamu berhasil ”ucap guru Ha Ni.

“ Ha Ni, kita akan bertemu nanti”seru Guru Seung Jo seraya menarik istrinya segera pergi.

“Yeah, terima kasih”ucap Ha Ni.

Guru Ha Ni pun pergi meninggalkan Ha Ni bersama guru Seung Jo yang diikuti teman-teman Ha Ni yang lain, jadi tinggal Ha Ni bersama kedua sahabat baiknya Jo Ri dan Min Ah.

“Guru kita benar-benar hebat”seru Min Ah.

“ Apakah kamu lihat? Kau harus segera hamil juga”goda Jo Ri.

Tiba-tiba He Ra datang, Ah, Oh Ha Ni!”serunya. He Ra pun tersenyum lalu menghampiri Ha Ni.

“Kamu cantik”puji He Ra.

“Kamu juga”ucap Ha Ni.

“ini bagus, bahwa itu kamu”ucap He Ra.

“Mengapa?”tanya Ha Ni.

“Untungnya Baek Seung Jo memilih kamu dan bukan aku. Yeah itu karena ini, bahwa aku menyukainya. Apakah kau berpikir tentang hal itu?”jawab He Ra.

“Sulit”ucap Ha Ni.

“Apa yang sulit tentang hal itu? Yang ingin aku katakan bahwa Baek Seung Jo tahu bagaimana memilih wanita yang baik”seru He Ra.

“He Ra….”ucap Ha Ni.

“Kamu harus bahagia dan kamu lebih baik membuatku cemburu. Aku benar-benar ingin menikah juga”seru He Ra.

“Yeah, aku akan bekerja keras”ucap Ha Ni.

“Hei, jangan kerja keras. Setelah aku mendengar kau akan bekerja keras. Aku akan merasa takut. Oh Ha ni tekad dan kesabaran dan jika kau menambahkan kerja keras dia…. “seru He Ra

“Setiap orang akan kehilangan!”ujar Ha Ni.

“Yeah”seru He Ra.

“Selamat”ucap He Ra seraya menjabat tangan Ha Ni

“Terima kasih”ujar Ha Ni.

Kembali ke Seung Jo yang menjamu para tamunya. Seung Jo menoleh dilihatnya Joon Gu datang.

“Kamu ada di sini”sapa Seung Jo.

“Wow, kau begitu bahagia. Kau terlihat cukup keren “ujar Joon Gu.

“Tentu saja, sehingga kamu harus berhati-hati”seru Seung Jo.

“Ha Ni mungkin melihatku dan berubah pikiran. Siapa tahu, aku akan memegang tangan HA Ni dan kami akan berjalan bersama-sama”bisim Joon Gu. Seung Jo pun tersenyum.

Tiba-tiba terdengar pengumuman dari MC yang tak lain adalah sunbae Kyung Soo.

“Maaf atas gangguan ini. Kita akan segera memulai acara pernikahan ini. Pengantin pria Baek Seung Jo dan pengantin wanita Oh Ha Ni”seru Kyung Soo.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ini akan segera dimulai”ucap Ha Ni gugup seraya memegang tangan Eun Jo di ruang tunggu pengantin wanita.

“Apakah kau gugup?”tanya Eun Jo.

“Yeah”jawab Ha Ni.

“Aigoo, apakah kamu akan membuat kesalahan lagi? Seperti menjatuhkan cincin di lantai atau menginjak gaunmu sendiri”ejek Eun Jo.

“Hei, jangan katakan hal-hal seperti itu”seru Ha Ni seraya menyenggol Eun Jo.

“Apakah kamu ingin aku mengirim hadiah pernikahan?”tanya Eun Jo.

“Hadiah? Ya, apa?”seru Ha Ni.

“Dekatkan telingamu”pinta Eun Jo. Eun Jo pun membisikkannya ke telinga Ha Ni.

“Apa?”pekik Ha Ni kaget.

Acara pun di mulai, Ha Ni di gandeng ayahnya berjalan menelusuri altar yang di pandu pengiring pengantin kedua sahabat Ha Ni Jo Ri dan Min Ah. Di sambut tepuk tangan meriah para tamu, guru Ha Ni, He Ra, Eun Jo dan Seung Jo menunggu di depan altar. Seung Jo pun menjemput Ha Ni di depan altar, ia memberi hormat pada ayah Ha Ni dan mengulurkan tangannya pada Ha Ni. Ha Ni pun menyambut uluran tangan Seung Jo lalu melangkah bersama menuju depan altar.

“Dalam upacara pernikahan hari ini,seperti yang kalian lihat. Tidak ada penghulu, dan itulah sebabnya mereka akan mengatakan janji mereka sendiri. Silahkan dimulai”seru Kyun Soo selaku MC.

Seung Jo dan Ha Ni pun bersiap mengucapkan janji pernikahan.

“Aku, Baek Seung Jo, bersumpah untuk pengantinku Oh Ha Ni. Aku akan mencintai dan menghormati dia, baik di saat senang maupun susah. Dan juga bersumpah untuk menghormati orang tua ku dan menjadi suami yang setia”seru Seung Jo.

“Aku, Oh Ha Ni bersumpah untuk pengantinku Baek Seung Jo. Aku akan mencintai dan menghormatinya,baik di saat senang maupun susah. Dan juga bersumpah untuk menghormati orang tua ku dan menjadi istri yang setia”seru Ha Ni.

Setelah pengucapan janji pernikahan acara dilanjutkan dengan sambutan dari ayah kedua mempelai.

“Ayah pengantin wanita dan aku telah menjadi teman baik sejak masih kecil. Selama sekolah menengah aku sering pergi ke rumahnya. Aku berutang banyak padanya. Hari ini sudah seperti di masa lalu dan akan sama di masa mendatang. Tidak ada siapa pun di dunia ini yang sangat baik dan hangat seperti dia. Ini adalah bagaimana yang selalu aku rasakan. Sekarang ini teman yang indah akan menjadi besanku. Temanku, aku sangat berterima kasih. Bahwa kamu membiarkan putrimu yang berharga menikah dengan anakku”seru ayah Seung Jo berpidato member sambutan.

Lalu giliran ayah Ha Ni.

“Saat aku berpikir tentang apa yang ingin aku katakana. Aku teringat hidup sendiri karena pernikahan yang pendek. Aku ingat itu turun salju keras pada hari pernikahan kami. Pada malam natal, kami makan mie. Kami berharap satu sama lain mengucapkan “Merry Christmas” dan ini adalah bagaimana kami mengahbiskan natal kami. Setelah kami memiliki Ha Ni, istriku meninggal dunia”seru ayah Ha Ni berpidato memberi sambutan.

Ha Ni tersenyum bahagia mendengar pidato sambutan ayahnya.

“Aku menangis sambil membawa Ha Ni. Aku bisa mengingat semua kenangan. Meskipun mereka mungkin menganggap tidak penting. Namun kenangan ini membuatku bahagia. Mungkin karena mereka tidak mengalami cobaan yang kami alami. Ibu mertua biasanya mengatakan Ha Ni yang menyerupai siput. Dia tahu jalan yang harus ia ambil, selain itu dia selalu mengenakan senyum di wajahnya. Saat aku melihat dia tumbuh dewasa. Aku selalu merasa menyesal padanya. Mulai hari ini dan seterunya, dia memiliki pelindung dan suami tampan yang akan di sisinya. Hatiku akhirnya diberi kemudahan. Seung Jo, terima kasih. Aku berharap bahwa kau akan selalu bersama Ha Ni”lanjut ayah Ha Ni. Seung Jo pun mengangguk dan tersenyum yang diikuti Ha Ni.

“Sekarang saatnya tukar cincin. Pengantin akan melakukan tukar cincin”seru Kyun Soo memandu acara.

Seung Jo pun mengambil cincin pernikahan yang dibawa Min Ah, lalu memakaikannya di jari manis Ha Ni dengan sempurna, lalu giliran Ha Ni, ia mengambil cincin yang satunya lagi untuk dipakaikan ke jari manis Seung Jo. Namun karena gugup cincin itu tidak terpasang di jari manis Seung Jo tapi malah tejatuh dan menggelinding ke lantai (tebakan Eun Jo benar wkwkkwkwwk).

Semua orang tertawa melihat itu, kedua orang tua Seung Jo, ayah Ha Ni, Seung Jo, Ha Ni, kedua sahabat Ha Ni Jo Ri dan Min Ah memperhatikan kemana cincin itu jatuh. Dan ternyata cincin itu jatuh dibawah kursi ayah Seung Jo hehehe. Ayha Seung Jo pun mengambilnya, para tamu pun tertawa. Ha Ni tersipu membungkuk mohon maaf dan Seung Jo melihat ke arah Ha Ni seikit kesal.

Jo Ri mengambil cincin yang di pegang ayah Seung Jo. Lalu menyerahkan ke Ha Ni.

“Terima kasih”ucap Ha Ni seraya mengambil cincinnya lalu memakaikannya ke jari manis Seung Jo.

“Kau seperti orang tolol”ejek Seung Jo.

“Jangan menertawakan aku, Baek Seung Jo. Yang benar adalah bahwa kamu benar-benar sepertiku sejak lama”ucap Ha Ni.

“Apa? Apa yang kamu bicarakan?”ujar Seung Jo.

“Ciuman kedua kita berada di vila dan bukan di tengah hujan. Kamu mencuri ciuman dariku sementara aku sedang tidur bukan?”ucap Ha Ni malu-malu. Lalu Seung Jo menoleh ke arah adiknya Eun Jo. Eun Jo segera membuang muka hahaha (berarti di ruang pengantin tadi Eun Jo ngasih tahu ke Ha Ni tentang ciuman di taman vila wkwkkwwk).

“Mengapa kau tiba-tiba menjadi malu?”tanya Ha Ni, lalu Ha Ni menarik Seung Jo dan menciumnya secara membabi buta (gubrak bahasa yang ari pake wkwkwk). Semua orang tertawa melihat kedua pasangan ini. Dan dengan segera ibu Seung Jo mengambil kameranya dan memotret ciuman yang menghebohkan ini. Ayah Ha Ni pun terlonjak kaget melihat tingkah putrinya. Seung Jo berusaha melepaskan diri namun Ha Ni tidak melepaskannya. Kedua sahabat Ha Ni pun tertawa, Eun Jo, guru Ha Ni dan suaminya, He Ra pun tertawa.

“Hei, apa… semua orang pengantin sangat maju”seru Kyun Soo melihat tingkah sepasang pengantin ini.

Seung Jo pun berhasil melepaskan diri dari Ha Ni, Ha Ni tersenyum lalu memeletkan lidahnya ke Seung Jo.

“Untuk hadirin, mari kita memberi selamat ke pasangan bahagia ini dan member I mereka tepuk tangan ”seru Kyun Soo kembali.

Semua orang pun bertepuk tangan meriah.

Dan malang bagi Joon Gu, ia hanya bisa melihat kebahagian kedua pengantin ini dibalik tembok.

Ha Ni dan Seung Jo pun pergi bulan madu ke Pulau Jeju. Ha Ni sangat senang melihat pemandangan sepanjang jalan yang mereka lalui.

“Wow, itu indah. Mari kita berhenti dan menikmati pemandangan. Mari kita lihat sebelum kita melanjutkan perjalanan, ayo!”ajak Ha Ni manja.

Seung Jo pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Ha Ni pun keluar dari mobil dan berlari ke arah pinggir pantai seraya bekata,”ini terlalu indah. Lihatlah warna laut. Bukankah itu indah?”guman Ha Ni. Lalu ia menengok ke belakang dilihatnya Seung Jo masih did alam mobil, ia pun berlari kembali ke mobil.

“Apakah tidak merasa senang, seperti kita datang ke pasifik selatan? Bagaimana mungkin bahwa laut begitu biru?”tanya Ha Ni ke Seung Jo. Tapi Seung Jo masih terdiam.

“Apa yang terjadi? Apakah kamu masih merajuk?”tanya Ha Ni lagi.

“Jika kau sudah selesai, kita harus pergi”jawab Seung Jo.

[Flashback, ternyata saat selesai acara tukar cincin, acara dilanjutkan dengan pemutaran foto-foto kedua pengantin mulai dari bayi hingga dewasa hehehe, disitu di perlihatkan foto-foto Ha Ni saat masih kecil, imut hehehe, Seung Jo melihatnya dengan jutek dan ha Ni tersenyum manis. Lalu foto-foto Seung Jo yang saat masih kecil didandani seperti seorang anak perempuan oleh ibunya. Semua orang tak percaya, tapi Eun Jo bertanya pada ibunya apakah itu foto kakaknya, ibunya menjawab kalau itu benar foto kakaknya, Seung Jo pun menahan malunya dengan kesal. Flashback End]

“Yah, ibu memang sedikit berlebihan. Dia harus menunjukkan foto-foto”ujar Ha Ni diplomatis. Namun Seung Jo tidak menanggapinya ia malah menjalankan mesin mobilnya.

“Hei, Hei ke mana kau pergi? Ke mana kau, Baek Seung Jo?”teriak Ha Ni lalu mengejar mobil yang telah melaju.

He Ra berjalan dengan kesal karena diikuti Kyung Soo. Ia pun menghentikan langkahnya.

“Kapan kau akan berhenti mengikutiku?”tanya He Ra.

Kyung Soo yang sudah ketahuan pun bingung mau jawab apa, “Yah… He Ra, kau merasa lapar bukan?”tanya Kyung Soo.

He Ra pun melangkah tanpa mendengarkan ucapan Kyung Soo. Namun terhenti saat Kyung Soo berkata,”Sepertinya kamu tidak makan apa-apa sekarang? Bolehkah aku mentraktirmu?”seru Kyung Soo.

He Ra pun terdiam berpikir sambil melihat ke arah Kyung Soo.

Ha Ni dan Seung Jo sampai di penginapan pulau Jeju.

“Hotel ini berbeda dari apa yang aku bayangkan sebelumnya. Ini indah sekali”seru Ha Ni membuka obrolan.

Tiba-tiba terdengar suara pasangan lain yang juga berlibur ke hotel itu.

“Kamar kita seperti itu. Ugh…jadi menjekelkan. Orang macam apa yang telah begitu kuat dari kamu”omel wanita.

“Maaf”ujar si Pria.

Lalu kedua pasangan ini bertemu Ha Ni dan Seung Jo.

“Oh, kebetulan sekali. Apakah anda tinggal di sini juga. Anda tidak ingat? Kami duduk di sebelah anda di pesawat”seru si wanita.

“Ya, apa kabar?”ujar Ha Ni.

“Bagaimana kabarmu?”seru wanita itu pada Seung Jo.

“Pergi dan chek ini ke dalam. Kita tidak punya waktu untuk menemukan pintu masuk utama hotel”seru si wanita pada suaminya. Suaminya pun pergi ke dalam melewati Ha Ni dang Seung Jo.

“Aku akan gila, Oh, aku tidak bisa memperhatikan dengan baik ketika aku duduk di sampingmu. Tapi kau begitu tampan. Aku heran bahwa kau bukan aktor”puji wanita tadi.

Ha Ni yang melihat gelagat tidak baik dari wanita itu mengajak Seung Jo segera pergi dari situ.

“ Ya, kita akan lebih baik pergi juga. Mari kita pergi”ajak Ha Ni seraya menyeret Seung Jo meninggalkan wanita itu.

Akhirnya Kyung Soo mentraktir He Ra makan Hot Dog.

“Tampaknya kamu ,menikmati makan hotdog”tanya He Ra.

“He Ra, kamu tidak suka hot dog? Lalu kita harus makan yang lain”ujar Kyung Soo.

“Tidak, itu nggak apa-apa. Mari kita makan”seru He Ra.

Kyung Soo pun mengambil hot dognya, lalu terdiam sebentar. “ Haruskah aku menceritakan sebuah cerita yang menarik?”serunya.“Ups, sebuah tahi mata”ujar Kyung Soo seraya menunjuk ke arah mata He Ra . He Ra pun buru-buru memeriksa matanya. Dan ternyata tidak ada apa-apa, lelucon yang garing. Kyung Soo pun jadi salah tingkah.

Lalu ia melihat pengumuman yang di temple di kaca belakang He Ra, “Apa itu? Apa itu?”serunya lalu melihat isi pengumuman itu.

“Ini adalah pengumuman tentang lomba makan hot dog. Makan tiga puluh hot dog dalam waktu 10 menit bisa masuk kompetisi final di New York. Kita dapat pergi ke New York. Aturannya adalah kita harus berusia di antara 20-40 tahun”serunya membaca isi pengumuman itu lalu menoleh ke arah He Ra.

He Ra pun menoleh ke arah Kyun Soo. “Aku bisa ikut kompetisi. Aku berusia 21 tahun. Benar ini? He Ra….He Ra….”seru Kyu Soo. He Ra pun tersenyum.

Kyun Soo pun kembali ke tempat duduknya. “Jika aku makan 30 hot dog dalam waktu 10 menit, itu berarti aku makan satu hot dog dalam waktu 20 detik. Hal ini dapat di capai kan?”tanya Kyung Soo.

“Sepertinya itu mungkin”jawab He Ra.

“Apakah kamu ingin ikut kompetisi? Tentu saja, au ingin ikut kompetisi. Hanya berpikir tentang hal itu, aku bisa makan banyak hot dog seperti yang aku inginkan dan aku bisa pergi ke New York. Selain itu, aku bisa mendapatkan hadiah grand prize jika aku menang. Jika aku menang, aku akan membelikanmu banyak makanan yang sehat untuk dimakan. Bagaimana kalau kita berlatih dulu?”ujar Kyung Soo antusias.

“Aku akan makan hot dog ini dan kamu mengitung dari 1 sampai 20. Mulai, satu, dua…”ujarnya seraya mengambil sepotong hot dog dan mulai memakannya. He Ra pun tertawa kecil melihat tingkah Kyung Soo ini.

“Oh, kau tertawa. Apakah kau baik-baik saja setelah hari itu. Kamu bermain tenis untuk waktu yang lama? Itu tidak mengganggumu sama sekali”seru Kyung Soo.

“Apa maksudmu, tidak menganggumu sama sekali?”tanya He Ra.

“Kamu bermain tenis selama 4 jam penuh”jawab Kyun Soo.

“Sunbae, apakah kau menunggu di sana selama 4 jam?”selidik He Ra.

Kyung Soo pun jadi salah tingkah lalu ia mengalihkan dengan mulai mengajak makan hot dog. Lalu Kyung Soo memakan hot dognya dengan lahap seperti orang kelaparan. He Ra pun tersenyum melihatnya.

Di kamar hotel, Ha Ni mencoba menyalakan kran air bak mandi. Ia tersenyum sendiri lalu melihat ke arah balkon dilihatnya Seung Jo sedang duduk menikmati pemandangan, ia pun tersenyum senang sendiri lalu pergi menghampiri Seung Jo.

Ha Ni duduk di samping Seung Jo. “Dari sini terlihat indah. Di depan kita hanya laut. Ini sangat indah. Aku akan bekerja keras. Walaupun aku banyak kekurangan, aku akan bekerja keras. Aku akan menjadi istri yang baik.”ucap Ha Ni pada Seung Jo. Namun Seung Jo tidak menanggapinya.

Ha Ni pun merapat ke arah Seung Jo, lalu menyenderkan kepalanya di bahu Seung Jo.

“Oh, apa yang harus kulakukan? Suasana sangat romantis sekarang”guman Ha Ni dalam hati. Ia pun tersenyum malu-malu sendiri. Seung Jo pun tersenyum melihat ulah istrinya ini.

“Apakah ini kamar kalian? Kamar kami di sana?”seru wanita dan suaminya yang tadi bertemu di depan hotel seraya menunjuk ke arah kamarnya.

Ha Ni pun terlonjak ia pun segera duduk normal kembali tanpa menyenderkan kepala. Ha Ni pun langsung cemberut melihat kedatangan wanita itu.

Ha Ni dan Seung Jo menemui staf hotel untuk bertanya mengenai tempat makan malam.

“Apakah ini acara menggunakan lilin?”tanya Ha Ni.

“Ini program favorit makan malah dengan cahaya lilin (candle light dinner?) untuk penganti baru yang menginap di hotel kami. Khusus makan malam saja dan sangat di sukai oleh tamu kami. Kami telah banyak menerima komentar baik mengenai kepuasan tamu kami”jawab staf hotel menjelaskan.

“ Salmon, daging babi panggang, udang dan salad Caesar. Live music dan gambar souvenir. Dapatkah kita memilih ini?”tanya Ha Ni pada Seung Jo.

“Karena hari ini adalah hari kerja, kami akan memberikan sebotol anggur merah gratis”jelas staf hotel

“Benarkah?”tanya Ha Ni pada staf hotel.

“Sebuah makan malam dengan lilin dan sebotol anggur merah di iringi musik”jelas staf hotel.

“Bagaimana menurutmu?”tanya Seung Jo pada Ha Ni.

“Baiklah, kita akan melakukan ini untuk makan malam kita”ujar Ha Ni.

“Ya, aku mengerti”ucap Seung Jo pada Ha Ni.

“Kami akan menghubungi kalian jika semuanya sudah siap. Datang saja ke restoran yang terletak di sebelah kolam”ujar staf hotel.

“Oke”ujar Ha Ni. Lalu bersiap pergi namun setaf hotel memberitahukan kalau ada pasangan lain yang juga memesan makan malam seperti mereka.

“Selain kalian, ada satu pasangan lain yang juga memesan khusus makan malam seperti ini”ujar staf hotel. Ha Ni pun kembali duduk.

“Hanya dengan 2 pasangan, suasa pasti menyenangkan”seru staf hotel.

“Pasangan pengantin baru lain?”tanya Ha Ni.

Acara makan malam (candle light dinner) pun mulai. Ternyata pasangan lain yang disebutkan staf hotel tadi itu pasangan yang bertemu mereka tadi. Yang si wanita terus saja menggoda Seung Jo.

“Oh, aku mendengar hotel ini mempunyai program bagi pasangan yang sedang berbulan madu. Aku pikir itu akan menjadi membosankan. Tapi ini agak romantis. Nasib kita bagus bukan?”ujar si wanita . Namun tidak ada yang menanggapinya. Ha Ni pun memasang muka jutek, makan malam romantis yang dibayangkannya gagal total hehehe.

“Apakah aku benar? Pasti indah jika kita tiba dari bandara bersama-sama”ujar si wanita lagi.

“Kami memerlukan setengah hari untuk menemukan tempat ini. Kami tidak dapat menemukan jalan”ujar suaminya memotong pembicaraan.

“Bukan hanya jalan yang kamu tidak bisa temukan”ujar si wanita.

“Tapi kalian berdua terlihat masih muda”tanya Ha Ni.

“Ya kami sudah 21 tahun. Kami berusia sama. Ini jelas takdir. Tapi kalian menikah cepat”ujar si wanita.

“Ya, benar”ucap Ha Ni.

”Apakah sebuah perningkahan singkat?. Kami pasangan yang berbeda umur selama 11 tahun. Tapi bukan seolah-olah karena perbedaan usia kami, bahkan lebih banyak”ujar si wanita. Suaminya pun kegeeran.

“Apakah kau mau menambah anggur lagi?”tanya Seung Jo pada suami si wanita.

“Ya”jawab si suami seraya menyerahkan gelasnya. Lalu Seung Jo pun menuangkan anggur ke gelas orang itu.

“Kau hebat dalam menuangkan anggur juga?”puji si wanita. “Karena kita di usia yang sama, kita dapat menggunakan bahasa informal kan?”tanya si wanita pada Seung Jo.

“Terserah kamu”jawab Seung Jo lalu meminum anggurnya. Ha Ni pun kesal lalu meminum anggurnya segelas langsung.

“Apakah kau pikir sedang minum soju sekarang?”tanya si wanita pada Ha Ni seraya menertawakan Ha Ni.

“Aku tidak tahu cara minum anggur dengan benar”jawab Ha Ni. Seung Jo pun melihat ke arah Ha Ni, Ha Ni pun menghabiskan sisa anggur di gelasnya sampai habis.

Bulan madu Seung Jo dan Ha Ni telah selesai, mereka pun pulang.

“Tolong menyetir pelan-pelan. Setir pelan-pelan. Aku merasa mau muntah”pinta Ha Ni.

“Lalu kenapa kau tetap minum anggur begitu banyak?”omel Seung Jo. Ha Ni pun merasa mau muntah . Dan Seung Jo memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Ha Ni pun merasa lega akhirnya tidak muntah, ia pun memukul-mukul dadanya.

“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Seung Jo.

“Aku baik-baik saja”jawab Ha Ni.

Mereka pun meneruskan perjalan pulang.

Di restoran ayah Ha Ni,Chris sedang menunggu makanan yang di pesannya. Ayah Ha Ni pun tersenyum padanya.

Joon Gu melayani pesanan Chris.

“Selanjutnya mie anda”ujar Joon Gu seraya membawa pesanan chris dalam nampan. Joon Gu pun meletakkan mie pesanan Chris di mejanya. Setelah menatanya lalu ia pergi.

“Tolong beri aku garpu”pinta Chris. Joon Gu pun menghentikan langkahnya. “Garpu?”tanya Joon Gu lalu menghampiri Chris kembali.

“Ini bukan spaghetti. Setiap hidangan memiliki cara sendiri untuk memakannya. Untuk jenis mie, kau harus menggunakan sumpit. Hanya cara itulah yang terbaik”jelas Joon Gu lalu mengambil sumpit dan mencontohkannya.

“Tapi aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan sumpit”ujar Chris.

“Bukankah ibumu orang Korea? Tidakkah kamu belajar cara menggunakan sumpit?”tanya Joon Gu.

Chris pun menggeleng.

“Kamu perlu belajar dari dasar-dasarnya terlebih dahulu. Apakah kau tahu apa yang aku maksud dengan dasar?”tanya Joon Gu.

“Dasar?”guman Chris. Lalu Joon Gu mengambil sumpit yang ada di tangan Chris, Joon Gu memperlihatkan cara memegangnya.

“Kamu memegang sumpit seperti ini. Menjepitnya di antara dua tempat, kamu harus memberinya tekanan. Lalu kamu memegang sumpit pertama di posisi semula. Kamu memindahkan kedua ke atas dan ke bawah sepert ini. Seperti ini, oke?”jelas Joon Gu, namun Chris bukannya memperhatikan tangan Joon Gu tapi wajah Joon Gu hehehe.

“Apakah kau memperhatikan saat aku menjelaskan semua ini?”tanya Joon Gu.

Chris pun mengangguk, lalu Joon Gu memberikan sumpit itu ke Chris. Tapi ternyata cara memegang Chris masih salah.

“Bukan seperti itu, tapi seperti ini”ujar Joon Gu seraya membenarkan posisi pegangan sumpit di tangan Chris.

Ayah Ha Ni pun tersenyum melihat tingkah Joon Gu ini hehehe.

Ha Ni dan Seung Jo jalan-jalan.

“Wow, gedung ini sungguh mempesona”seru Ha Ni.

“Ini model replika Grand Masjid di Djenne”ujar Seung Jo.

“Djenne”guman Ha Ni.

“Ya. Masjid ini seperti yang di Afrika Barat. Mereka menyebutnya Masjidil Haram yang terbesar di dunia terbuat dari bangunan lumpur batu bata”jelas Sung Jo.

“Ah, ini menggunakan lumpur batu bata. Bagaimana mereka mempertahankan replika masjid ini?”tanya Ha Ni.

“Mereka memperbaiki tempok lumpur setiap setahun sekali. Apakah kau melihat proyeksi kayu yang ditaruh di atas sana?”ujar Seung Jo.

“Orang-orang memanjat dengan itu, aku melihat apa yang kau maksud”ucap Ha Ni.

Tiba-tiba ada yang menimbrung pembicaraan Ha Ni dan Seung Jo.

“Seung Jo, kau tampaknya memiliki pengetahuanyang luas”seru wanita yang bertemu di hotel tempat Ha Ni dan Seung Jo menginap sewaktu bulan madu. Ha Ni dan Seung Jo pun menoleh ke asal suara.

“Apakah karena kau seorang mahasiswa kedokteran?”tanya si wanita. “Pergi tur wisata denganmu pasti akan menyenangkan. Aku akan ikut denganmu”lanjutnya.

Ha Ni pun berubah kesal. Lalu tiba-tiba wanita itu menggandeng Seung Jo.

“Apakah kau baik-baik saja?. Kau sudah menghabiskan 2 botol anggur sendiri malam itu. APakah kau ingat?”tanya si wanita pada Ha Ni seraya masih menggandeng Seung Jo.

Ha Ni pun hanya mencoba mengingat-ngingat dengan jengkel.

Kedua pasangan ini akhirnya jalan-jalan ke sebuah gedung, si wanita bergandengan dengan Seung Jo sementara Ha Ni dibelakang bersama suami si wanita.

“Hal ini menarik, bukan? Mari kita pergi ke sana”ujar si wanita seraya menunjuk tempatnya.

“Itu indah”ucap Seung Jo.

“Benar”ujar si wanita.

Ha Ni menghentikan langkahnya, tanpa sengaja suami si wanita menabrak Ha Ni.

“Maaf”ujar suami si wanita.

“Kita harus melihat ke sana. Ini menarik”ajak si wanita pada Seung Jo seraya menggandeng Seung Jo kembali. Padahal Seung Jo ogah-ogahan tapi nggak menolak ckckckckc.

Ha Ni pun mengikuti di belakang mereka dengan gontai dan kesal.

“Permisi”ujar Ha Ni pada suami si wanita.

“Ya”ucap suami si wanita.

“Sebagai suaminya, tolong rawat istrimu lebih baik! Rencanaku semuanya gagal karena istrimu”ujar Ha Ni pada suami si wanita.

“Maafkan aku, Ha Ni. Sebenarnya aku khawatir juga. Aku khawatir bahwa Seung Jo tertarik pada istriku”seru suami si wanita.

“Apa? Seung Jo? Seung Jo ku pemilih terhadap jenis wanita. Terutama mereka yang berkulit tebal”ujar Ha Ni tak percaya kalau Seung Jo akan tergoda.

“Apa maksudmu dengan jenis wanita? Apa yang wanita berkulit tebal”tanya suami si wanita.

“Hyun Ah ku adalah wanita yang cantik dan baik hati (ooo namanya Hyun Ah). Tapi orang sering salahpaham padanya. Sebenarnya ia adalah seorang gadis yang hangat dan manis. Terus terang, dia terlalu baik untukku”jelas si suami. Namun Ha Ni hanya melongo tak percaya kata-kata suami Hyun Ah ini.

“Oh, sayang keduanya telah memiliki pasangan”ujar Hyun Ah serasa memperhatikan suaminya dan Ha Ni yang ngobrol serasa akrab (padahal lagi ngomongin istrinya hahahaha). Seung Jo pun jadi ikut memperhatikan keakraban Ha Ni dan suami Hyun Ah.

Bagaimana kalau pergi ke museum yang lain setelah selesai dari sini? Aku dengar bahwa di sana banyak yang menyenangkan” ajak Hyun Ah pada Seung Jo. Namun pandangan mata fokus pada Ha Ni (cemburukah?).

“Mari kita pergi dan lihat,oke?Ayolah ajak Hyun Ah manja lalu merangkul lengan Seung Jo mengajak segera pergi.

Tiba-tiba ada seorang wanita yang sengaja menabrak Hyun Ah dan Seung Jo supaya mereka berdua terpisah. “Aku minta maaf”ujar wanita itu.

“Apa sih?”seru Hyun Ah jengkel.

Wanita itu pun bergegas pergi lalu menghentikan langkahnya dan tersenyum. Wanita itu adalah ibunya Seung Jo yang sedang menyamar wkwkwk (wahh enak ni punya mertua kayak ibunya Seung Jo *ngadon* hahaha). Dan sepertinya Seung Jo menyadari kalau itu ibunya.

Hyun Ah menggandeng Seung Jo kembali namun dari belakang Ha Ni segera melepaskan gandengan tangan Hyun Ah dan menggandeng Seung Jo. Ha Ni pun segera mengajak Seung Jo pergi. Suami Hyun ah pun akan menggandeng Hyun Ah, namun Hyun Ah melepaskan gandengannya.

Ha Ni pun melihat-lihat pernak-pernik di museum itu. Hyun Ah dan suaminya mengikuti di belakang. Dan ternyata ibunya Seung Jo menyamar bersama Eun Jo hehehe, tapi Ha Ni dan Seung Jo tidak menyadari keberadaan Eun Jo padahal ada di sampingnya. (Eun Jo cool man).

“Wow, ini lucu. Bagaimana kalau kita membeli ini untuk Eun Jo?”tanya Ha Ni pada Seung Jo seraya mengambil salah satu figure binatang. Seung Jo menoleh ke belakang dilihatnya seorang anak laki-laki berkacamata dan sepertinya Seung Jo menyadari kalau anak laki-laki itu Eun Jo hehehe.

“Aku pikir kita tidak harus membelinya. Taruh kembali”seru Seung Jo seraya memperhatikan anak laki-laki kecil yang tak lain adalah Eun Jo yang sedang menyamar.

Ha Ni pun meletakkan kembali figure binatang yang diambilnya.

Hyun Ah dan suaminya sepertinya bertengkar.

“Apakah kau tidak melihat apa yang terjadi? Sudahlah”ujar suami Hyun Ah.

“ Kenapa kau tidak mengenakan cara yang lebih modis? Apa ini?”seru Hyun Ah. Tanpa mereka sadari ibu Seung Jo yang sedang menyamar ada di samping mereka dan bersiap mengabadikan moment Ha Ni dan Sung Jo.

Ha Ni dan Seung Jo kembali ke hotel. Seung Jo duduk di kursi seraya meselonjorkan kakinya dan Ha Ni di tempat tidur.

“Kita telah pergi ke banyak tempat hari ini dan juga telah mengujungi beberapa museum. Bukankah kamu lelah? Kamu harus menyetir lagi”ujar Ha Ni.

“Apakah kau ingin mandi dulu?”tanya Seung Jo.

“Hah? Boleh”jawab Ha Ni.

Ha Ni pun mengambil baju gantinya di koper, ia pun mengambil persiapan baju ganti hadiah dari kedua sahabatnya.

“Oh, apa yang harus aku lakukan? Waktunya telah tiba. Apa yang harus aku lakukan?”guman Ha Ni dalam hati seraya senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba bel kamar berbunyi.

“Siapa itu?”seru Seung Jo seraya mendekat ke arah pintu. Ha Ni pun segera menyembunyikan baju ganti yang dipegangnya ketika Seung Jo melewatinya.

“Ini kami. Tolong buka pintu”ujar tamu di luar.

Seung Jo pun membuka pintu. Dan ternyata tamunya itu Hyun Ah yang membawa sampanye.

“Bagaimana kalau sekarang minum sampanye bersama kami? Ini benar-benar mahal”ajak Hyun ah seraya menunjukkan 2 botol sampanye. Secara otomatis Seung Jo pun mundur selangkah.

Hyun ah pun memberi kode pada suaminya supaya masuk. Suami Hyun Ah masuk membawa keranjang. Ha Ni pun kesal.

Ha Ni dan Seung Jo duduk di kursi dekat kolam, tiba-tiba seorang staf hotel menemui mereka.

“Bagaimana kalian ? Makan siang kalian sepertinya agak terlambat? Apakah kalian ingin segelas anggur?”ujar staf hotel.

“Tidak. Kami baik-baik saja”ucap Seung Jo.

“Oke, saya harap liburan kalian menyenangkan”ujar staf hotel lalu pergi meninggalkan Ha Ni dan Seung Jo.

“Hari ini adalah hari terakhir kita. Apa ini? Kita bahkan tidak mengambil foto bersama”keluh Ha Ni ( tenang Ha Ni ibu mertuamu dah jadi fotografernya hehehe).

“Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu”ujar Seung Jo seraya tersenyum (Dah tahu kalau ibunya pasti dah mengabadikan foto-foto mereka berdua).

“Hah? Mengapa? Aku belum menghabiskan waktu berdua denganmu karena datang ke sini aku kira bisa. Kita bisa menghabiskan hari bersama-sama, hanya kita berdua. Bagaimana”tanya Ha Ni.

“Tentu”jawab Seung Jo.

“Benarkah?”tanya Ha Ni antusias. Seung Jo pun tersenyum manis.

Ha Ni berdandan cantik karena akan berjalan-jalan berdua dengan Seung Jo.

Ia pun memakai bedak sambil berkaca.

“Oh, aku cantik. Itulah sebabnya Baek Seung Jo menikah denganku”guman Ha Ni dalam hati.

Tapi tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu.

“Seung Jo. Seung Jo”panggil seseorang di luar kamar.

Ha Ni pun mencoba melihat dari lawan arah Seung Jo pun bersiap membuka pintu.

“Siapa yang memanggil itu?”tanya Seung Jo.

“Aku tidak tahu”jawab Ha Ni.

Seung Jo pun membuka pintunya. Dan ternyata orang yang mengetuk pintu itu suami Hyun Ah.

“Seung Jo, tolong bantu aku”pinta suami Hyun Ah.

Ternyata Hyun Ah sedang merintih kesakitan. Seung Jo pun memeriksanya. Ha Ni pun menyusul.

Hyun ah berguling-guling merintih kesakitan di atas ranjang. “Bisakah kau ceritakan di mana yang sakit?”seru Seung Jo.

“Aku tidak tahu. Ini sangat menyakitkan”ujar Hyun Ah seraya menahan sakitnya (padahal pura-pura tuh).

“Hyun Ah”ujar Seung Jo.

Lalu Hyun Ah pun merubah posisinya jadi terlentang.

“Tunggu dulu. Sepertinya di sini?”ujar Hyun Ah serasa menunjukkan letak sakitnya.

Seung Jo pun memeriksa bagian perut yang ditunjukkan Hyun Ah. “Tidak, aku pikir bukan disitu”ujar Seung Jo.

Melihat hal itu sepertinya Ha Ni menyadari kalau sakitnya Hyun Ah hanya pura-pura. Ha Ni pun terbakar api cemburu.

“Lalu di sini? Di sini”tunjuk Hyun Ah seraya menunjukkan bagian perut yang lain. Seung Jo pun memeriksanya (dilemma ni kalau seorang cowok jadi dokter hehehe).

“Tidak, jangan menyentuhnya. Tolong berhenti”guman Ha Ni dalam hati menahan kekesalannya.

“Bagaimana di sini?”tanya Seung Jo.

“Di sini, sakit di sini”ujar Hyun Ah seraya menunjukkan tangan Seung Jo di dadanya.

“Jangan sentuh wanita lain seperti itu”seru Ha Ni tak terima.

“Oh Ha Ni, apa yang kau katakana?”tanya Seung Jo.

“Aku tidak suka itu. Aku tidak suka kalau kau menyentuh wanita lain”jawab Ha Ni.

“Oh Ha Ni, saat kita menikah, aku sudah belajar jadi dokter. Jangan bilang kau marah karena aku menyentuh tubuh orang yang sakit? Apakah kau tidak malu. Jika kau tidak menyukainya, maka kau dan aku tidak bisa bersama. Apakah kau mengerti?”jelas Seung Jo.

Ha Ni pun menahan tangisnya lalu bergegas pergi meninggalkan kamar Hyun Ah.

“Ha Ni. Jalannya terlalu cepat. Serius”ujar suami Hyun Ah lalu mengejar Ha Ni. Suami Hyun Ah sebelumnya melihat kea rah Seung Jo apakah Seung Jo akan menyusul Ha Ni atau tidak, namun melihat Seung Jo diam saja maka suami Hyun Ah lah yang menyusul Ha Ni.

“Ha Ni”panggil suami Hyun Ah.

Hyun Ah pun tersenyum senang melihat rencananya berhasil. Lalu ia bangun dari tempat tidur.

“Akhirnya hanya kita berdua. Seung Jo, kau tidak suka atau Ha Ni ingin kau menyentuhnya kan?”ujar Hyun Ah seraya menyentuh tangan Seung Jo.

“Ini adalah sia-sia. Aku harap kau bertemu denganku sebelum Ha Ni”rayu Hyun Ah percaya diri.

“Lalu… Lalu aku tidak akan pernah melirik mu”seru Seung Jo seraya mengehmpaskan tangan Hyun Ah dan bangkit beridir.

“Apa?”seru Hyun Ah.

“Itu karena kita bertemu di tempat ini. Jadi aku tidak punya pilihan selain berbicara denganmu. Jangan pernah kau berani membandingkan dirimu dengan Ha Ni”seru Seung Jo kesal (keren, Seung Jo saranghae-miane deota wkwkkwkw).

Hyun Ah kesal menahan malu.

Lalu tiba-tiba suami Hyun Ah datang, “Aku tidak bisa menemukannya”ujarnya. Lalu Seung Jo pun langsung bergegas pergi.

Teenyata Ha Ni duduk sendirian di kursi panjang taman sambil menikmati pemandangan laut (pengen juga hiks…hiks). Seung Jo pun menemukannya ia tersenyum melihat Ha Ni di situ.

Seung Jo pun duduk di samping Ha Ni dengan tiba-tiba, refleks Ha Ni menjauh sedikit.

“Kau bilang kau ingin kita berdua menghabiskan waktu bersama. Jadi bagaimana kau berlari sendiri? Apakah kau masih marah?”tanya Seung Jo.

“Cobalah menempatkan diri dalam posisiku”jawab Ha Ni.

“Ini akan menjadi aneh jika aku tidak gila. Tapi kau cukup tersenyum. Aku merasa lebih baik saat melihatmu tersenyum”ujar Seung Jo.

Namun Ha Ni masih terdiam lalu Seung Jo menggelitik Ha Ni supaya tersenyum.

“Hei itu menggelitik, ini menggelitik”teriak Ha Ni seraya mencoba menghentikan Seung Jo.Namun Seung Jo makin menggelitiki Ha Ni.

“Tidak, hentikan. Aku salah”seru Ha Ni. Seung Jo pun berhenti dan Ha Ni pun kembali ceria.

Ha Ni dan Seung Jo duduk bersama di kursi namun cukup lama terdiam.

“Maafkan aku”ujar Ha Ni, namun Seung Jo sedng mengalihkan pandangannya.

“Aku merasa seperti orang bodoh” ucap Ha Ni lagi, Seung Jo pun menoleh ke arah Ha Ni.

“Aku tidak percaya aku cemburu karena masalah kecil”lanjut Ha Ni.

“Gadis bodoh”ucap Seung Jo. Ha Ni menoleh ke arah Seung Jo.

“Kadang-kadang kau manis. Kadang-kadang, kau cukup manis juga. Tapi kenapa aku sangat menyukaimu”jelas Seung Jo. Lalu Seung Jo menarik Ha Ni ke dekatnya.

“Kau benar-benar tidak cantik, tapi kau kadang-kadang lucu. Kenapa aku selalu memikirkanmu setiap hari. Mantra apa yang kau berikan padaku?”tanya Seung Jo lalu Seung Jo merebahkan Ha Ni di kursi.

Dan tentu saja Seung Jo mencium Ha Ni lagi (entah ni ciuman ke berapa, pantesan judulnya aja playful kiss banyak banget adegan ciumannya hahaha).

Lalu Seung Jo menggendong Ha Ni ke kamar. Sepertinya lanjut di kamar selanjutnya terserah Ha Ni dan Seung Jo. (kok ari nulisnya dapat bagian ini ya wkwkwk).

Keesokan paginya, Ha Ni terbangun namun Seung Jo sudah tidak ada di sampingnya. Ha Ni pun melihat bingaki foto yang berisi foto dirinya dan Seung Jo saat bulan madu. Ha Ni tersenyum mendekap bingaki foto itu. Lalu ia menengok jam dilihatnya sudah pagi ia pun buru-buru keluar kamar dan turun ke bawah tanpa merapikan diri (jangan di tiru ya masa nggak sisiran hahaha).

“Selamat pagi”seru Ha Ni seraya turun ke dapur. Ha Ni pun menemui Seung Jo, Eun Jo dan Ibu Seung Jo di dapur yang sedang sarapan.

“Kenapa kau tidak tidur agak lama? Kamu lelah kan. Maafkan aku. Jam alarm berbunyi jam 5 pagi. Jadi apa yang terjadi? Aku menantikan sarapan lezat yang dibuat olehmu”ujar Seung Jo.

“Hyung, kau tahu masih ada waktu untuk kembali”ujar Eun Jo pada Seung Jo.

“Ha Ni, duduklah. Apakah kau ingin mencuci sebelum kau makan?”ujar ibu Seung Jo mempersilahkan Ha Ni duduk.

“Ya, maafkan aku”ucap Ha Ni.

“Tidak apa-apa.Apakah kau tidak pergi ke perpustakaan”tanya Ibu Seung Jo.

“Aku akan pergi mencuci sekarang, dan kita bisa pergi bersama-sama”ujar Ha Ni pada Seung Jo.

“Apakah kau mempersiapkan diri untuk dapat ikut kursus perawat?”tanya Ibu Seung Jo

“Ya”jawab Ha Ni malu-malu.

“Anakku akan menjadi dokter dan menantuku akan menjadi perawat. Oh ini telalu sempurna”ujar Ibu Seung Jo bangga.

“Tidak, aku harus menunggu beberapa waktu sebelum aku bisa ikut ujian masuk. Atau bahkan aku tidak memiliki kesempatan ikut ujian. Ah, benar-benar”ujar Ha Ni.

“Bahkan jika kau ikut ujian masuk, itu tidak berarti bahwa kau akan lulus. Lebih baik jika kau tidak mengambil ujian sama sekali” ejek Eun Jo.

“Baek Eun Jo. Perhatikan apa yang kau katakan mulai dari sekarang”seru ibu Seung Jo.

Eun Jo pun mencibir.

“Dia kakak iparmu sekarang”jelas ibu Seung Jo.

“Oh, itu benar. Kau perlu untuk ,mendaftarkan pernikahanmu”ujar Ibu Seung Jo pada Seung Jo.

“Aku akan memikirkannya”ucap Seung Jo.

“Apa yang kau katakan? Aku tahu kau sibuk, tapi tidak peduli seberapa kesibukanmu, hal ini sangat prioritas”jelas ibu Seung Jo pada Seung Jo.

“Ha Ni, lalu kau dan Seung Jo harus pergi dan mendaftarkan….”ujar ibu Seung Jo pada Ha Ni.

“Seperti yang aku katakan, biarkan aku berpikir tentang hal ini”potong Seung Jo.

“Apa? Apa yang kau butuhkan untuk berpikir ? itu mendaftarkan namanya pada keluarga kita. Aku harus menunggu dan melihat”jelas ibu Seung Jo.

“Apakah ini hal yang harus pria katakan setelah pulang dari bulan madu? Itu karena anda mendorong ini pada kami, Bu”seru Seung Jo.

“Baek Seung Jo, demi Tuhan apa yang kau katakan? Terimakasih atas kebaikan ayah Ha Ni tidak ada. Apakah yang kau perlukan lagi untuk berpikir?”seru Ibu Seung Jo meninggikan suaranya

“Yah, sulit bagiku untuk mengatakan tapi aku hanya merasa tidak nyaman. Aku merasa sepertinya kita sedang dipaksa banyak hal. Ini bukan sesuatu kamu berharap lebih kan?tanya Seung Jo.

“Benarkah?”tanya Ha Ni.

“Apa yang harus kita lakukan? Ya, Nah bagaimana dengan transfer ke kursus keperawatan? Jika kau berhasil lulus ujian, maka kita akan mendaftarkan pernikahan kita”ujar Seung Jo.

“Apa yang kau lakukan dengan pendaftaran pernikahan?”ucap Ibu Seung Jo

“Itu tidak mungkin”ujar Ha Ni.

“Kenapa? Apa kau tidak punya keyakinan apapun?Kau tampaknya tidak mau berupaya untuk lulus ujian masuk?”ujar Seung Jo.

“Tidak, bukan itu maksudku. Jika tidak ada kekosongan dalam program, maka aku tidak bisa mengambil ujian”ucap Ha Ni

“Cepat atau lambat akan ada tempat untukmu”ujar Seung Jo lalu bergegas meninggalkan meja makan. Seung Jo pergi dengan tersenyum tanpa Ha Ni, Eun Jo dan Ibunya ketahui.

Hari yang indah baru saja menyapa Parang University, Ha Ni dan Seung Jo sepasang pengantin baru datang dengan mengendarai sepeda mereka ke kampus. Mereka parkir di depan gedung. He Ra datang dan mendekati Seung Jo dan menyapanya. He Ra melihat mereka mengendarai sepeda pasangan, dan Seung Jo mengungkapkan bahwa itu milik Ibunya.

Seung Jo juga berkata kalau dia hampir saja memakai baju pasangan tapi Seung Jo lari. He Ra bertanya mengapa Seung Jo tidak memakai cincin pernikahan.

Seung Jo melihat Ha Ni dan dia bilang dia akan mengenakan cincin pernikahan mereka setelah mereka mendapatkan lisensi pernikahan (surat resmi pernikahan). Seung Jo dan He Ra berjalan lebih dulu dari Ha Ni.

Tapi tiba-tiba He Ra menghampiri Ha Ni dan menggodanya. He Ra berkata kalau Ha Ni dan Seung Jo tidak memiliki ikatan hukum satu sama lain. Ha Ni berkilah dengan mengatakan semua orang juga tahu mereka sudah menikah, He Ra bahkan menghadiri pernikahannya.

He Ra mengatakan bahwa ini berbeda, pengakuan hukum pernikahan dan stempel resmi pemerintah adalah kuat. He Ra menggoda Ha Ni kembali dengan berkata kalau dia masih memiliki kesempatan. Ketika Ha Ni tampak kesal, He Ra menepuk bahunya dan mengatakan kepadanya itu menyenangkan untuk bersenang-senang dengan biayanya. Dia kemudian berjalan kesisi Seung Jo dan menggandeng lengan Seung Jo. Ketika dia berjalan pergi, dia berbalik dan menunjukkan lengan mereka yang saling mengait ke Ha Ni. Ha Ni tampak geram melihatnya

Saat He Ra sedang berdua saja dengan Seung Jo, He Ra bertanya apakah benar Ha Ni sedang mencoba untuk pindah ke program keperawatan. Setelah mendapat konfirmasi dari Seung Jo, He Ra terkesan dengan ketekunan Ha Ni yang rela pindah program karena Seung Jo akan jadi seorang dokter. He Ra berkata Ha Ni seperti sebuah bintang yang mengorbit disekitar Seung Jo. Seung Jo berkata bukankah bumi mengorbit mengelilingi matahari?. He Ra berkata kalau Seung Jo benar-benar macho.

Ha Ni membawa setumpuk buku di meja perpustakaan, Dia sudah siap untuk belajar. Sebelum belajar, Ha Ni menggerutu kesal tentang perkataan He Ra (He Ra menyindir Ha Ni, dia masih memiliki kesempatan dengan Seung Jo, meskipun bercanda) dan Ha Ni juga kesal pada Seung Jo. Ha Ni berkata tidak bisa dipercaya, apa dia tidak akan mendaftarkan pernikahan sampai aku lulus tes pindah jurusan. Siswa yang duduk disebelahnya, menutup bukunya dan beranjak pindah dari situ, karena mereka terganggu dengan Ha Ni yang berisik. Ha Ni bersumpah dia akan lulus tes.

Joon Gu bertemu dengan ayah Ha Ni. Joon Gu menjelaskan tentang metode jualan mereka dikantin sekolah, mereka akan membuat kantin seperti prasmanan, pelanggan bebas memilih makanan yang mereka sukai.

Christine datang, Joon Gu jadi kesal. Ayah Ha Ni menyuruh Joon Gu untuk melayani Christine, Joon Gu terpaksa melayaninya. Joon Gu tanya apa yang Christine inginkan. Dia bilang hari ini dia ingin makan Sam Gye Mie. Joon Gu tanya kenapa dia selalu makan mie, seharusnya dia makan nasi dan roti juga. Christine malah meminta kimchi mentimun karena rasanya lebih baik. Joon Gu berkata kalau tidak ada kimchi mentimun hari ini. Joon Gu melihat benda yang dibawa Christine dan dia tanya apa itu. Christine bilang kalau ”itu adalah tereré, yang digunakan untuk minuman dingin mate tea! Apa kau mau mencobanya?”. Joon Gu tanya” mengapa aku harus meminum apa yang kau minum”. Chirstine menjawab ”Kami biasanya berbagi antara orang-orang, ini berarti kau temanku”.

Joon Gu : ” Mengapa orang-orang berbagi hal yang satu ini? Aku akan mendapatkan bakteri! Singkirkan itu!”

Christine : ” kau tidak akan sakit. Tereré memiliki komponen yang membunuh bakteri. Minumlah sehingga kita bisa berteman”.

Joon Gu : ” aku tidak ingin menjadi temanmu. makan mie dan pergi baik-baik saja?”

Joon Gu beranjak pergi untuk membawakan pesanan Christine, tapi Christine dengan lantang berkata ”kemudian menjadi pacarku”. Joon Gu kembali menghampiri Christine.

Christine : ” Aku suka kamu Mr. Bong. Aku menyukaimu pada pandangan pertama. Mari kita menjadi pasangan”

Joon Gu : ” Ya ampun, gadis ini benar-benar gila! Bukankah aku mengatakan bahwa aku memiliki seseorang yang aku suka?”

Christine berkata kalau dia datang setiap hari tapi tidak melihatnya dan cChristine juga belum pernah melihat Joon Gu pergi kencan. Joon Gu berkilah ” Jika aku menyukai seseorang, apakah aku harus pergi kencan dan menjadi pasangan dengan mereka? Hanya diriku, dalam hatiku, aku melihat orang ini”. Joon Gu meminta Christine untuk tidak datang lagi.

Ha Ni tidak sengaja bertemu dengan Kyung So di Sekolah, yang bertanya mengapa dia tidak datang untuk berlatih tenis lagi? Apakah karena dia sudah mencapai tujuannya yaitu meinkah dengan Seung Jo. Setelah mendengar bahwa Ha Ni sedang sibuk belajar sehingga ia dapat pindah jurusan, Kyung So memperingatkan Ha Ni bahwa program keperawatan sangan ketat dan sangat sulit untuk masuk ke dalam. Ha Ni tahu itu, dia bertanya apa yang harus dia lakukan, karena dia benar-benar harus lulus tes. Kyung So memberi saran Kalau Ha Ni mungkin lebih banyak belajar lagi dan mengulang di universitas lain saja dengan mengambil jurusan Ilmu Sosial.

Kyung So berkata kalau dia memiliki sesuatu. Ha Ni langsung berkata ”dengan He Ra?”. Ha Ni tanya apakah mereka berpacaran?, Kyung So jawab tidak, mereka hanya makan hot dog. Ha Ni tanya Hot Dog itu apa?, Kyung Soo menjelaskan kalau Hot Dog itu sangat penting.

Ha Ni pergi ke salon kecantikan bersama Min Ah untuk mengunjungi Joo Ri. Tapi mereka harus bersabar menunggu karena Joo Ri sedang menggunting rambut pelanggannya. Setelah selesai dengan pekerjaanya, mereka semua berbincang-bincang.

Joo Ri : ” Pada awalnya, rambutnya cukup panjang. Mungkin sampai ke bahu? Bukankah itu lama? Dia datang sehari-hari dan memberitahu aku untuk memotongnya sedikit demi sedikit. Itulah mengapa pendek. Tetapi hal yang aneh, dia datang agak kemudian setelah jam kerja, dan itu sebabnya aku memotongnya”

Ha Ni : ”Dia datang untuk melihatmu”

Joo Ri : ”bisa jadi seperti itu...”

Min Ah : ” Untuk kau yang tidak memiliki sertifikasi, cukup baik”

Joo Ri memukul tangan Min Ah : ”aku sudah belajar”

Min Ah : ” Hei Jung Joo Ri, jika kau meninggalkan aku dan mulai berkencan, itu akan menjadi akhir dari persahabatan kita”

Joo Ri : ” Hei, karena kau selalu berada dalam ruang tamu sepanjang waktu, itu sebabnya kau belum berkencan, Aigoo Dok Go Min Ah, buang itu wajahmu.”

Ha Ni : ” Mengapa? Dia keren, peringkat kartunmu benar-benar tinggi”

Min Ah : ” Aku upload kemarin yang baru. Apakah kau ingin melihatnya?”

Mereka bertiga melihat komik online karya Min Ah. Min Ah membuat Komik tetang kisah romantis Ha Ni – Seung Jo. Mereka tertawa bersama.

Ha Ni membantu ibu mengelap piring, Ha Ni bercerita kalau orang-orang berkata kalau dia tidak akan berhasil, tes untuk mengubah jurusan sangat sulit, Tapi mereka mengatakan tidak ada cara ada bintik-bintik tersedia dalam program keperawatan. Ha Ni juga berkata tentang lisensi pernikahan pada ibunya.

Ibu melakukan beberapa riset online dan menentukan bahwa untuk mendaftar perkawinan, mereka perlu dua saksi, dan kartu identitas Jo Seung sebagai identifikasi yang valid.

Ketika Seung Jo di kamar mandi, Ha Ni menyelinap kembali ke kamar mereka dan mencari sesuatu dari celana dan jaket Seung Jo.

Ha Ni menemukannya dompet Seung Jo, dia hendak membuka dompetnya, ketika Seung Jo tiba-tiba menegurnya dan bertanya apa yang sedang Ha Ni lakukan. Seung Jo mengambil kembali dompetnya, dan menyatakan bahwa Ha Ni sudah mengambil dompet suaminya. Ha Ni berkata bahwa ada beberapa tagihan yang hilang. Kemudian Seung Jo meletakkan dompet dibawah bantalnya.

Ketika Seung Jo sudah tertidur, Ha Ni menyelinapkan tangannya kebawah bantal dan berhasil mendapatkan kartu identitas Seung Jo.

Ketika Ibu dan Ha Ni pergi ke kantor pemerintah, mereka menemukan bahwa pernikahan mereka sudah terdaftar. Mereka bingung, karena ini pertama kalinya mereka kesana. Petugas pemerintahan berkata kalau Mr. Baek Seung Jo yang mendaftarkannya. Mereka berdua terkejut.

Kembali kerumah, Ha Ni dan Ibu seperti tertangkap basah oleh Seung Jo. Seung Jo mengulurkan tangannya. Ha Ni mengerti dan mengembalikan kartu identitas Seung Jo.

Ha Ni : ” Apakah kau tahu bahwa aku mengambilnya?”

Seung Jo : ” Apakah kau tidak tahu apa yang ada di sini?”

Ibu : ”Seung Jo, Mengapa kau menggodanya?”

Seung Jo : ”ini menyenangkan, aku hidup untuk menggoda Oh Ha Ni, Dia berusaha keras ketika dia memiliki tujuan. Pindah ke program keperawatan tidak mudah. Aku sengaja melakukannya agar dia akan menetapkan pikirannya untuk itu. Tapi kemudian kau menyentuh dompetku. Aku kecewa padamu”

Ha Ni : ”tidak, Aku akan melakukannya. Aku akan melakukannya! Aku akan bekerja keras. Jangan kecewa”

Joon Gu bekerja keras mempersiapkan peluncuran usaha bekal nya. Dia mencatat semua keperluan dengan benar dan teliti.

Ha Ni duduk di sebuah tangga kampus sambil membaca, tiba-tiba Christine datang. lalu mereka mengobrol berdua.

Christine berbicara dengan Ha Ni. Dia berkata kalau Joon Gu sangat keren.

Christine : ” Aku suka cara dia terlihat. Aku suka bagaimana dia seperti laki-laki, Dan terutama cara dia berbicara. Ini seperti ia bernyanyi”

Ha Ni : ”aku tahu”

Christine : ” Aku harus pergi ke Inggris pada Malam Natal. Tapi aku tidak mau pergi. Aku ingin bersamanya. Jika Mr. Bong mengatakan padaku untuk tidak pergi, aku tidak akan”

Ha Ni : ”kau seperti dirinya”

Christine : ” Tapi Mr. Bong mengatakan bahwa ia telah mempunyai seseorang yang dia suka, Apakah itu benar? Siapa?”

Ha Ni : ”Dia mengatakan seperti itu?”

Ha Ni terdiam beberapa saat, tapi dia langsung berkata ” Tidak ada orang yang seperti itu”

Christine : ”Benarkah? Aku tahu itu! Ha Ni bantu aku sedikit, Katakan pada Mr. Bong bahwa aku cantik”

Ha Ni : ”baiklah”

Teman-teman sekolah tinggi membantu pembukaan restoran Joon Gu, semua menyebarkan selebaran termasuk teman-teman Joon Gu, Joon Gu's Bye Bye Sea.

He Ra dan Seung Jo tiba pertama, Seung Jo memberikan hadiah untuk Joon Gu. Joon Gu tanya dimana Seung Jo meninggalkan Ha Ni dan bersama gadis ini. Lalu Ha Ni datang dengan Christine. Christine memberikan hadiah sebuah tas serbet yang besar. Joon Gu tidak terkesan dengan tas besar serbet Christine sampai ia mendengar bahwa Ha Ni yang membantunya memilihnya. Ayah Ha Ni meminta Bos Bong untuk menyampaikan pidatonya

Joon Gu memulai pidatonya : ” Walaupun mungkin ada beberapa yang sudah tahu ... Ada sebuah buku yang dikenal sebagai Panduan Michelin. Ini adalah buku yang memperkenalkan restoran terbaik di seluruh dunia. Mendapatkan bahkan 1 bintang dalam buku itu adalah hal yang paling terhormat yang pernah ada! Restoran menjadi tengara di seluruh dunia dalam semalam! Pada awalnya aku pikir mereka benar-benar tersentak. Siapa saja mereka untuk menempatkan bintang-bintang di samping makanan orang lain? Benar? Tapi kemudian cara mereka menilai makanan tidak hanya karena rasanya yang enak! Tapi apakah makanan selalu baik tidak peduli ketika kau pergi. Sebuah bintang hanya diberikan jika rasa makanan selalu besar apakah koki mengalami sakit hati atau kebahagiaan. Jadi aku juga ingin menerima bintang dengan Sok Pal Bok Lunch Box! Dewi Song Pal Bok di Surga ... akan sangat bahagia, kan? Terima kasih. Terima kasih”

Semua bertepuk tangan, Christine berkata dengan senangnya ”kau begitu keren, Mr. Bong” .

Christine : ” Ah, Mr Bong. aku harus pergi ke Inggris, tapi aku tidak ingin pergi. Katakan tidak, maka aku tidak akan”

Joon Gu : ” Apa sih yang kau bicarakan? Apakah aku tidak memberitahumu? aku..tidak tidak menyukai siapapun juga kecuali Ha Ni”

Christine terkejut : ”Ha Ni? Oh Ha Ni?”

Joon Gu : ”ya aku hanya menyukai Ha Ni, Kau akan ke Inggris? Oke, go go go. Pergi dan jangan kembali, oke?”

Ha Ni : “Bong Joon Gu!!”

Christine pergi dari situ, Ha Ni mengejarnya. Semua orang direstoran terkejut, He Ra hanya tersenyum simpul, sementara Seung Jo agak terbelalak dan kesal juga, mungkin Seung Jo cemburu, hahahaha.

Malam hari dikamar Seung Jo dan Ha Ni.

Ha Ni : ” huh apa yang harus aku lakukan? Chris memutuskan dia akan kembali ke Inggris. Dia mempercayai aku dan menceritakan semuanya. Aku merasa mengkhianatinya”

Seung Jo : ”lalu kenapa kau selalu ikut campur dalam masalah orang lain?”

Ha Ni : ” Dia mengatakan kepadaku untuk membantunya”

Seung Jo : ”kau pasti suka itu, ahjumma-ahjumma memiliki skandal”

Ha Ni : ”Kenapa kau jadi seperti itu!”

Seung Jo : ”Tapi...apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Bong Joon Gu”

Ha Ni : ”hemm?”

Seung Jo : ” Apa yang terjadi ... kenapa dia bertindak seperti itu padahal kita sudah menikah?”

Ha Ni : ” Tidak ada yang terjadi. Hanya saja itu karakter Joon Gu selama menjadi murid di sekolah”

Ha Ni tersenyum menyadari sesuatu dan berkata pada Seung Jo ” Apakah kau cemburu?”

Seung Jo agak terkejut : ”hey, siapa yang cemburu? Cihh cemburu? Ah tinggalkan mereka, Biarkan saja mereka yang menyadari perasaan mereka, Jika kau terus terlibat ... mungkin akan lebih buruk”

Ha Ni : ”mungkin?”

Seung Jo : ”ya, tinggalkan mereka, sampai mereka menyadari segalanya”

Ha Ni : ”aku kira begitu, ah kau juga melakukannya, kan?”

Seung Jo : ”apa?”

Ha Ni : ” kau juga, setelah meninggalkan segalanya sendirian, kau menemukan perasaan sejatimu”

Seung Jo : ”ahh benar-benar”

Ha Ni menggoda Seung Jo : ”aku benar, ya?”

Seung Jo : ”sudah belajar saja”

Ha Ni terus menggoda Seung Jo : ” Aku benar, bukan? Kau cemburu dari awal, kan?”

Seung Jo : ”aku bilang, aku tidak!”

Ha Ni : ”aku tahu kau”

Seung Jo : ”apa kau gila?”

Ha Ni : ”hey, aigoo cute”

Restaurant Song Pal Bok Joon Gu di buka dan Bye Bye Sea menjadi pelayannya. Salah satu anggota Bye Bye Sea berkata, "Tapi dia sepertinya tidak datang."

Joon Gu : " Siapa?"

Anggota : "Christine. Apakah dia sudah berangkat?"

Tamu-tamu mulai berdatangan, anggota Bye Bye Sea pun langsung masuk ke dalam Restaurant untuk melayani tamu-tamu sementara Joon Gu masih diam di luar Restaurant.

Ha Ni tidak bisa menahan diri untuk tidak ikut campur, dia pergi untuk berbicara dengan Joon Gu. Ha Ni bertemu dengan Joon Gu di taman

Ha Ni : ”Christine sudah pergi. Kau sudah mendengarnya kan?”

Joon Gu : ”Apa hubungannya denganku?”

Ha Ni : ”Jawabalah dengan jujur. Apa kau tidak menyukai Christine?”

Joon Gu : ”Tidak”

Ha Ni : "Tapi kau penasaran karena tidak melihatnya? Kau merindukannya, kan?”

Joon Gu : ”Tidak mungkin. Bagiku kaulah satu-satunya. Bukankah sudah ku bilang bahwa kau keluargaku."

Ha Ni : ”Aku sudah menikah Joon Gu. Sekarang Seung Jo adalah keluargaku”

Joon Gu : ”Ya kau benar. asuransi. berfikirlah kalau aku ini asuransimu. Jika kau mengalami kesulitan maka kau bisa mencariku. Bukankah orang-orang mengambil asuransi saat sedang mengalami kesulitan atau dalam situasi yang genting?"

Ha Ni meminta Joon Gu untuk duduk diayunan sebelahnya : ”Joon Gu, duduk disini, cepat”.

Joon Gu pun pindah tempat duduk.

Ha Ni : ”Joon Gu... Selama ini kau selalu mendukung semua yang aku lakukan. Memberi dukungan dan melakukan apapun yang aku minta. Terima kasih. Jadi kali ini... sekali ini saja, tolong dengarkan aku sekali ini saja. Duduk dengan tenang dan berpikirlah. Tataplah langit dan mereka berkata kau akan benar-benar melihat perasaanmu sendiri, cobalah”

Joon Gu mengikuti kata-kata Ha Ni, dia duduk terdiam dan mulai main ayunan sambil menatap langit mencoba mencari tahu perasaan dia yang sebenarnya pada Christine itu seperti apa.

Kyung So bertemu dengan He Ra, dia mengungkapkan bahwa dia menerima pemberitahuan layanan wajib militer.

Dia meminta He Ra untuk menulis surat kepadanya jika He Ra merasa bosan, tapi He Ra menolak dengan mengatakan bahwa itu terlalu merepotkan. Kyung So mengatakan pada He Ra kalau dia punya satu permintaan. Kyung So meminta He Ra untuk tidak menangis sendirian, karena waktu He Ra menangis di bahunya, dia merasa tulangnya meleleh. Kyung So juga meminta He Ra menjaga dirinya sendiri, karena dia akan benar-benar pergi sekarang.

Kyung So berjalan pergi dan tiba-tiba He Ra berkata ”Jika aku bosan, maka aku akan mengunjungimu”. Kyung So kaget mendengarnya tapi dia senang karena He Ra tersenyum padanya.

Ha Ni tertidur di perpustakaan, sampai kepalanya menghantam sebuah buku dengan keras membuat mahasiswa lain yang melihatnya tertawa. Ha Ni kembali mencoba fokus untuk belajar, dia berkata, ”Aku sebenarnya tidak ingin melakukan ini tapi Seung Jo memintaku untuk melakukannya. Benar, aku tidak boleh mengecewakan Seung Jo”

Dia melihat foto pernikahan di ponselnya untuk memberikan energi, dan mensetting HP-nya sehingga muncul sebuah pesan "S.J LOVE H.N" dan "Fighting". Kyung So mendatangi Ha Ni dan mengajaknya keluar.

Ha Ni terkejut setelah mendengar cerita bahwa surat panggilan wamil Kyung So sudah datang.

Ha Ni : ”aku pikir surat ini terlalu cepat keluar, sayang sekali”

Kyung So : ”benarkah? Kau satu-satunya orang yang sedih mendengar aku menjadi tentara, bahkan orang tuaku senang, karena sekolah begitu mahal, tapi aku datang kesini bukan untuk mengatakan itu, aku ingin mengucapkan terima kasih”

Ha Ni : ”Padaku? Untuk apa?”

Kyung So : ”Bukankah kau selalu mengatakan kepadaku? Kau tidak perlu menyiapkan sesuatu yang khusus atau apapun tetapi hanya ketulusan, mengatakan yang sebenarnya adalah yang terbaik”

Ha Ni : ”tentu saja”, Ha Ni menyadari sesuatu dan kembali bertanya pada Kyung So : ”apa kau mengaku? pada He Ra? ”

Kyung So : ”kenapa aku mengaku? aku tidak mengaku, tapi aku melakukan sesuatu yang mirip dengan pengakuan”. Ha Ni tersenyum mendengarnya

Kyung So : ”tahukah kau, jujur dengan melihatmu, aku belajar banyak hal, tapi aku tidak melakukannya karena aku takut gagal atau aku takut ditolak jadi aku tidak mengaku, aku selalu seperti itu, tapi melihatmu aku mulai berpikir, siapa yang peduli jika aku gagal, ini adalah caraku berpikir, pola pikir ini, aku belajar ketika aku melihatmu”

Ha Ni : ”aku tahu beberapa hal!”

Kyung So : ”Dalam hal apapun, terima kasih, aku memiliki waktu yang menyenangkan, itu sebabnya, sunbae ingin memberi Ha Ni hadiah”

Ha Ni : ”benarkah? Oke, berikan padaku” Ha Ni langsung mengulurkan kedua tangannya.

Kyung So : ”bukan seperti itu, kau bilang kau ingin masuk ke program keperawatan, ketika aku menjadi tentara, aku akan membuka tempat untukku diprogram keperawatan”

Ha Ni : ”Bagaimana kau bisa melakukan itu, Sunbae? Kau bahkan bukan diprogram keperawatan?”

Kyung So : ”Ha Ni, didunia ini, negara kita adalah negara yang satu-satunya yang memiliki sistem yang dikenal sebagai wajib militer. Ingat waktu lalu ketika aku bilang aku punya teman di program keperawatan? Dia seorang pria, dia berbagi kamar denganku, ketika aku masuk wajib militer, aku akan membawanya bersamaku”

Ha Ni : ”benarkah? Dia bilang dia akan pergi denganmu?”

Kyung So : ”apa yang akan dia lakukan jika dia tidak pergi? Aku akan membawa pergi kamarnya, jika aku menyingkarkan kamarnya, maka ia tidak memiliki tempat untuk pergi, jika aku pergi wajib militer maka dia juga harus ikut pergi wajib militer, jika aku pergi ke pulau terpencil,maka dia juga harus pergi dan menangkap ikan tuna atau sesuatu”

Ha Ni bersorak senang dan memegang tangan Kyung So : “Sunbae!!!!!”

Kyung So : “Jadi aku akan membuat sebuah tempat, entah bagaimana caranya, ujian, aku tidak bisa melakukan apapun dengan ujian, jadi kau harus melakukan dengan baik dan diterima”

Ha Ni : “ah tentu saja”. Ha Ni bersorak kegirangan dia berterima kasih pada Kyung So. Ha Ni melompat-lompat kegirangan.

Ha Ni : “sunbae!! Terima kasih!! Sunbae-nim!! Terima kasih!!”

Kyung So : “apa sekarang, kau senang aku pergi wamil?”

Ha Ni : “Ya, aku sangat bahagia”

Joo Ri masih di salon dan dia menunggu laki-laki yang selalu datang saat salon akan di tutup tapi ternyata laki-laki itu tidak datang juga. Ketika Joo rR akan pulang, laki-laki itu datang dan Joo Ri terlihat senang.

Pria itu : “Potong lebih pendek”

Joo Ri : “Ini sudah sangat pendek, apa kau ingin membuatnya lebih pendek?”

Laki-laki itu diam tidak menjawab, Joo Ri mengerti dan memotongnya. Saat hendak memotong laki-laki bicara.

Pria itu : “aku akan wamil”

Joo Ri terkejut serta kecewa mendengarnya dan berkata “kemudian….kita tidak bisa melakukan ini lagi”. Joo Ri memulai pekerjaannya memotong rambut tapi dia tidak sanggup. Tiba-tiba Joo Ri memeluk laki-laki itu dari belakang.

Joo Ri : “tidak apa-apa, jangan khawatir, aku akan menunggumu”. (Oh So Sweet plus So Sad, aku akan menunggumu!!!)

Ha Ni menunjukan kepada Seung Jo sebuah surat.

Ha Ni : ”Aku meminta perubahan jurusan”

Seung Jo mengambil surat itu : ”Ujiannya sebentar lagi”

Ha Ni : ”hemm, tidak ada waktu yang tersisa, tapi apa yang bisa aku lakukan, kompetisinya sangat ketat”

Seung Jo: ”Melakukannya dengan baik”.Seung Jo menyerahkan kembali suratnya dan beranjak tidur, tapi Ha Ni menahannya.

Ha Ni : ”Bagaimana kau bisa tidur??”

Seung Jo: ”Apa yang kau inginkan?”

Ha Ni : ”kau harus membantuku belajar, memilih pertanyaan yang menurutmu akan keluar dites itu”

Seung Jo : ”Apa yang kau bicarakan?”

Ha Ni : ”Tolong Mr. Baek, aku mohon padamu”. Ha Ni mengedipkan matanya.

Akhirnya Seung Jo membantu Ha Ni belajar.

Seung Jo : ”Untuk memeriksa gizi pasien, kapan waktu yang tepat untuk memeriksa perut pasien?”

Ha Ni : ”4 sampai 5 jam setelah makan”

Seung Jo : ”3 hal untuk mencapai tujuan dan memotivasi orang lain?”

Ha Ni : ” Jadilah rinci. Harus dicapai bahkan sedikit kasar. juga ... untuk diri sendiri”

Seung Jo : “itu benar! Itu harus ditetapkan oleh dirimu sendiri, kau perlu melihat tujuanmu agar lebih termotivasi, bahkan aku yang mengatur tujuanmu”

Ha Ni mengangkat tangannya : “aku punya tujuan!!”

Seung Jo: “apa itu?”

Ha Ni : “Jika aku lulus kali ini, kencan di hari Natal”

Seung Jo : “kencan?”

Ha Ni : “ Kita menikah tanpa kencan, bahkan saat bulan madu juga, Jika aku lulus, ayo pergi kencan”

Seung Jo : “baiklah”

Ha Ni : “Sepanjang hari, penuh”

Seung Jo : “baik”

Ha Ni: “awesome!!”

Ha Ni bertanya kepada Seung Jo, apakah mereka juga harus latihan praktek. Seung Jo bersedia menjadi media latihan Ha Ni melakukan CPR.

Seung Jo berbaring ditempat tidur.

Seung Jo : ”100 tekanan setiap menit, jadi... satu dua tiga (Seung Jo menunjukan cara melakukan tekanan dengan benar)”

Ha Ni bersiap dan berkata ” Baiklah aku mengerti. Pertama cek nafas, ah tidak ada lalu buka sumber nafas, mulut ke mulut”. Ha Ni akan melakukan CPR tapi dia ragu-ragu.

Seung Jo : ” Hei, apa yang kau lakukan? Ini darurat. kau merasakan itu?”

Ha Ni : ” Bukan itu! Apa maksudmu "merasa" itu?”

Seung Jo : ” Cepat, apa berikutnya?”

Kemudian Ha Ni melanjutkan aktivitasnya, dia menekan dada Seung Jo.

Ha Ni : ”oke, Selanjutnya, tekan dada, 30 kali. Satu-dua-tiga-empat-lima.”

Seung Jo : ”hey! Apa kau sedang merawat orang sakit atau orang sehat sekarang?

Ha Ni : ” hah? Aku pikir akan menyakitkan, lebih keras?”

Ha Ni kembali melanjutkan pekerjaannya memompa dada Seung jo. Tiba-tiba Seung Jo memintanya untuk istirahat sebentar. Seung Jo menyuruh Ha Ni mendekat kearahnya dan Seung Jo memeluknya. Ha Ni berkata kalau dia harus belajar. Seung Jo malah bilang kalau ini bagian dari pelajaran juga.

Tiba-tiba pintu terbuka, Eun Jo kaget saat melihat Seung Jo sedang memeluk Ha Ni. Seung Jo dan Ha Ni juga kaget sehingga langsung bangun dari posisi pelukan.

Eun Jo berkata, "Aku hanya ingin menanyakan sesuatu... Hyung, Kakak Ipar Oh Ha Ni. Di kamar sebelah, ada aku yang baru akan menjadi remaja jadi tolong jangan ribut!" Ha Ni dan Seung Jo salah tingkah serta malu berat sama Eun Jo, akhirnya Ha Ni meminta maaf pada Eun Jo.

Hari Ujian tiba, Ha Ni diantar oleh ibu dan Seung Jo. Ibu memberi Ha Ni permen supaya Ha Ni bisa sedikit santai jelang ujian hari ini. Ibu berkata kalau Ha Ni bilang ujiannya terdiri dari dua sesi. Ha Ni mengiyakan dan menjelaskan kalau ujian yang pertama adalah menulis dan yang kedua adalah wawancara.

Ibu meminta Ha Ni untuk tenang, sementara Seung Jo menyuruh Ha Ni cepat karena ujiannya akan dimulai. Ha Ni turun dari mobil setelah mendapat dukungan dan semangat dari Ibu dan Seung Jo.

Ha Ni menjalani ujiannya, nampaknya semua berjalan dengan lancar. Selesai ujian Ha Ni langsung menelepon Min Ah, Ha Ni berkata ” Astaga, bagaimana dia tahu persis apa yang di tanyakan! Aku benar-benar menikah dengan seorang pria yang menakjubkan. Min Ah bagaimana jika aku benar-benar masuk ke dalam program keperawatan ini?!”.

Nama Ha Ni dipanggil untuk ikut tes wawancara. Ha Ni mengakhiri pembicaraanya dengan Min Ah dan berjanji akan menghubunginya lagi. Ha Ni memasuki ruang wawancara.

Ha Ni memperkenalkan dirinya.

Ha Ni : ”annyeong haseo, aku nomer 68, Oh Ha Ni imnida”

Ha Ni duduk dikursi yang telah disediakan, salah satu pewawancara mengenali Ha Ni. Ternyata pewawancara yang mewawancari Ha Ni hari ini adalah pewawancara yang sama yang mewawancarainya saat masuk Parang university.

Pewawancara meminta Ha Ni melakukan CPR pada sebuah manekin manusia. Pewawancara mengingatkan Ha Ni agar melakukannya dengan benar karena jika tidak pasien bisa mati, dalam kehidupan nyata seseorang memberikan CPR kepada orang yang jantungnya sudah berhenti, jika mereka melakukannya dengan tidak benar, maka akan berakhir dipenjara. Ha Ni bertanya apa itu benar. Pewawancara tanya apa yang akan Ha Ni lakukan. Ha Ni menjelaskan ” Jika seseorang dapat hidup atau mati oleh aku yang memberikan CPR ... aku harus mencoba dan berharap mereka akan hidup”. Pewawancara meminta Ha Ni untuk melakukan CPR.

Ha Ni memulai ujiannya, dia mendekatkan telinganya ke wajah pasien. Pewawancara berkomentar yang membuat Ha Ni kaget ” Pertama Kau harus memeriksa untuk melihat apakah mereka sadar!”. Ha Ni terlalu gugup. Ha Ni bertanya kepada pasien apakah dia baik-baik saja, Ha Ni membetulkan posisi kepala pasiennya. Ha Ni mulai memberikan nafas buatan pada pasiennya, saat akan menekan dada pasiennya.

Pewawancara kembali berkomentar ” kau tidak akan melaporkannya?”. Ha Ni menjawab ” Seseorang tolong hubungi 119!”. Pewawancara pasrah akan Ha Ni. Ha Ni mulai memompa dada pasiennya, kemudia dia ingat kata-kata Seung Jo saat Seung Jo jadi media CPR Ha Ni. Pewawancara meminta Ha Ni untuk menghentikannya dan itu sudah cukup.

Pewawancara itu memberi komentar atas pekerjaan Ha Ni, pewawancara berkata kalau Ha Ni terlalu keras menekan dada pasien , hal itu bisa menyebabkan pasien 100% mati karena tulang rusak patah dan menusuh paru-paru mereka, jika ini adalah nyata, maka Ha Ni sudah membunuh seseorang. Pewawancara itu akhirnya membuat keputusan ” Kita tidak bisa memilih seorang pembunuh sebagai perawat”. Ha Ni kecewa mendengarnya.

Ha Ni duduk diruang tamu bersama seluruh anggota keluarga. Dia menceritakan semua yang terjadi saat tes wawancara. Semua merasa kecewa. Eun Jo mengeluarkan suaranya dan berkata ”Apa yang aku katakan? Aku bilang bahwa kakak ipar Oh Ha Ni tidak cocok menjadi perawat!!”.

Ha Ni : ” Itu benar. Aku gugup meskipun itu hanya manekin. Ketika ia mengatakan manekin itu mati, hatiku sakit. Bagaimana bisa aku memperlakukan seseorang seperti itu?”

Ayah Ha Ni : ”Ha Ni-ah, Lalu apa yang akan kau lakukan?”

Ha Ni :”Aku telah melampaui kemampuanku, Ayah. Aku tidak seharusnya membuat keputusan begitu mudah. Oh, aku harus buru-buru dan memilih jurusan. Aku naik ke atas terlebih dahulu”.

Ha Ni naik kekamarnya.

Ibu Seung Jo : ”Tampaknya Ha Ni sangat kecewa

Ayah Seung Jo : ” Dia memiliki nasib yang naas karena bertemu dengan wanita yang mewawancarainya itu”.

Seung Jo menyusul Ha Ni kekamar, dia melihat Ha Ni terduduk lesu dikursi. Lalu Seung Jo duduk disofa didepan kursi Ha Ni.

Seung Jo : ” Apa yang harus dilakukan? Aku kira tidak ada setelah semua ini!”

Ha Ni : ” Tidak ada yang bisa kita lakukan.”

Seung Jo : ” Aku bisa gila, karena aku ingin pergi kencan dengan Oh Ha Ni! Aku tidak bisa membatalkannya karena janji adalah janji. Sebaiknya tidak hanya makan malam bersama?”

Ha Ni seakan tidak percaya : ”Benarkah?”.

Seung Jo menganggukan kepalanya dan tersenyum.

Joon Gu sedang meracik makanan direstoran. Ayah Ha Ni datang menghampirinya.

Ayah Ha Ni : ” Hey! Apa yang kau lakukan di sini? Seorang pria muda sepertimu seharusnya bermain di luar”

Joon Gu : ” Apa yang harus aku lakukan di malam natal ini?”

Ayah Ha Ni : ”ah benar, Christine akan pergi hari ini, kan? Itu benar, Chris berkata dia akan pergi pada Malam Natal. Itu benar. Sungguh, katanya pukul 07:00 naik pesawat. Aku yakin itu! Aigoo! sekarang, dia di bandara”. Joon Gu terdiam lalu menghela nafas.

Ha Ni memilih baju dan tas untuk makan malam bersama Seung Jo. Ha Ni memutuskan memakai mantel coklat dan tas kuning kecoklatan. Dia melihat jamnya dan terkejut karena dia sudah terlambat sehingga dia terburu-buru keluar dari kamar, tapi dia masuk ke kamar lagi karena dia lupa membawa barang-barangnya dan pergi.

Ha Ni pergi naik taxi. Ha Ni melihat jam tangannya, dia meminta supir taxi untuk lebih cepat tapi supir itu bilang dia tidak bisa melakukan itu karena lalu lintas sedang macet. Tiba-tiba ada motor yang tertabrak mobil. Ha Ni kaget melihatnya.

Korban adalah seorang wanita, dia terjatuh dari motornya dan pingsan. Korba dikerubungi (?) orang-orang. Ha Ni menghampirinya untuk memberikan bantuan namun dia ingat kata-kata wanita pewawancara yang bilang bahwa dia bisa membunuh pasien. Ha Ni jadi takut menolong dan menghindar namun hati nuraninya ingin tetap menolong, Ha Ni melihat korban itu dan benar-benar kasihan. Ha Ni mengingat kata-kata Seung Jo ” Tidak ada udara selama 5 menit adalah kerusakan otak dan lebih dari 10 menit adalah kematian. Jika kau salah memindahkan orang sakit dan kerusakan tulang belakang, mereka bisa menjadi lumpuh total.”

Ha Ni berteriak meminta orang-orang untuk menyingkir karena dia ingin menolong korban. Ha Ni memberikan nafas buatan dan terus menekan dada korban. Ha Ni meminta agar orang-orang segera memanggil ambulans tapi orang-orang itu malah kebingungan, akhirnya Ha Ni menunjuk satu orang dan meminta segera di panggilkan ambulan. Ha Ni terus memberikan nafas buatan dan menekan dada korban, akhirnya korban itu sadar juga. Ha Ni merasa lega karena dia berhasil. Orang-orang di TKP berkata ”Dia hidup, dia hidup!!”

Joon Gu pergi ke bandara. Dia mencoba untuk masuk tapi dilarang karena Joon Gu tidak punya tiket.

Akhirnya Joon Gu duduk kursi bandara, dia sedih.

Joon Gu : ” Ada apa denganmu, Bong Joon Gu? Kenapa kau di sini?! Apakah kau gila?”. Joon Gu kesal dengan dirinya sendiri. Lalu dari belakang ada yang memanggilnya ”Mr. Bong!!”. Ternyata itu Christine, dia belum pergi malahan tadi dia duduk tepat dibelakang Joon Gu.

Christine menghampiri Joon Gu. Dia senang sekali.

Christine : ” Aku benar. Jadi aku benar! Aku melihat semuanya. Kau datang ke sini untuk menahanku, kan? Kau berada di sini untuk memberitahu aku agar tidak pergi”

Joon Gu berkilah : ” Aku datang kesini bukan untuk menghentikanmu. Aku datang ke sini untuk mengantarmu”. Christine tersenyum mendengarnya, sementara Joon Gu salah tingkah dibuatnya.

Joon Gu : ” Aku datang ke sini terlambat karena lalu lintas di kereta bawah tanah macet. Bagaimana kau berada di sini dan tidak di dalam? Apakah aku mendapatkan jadwal yang salah?”

Christine : ” Tidak, aku masuk ke dalam dan baru saja kembali keluar. Jika aku masuk, kemudian hatiku (Chris memegang dadanya) ... Aku pikir ini akan sangat menyakitkan disini”

Ayah Ha Ni duduk sendirian di restoran. Ayah menyentuh cetakan tangan dia dan istrinya.

Ayah : ”Malam ini, itu benar-benar hanya aku. Ha Ni pergi menemui suaminya. Jong Gu sepertinya dia pergi ke bandara”. Ayah melihat cetakan tangan itu lagi dan berkata ”merry chrismast” pada istrinya.

Ha Ni berada dirumah sakit, dia menunggui korban kecelakaan tadi. Dokter keluar dari ruang periksa dan menemui Ha Ni. Dokter berkata kalau korban baik-baik saja.

Dokter : ”kau melakukannya dengan baik, apa kau belajar pertolongan pertama?”

Ha Ni : ”aku tidak belajar, aku hanya....”

Dokter : ” Jika kau tidak melakukannya, maka sesuatu yang besar bisa terjadi. Kau menyelamatkan seseorang.”

Ha Ni tersenyum senang mendapat pujian dari dokter, lalu dia sadar dan melihat jam tangannya.

Ha Ni datang ke restoran, dia mencari keberadaan Seung Jo. Seorang pelayan menghampirinya dan berkata kalau jam kerja sudah berakhir. Ha Ni ingin bertanya pada pelayan itu tapi tidak jadi. Ha Ni berjalan keluar dari restoran dengan lesu.

Saat sampai didepan pintu dan pintunya terbuka. Ha Ni terkejut melihat Seung jo ada disitu.

Ha Ni memulai pembicaraan.

Ha Ni : ”ada kecelakaan dijalan”

Seung Jo : ” Jika kau ingin mengirim pesan, kau harus mengirimnya dengan cepat. Aku khawatir sesuatu terjadi. kau baik-baik saja? Apa terjadi masalah besar?”

Ha Ni langsung lari kepelukan Seung Jo.

Ha Ni : ” Aku pikir kau pergi”

Seung Jo dan Ha Ni naik mobil bersama. Dalam perjalanan Ha Ni berkata ” "Aku lapar. Setidaknya ayo pergi ke makan Hamburger di suatu tempat. Ah sudahlah sebaiknya kita pulang saja. Ternyata sulit untuk melakukan satu kali kencan." Seung Jo hanya tersenyum mendengar ucapan Ha Ni.

Joon Gu dan Christine duduk bersama, mereka berdua saling mengungkapkan isi hati masing-masing.

Joon Gu : ” Meskipun aku telah mengatakan sebelumnya. Ha Ni ada di sini. Kalau bukan karena Ha Ni, aku tidak akan ada di sini sekarang. Apakah itu adalah kesetiaan, persahabatan, atau cinta ... Apa pun namanya, Ha Ni telah terpaku di sini. Apa kau mengerti?”

Christine : ”Jadi...”

Joon Gu : ” Jadi ... jadi ... karena itu ... Maksudku, aku tidak bisa menghapusnya. Apa kau baik-baik saja dengan itu?”

Christine : ” Aku tidak menyukainya! Bagaimana bisa aku menyukainya?”

Joon Gu : ”baiklah, aku akan pergi”

Christine : ”baik, aku akan dipaku juga, Jika Ha Ni hanya 1 paku, maka aku akan menjadi 10, 20, 100 paku! Aku akan menjadi paku diseluruh tubuh Mr. Bong!”

Joon Gu : ” Apa kau mencoba membunuhku? Dengan banyak paku seseorang akan mati, tidak hidup! Bahkan 1 ini keras ... ”

Christine : ” Benarkah? Lalu... Oh bunga! Aku akan menutupi kau dengan bunga! Karena aku tidak suka kalau Mr.Bong akan melalui waktu yang sulit”

Joon Gu tertawa : ” Anak ini... Berhentilah dengan analogi seperti itu. Aku membuat kimchi mentimun, kenapa kau tidak datang dan mencobanya? Ayo, mari kita pergi."

Joon Gu mengambil koper Christine. Lalu Christine meraih tangan Joon Gu dan merangkulnya.

Joon Gu : ”Hey? Banyak orang yang melihat”

Christine mencium pipi Joon Gu dan langsung pergi. Lalu Joon Gu pun langsung mengejarnya.

Seung Jo menghentikan mobilnya disebuah taman.

Ha Ni : ” Bukankah mobil tidak diperbolehkan di sini di malam hari?”

Seung Jo : ” Mungkin”

Ha Ni : ” Lalu kenapa kau berhenti? Bagaimana jika kita tertangkap.”

Seung Jo : ” Jangan sampai ketahuan. Bukankah itu menarik melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kita lakukan? Selama kita tidak tertangkap.”

Ha Ni : ” Baek Seung Jo, apa yang terjadi denganmu? Aku tidak tahu, kau sangat keren”

Seung Jo : ” Apa kau baru menyadari bahwa aku ini memang sungguh mempesona. Kau berada dalam masalah besar sekarang, kau benar-benar jatuh dalam pesona Baek Seung Jo”.

Ha Ni tertawa mendengarnya. Seung Jo narsis nih, hahahaha

He Ra sedang jalan-jalan malam, lalu dia masuk kesebuah restoran. He Ra mendapat sebuah telepon.

He Ra : ”Yoboseo?”

Operator : ” Ini adalah layanan panggilan”

Kyung So : ” He Ra !!! ini Kyung So!! Tekan 1, Tekan 1!”. He Ra tertawa mendengar suara Kyung So.

Operator : “Jika Anda ingin melanjutkan, Tekan 1 dan jika tidak silahkan menutup telepon”. He Ra menekan angka 1.

Kyung So : ” He Ra, terima kasih telah menerima panggilan”

He Ra : ” Membuat panggilanku menumpuk”

Kyung So : ” Ah, aku minta maaf. Hanya saja ini Malam Natal. Apa yang kau lakukan? Di mana kau?”

He Ra berbohong : ” Aku keluar dengan teman-temanku. Oh ya, mengapa aku teringat padamu Sunbae? Sungguh, sedikit demi sedikit. Apakah kau makan dengan baik di tentara?”. He Ra bahagia sekali mendapat telepon dari Kyung So.

Keluarga Baek merayakan malam natal bersama di rumah. Sementara itu Eun Jo sudah tertidur duluan.

Ibu : ” Aku pikir tahun ini akan menjadi yang paling sibuk, tapi itu yang paling tenang”

Ayah : ” Aku suka itu. Itu benar Aku bisa menghabiskan waktu denganmu seperti ini. Apakah Eun Jo tidak punya rencana? Kenapa dia tidak pergi keluar? Anyway... Merry Chrismast”

Kembali pada Ha Ni dan Seung Jo.

Seung Jo : ” Kau Sunbae sekarang. Aku masih belum bertemu pasien. Kau sudah menyelamatkan seseorang. Dan membunuh sebuah manekin.”

Ha Ni : ” Sejujurnya, aku merasa aneh. Ini benar-benar berbeda daripada latihan dengan manekin. Aku tidak merasa takut. Aku berpikir aku harus menyelamatkannya. Aku bahkan lupa bahwa aku kencan denganmu. Aku murni ingin masuk ke program keperawatan karena kau. Ini jauh lebih menakjubkan dari apa yang aku pikir. Aku sedang berpikir untuk mendaftar kembali.”

Seung Jo tersenyum : ”aku akan membantumu”

Ha Ni : ” Ini adalah Natal yang keren.”

Seung Jo : ” Ini Natal sepanjang tahun. Jika aku bersamamu. Merry Christmas”

Ha Ni tiba-tiba memeluk Seung Jo dan menciumnya.

Seung Jo : ” Hei, apa jika seseorang melihat kita?”

Ha Ni : ” Siapa yang akan melihat kita”. Ha Ni melanjutkan pekerjaanya mencium Seung Jo. Sementara Seung Jo masih protes ”Hei, laki-laki seharusnya yang melakukan ini duluan. Apakah kau selalu begitu, cepat bergerak?!”

Ha Ni : ” Apa? Apa yang kau katakan?”. Ha Ni kembali melanjutkan aksinya. Seung Jo masih saja protes, hahahaha.

Joon Gu dan Christine bekerja di restoran bersama. Restoran Song Pal Bok sangat ramai hari itu. Joon Gu tersenyum melihat Christine yang sedang sibuk melayani pelanggan.

Min Ah mengadakan launching komiknya dan jua memberikan tanda tangan pada penggemarnya.

Min Ah : ”Ah aku akan menandatangani buku ini atas nama siapa?”

Pria : ”Lee Jin Ki”

Min Ah menatap laki-laki itu dan tersenyum malu-malu. Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan Min Ah menjabat tangan laki-laki itu.

Joo Ri sedang bekerja di salon, lalu ada yang datang dengan menggunakan seragam tentara. Joo Ri terlihat senang dan bergegas menghampiri laki-laki itu. Joo Ri langsung memeluknya dan laki-laki itu membalas pelukan Joo Ri.

Eun Jo berjalan kaki pulang kerumah. Jauh didepan Eun Jo, ada seorang gadis yang sedang memegang surat cinta. Gadis itu langsung berjalan mendekati Eun Jo dan menyodorkan surat cintanya, tapi Eun Jo mengacuhkan dan pergi. (Kakak sama adik sama ajah, awalnya ga mau, tapi ujungnya mau juga, hehehehehe :p)

Lalu Ibu Seung Jo, Ayah Seung Jo dan Ayah Ha Ni berlibur bersama-sama. Mereka berjemur di pantai. Mereka saling oper-mengoper minuman, satu untuk semua.

He Ra datang ke camp wajib militer. Tentara penjaga bertanya ” Apa ini?”. He Ra melirik bawaan yang dibawanya, sepertinya tentara itu mengerti kalau He Ra membawa makanan.

Tentara : ” Untuk apa kesini?”

He Ra : ” Aku di sini untuk mengunjungi tentara Wang Kyung Soo”

Tentara penjaga meminta rekannya untuk membuka gerbang. Semua Tentara terpesona dengan kecantikan He Ra, He Ra pun melambaikan tangannya.

Kembali pada Seung Jo dan Ha Ni yang masih asyik di dalam mobil berciuman. Tiba-tiba Seung Jo berkata, "Sarange........"

2 komentar:

❢WARNING❢ FOR KAWAN ☆DUNIA ♥ T-WEKZ LIB'Z☆

Ber Caz Ciz Cuz lah dengan penuh KESOPANAN

Jangan ada kata PENGHINAAN, PELECEHAN dan SPAMMER

You FOLLOW, I FOLLBACK dan NO LINK AKTIF

Untuk EMO, kawan DuTie tinggal ketik sbb ::     ▸Bingunk     ▸He..86x     ▸Cinta     ▸Hu um     ▸Huhh     ▸Ide     ▸Keren     ▸Malu     ▸Marah     ▸Nangis     ▸Emmm     ▸Yeek     ▸Sedih     ▸Ouw     ▸Whaha

Ω TERIMAKASIH,, ATAS KUNJUNGANNYA KAWAN DUTIE Ω