Ada seorang suami yang sangat cinta sama istrinya. Suami serba hati-hati dalam bersikap dengan istrinya, berbicara dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Seluruh keinginan istrinya dipenuhi atas dasar cinta. Tapi dalam keluarga itu ada hal yang agak aneh, ketika suami berkata A maka istri menjawab B, ketika suami berkata B sang istri menjawab A. Timbulah sang suami mencurigai istrinya bahwa istrinya mengalami gangguan telinga. Dengan gundah gulana sang suami kebingungan ingin mengajak istrinya berobat kedokter takut marah, takut salah paham dan takut menyakiti istrinya. Hari demi hari di lalui dengan tidak ada perubahan, hingga sang suami memutuskan untuk pergi ke dokter sendiri tanpa membawa sang istri. Tibalah di tempat praktek dokter THT. Sang suami duduk berhadapan di meja dokter sembari berkata. “Pak dokter, saya kemari mau konsultasi, akhir-akhir ini istri saya gangguan pendengaran akan tetapi dia tidak bisa ikut kemari karena saya takut nanti dia marah. Apakah pak dokter bisa ngasih obat biar nanti saya belikan”.
Dokter bertanya: ” Kondisi istri bapak saat ini seperti apa?"
”Suami itu menjawab: ”Kalau di lihat dari luar sepertinya sehat2 saja pak”.
“Apakah keluar darah dari telinganya?” Tanya dokter.
“Enggak pak” Jawab sang suami.
“Apakah istri bapak baru kecelakaan atau sakit keras sebelumnya?” Lanjut dokter.
” Enggak juga pak” Sahut suami itu.
Dokter bertanya: ” Kondisi istri bapak saat ini seperti apa?"
”Suami itu menjawab: ”Kalau di lihat dari luar sepertinya sehat2 saja pak”.
“Apakah keluar darah dari telinganya?” Tanya dokter.
“Enggak pak” Jawab sang suami.
“Apakah istri bapak baru kecelakaan atau sakit keras sebelumnya?” Lanjut dokter.
” Enggak juga pak” Sahut suami itu.
Dokter menyimpulkan: ”Maaf pak, saya baru bisa mendiagnosa bila bapak ajak istri anda kemari, biar saya periksa secara langsung”.
Suami itu mulai bingung dan berkata: ”Waduch, sepertinya tidak mungkin pak. Apakah pak dokter gak bisa ngasih obat saja untuk sejenis sakit telinga tanpa harus periksa istri saya langsung?"
”Dokter pun menegaskan” Saya bisa memberi obat kalau tau penyakitnya jenis apa.
Suami itu mulai bingung dan berkata: ”Waduch, sepertinya tidak mungkin pak. Apakah pak dokter gak bisa ngasih obat saja untuk sejenis sakit telinga tanpa harus periksa istri saya langsung?"
”Dokter pun menegaskan” Saya bisa memberi obat kalau tau penyakitnya jenis apa.
Sang suami tambah kebingungan, cari ide lanjut berkata: ”Apakah bisa saya memeriksa istri saya sendiri pak untuk memastikan dia sakit telinga yang seperti apa, biar nanti saya praktekkan dirumah".
”Dokter mulai berfikir dan ngasih solusi sederhana lalu menjelaskan kepada sang suami: ”Baik, saya jelaskan berikut cara memeriksanya. Pertama, coba panggil istri anda dari jarak 10 meter. Jika tidak mendengar, majulah 1 meter dan panggil dari jarak 9 meter. Jika tetap tidak mendengar majulah terus mendekati istri anda sambil memanggil tiap maju 1 meter. Dan jika istri anda mendengar hanya dari jarak 1 meter berarti istri anda benar-benar mengalami sakit telinga.
”Baik pak, akan segera saya praktekkan di rumah”. Sahut sang suami sembari bergegas meninggalkan ruangan dokter.
”Dokter mulai berfikir dan ngasih solusi sederhana lalu menjelaskan kepada sang suami: ”Baik, saya jelaskan berikut cara memeriksanya. Pertama, coba panggil istri anda dari jarak 10 meter. Jika tidak mendengar, majulah 1 meter dan panggil dari jarak 9 meter. Jika tetap tidak mendengar majulah terus mendekati istri anda sambil memanggil tiap maju 1 meter. Dan jika istri anda mendengar hanya dari jarak 1 meter berarti istri anda benar-benar mengalami sakit telinga.
”Baik pak, akan segera saya praktekkan di rumah”. Sahut sang suami sembari bergegas meninggalkan ruangan dokter.
Setiba di rumah suami itu menunggu saat yang tepat untuk mempraktekkan yang di isyaratkan dokter tadi. Takutnya sang istri jadi sakit hati karenanya. Hingga datanglah di pagi hari seusai sarapan, suami itu mulai mempraktekkan. Dia mulai memanggil dari jarak 10 meter: ”Ma… mama..” Panggil suami dengan lembut. Tapi tidak ada jawaban. Melangkah 1 meter kedepan mendekati istrinya: ”Ma.. mama….”. Tetap tidak ada jawaban. Sang suami terus maju 1 meter hingga tinggal jarak 2 meter: ”Maa.. mama…” Nihil, tetap tidak ada jawaban yang keluar dari mulut sang istri. Dengan putus asa suami itu maju hingga jarak 1 meter dengan sang istri “Maa… mama…”. Barulah dari jarak 1 meter itu terdengar jawaban dari istri dengan nada agak marah “Apa sih pa.. dari tadi udah mama jawab "Ya pa.. ya pa.. Tetep aja panggil-panggil terus”. Dan seketika itu keluar keringat dingin dari telapak tangan sang suami. Dia sadar bahwa ternyata yang sakit telinga bukan istrinya. Dia sekarang tau bahwa telinganya sendiri yang perlu diperiksa.
Bagaimana dengan anda? Terkadang kita suka menyalahkan orang, tanpa mau mendengarkan nasihat dari orang lain. Merasa kita benar dan mengindahkan kritikan orang. Semoga cerita ini menjadikan kita dapat memulai belajar untuk lebih peka terhadap kekurangan diri sendiri.
Cobalah untuk saling mendengarkan. cobalah untuk tidak saling memfonis. dan cobalah untuk tidak saling egois.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
❢WARNING❢ FOR KAWAN ☆DUNIA ♥ T-WEKZ LIB'Z☆
✔ Ber Caz Ciz Cuz lah dengan penuh KESOPANAN
✔ Jangan ada kata PENGHINAAN, PELECEHAN dan SPAMMER
✔ You FOLLOW, I FOLLBACK dan NO LINK AKTIF
✔ Untuk EMO, kawan DuTie tinggal ketik sbb :: ▸Bingunk ▸He..86x ▸Cinta ▸Hu um ▸Huhh ▸Ide ▸Keren ▸Malu ▸Marah ▸Nangis ▸Emmm ▸Yeek ▸Sedih ▸Ouw ▸Whaha
Ω TERIMAKASIH,, ATAS KUNJUNGANNYA KAWAN DUTIE Ω